0

Review Buku Dimensi Langit Manusia - Astrida Hara

Published: Sunday, 11 September 2022 Written by Dipidiff

 

Dimensi, juara favorit Kompetisi Menulis Kwikku Tahun 2020

Setelah direvisi, Dimensi diterbitkan MCL dengan judul Dimensi Langit Manusia

 

Judul : Dimensi Langit Manusia

Penulis : Astrida Hara

Jenis Buku : Fiksi Religi

Penerbit : MCL Publisher

Tahun Terbit : Desember 2021

Jumlah Halaman : 314 halaman

Dimensi Buku : 14 x 20,5 cm

Harga : Rp. 100.000*harga sewaktu-waktu dapat berubah

ISBN : 9786239822392

 

Softcover

Edisi Bahasa Indonesia

Tokopedia MCL Publisher

 

 

 

Sekelumit Tentang Isi

 

Novel ini berkisah tentang perjalanan spiritual seorang wanita dan dua lelaki atas prinsip dan pilihan hidup mereka. Tentang menemukan makna dan kekuatan atas badai hidup yang menempa. Berhasilkah mereka menemukannya? Dan benarkah ada bahagia yang sesungguhnya?

Tavisha menemukan kado yang terlambat ia terima dari Galal, almarhum suaminya, berisi teka-teki; (1) Apa yang paling berharga dari kelahiran, (2) Apa gunanya perban, (3) Ada apa dengan jurang dan pohon angker. *sumber: buku.

Duka dalam yang dialami Tavisha sempat membuatnya terpuruk selama berbulan-bulan, tapi perlahan pesan Galal yang tersirat dalam kado teka-teki merasuk dalam benaknya, membuatnya bertahan dan bangkit berjuang. Perjalanannya menemukan jawaban 3 pertanyaan tersebut membawanya pada kontemplasi menemukan iman dan ketakwaan, juga membuka takdirnya di masa depan.

 

Rekomendasi

Buku ini saya rekomendasikan kepada semua pembaca yang mencari novel fiksi religi yang mengangkat topik perjuangan seorang wanita menjalani hidupnya setelah ditinggal meninggal suami yang dicintainya, juga tentang bangkit dari trauma perceraian, ada isu tentang stigma janda dan isu poligami. Novel ini sangat sarat dengan pesan agama dan wisdom of life, membahas apa itu bahagia dan bagaimana menyembuhkan luka jiwa. Sisi misteri dan romansanya memberikan bumbu asyik pada cerita.

 

 

This Book Review Might Have Spoiler!

 

Tokoh dan Karakter

- Tavisha Gantari
- Alfarezi
- Karin
- Farran
- Galal dharmasena
- Alvan
- Tya
- Ibu
- Bu Jaeliah
 

Tiga tokoh utama dalam cerita dapat dengan mudah saya sukai. Tavi dan Alvan bukan tipe tokoh sempurna sehingga relate dengan cepat ke problematika yang umum ada, mulai dari orangtua tunggal, trauma perceraian, sampai kejatuhan karir hingga ke titik nadir. Tokoh yang sempurna di sini mungkin almarhum Galal kalau menilik dari penggalan-penggalan cerita semasa dia masih hidup. Galal itu dewasa dan bijak. Tavisha sendiri adalah cerminan tokoh yang berusaha bangkit dari keterpurukan dan saya suka melihat perkembangan karakter Tavisha dari awal hingga akhir. Begitupun Alvan yang meski di awal terlihat wise, tapi ternyata di pertemuan keduanya dengan Tavisha, Alvan mengalami trauma perceraian. Di luar tiga tokoh itu, saya suka dengan tokoh Kakak yang bersedia mendampingi masa-masa down Tavisha, yang sabar, sayang, dan terus mengingatkan, yang pandangannya luas dan sholeh.

 

Alur dan Latar

Alur maju dengan flashback ke masa lalu sesekali. Kecepatannya sedang-cepat dengan pov 1 Tavisha.

