Review Buku How To See - Thich Nhat Hanh
Judul : How To See
Penulis : Thich Nhat Hanh
Jenis Buku : Self Improvement
Penerbit : Ebury Publishing
Tahun Terbit : Juli 2019
Jumlah Halaman : 128 halaman
Dimensi Buku : 11.00 x 15.60 x 0.70 cm
Harga : Rp. 94.000*harga sewaktu-waktu dapat berubah
ISBN : 9781846046100
Paperback
Edisi Bahasa Inggris
Available at PERIPLUS BANDUNG Bookstore (ig @Periplus_setiabudhi, @Periplus_husein1 , @Periplus_husein2) dan
PERIPLUS YOGYA (ig @periplus-malioboro, @periplus_hartonomall, @periplus_bandara_adisucipto_periplusbas3)
Sekelumit Tentang Isi
How To See adalah sebuah buku yang mengajak kita untuk melihat kesalahan persepsi yang sering kita alami. Buku ini juga membahas cara bagaimana kita bisa mendapatkan wawasan dan bagaimana praktik mindfulness dapat membantu kita untuk melihat diri kita yang sebenarnya. Thich Nhat Hanh memberikan kejelasan, belas kasih, dan humor khasnya dalam menunjukkan kepada kita cara mencapai kesadaran diri (mindfulness) dan cara agar bisa lebih santai menyikapi kehidupan yang penuh tekanan, sehingga kita dapat memahami diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita. How To See adalah buku saku tentang kebijaksanaan dalam hidup yang sempurna, yang ditulis oleh seorang guru Zen paling terkenal di dunia, yang dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian.
Yuk kita intip daftar isinya
Contents
Notes on Seeing
Practices for Looking Deeply
Seputar Fisik Buku dan Disainnya
Fisik buku ini mungil, serupa dengan seri vintage Money karya Yuval Noah Harari yang beberapa waktu lalu saya review. Jumlah halamannya hanya 125 halaman saja. Disain covernya simple, sesederhana ilustrasi yang ada di dalam bukunya yang berwarna hitam putih.
Opini - Yang menarik dan atau disuka dari Buku ini
Bagi saya tulisan yang ada di bawah judul chapter sangat mewakili tulisan-tulisan yang ada di chapter Notes on Seing, dan juga membawa pemahaman pada saya yang baru pertama kali membaca karya Thich Nhat Hanh, bahwa tulisan-tulisan guru Zen yang satu ini memang mengandung kebijaksanaan hidup dengan pola pikir yang dalam.
Notes on Seing
If you are a poet, you will see clearly that there is a cloud floating in this sheet of paper. Without the cloud there can be no rain, without water, the trees cannot grow, and without trees, you cannot make paper. So the cloud is in here. The existence of this page is dependent upon the existance of a cloud. Paper and cloud are so close.
Tulisan-tulisan dalam Chapter Notes on Seing, sesuai judulnya memang berisikan catatan-catatan bagaimana kita seharusnya melihat kehidupan ini. Banyak sekali topik persepsi yang diangkat di chapter ini. Misalnya,
River of Perceptions
In each of us there is a river of perceptions. Perceptions arise, stay for a period of time, and cease to be. When our mind is not calm, we do not see clearly. Like the surface of a lake on a windy day, the image we see is distorted. Our perceptions are often erroneous, and cause us to suffer and cause others to suffer. It is very helpful to look deeply into the nature of our perceptions, without being too sure of anything. When we are too sure, we suffer. When we ask ourselves, “Are you sure?” we have a chance to look again and see if our perception is correct or not.
Page 10
Saya juga menyukai kisah-kisah yang disampaikan Thich Nhat Hanh. Kisah-kisah ini inspiratif, punya makna, dan berhasil membuat saya merenungkan lebih dalam tentang topik yang bersangkutan. Misalnya kisah tali yang disangka ular oleh seseorang ketika melihatnya sekilas di malam hari. Persepsinya itu membuat ia sangat ketakutan, bahkan memanggil teman-temannya untuk melihat ular tersebut. Di sini kita diajak untuk menelaah kembali akibat dari sebuah persepsi yang salah, yang kesimpulannya diambil terlalu cepat dan seperti apa akibat dari persepsi yang salah tersebut.
