0

Apa sih yang Harus Saya Miliki di Usia 25 Tahun? (Bagian 1)

Published: Saturday, 22 May 2021 Written by Jeffrey Pratama

 

Akhir-akhir ini marak pembahasan di sosial media mengenai apa yang harus kita capai di usia 25 tahun. Bermula dari sebuah konten di twitter yang bertuliskan ‘usia 25 tahun idealnya punya apa?’, lalu meledaklah lini masa media sosial dengan berbagai unggahan para pelakunya. Ada yang berkata di usia tersebut idealnya sudah punya gaji minimal sekian, tabungan minimal sekian, cicilan rumah sudah beres sekian persen, sudah punya mobil pribadi, jabatan minimal anu, dan lain sebagainya.

Sah-sah saja sebenarnya memiliki pandangan seperti itu. Tetapi ada yang menarik. Kebanyakan yang dituliskan itu adalah keinginan yang merupakan hasil akhir dari sebuah proses. Gaji 10 juta atau memiliki jabatan minimal Manager adalah hasil akhir dari sebuah proses menyakitkan yang bernama “meniti karir”. Tabungan 100 juta adalah hasil akhir sebuah proses panjang bernama “ngirit dan nabung”. Punya mobil dan rumah pribadi adalah hasil akhir sebuah proses melelahkan bernama “ngurus KPM dan KPR”.

Orang yang baru mulai meniti karir rata-rata tidak langsung mendapatkan gaji 10 juta di awal karirnya, karena memang standar gaji yang berlaku umum di Indonesia tidak segitu. Memang ada perusahaan yang menawarkan lebih besar untuk posisi-posisi pemula, namun tidak banyak yang begitu. Artinya, orang tersebut harus berjuang untuk bisa naik gaji atau naik pangkat, sebelum bisa posting “saya punya gaji 10 juta”. Menabung 100 juta juga prosesnya tidak mudah. Betapa banyak gawai yang kita ingin beli hanya karena kita melihat teman (atau rival) di sebelah kita juga punya hal yang sama, betapa air liur kita mengalir deras ketika kita melihat sahabat-sahabat kita berlibur di pulau eksotis nun jauh di mata, betapa kita ingin membahagiakan pasangan kita dengan memberikan kejutan kepadanya meski itu menguras seluruh jatah makan kita selama 6 bulan. Hal-hal seperti itulah.

Artinya apa? Artinya adalah, untuk menulis sebuah konten itu mudah, tetapi mencapainya sebuah hal yang berbeda sama sekali. Keinginan-keinginan seperti itu memang asyik untuk ditulis dan dipajang di media sosial. Bahkan ada yang berkata “ini sebagai penyemangat bagi diri sendiri dan orang lain”. Tetapi akan lebih baik (dan menginspirasi) jika kita turut membagikan BAGAIMANA kita dapat mencapai keinginan-keinginan tersebut. Bukan hanya hasil akhir yang ingin kita capai, tetapi bagaimana cara kita mencapainya. Di usia 25 tahun itu (yang banyak dikatakan sebagai usia quarter life crisis), ada beberapa hal yang perlu dimiliki sebelum bisa posting gaji sekian puluh juta tadi. Kita akan membahas hal pertama di artikel kali ini.

 

Mindset.

Mindset adalah pola pikir atau sekumpulan pemikiran kolektif di dalam diri seseorang terhadap sebuah hal tertentu, yang dapat memengaruhi kita dalam bersikap dan berperilaku. Mindset berperan penting dalam kegagalan dan keberhasilan seseorang, karena dari mindset yang benar, maka akan muncul sikap yang benar. Sikap yang benar akan menunjukkan perilaku yang benar. Perilaku yang konsisten ditunjukkan akan menjadi sebuah kebiasaan, dan kebiasaan yang benar akan mengarahkan kita pada hasil yang benar. Kira-kira begitulah.

Nah, di usia 25 tahun, apa mindset yang kita butuhkan untuk bisa sukses?