Latar cerita mengambil lokasi di Jepang, Kanazawa, dan Indonesia. Untuk latar entah mengapa tidak ada satu pun yang berkesan di ingatan saya. Sempat juga terlintas mengapa latar Jepang tidak ditonjolkan oleh Mba Astrid, sesuatu yang menurut saya bakalan menarik dan menjadi pembeda buat bukunya. Dugaan saya itu mungkin karena Mba Astrid sudah pernah menggarap sebuah cerita dengan latar Jepang yang detail, yakni di buku pertamanya yang menjadi bestseller , sehingga di buku kedua ini ingin mencari nuansa yang berbeda. Namun sebagai pembaca yang baru pertama kali membaca karyanya dan tidak tahu menahu dengan buku pertamanya mba Astrid, saya ingin sekali ada elaborasi yang lebih dalam tentang latar ini. Tebakan saya yang lainnya adalah soal ketebalan buku. Dari perbincangan di IGLive bersama mba Astrid dan Ibu Ida (Direktur MCL), naskah DLM yang asli lebih tebal dan dipangkas agar jadi lebih ringan dibaca. Mungkin juga itu sebabnya tidak ada bagian cerita yang mengeksplor Jepang lebih dalam.

Konflik cerita menarik karena seolah ditampilkan berupa misteri surat dari Galal, tapi sebenarnya ini tentang bagaimana kehidupan Tavisha setelah meninggalnya Galal, bagaimana bangkit dan menyembuhkan luka batin, bagaimana cara untuk bisa kembali bahagia. Ini satu konflik yang dalam sih menurut saya.

Kisah Tavisha ber-ending tertutup.

 

Yang menarik dan atau disuka dari Buku ini

Apa kabar pecinta fiksi religi? Sini merapat ke Dimensi Langit Manusia karyanya Astrida Hara, sebuah buku yang merupakan oase tersendiri buat saya yang tbr-nya mayoritas buku-buku modern english version.

Astrida Hara adalah nama pena. Ia mengenyam pendidikan di ITB dan Kanazawa University, sejak kecil ia sudah senang menulis dan berimajinasi. Debut novelnya yang berjudul Sakura Kanazawa (2019) menjadi bestseller dan most recommended di jaringan toko buku Gramedia dan rekanannya. Novel keduanya, Dimensi, memenangi juara favorit Kompetisi Menulis Kwikku Tahun 2020. Setelah direvisi, Dimensi diterbitkan MCL dengan judul Dimensi Langit Manusia.


Novel Dimensi Langit Manusia banyak berbicara tentang emosi, dari duka, perasaan bersalah, ketakutan, ketidakberdayaan, hingga putus asa yang mendalam. Semua emosi itu mewakili kita yang dalam perjalanan menemukan dan merawat keimanan.

Kekuatan novel ini menurut saya terletak pada konsep cerita dengan misteri teka-teki yang membingkai banyaknya pesan agama dan wisdom of life, misalnya bahwa dalam melakukan perubahan cukuplah kita fokus pada hal-hal kecil yang kita kuasai, seperti yang Galal katakan kepada Tavisha bahwa setiap orang itu punya peran, dan hal-hal kecil asal dilakukan sesuai peran dan dilakukan dengan benar, yang kecil tersebut akan jadi besar, dan ujungnya akan bisa membuat sistem jadi benar juga. Jadi tidak usah berpikir rumit dan terlalu jauh. Mulailah dari kegelisahan yang dirasakan di diri sendiri. Rings true ya, karena bukankah segala sesuatu dimulai dari diri sendiri. Umpama kita seorang ibu, cukup jadi ibu yang benar, membesarkan anak yang sehat dan berkarakter positif, atau seorang akuntan, jadi akuntan yang benar, kalau semua orang melakukan perannya dengan baik, akan terbentuk keluarga yang baik, masyarakat yang baik, dan akhirnya negara yang baik.

"Setiap kita punya peran. Hal-hal kecil asal dilakuin sesuai peran dan dilakuin dengan benar, nanti jadi besar, bakal bikin sistem yang benar juga. Gak usah jauh-jauh mikirin harus gimana. Mulai dari kegelisahan yang kamu rasain aja."
Halaman 22

 

Di sini juga ada pesan bahwa ujian kehidupan tidak pernah melebihi kemampuan hambaNya, dan kita yang menjalaninya harus sabar, jalani saja sebaik-baiknya tanpa banyak pertanyaan yang ujungnya malah jadi keluhan dan alasan. Ada renungan tentang hidup Rasulullah yang sejak kecil sudah yatim piatu dan menjalani ujian yang berat. 