The Snake
Imagine you are walking in the twilight and you see a snake. You scream and run into the house t get your friends, and all of you rush outside with a flashlight. But when you shine your light on the snake, you discover it isn't a snake at all. It's just a piece of rope. Mistaking the rope for a snake is a wrong perception. Mindfulness helps us avoid being caught by our wrong perceptions.
Page 12
Berikutnya di Chapter Notes on Seeing, selain banyak tulisan tentang persepsi, beberapa juga mengangkat topik kesadaran penuh atau mindfulness. Thich Nhat Hanh ingin menyampaikan bahwa sebuah persepsi seringkali bias dan karenanya keragu-raguan justru menjadi dasar yang baik karena dari sanalah kita kerap bertanya dan mencari tahu lebih giat tentang kebenaran yang sejati.
Confusing Signs with Reality
It is very easy to confuse our mental image of something with its reality. The process of mistaking our perceptions for reality is so subtle that it is very difficult to know that it is going on. Practicing mindfulness is the way we can avoid this confusion.
Mindfulness and Concentration
Mindfulness is the capacity of being aware. It is a nonjudgemental awareness of all that is happening inside us and around us. It helps us be fully present in the here and now. Which is the foundation of happiness. With mindfulness we can enjoy the present moment, the only moment of life available to us. Mindfulness increases concentration, which allows us to see things more deeply and clearly, and we stop being victims of wrong perceptions. We create less suffering for ourselbes and for other people. We begin to taste the joy of living and know how to help others to enjoy their daily lives, too. We cannot force people to practice mindfulness, but if we practice mindfulness ourselves and become happier people, we can inspire others to practice.
Page 32
Tulisan-tulisannya terasa sekali hikmah dan kebijaksanaannya. Misalnya,
Let Others be Your Mirror
Our familiy members and friends are like mirross. Practicing with humility and openness we can make great progress by making use of the mirrors that are held up to us. In confronting our weaknesses and finding ways to overcome them, we will feel light. ....
Page 54
Thich Nhat Hanh adalah tokoh perdamaian dunia yang telah berkeliling dunia untuk menyebarkan pesan ini. Di buku How To See kita akan bertemu dengan tulisan-tulisan yang selaras dengan pesan tersebut. Ada topik tentang non diskriminasi dan tentang musuh yang dalam ajaran Nhat Hanh sebenarnya tak ada karena mereka yang menyakiti kita pun adalah korban dari persepsi mereka yang salah, dari penderitaan mereka, dari amarah mereka, dan dari banyaknya problema yang mereka hadapi. Dengan mengetahui penderitaan musuh kita, maka muncullah pemahaman, keinginan untuk memaafkan, dan perdamaian. Misalnya,
The Wisdom of Nondiscrimination
We normally have a dualistic way of looking at the world. We categorize things as good or bad, right or wrong. The wisdom of nondiscrimination is an understanding of the deeper nondualistic nature of things. This way of seeing goes beyond concepts. ...
Page 84
No Enemies
When we have been a victim of injustice, we need to look deeply into the ones who habe made us suffer to see that they too are victims – of their own suffering, delusion, anger, and fear. We should also look deeply to see how our own beliefs, words, or actions may have contributed to the perceptions others have of us, and to their anger or fear. This kind of understanding brings about transformation. We see the other no longer as our enemy, but as someone who need help. ...
Page 88
Tulisan Embracing Each Other dan beberapa tulisan lainnya mengangkat topik tentang perang vietnam, bahkan terorisme. Mungkin bukan solusi praktis yang ditawarkan Thich Nhat Hanh tapi insight dan wisdom yang membuat kita menimbang ulang bahwa konflik apapun di muka bumi ini sebenarnya bisa dihindari dan diselesaikan jika masing-masing pihak bersedia berpikiran terbuka, mengedepankan kasih sayang pada sesama, dan komunikasi yang baik dan efektif.