Pertama, penting untuk memiliki pola pikir pembelajar. Di masa yang banyak disebut sebagai masa dewasa awal ini, penting bagi kita untuk terus mengamati dan belajar dari seluruh hal yang terjadi di sekeliling kita. Salah satu karakteristik pada fase dewasa awal adalah banyaknya terjadi kebingungan, baik yang disadari maupun tidak, terhadap apa yang terjadi di dunia. Jika dulu kita relatif lebih dapat bergantung pada orang lain di masa kecil, sekarang kita dituntut untuk bisa lebih mandiri dari sebelumnya. Jika dulu mungkin ada yang bisa menanggung kesalahan kita, sekarang jika kita tidak tepat mengambil keputusan, konsekuensinya akan semakin besar, baik bagi diri kita sendiri, maupun bagi orang lain. Untuk itulah kita harus terus belajar dan mengembangkan diri, mau terus membenahi diri untuk menjadi yang lebih baik. Mindset ini penting untuk dimiliki.

Kedua, kita perlu memiliki mindset untuk terus menantang diri sendiri. Banyak orang yang ketika sudah mendapatkan pencapaian yang diinginkan, mereka kemudian menjadi jumawa. Mereka puas terhadap pencapaian mereka, dan akhirnya mengendurkan otot, melepas pedal gas, dan akhirnya tertidur di sisi jalan. Sementara itu, para pengendara lainnya terus memacu mobil mereka dan akhirnya berhasil menyalip di trek lurus. Jangan pernah puas terhadap apa yang sudah berhasil di capai. Bersyukur itu wajib, merayakan keberhasilan itu perlu. Tetapi jangan menggunakan pencapaian dan keberhasilan kita sebagai alasan untuk menghentikan langkah kita mencapai yang lebih baik. Jangan membatasi diri untuk hal-hal di masa depan yang lebih baik dari saat ini.

Ketiga, bersabarlah, percayalah pada proses. Generasi sekarang lebih suka hal-hal yang sifatnya instan. Mau jadi terkenal, tinggal buat akun medsos lalu posting hal-hal memancing views seperti ngerjain orang, memberikan hadiah berisi sampah, dan sebagainya. Mau jadi penyanyi sukses, ikut ajang pencarian bakat, yang anehnya mengorbitkan orang yang piawai bernyanyi, namun di saat yang bersamaan juga memberikan panggung untuk orang yang sama sekali tidak bisa bernyanyi. Intinya, rasa instan semakin menguat di era modern ini.

Perlu disadari bahwa sukses yang sejati tidak akan datang dalam sekejab mata. Ada proses yang harus diikuti untuk mencapai sukses yang sebenarnya. Apa yang kita lihat di televisi tidak mewakili apa yang sebenarnya terjadi. Televisi hanya menangkap hasil akhirnya. Kita hanya disajikan tontonan bagaimana Lionel Messi menggocek lawan-lawannya seperti anak kuliahan melawan balita, atau Elon Musk dengan segala kekayaannya berhasil menerbangkan pesawat luar angkasa, atau Mark Zuckerberg yang di usia muda tetapi berhasil menjadi salah satu orang terkaya di muka bumi, dan sebagainya. Yang kita sering tidak tahu adalah proses menuju kesuksesan tersebut ternyata tidak semudah itu. Inilah alasannya mengapa kita harus percaya pada proses, ketimbang hanya melihat hasil. Hasil akhir selalu merupakan akibat langsung dari proses yang terjadi sebelumnya. Jika kita mau hasil yang baik, terima proses pembentukannya, sepahit dan sesakit apapun itu.

 

Guys, usia 25 itu bukan pencapaian. Usia 25 tahun itu adalah bagian dari proses pendewasaan. Garis akhir kehidupan tidak ada seorang manusia pun yang tahu. Jika di usia tersebut kita sudah mencapai hal-hal yang baik, jangan sombong, karena bisa jadi besok lusa semuanya akan diambil dari kita. Sebaliknya, jika pada usia perak itu kita masih susah payah berjuang, jangan menyerah, karena proses masih panjang. Percayalah pada proses dan perjuangan yang kita lakukan. Teruslah belajar dan menantang diri sendiri untuk menjadi lebih baik. Ujung-ujungnya keberhasilan kita akan diukur dari peninggalan apa yang kita berikan untuk generasi berikutnya, menjadi manusia yang dikenang seperti apakah kita saat hidup kita berakhir. Bukan sekedar postingan gaji 10 juta yang kita capai di usia bau kencur ini.