"Kebayang gak kalau Lafi masuk SD dia kehilangan kamu dan aku atau ibu? Bisa gak dia tumbuh tanpa ketakutan akan kehilangan?
Aku tak mau membayangkannya.
"Tapi, anak yatim piatu ini, dia punya mental luar biasa dan tumbuh dengan baik. Mau bekerja sedari kecil membawa domba-domba jauh untuk cari makan. Lalu semakin besar belajar berdagang dan semakin andal. Ketika di puncak kebahagiaan memiliki istri cantik, anak banyak, dan berkecukupan, dia tiba-tiba harus kehilangan semuanya karena sebuah tugas dari Tuhan. Istrinya wafat, pamannya yang dia anggap pengganti ayah pun meninggal."
Tentu saja aku tahu siapa yang kakakku bicarakan.
"Menurutmu, apakah Nabi Muhammad berduka mengalami semuanya? Itu belum seberapa. Dia dikucilkan, diperangi, diusir bahkan harus lihat orang-orang yang dikasihi disiksa. Dengan segala ujian berat yang menimpanya, apakah selama hidup Rasul enggak bahagia?"
Aku menegakkan tubuh, mendadak ingin tahu apa jawabannya.
"Menurut kakak sih, kalau kita ada di samping Nabi di jaman itu, kita bisa lihat beliau adalah orang paling bahagia dalam keadaan apa pun."
"Masak?"
Kali ini ia mengangguk tegas. "Mana mungkin orang-orang ingin di dekatnya kalau Nabi tidak bahagia, Tavi?"
Aku tercenung. Apa yang membuat Nabi tetap berbahagia dan positif meski tekanan terus menyerangnya dan ujian silih berganti menghantamnya?"
"Tapi, definisi bahagia beliau, pasti beda sama kita. Karena level iman dan ilmu beliau gak akan terjangkau sama kita. Makanyaa..." Ia menyeruput kopinya, "Kita yang emang masih di level bawah, sabar aja. Jangan buru-buru menyimpulkan. Kita serba terbatas, tapi kita bisa nahan diri buat gak ngeluh terus."
Halaman 46

 

Beberapa isu menarik juga dilontarkan seperti tentang poligami dan stigma janda. Rupanya Mba Astrid memang menjadikan stigma janda untuk topik utama bukunya karena merasa masih sedikit buku yang membahas topik ini dengan gamblang di dalam cerita, padahal stigma janda memang ada di dunia nyata. Label janda dalam lingkungan sosial diasosiasikan dengan banyak hal negatif, mulai dari perempuan penggoda, perempuan nakal, haus kasih sayang, murahan, dan lain sebagainya. Padahal single mom yang hebat itu banyak, yang seperti Tavisha, mereka tidak memilih untuk menjadi janda, tapi takdir menentukan hal berbeda. Sebagai sesama perempuan saya juga risih dengan celotehan dan guyonan tentang janda yang kadang dengan mudah terlontar dalam obrolan. Isu poligami juga selalu menjadi isu yang sensitif kalo menurut saya. Di buku ini ada pernyataan terkait isu tersebut yang sepemahaman dengan perspektif saya. Tapi di luar itu ada satu pertanyaan yang tersisa, Gerakan Menghidupkan Poligami itu benar ada atau tidak ya di dunia nyata? Dari beberapa sumber yang saya dapatkan lewat googling, di tahun 2021 memang ada marak gerakan poligami dengan alasan menghidupkan sunnah nabi. Tapi gerakan ini dinyatakan cacat nalar.