A Peaceful Heart
Acts of terorism come from wrong perceptions, which have bred fear, anger, and hatred. Terrorism cannot be destroyed with guns or boms, for it lies in the hearts of human beings. To uproot terror, we need to begin by looking in our hearts. By calming our minds and looking deeply inside ourselves we develop the insight to identity the roots of terrorism. ...
Page 94
Perdamaian yang diusung dalam tulisan-tulisan juga mencakup keselarasan dengan alam, dan tak hanya melulu sesama manusia saja. Ini terasa dalam tulisannya yang berjudul Taking Care of The Environment dan Creating a Better Environment yang mengajak untuk menjaga alam, dan mengubah lingkungan sekitar menjadi lebih baik, serta berkonsentrasi pada pendidikan dan kebudayaan.
Creating a Better Environment
Looking deeply at a human being, we see that an individual is made of many more elements than what we normally see. These include the person’s parents, anchestors, education, society, and culture. If we dont see all these elements, we havent fully seen that person. If someone has the tendency to behave in a negative manner, it doesnt mean that they like behaving that way, but that they may be the vctims of transmission. These negative seed may have been transmitted to them by their parents, their culture, or their society. Realizing this, we dont judge them. Instead we feel inspired to change the environment, education and culture so that the next generation will not be a victim of the same transmission.
Page 100
Part 2 Practice for Looking Deeply yang berisi 12 halaman cukup banyak membahas meditasi sebagai cara melatih kemampuan menelaah permasalahan hidup, juga meditasi sebagai jalan mencapai kesadaran diri (mindfulness) yang berujung pada kedamaian dalam diri.
1. The Nourishment of Meditation
The basic practice of meditation is awareness of breathing. Conscious breathing is the bridg between body and mind. By focusing on our breathing we bring our mind back to our body, and we become truly present, truly alive. Practicing mindfulness of breathing bring calm and peace to body and mind. When body and mind are calm we can see more clearly. We can be in touch with the miracles inside and around us and be nourished by the joy of meditation.
Page 114
Di bagian paling akhir buku ada Mindfulness Training yang terdiri dari 3 tahapan yakni Openness, Nonattachment to Views, dan Freedom of Thought. Jadi secara total buku ini mungkin tipis, tapi sebenarnya cukup berisi dan mendalam kajiannya.
Freedom of Thought
The Third Mindfulness Training
Aware of the suffering brought about when we impose our view on others, we are determined not to force others, even our children, by any means whatsoever – such as authority, threat, money, propaganda, or indoctrination – to adopt our views. We are commited to respecting the rights of others to be different, to choose what to believe and how to decide. We will, however, learn to help others let go of and transform narrowness through loving speech and compassionate dialogue.
Page 125
Sebagian besar pembaca menyukai buku How To See. Mereka menyukai isinya yang sederhana, ringkas, mudah dipahami, tipis tapi berisi. Gaya bahasanya menenangkan dan menarik untuk disimak, pesan-pesannya juga positif dan membuka mata pada kebenaran. Mereka yang memberi rating rendah pada buku ini menganggap buku ini kurang mendalam dan hanya berisi short essay. Ekspektasi mereka buku ini bisa lebih tebal dan lengkap.
Personally, saya menyukai buku ini karena alasan-alasan yang sama seperti di atas. Buku ini memang bukan diperuntukkan untuk bacaan yang berat. Tapi lebih ke self improvement dan philosophy yang ringkas dan mudah dicerna.
Buku ini mengingatkan saya pada buku Haemin Sunim yang juga seorang guru Zen. Tidak seperti Haemin Sunim yang menuangkan buah pikirannya dalam prosa yang lebih mirip baris puisi, Thich Nhat Hanh dalam buku How To See menulis esay-esay pendek. Buku Haemin Sunim dilengkapi gambar ilustrasi yang indah berwarna-warni, sedangkan buku How To See dilengkapi gambar ilustrasi yang sederhana berwarna hitam putih.