 

 

 

About Jeff:

Jeffrey Pratama adalah seorang praktisi Human Resource yang telah 15 tahun berkarir di beberapa perusahaan terbaik di Industrinya. Selain sebagai seorang Executive Professional, Jeffrey juga merupakan seorang Coach yang tersertifikasi, dengan passion yang mendalam di bidang pengembangan diri dan karir, khususnya bagi anak-anak muda. Penggemar music jazz dan klub sepakbola Manchester United ini juga penikmat setia buku-buku, khususnya yang terkait dengan pengembangan diri dan bisnis

 

 --

 

Jika Anda suka dan merasa mendapatkan manfaat dari konten di blog Dipidiff.com, sekarang Anda bisa mendukung pengembangan blog ini dengan mendonasikan uang mulai dari seribu rupiah atau mempertimbangkan untuk mendukung rutin per bulannya. Terimakasih.

Donasi dapat ditransfer ke:

BCA 740 509 5645

Konfirmasi transfer ke DM Instagram @dipidiffofficial

 

-------------------------------------------------------------------------


 

Dipidiff.com adalah sebuah media edukasi yang menginspirasi melalui beragam topik pengembangan diri, rekomendasi buku-buku, dan gaya hidup yang bervibrasi positif.

Diana Fitri, biasa dipanggil Dipi, adalah seorang ibu yang gemar berkebun, dan rutin berolahraga. Gaya hidup sehat dan bervibrasi positif adalah dua hal yang selalu ia upayakan dalam keseharian. Sambil mengasuh putra satu-satunya, ia juga tetap produktif dan berusaha berkembang secara kognitif, sosial, mental dan spiritual.

Lulusan prodi Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran, Dipi lalu melanjutkan studi ke magister konsentrasi Pemasaran, namun pekerjaannya justru banyak berada di bidang edukasi, di antaranya guru di Sekolah Tunas Unggul, sekolah kandidat untuk International Baccalaureate (IB), dan kepala bagian Kemahasiswaan di Universitas Indonesia Membangun. Setelah resign tahun 2016, Dipi membangun personal brand Dipidiff hingga saat ini.

Sebagai Certified BNSP Public Speaker dan Certified BNSP Trainerserta certified IALC coach, Dipi diundang oleh berbagai komunitas dan Lembaga Pendidikan untuk berbagi topik membaca, menulis, mereviu buku, public speaking, dan pengembangan diri, misalnya di Kementrian Keuangan, Universitas Negeri Semarang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, BREED, Woman Urban Book Club, Lions Clubs, Bandung Independent School, The Lady Book Club, Buku Berjalan.id, SMAN 24 Bandung, SMAN 22 Bandung, dan lain-lain. Dipi juga pemateri rutin di platform edukasi www.cakap.com . Dipi meng-coaching-mentoring beberapa remaja dan dewasa di Growth Tracker Program, ini adalah program pribadi, yang membantu (terutama) remaja dan dewasa muda untuk menemukan passion dan mengeluarkan potensi mereka. 

Berstatus bookblogger, reviu-reviu buku yang ia tulis selalu menempati entry teratas di halaman pertama mesin pencari Google, menyajikan ulasan terbaik untuk ribuan pembaca setia. Saat ini Dipi adalah brand ambassador untuk Periplus Bandung dan berafiliasi dengan Periplus Indonesia di beberapa event literasi. Dipi juga menjadi Official Reviewer untuk Republika Penerbit dan berpartner resmi dengan MCL Publisher. Kolaborasi buku-bukunya, antara lain dengan One Peach Media, Hanum Salsabiela Rais Management, KPG, Penerbit Pop, Penerbit Renebook, dan Penerbit Serambi. Reviu buku Dipi bisa dijumpai di www.dipidiff.com maupun Instagram @dipidiffofficial. Dipi host di program buku di NBS Radio. Dulu sempat menikmati masa dimana menulis drop script acara Indonesia Kemarin di B Radio bersama penyiar kondang Sofia Rubianto (Nata Nadia). Podcast Dipi bisa diakses di Spotify DipidiffTalks.