"Tya!" Suaraku dingin dan menegas. "Aku gak inget pernah minta kamu urus campur urusan pribadiku."
"Ma... maaffff Taviii.. Aku cuma berusaha bantu."
"Tapi, aku gak pernah minta! Dan kamu udah ngelakuin ini sejak lama. Ngejodoh-jodohin aku dengan orang tua murid yang dudalah, dengan kenalan kamulah. Aku sudah bilang 'stop' bukan? Aku selama ini udah bicara baik-baik dan kita tetap berhubungan karena Lafi senang main sama Lili. Lili juga senagn kan punya temen walau gak bisa banyak main keluar. Tapi sekarang? Kamu kok bisa lancang ngasih nomorku ke orang lain tanpa izin aku?"
"Tavi, Sayang, aku cuma pengen kebaikan buat kamu."
"Kebaikan menurut kamu atau aku?" Suaraku meninggi, tak bisa menahan marah lagi. "Aku merasa baik-baik aja kok selama ini. Kenapa sih, kamu segininya? Ga nyaman ya, ada janda sebagai tetangga?"
"Tavi!"
"STOP. ikut. campur. urusan. pribadi. aku. Tya. Ini. peringatan. terakhir. dari. aku." Aku sengaja mengeja per kata yang kukatakan untuk menegaskan betapa seriusnya aku. "Wassalamu'alaikum." Kututup telepon kami secara sepihak.
Gerakan Menghidupkan Poligami namanya, yang sedang digalakkan oleh Bu Jaeliah. Itu yang kudapatkan dari hasil risetku ketika Tya menyinggung beberapa waktu lalu. Gerakan yang sesungguhnya bisa mulia jika dilakukan dengan bijak dan bukan dalih mengumbar nafsu. Yang kutahu ketika mempelajarinya, membantu para janda beranak adalah visi yang dibawa mereka. Namun, tidak ada kejelasan hasil gerakan tersebut. Berapa yang berhasil, berapa yang malah membawa masalah keluarga? Dalam jangka panjang, apakah anak-anak mereka tumbuh dengan baik? Lagi pula, aku tidak mengerti, apakah seorang janda identik dengan tidak bisa menghidupi sendiri dan anak-anaknya? Atau jikapun memang banyak yang membutuhkan bantuan, apakah menikahi mereka menjadi satu-satunya jalan keluar?
Poligami. Ayolah. Aku tidak membenci ide poligami karena agama yang kupercayai memang tidak melarangnya. Namun, aku yakin jika aturan itu berasal dari Tuhan, artinya poligami adalah solusi atau jalan keluar. Sementara hal paling mengganggu untukku adalah ketika gerakan yang dikoordinasi Bu Jaeliah ini seolah menjual surga dengan murah.
Surga dijamin hanya dengan menerima suami berpoligami? Um. Kurasa tidak ada yang semudah jika melakukan A maka mendapatkan B. Prediksiku, mengejar kebahagiaan rumah tangga mereka yang berpoligami, usahanya pasti berkali-kali lipat lebih susah. Selain adaptasi dua orang dan dua keluarga, ditambah harus mengenal segala baik-buruk istri kedua, ketiga, atau keempat, beserta seluruh anak mereka dan keluarga besarnya. Betapa harus lapang hati, pikiran, dan komunikasi orang-orang yang berada di lingkaran dalamnya, Aku tidak percaya hal serumit ini pantas dijadikan gerakan massal tanpa tanggung jawab yang jelas. Jika pun ada yang memilih melakukannya, poligami pasti merupakan jalan yang sangat personal, bukan sekadar senang-senang.
Halaman 82
 
"Kamu nikah lagi aja. Mumpung masih muda."
Aku tersenyum masam. Akhir-akhir ini ibu mulai sering mengutarakan ide itu.
...
"Ibu lihat tatapan orang-orang ke kamu waktu di pesta ulang tahun temennya Lafi! Mereka sama, tahu gak, kayak orang-orang ke Ibu waktu dulu! Ibu langsung tahu, Tavi, apa yang ada di pikiran mereka." Suaranya kini meninggi dan serak. "Mereka tuh jengah sama kehadiran kamu! Khawatir suami-suami mereka bakal kegoda sama kamu! Ibu gak ridho kamu digituin! Kamu gak boleh menjanda seumur hidup!"
Aku seketika membisu, tertegun menyadari apa yang membuatnya rusuh. Beginikah hati seorang ibu? Penderitaan yang ia sanggup pikul, tak boleh jika menimpa anaknya.
Ibu tidak mengada-ngada, aku juga tahu. Sejak Galal meninggal, terkadang tatapan yang kudapat dari sekelilingku terasa berbeda. Ketidaknyamanan itu semakin menguat jika aku berbincang seru dengan lelaki beristri. Jikapun ada orang-orang yang tidak memandangku dengan curiga, itu tidak lebih baik. Karena sorot mata mereka mengasihani, seperti ingin menangis menerka nasibku dan Lafi. Kalau kuingat, hanya Alvan satu-satunya manusia yang tahu kisahku, tapi tidak menatap berbeda.
...
Siapa sangka, meski dunia semakin modern pikiran manusia tetap bertahan di zaman purba. Stigma sosial tak pernah lapuk di makan usia. Sebuah jalan takdir, bisa membuat seseorang tak lagi diterima di manapun. Menjadi janda muda, apa seorang Tavisha kini jadi akar kecemburuan rumah tangga lain? 
Aku menghela napas. Andai mereka tahu. Kalau bisa, aku tak akan pernah memilih takdir ini. Tak ada yang suka menjadi berbeda. Apalagi ketika berada di sisi yang dianggap negatif. Apakah mereka tahu? Kalau bisa, aku tidak akan pernah memilih untuk kehilangan seorang Galal.
Halaman 86