Baca juga "Review Buku Love For Imperfect Things - Haemin Sunim"
Baca juga "The Things You Can See Only When You Slow Down - Haemin Sunim"
Siapa Thich Nhat Hanh
Thích Nhất Hạnh (11 Oktober 1926) adalah seorang biksu dan aktivis perdamaian Vietnam, pendiri Plum Village Tradition.
Thích Nhất Hạnh menghabiskan sebagian besar hidupnya di Biara Plum Village di Prancis barat daya. Nhat Hanh banyak melakukan perjalanan internasional untuk memberikan ceramah. Dia menciptakan istilah "Engaged Buddhism" dalam bukunya Vietnam: Lotus in a Sea of Fire. Setelah pengasingan yang lama, ia diberi izin untuk melakukan perjalanan kembali pertamanya ke Vietnam pada tahun 2005. Pada November 2018, ia kembali ke Vietnam untuk menghabiskan hari-harinya yang tersisa di "root temple," Hiừu Temple di dekat Huế.
Nhất Hạnh telah menerbitkan lebih dari 100 buku, termasuk lebih dari 70 buku dalam Bahasa Inggris. Ia aktif dalam gerakan perdamaian, mempromosikan solusi tanpa kekerasan untuk konflik dan ia juga menahan diri dari konsumsi produk hewani (veganisme) sebagai cara menghindari kekerasan terhadap hewan.
Peraih Nobel Martin Luther King, Jr menominasikan Thích Nhất Hạnh untuk Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1967. Namun, hadiah itu tidak diberikan kepada siapa pun tahun itu. [59] Nhất Hạnh dianugerahi penghargaan Courage of Conscience pada tahun 1991.
Thich Nhat Hanh telah ditampilkan dalam banyak film, termasuk The Power of Forgiveness yang ditampilkan di Dawn Breakers International Film Festival dan film dokumenter Walk with Me oleh Max Pugh dan Marc James Francis.
Nhất Hạnh, bersama dengan Alfred Hassler dan Sister Chân Không, menjadi subjek dari sebuah novel grafis berjudul The Secret of the 5 Powers pada 2013. Dan pada tahun 2015 ia menerima Pacem in Terris Peace and Freedom Award 2015.
Pada bulan November 2017, Universitas Pendidikan Hong Kong menganugerahkan gelar doktor kehormatan kepada Nhất Hanh untuk "kontribusi seumur hidup untuk mempromosikan perhatian, kedamaian, dan kebahagiaan di seluruh dunia". Karena Nhất Hạnh tidak dapat menghadiri sidang di Hong Kong, upacara sederhana diadakan pada tanggal 29 Agustus 2017 di Thailand, di mana John Lee Chi-kin, wakil presiden (akademik) EdUHK, memberikan sertifikat gelar kehormatan dan gaun akademik kepada Nhat Hạnh atas nama universitas.
Berbagai tulisan Thich Nhat Hanh
- Vietnam: Lotus in a sea of fire. New York, Hill and Wang. 1967.
- Being Peace, Parallax Press, 1987.
- The Sun My Heart, Parallax Press, 1988.
- Our Appointment with Life: Sutra on Knowing the Better Way to Live Alone, Parallax Press, 1990.
- The Miracke of Mindfulness, Rider Books, 1991.
- Old Path White Clouds: Walking in the Footsteps of the Budhha, Parallax Press.
- Peace is Every Step: The Path of Mindfulness in Everyday Life, Bantam reissue, 1992.
- The Diamond That Cuts Through Illusion, Commentaries on the Prajnaparamita Diamond Sutra, Parallax Press, 1992.