Let's encourage each other to shape a better future through education and book recommendation.

Contact Dipidiff at DM Instagram @dipidiffofficial

 

 

 

TERBARU - REVIEW BUKU

Review Buku The Quiet Tenant - Clémence …

23-08-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

  National Best Seller One of The Most Anticipated Novels of 2023 GMA Buzz Pick A LibraryReads #1 Pick One of The Washington Post’s Notable Summer Books 2023One of Vogue’s Best Books of 2023One of Goodreads’s Most Anticipated Books...

Read more

Review Buku The Only One Left - Riley Sa…

23-07-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

    Editor's Pick Best Mystery, Thriller & Suspense The Instant New York Times Bestseller Named a summer book to watch by The Washington Post, Boston Globe, USA Today, Oprah, Paste, Country Living, Good Housekeeping, and Nerd Daily Judul...

Read more

Review Buku Helium Mengelilingi Kita - Q…

14-06-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Judul : Helium Mengelilingi Kita Penulis : Qomichi Jenis Buku : Sastra Fiksi, Coming of Age Penerbit : MCL Publisher Tahun Terbit : Maret 2023 Jumlah Halaman :  246 halaman Dimensi Buku : 14 x 20,5...

Read more

TERBARU - REVIEW CAFE & RESTORAN

Kalpa Tree di Ciumbuleuit Bandung (a Sto…

11-08-2022 Dipidiff - avatar Dipidiff

Airy, stylish international restaurant with glass walls, plants & wine, plus a pool & garden.   Baru kemarin, Rabu tanggal 10 Agustus 2022 saya ke Kalpa Tree dalam rangka meeting. Sebenarnya ini...

Read more

Marka Cafe + Kitchen (a Review)

16-10-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Untuk mereka yang biasa ngafe atau duduk-duduk nongkrong sambil menikmati kopi pasti sudah kenal kafe yang satu ini. Saya juga tahu Marka cafe karena diajak partner saya ngobrol-ngobrol tukar pikiran...

Read more

Cafe Nanny's Pavillon (a Review)

27-07-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  "Do what you love, love what you do". Saya masih ingat sekali menggunakan kutipan itu untuk caption instagram saya waktu posting foto Nanny's Pavillon. Tapi benar ya, rasanya hari itu...

Read more

The Warung Kopi by Morning Glory (a Stor…

28-03-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Setengah ga nyangka dan setengah takjub juga begitu nemu kafe asyik kayak begini di wilayah Bandung Timur. Maklum sudah keburu kerekam di memori otak kalau kafe-kafe cozy adanya cuma di...

Read more

TERBARU - PERSONAL GROWTH & DEVELOPMENT

10 Tips Mengatasi Kesepian

05-12-2021 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Apakah kamu akhir-akhir ini merasa kesepian? Rasa sepi ini ga cuma hadir saat sendiri, tapi juga di tengah keramaian, atau bahkan saat bersama orang-orang terdekat. Ada sebuah rasa hampa yang...

Read more

Tentang Caranya Mengelola Waktu

11-08-2021 Jeffrey Pratama - avatar Jeffrey Pratama

  “Seandainya masih ada waktu...” Berani taruhan, diantara kita, pasti pernah berkomentar seperti di atas, atau yang mirip-mirip, minimal sekali seumur hidup. Waktu merupakan satu-satunya sumber daya yang tidak dapat diproduksi ulang. Apa...

Read more

Cara Membuat Perpustakaan Pribadi di Rum…

25-09-2020 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Perpustakaan sendiri punya kenangan yang mendalam di benak saya. Saya yakin teman-teman juga punya memori tersendiri ya tentang library. Baca juga "Arti Perpustakaan Bagi Para Pecinta Buku" Baca juga "Perpustakaan Luar...

Read more

The Five Things Your Website Should Incl…

17-08-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Website dan blog adalah portal wajib perusahaan masa kini. Penyebabnya tentu saja adalah kemajuan teknologi seperti internet dan gadget. Jaman sekarang memiliki bisnis tak harus memiliki bangunan fisik, cukup dengan...

Read more