 

Bagian lain dalam novel yang saya rasakan sebagai sentilan yang kuat adalah tentang betapa mudahnya kita (secara sadar atau tak sadar) memberikan penilaian pada orang lain. Thought provoking. Di dalam cerita ada adegan dimana Alvan mengungkapkan kondisi pernikahannya yang kini berpisah, lalu Tavisha mengomentari dengan pertanyaan tidak bisakah Alvan rujuk saja. Dari situ Alvan merespon dengan tertawa getir dan menimpali bahwa setelah kalimat itu pasti Tavisha akan bilang kalau dia dan mantan istri kurang sabar, lalu harusnya memikirkan anak, dan lain-lain, yang menurut Alvan sangat melelahkan karena memangnya ada yang dengan mudah memutuskan bercerai tanpa berusaha mempertahankan pernikahan lebih dulu. Di titik ini Lavisha tersadar bahwa dengan mudah dia bisa terperosok dengan yang namanya penilaian. Dan saya jadi sadar juga bahwa ada banyak momen yang sebenarnya memberikan peluang terjadi hal yang serupa pada diri saya sendiri. Judging is an easy thing, sedangkan situasi kehidupan sebenarnya sangat kompleks. Jauh lebih bijak mengetahui beragam sudut pandang terhadap satu hal baru kemudian memutuskan penilaian, itupun kalo kita diminta atau punya hak untuk menilai.

Berbagai skenario lantas muncul di kepalaku. "Gak bisa kamu balikan aja?"
Ia menoleh kepadaku, dan tertawa getir. "Kalian kuragn sabar. Perbedaan itu biasa. Pikirin anak kalian. Kamu mau nambahin itu setelah nyuruh balikan?"
Lagi-lagi aku merasa dilempar batu.
"Memang ada yang semudah itu memutuskan bercerai tanpa berusaha terlebih dulu?" gumam Alvan seperti lelah.
Payah. Ternyata aku tak ada bedanya dengan orang-orang yang memandangku dengan tatapan curiga, mengasihani, atau basa-basi menyuruhku menikah lagi. Isi kepalaku ternyatasama saja dengan mereka. Langsung mengeluarkan pertanyaan basa-basi tak perlu yang tidak disaring terlebih dahulu kepada orang lain. Aku baru saja memasukkan ALvan dalam sebuah kategori berjudul "penikahan gagal", dan membuatnya bosan dengan pertanyaan standar.
"Aku orang keberapa yang ngusulin itu?" Kuakui telah terjebak oleh bias yang sama, seperti yang orang-orang sandangkan kepadaku. Semudah ini memang manusia melepaskan pendapat dan meyakini pendapatnya tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu apa yang orang lain telah lalui. Aku paling tahu tidak enaknya dipandang sebagai 'tersangka'. Tapi, aku baru melakukannya dengan mudah kepada Alvan.
"Orang ke-1500," jawabnya, membuatku lega. Akhirnya, selera humornya kembali.
"Maaf..." tambahku demikian.
Alvan menggeleng, menepis permintaan maafku. "It's just... udah default-nya manusia kayak gitu. Berpikir bahwa hal yang baik harus yang sesuai keinginan. Padahal gak selalu kayak gitu kan? Obat itu pahit, tapi dia baik untuk kita kalau kita lagi sakit. Manusia cenderung ingin semua hal dalam standar yang sama untuk dikatakan baik-baik saja. Padahal, siapa yang netapin standar itu?"
Halaman 95

 

Menilai dalam dan banyaknya poin kontemplasi yang dikandung, saya berharap novel ini bisa lebih pelan alurnya agar lebih merasuk, dan terus terang banyaknya poin kontemplasi ini memang membuat cerita jadi too much, paling tidak saya ada satu momen yang merasa lelah karena pesan-pesan ini seolah tanpa jeda. Meskipun demikian, saya suka bagaimana pesan-pesan yang tersampaikan tidak terasa menggurui. Bagian lain yang saya suka juga adalah plotnya yang berlayer, menipu saya beberapa kali karena menebak sudah tiba di akhir cerita tapi ternyata tidak. Endingnya tertutup untuk konflik utama tapi dengan cerdasnya diakhiri dengan sebuah pertanyaan yang bikin penasaran. Pertanyaan yang sampai sekarang saya belum tahu jawabannya :D