- Hermitage Among the Clouds, Parallax Press, 1993
- Zen Keys: A Guide to Zen Practice, Harmony, 1994
- Cultivating The Mind of Love, Full Circle, 1996
- The Heart of Understanding: Commentaries on The Prahnaparamita Heart Sutra, Full Circle, 1997 (2005 Edition)
- Transformation and Healing: Sutra on the Four Establishments of Mindfulness, Full Circle, 1997
- Living Buddha, Living Christ, Riverhead Trade, 1997
- True Love: A Practice for Awakening the Heart, Shambhala Publications, 1997
- Fragrant Palm Leaves: Journals, 1962-1966, Riverhead Trade, 1999
- Going Home: Jesus and Buddha as Brothers, Riverhead Books, 1999
- The Heart of the Buddha's Teaching, Broadway Books, 1999
- The Miracle of Mindfulness: A Manual on Meditation, Beacon Press, 1999
- The Raft is not The Shore: Conversations Toward a Buddhist/Christian Awareness, Daniel Berrigan (Co-author), Orbis Books, 2000
- The Path of Emancipation: Talks from a 21-Day Mindfulness Retreat, Unified Buddhist Church, 2000
- A Pebble on Your Pocket, Full Circle Publishing, 2001
- Thich Nhat Hanh: Essential Writings, Robert Ellsberg (Editor), Orbis Books, 2001
- Anger: Wisdom for Cooling the Flames, Riverhead Trade, 2002
- Be Free Where You Are, Parallax Press, 2002
- No Death, No Fear, Riverhead Trade reissue, 2003
- Touching the Earth: Intimate Conversations with the Buddha, Parallax Press, 2004
- Teachings on Love, Full Circle Publishing, 2005
- Understanding Our Mind, HarperCollins, 2006
- Budha Mind, Buddha Body: Walking Toward Enlightment, Parallax Press, 2007
- The Art of Power, HarperOne, 2007
- Under the Banyan Tree, Full Circle Publishing, 2008
- Mindful Movements: Ten Exercises for Well-Being, Parallax Press 2008
- The Blooming of a Lotus, Beacon Press, 2009
- Savor: Mindful Eating, Mindful Life. HarperOne. 2010
- Reconciliation: Healing the Inner Child, Parallax Press, 2010
- You Are Here: Discovering the Magic of the Present Moment, Shambhala Publications, 2010
- The Novice: A Story of True Love, HarperCollins, 2011
- Works by or about Thich Nhat Hnah in libraries (WorldCat catalog)
- Your True Home: The Everyday Wisdom of Thich Nhat Hanh, Shambhala Publications, 2011
- Fear: Essential Wisdom for Getting Through the Storm, HarperOne, 2012
- The Pocket Thich Nhat Hanh, Shambhala Pocket Classics, 2012
- The Art of Communicating, HarperOne, 2013
- How to Sit, Palrallax Press, 2014
- How to Eat, Parallax Press, 2014
- No Mud, No Lotus: The Art of Transforming Suffering, Parallax Press, 2014
- How to Love, Parallax Press, 2014
- Is Nothing Something? : Kids' questions and zen answers about life, death, family, friendship, and everything in between, Parallax Press 2014
- Silence: The Power of Quiet in a World Full of Noise, HarperOne (1705), 2015
- How to Relax, Parallax Press, 2015
- Old Path, White Clouds: Walking in the Footsteps of the Buddha, Blackstone Audio, Inc.; 2016
- At Home in the World: Stories and Essential Teachings from a Monk's Life, with Jason Deantonis (Illustrator), Parallax Press, 2016
- The Other Shore: A New Translation of the Heart Sutra with Commentaries, Palm Leaves Press, 2017
- How to Fight, Parallax Press, 2017
- The Art of Living: Peace and Freedom in the Here and Now, HarperOne, 2017.
Buku How To See mendapatkan rating 4.0/5 di Amazon dan 4.32/5 di Goodreads.
Rekomendasi
Buku ini saya rekomendasikan kepada mereka yang menyukai buku self improvement dan philosophy yang berisi ajaran Buddha dan Zen yang bukunya ringkas, sederhana, mudah dipahami, tapi tetap berisi, mendalam, dengan pesan-pesan kebijaksanaan dan insight dalam kehidupan. Topiknya banyak membahas tentang persepsi, meditasi, kesadaran diri, kedamaian, dan kebahagiaan. Ada gambar ilustrasi berwarna hitam putih.
-------------------------------------------------------------------------
Dipidiff.com adalah sebuah media edukasi yang menginspirasi melalui beragam topik pengembangan diri, rekomendasi buku-buku, dan gaya hidup yang bervibrasi positif.