 

Dimensi Langit Manusia adalah sebuah novel yang menitipkan sebuah pertanyaan "bagaimana cara menyembuhkan luka jiwa", untuk tahu jawabannya teman-teman harus baca novelnya sendiri tentunya, dan apapun konklusi yang nantinya teman-teman dapatkan, yang pasti saya suka sekali dengan satu dialog di dalam cerita Tavisha, yaitu, 
 
"... dalam konteks luka jiwa, bisa jadi keyakinan kita terhadap Tuhan memang menjadi 'perban' yang memberi harapan luka jiwa sembuh." Ia terdiam, kedua matanya menerawang. "Untuk hal-hal yang terlalu menyakitkan, tapi gak bisa dijangkau, mengakui ada kekuatan lebih besar dengan sifat Pemelihara Terbaik, mungkin adalah obat terbaik..."
Halaman 145
 
Manusia hakikatnya adalah makhluk lemah dan butuh pertolongan Allah SWT. Mendekatkan diri pada Allah SWT dan menyerahkan diri pada penjagaanNya menurut saya adalah yang jalan yang tepat.
 
Jadi apa itu bahagia? Bahagia menurut Dimensi Langit Manusia bukan berarti mendapatkan semua yang kita inginkan, maka tafsir sakinah itu adalah keadaan yang tenteram setelah bergejolak sebelumnya. Bahagia itu state. Keadaan. Ketika perasaan merasa tenang, tercukupi, tenteram, itulah bahagia. Jadi, bahagia bukan sekadar satu momen saat merasa senang. Karena perasaan senang itu sementara. Dan yang terpenting adalah membangun rasa syukur di setiap detik kehidupan yang dijalani dan mengupayakan sebaik mungkin dari sisi kita sebagai manusia.
 
"Apa bahagia adalah ngedapetin semua yang kita inginkan?" Kakak lanjut bertanya.
Aku merenung. Mungkin tidak. Saat kehilangan Galal, aku kehilangan pasangan, sahabat, guru, penopang, ayah dari anakku, bahkan teman saat liburan. Kukira kebahagiaanku lenyap seluruhnya. Setahun pertama, adalah yang terburuk. Aku kerap kali bertengkar dengan Ibu, mengacuhkan Lafi, dan menjauh dari teman-teman. Setelah mendapatkan pekerjaan, perlahan semua kembali berjalan normal. Lima tahun kemudian, di sinilah aku berdiri sekarang. Sedih? Masih. Bahagia? Entahlah. Aku telah mandiri dengan pekerjaanku. Lafi tumbuh jadi anak baik, Ibu dan Kakak mendukungku untuk setiap kesempatan. Hidupku berbeda dengan sewaktu bersama Galal, tapi aku baik-baik saja. Apakah baik-baik saja berarti bahagia?"
"Jadi kalau menurut Kakak, bahagia itu apa?"
"Hmm... apa ya? Kalau ngambil contoh tadi, tafsir sakinah itu adalah: keadaan yang tenteram setelah bergejolak sebelumnya." Jadi mungkiiin... bahagia itu state. Keadaan. Ketika perasaan merasa tenang, tercukupi, tenteram, itulah bahagia. Jadi, bahagia bbukan sekadar satu momen saat merasa senang. Karena perasaan senang itu sementara."
"Nah, Kakak bahagia saat ini." Senyumnya tulus terkembang. "Bisa makan roti selai dari Amerika yang dibikinin ibu, bisa duduk santai di bawah atap rumah sendiri, bisa main sama anak pinter kayak Lafi, bisa ngobrol sama kamu yang enggak nangis lagi..."
Aku tiba-tiba merasa malu.
Halaman 165
 

Siapa Astrida Hara

Astrida Hara adalah nama pena. Meski menyukai sains dan mengenyam pendidikan di Institute Teknologi Bandung dan Kanazawa University, sejak kecil Astrida sudah senang menulis dan berimajinasi. Puisi-puisinya pernah dimuat di koran Pikiran Rakyat Kecil (Percil). Debut novelnya adalah Sakura Kanazawa (2019), terbitan Bhuana Ilmu Populer. Sebulan terbit, Sakura Kanazawa menjadi Best Seller dan Most Recommended di jaringan toko buku Gramedia dan rekanannya. Novel keduanya berjudul Dimensi, memenangi juara favorit Kompetisi Menulis Kwikku Tahun 2020 dari 7000-an naskah - dengan dewan juri A. Fuadi, Dee Lestari, Faradita, Luluk HF, dan Bayu Permana. Setelah direvisi, Dimensi diterbitkan MCL Publisher dengan judul Dimensi Langit Manusia.

 

 

----------------------------

 

 

Jika Anda suka dan merasa mendapatkan manfaat dari konten di blog Dipidiff.com, sekarang Anda bisa mendukung pengembangan blog ini dengan mendonasikan uang mulai dari seribu rupiah atau mempertimbangkan untuk mendukung rutin per bulannya. Terimakasih.

Donasi dapat ditransfer ke:

BCA 740 509 5645

Konfirmasi transfer ke DM Instagram @dipidiffofficial

 

-------------------------------------------------------------------------


 

Dipidiff.com adalah sebuah media edukasi yang menginspirasi melalui beragam topik pengembangan diri, rekomendasi buku-buku, dan gaya hidup yang bervibrasi positif.

Diana Fitri, biasa dipanggil Dipi, adalah seorang ibu yang gemar berkebun, dan rutin berolahraga. Gaya hidup sehat dan bervibrasi positif adalah dua hal yang selalu ia upayakan dalam keseharian. Sambil mengasuh putra satu-satunya, ia juga tetap produktif dan berusaha berkembang secara kognitif, sosial, mental dan spiritual.

Lulusan prodi Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran, Dipi lalu melanjutkan studi ke magister konsentrasi Pemasaran, namun pekerjaannya justru banyak berada di bidang edukasi, di antaranya guru di Sekolah Tunas Unggul, sekolah kandidat untuk International Baccalaureate (IB), dan kepala bagian Kemahasiswaan di Universitas Indonesia Membangun. Setelah resign tahun 2016, Dipi membangun personal brand Dipidiff hingga saat ini.

Sebagai Certified BNSP Public Speaker dan Certified BNSP Trainerserta certified IALC coach, Dipi diundang oleh berbagai komunitas dan Lembaga Pendidikan untuk berbagi topik membaca, menulis, mereviu buku, public speaking, dan pengembangan diri, misalnya di Kementrian Keuangan, Universitas Negeri Semarang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, BREED, Woman Urban Book Club, Lions Clubs, Bandung Independent School, The Lady Book Club, Buku Berjalan.id, SMAN 24 Bandung, SMAN 22 Bandung, dan lain-lain. Dipi juga pemateri rutin di platform edukasi www.cakap.com . Dipi meng-coaching-mentoring beberapa remaja dan dewasa di Growth Tracker Program, ini adalah program pribadi, yang membantu (terutama) remaja dan dewasa muda untuk menemukan passion dan mengeluarkan potensi mereka. 

Berstatus bookblogger, reviu-reviu buku yang ia tulis selalu menempati entry teratas di halaman pertama mesin pencari Google, menyajikan ulasan terbaik untuk ribuan pembaca setia. Saat ini Dipi adalah brand ambassador untuk Periplus Bandung dan berafiliasi dengan Periplus Indonesia di beberapa event literasi. Dipi juga menjadi Official Reviewer untuk Republika Penerbit dan berpartner resmi dengan MCL Publisher. Kolaborasi buku-bukunya, antara lain dengan One Peach Media, Hanum Salsabiela Rais Management, KPG, Penerbit Pop, Penerbit Renebook, dan Penerbit Serambi. Reviu buku Dipi bisa dijumpai di www.dipidiff.com maupun Instagram @dipidiffofficial. Dipi host di program buku di NBS Radio. Dulu sempat menikmati masa dimana menulis drop script acara Indonesia Kemarin di B Radio bersama penyiar kondang Sofia Rubianto (Nata Nadia). Podcast Dipi bisa diakses di Spotify DipidiffTalks.

Let's encourage each other to shape a better future through education and book recommendation.

Contact Dipidiff at DM Instagram @dipidiffofficial

 

 

 

TERBARU - REVIEW BUKU

Review Buku Fourth Wing - Rebecca Yarros

14-09-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

  An Instant New York Times BestsellerA Goodreads Most Anticipated Book Judul : Fourth Wing (The Empyrean, 1) Penulis : Rebecca Yarros Jenis Buku : Epic Fantasy, Romantic Fantasy, Sword & Sorcery Fantasy Penerbit : Piatkus, an...

Read more

Review Buku The Quiet Tenant - Clémence …

23-08-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

  National Best Seller One of The Most Anticipated Novels of 2023 GMA Buzz Pick A LibraryReads #1 Pick One of The Washington Post’s Notable Summer Books 2023One of Vogue’s Best Books of 2023One of Goodreads’s Most Anticipated Books...

Read more

Review Buku The Only One Left - Riley Sa…

23-07-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

    Editor's Pick Best Mystery, Thriller & Suspense The Instant New York Times Bestseller Named a summer book to watch by The Washington Post, Boston Globe, USA Today, Oprah, Paste, Country Living, Good Housekeeping, and Nerd Daily Judul...

Read more

Review Buku Helium Mengelilingi Kita - Q…

14-06-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Judul : Helium Mengelilingi Kita Penulis : Qomichi Jenis Buku : Sastra Fiksi, Coming of Age Penerbit : MCL Publisher Tahun Terbit : Maret 2023 Jumlah Halaman :  246 halaman Dimensi Buku : 14 x 20,5...

Read more

TERBARU - REVIEW CAFE & RESTORAN

Starbucks Jatinangor (a Story)

25-09-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Teman-teman sering menghabiskan waktu di Starbucks? Saya tidak. Alasan utama saya tidak sering ke Starbucks karena cafe kopi yang satu ini memang tidak ada di wilayah sekitar rumah saya. Tapi sekarang...

Read more

Kalpa Tree di Ciumbuleuit Bandung (a Sto…

11-08-2022 Dipidiff - avatar Dipidiff

Airy, stylish international restaurant with glass walls, plants & wine, plus a pool & garden.   Baru kemarin, Rabu tanggal 10 Agustus 2022 saya ke Kalpa Tree dalam rangka meeting. Sebenarnya ini...

Read more

Marka Cafe + Kitchen (a Review)

16-10-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Untuk mereka yang biasa ngafe atau duduk-duduk nongkrong sambil menikmati kopi pasti sudah kenal kafe yang satu ini. Saya juga tahu Marka cafe karena diajak partner saya ngobrol-ngobrol tukar pikiran...

Read more

Cafe Nanny's Pavillon (a Review)

27-07-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  "Do what you love, love what you do". Saya masih ingat sekali menggunakan kutipan itu untuk caption instagram saya waktu posting foto Nanny's Pavillon. Tapi benar ya, rasanya hari itu...

Read more

The Warung Kopi by Morning Glory (a Stor…

28-03-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Setengah ga nyangka dan setengah takjub juga begitu nemu kafe asyik kayak begini di wilayah Bandung Timur. Maklum sudah keburu kerekam di memori otak kalau kafe-kafe cozy adanya cuma di...

Read more

TERBARU - PERSONAL GROWTH & DEVELOPMENT

10 Tips Mengatasi Kesepian

05-12-2021 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Apakah kamu akhir-akhir ini merasa kesepian? Rasa sepi ini ga cuma hadir saat sendiri, tapi juga di tengah keramaian, atau bahkan saat bersama orang-orang terdekat. Ada sebuah rasa hampa yang...

Read more

Tentang Caranya Mengelola Waktu

11-08-2021 Jeffrey Pratama - avatar Jeffrey Pratama

  “Seandainya masih ada waktu...” Berani taruhan, diantara kita, pasti pernah berkomentar seperti di atas, atau yang mirip-mirip, minimal sekali seumur hidup. Waktu merupakan satu-satunya sumber daya yang tidak dapat diproduksi ulang. Apa...

Read more

Cara Membuat Perpustakaan Pribadi di Rum…

25-09-2020 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Perpustakaan sendiri punya kenangan yang mendalam di benak saya. Saya yakin teman-teman juga punya memori tersendiri ya tentang library. Baca juga "Arti Perpustakaan Bagi Para Pecinta Buku" Baca juga "Perpustakaan Luar...

Read more

The Five Things Your Website Should Incl…

17-08-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Website dan blog adalah portal wajib perusahaan masa kini. Penyebabnya tentu saja adalah kemajuan teknologi seperti internet dan gadget. Jaman sekarang memiliki bisnis tak harus memiliki bangunan fisik, cukup dengan...

Read more