Diana Fitri, biasa dipanggil Dipi, adalah seorang ibu yang gemar berkebun, dan rutin berolahraga. Gaya hidup sehat dan bervibrasi positif adalah dua hal yang selalu ia upayakan dalam keseharian. Sambil mengasuh putra satu-satunya, ia juga tetap produktif dan berusaha berkembang secara kognitif, sosial, mental dan spiritual.
Lulusan prodi Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran, Dipi lalu melanjutkan studi ke magister konsentrasi Pemasaran, namun pekerjaannya justru banyak berada di bidang edukasi, di antaranya guru di Sekolah Tunas Unggul, sekolah kandidat untuk International Baccalaureate (IB), dan kepala bagian Kemahasiswaan di Universitas Indonesia Membangun. Setelah resign tahun 2016, Dipi membangun personal brand Dipidiff hingga saat ini.
Sebagai Certified BNSP Public Speaker dan Certified BNSP Trainer, serta certified IALC coach, Dipi diundang oleh berbagai komunitas dan Lembaga Pendidikan untuk berbagi topik membaca, menulis, mereviu buku, public speaking, dan pengembangan diri, misalnya di Kementrian Keuangan, Universitas Negeri Semarang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, BREED, Woman Urban Book Club, Lions Clubs, Bandung Independent School, The Lady Book Club, Buku Berjalan.id, SMAN 24 Bandung, SMAN 22 Bandung, dan lain-lain. Dipi juga pemateri rutin di platform edukasi www.cakap.com . Dipi meng-coaching-mentoring beberapa remaja dan dewasa di Growth Tracker Program, ini adalah program pribadi, yang membantu (terutama) remaja dan dewasa muda untuk menemukan passion dan mengeluarkan potensi mereka.
Berstatus bookblogger, reviu-reviu buku yang ia tulis selalu menempati entry teratas di halaman pertama mesin pencari Google, menyajikan ulasan terbaik untuk ribuan pembaca setia. Saat ini Dipi adalah brand ambassador untuk Periplus Bandung dan berafiliasi dengan Periplus Indonesia di beberapa event literasi. Dipi juga menjadi Official Reviewer untuk Republika Penerbit dan berpartner resmi dengan MCL Publisher. Kolaborasi buku-bukunya, antara lain dengan One Peach Media, Hanum Salsabiela Rais Management, KPG, Penerbit Pop, Penerbit Renebook, dan Penerbit Serambi. Reviu buku Dipi bisa dijumpai di www.dipidiff.com maupun Instagram @dipidiffofficial. Dipi host di program buku di NBS Radio. Dulu sempat menikmati masa dimana menulis drop script acara Indonesia Kemarin di B Radio bersama penyiar kondang Sofia Rubianto (Nata Nadia). Podcast Dipi bisa diakses di Spotify DipidiffTalks.
Let's encourage each other to shape a better future through education and book recommendation.
Contact Dipidiff at DM Instagram @dipidiffofficial
TERBARU - REVIEW BUKU
Review Buku The Quiet Tenant - Clémence …
23-08-2023 Dipidiff
National Best Seller One of The Most Anticipated Novels of 2023 GMA Buzz Pick A LibraryReads #1 Pick One of The Washington Post’s Notable Summer Books 2023One of Vogue’s Best Books of 2023One of Goodreads’s Most Anticipated Books...
Read moreReview Buku The Only One Left - Riley Sa…
23-07-2023 Dipidiff
Editor's Pick Best Mystery, Thriller & Suspense The Instant New York Times Bestseller Named a summer book to watch by The Washington Post, Boston Globe, USA Today, Oprah, Paste, Country Living, Good Housekeeping, and Nerd Daily Judul...
Read moreReview Buku Helium Mengelilingi Kita - Q…
14-06-2023 Dipidiff
Judul : Helium Mengelilingi Kita Penulis : Qomichi Jenis Buku : Sastra Fiksi, Coming of Age Penerbit : MCL Publisher Tahun Terbit : Maret 2023 Jumlah Halaman : 246 halaman Dimensi Buku : 14 x 20,5...
Read moreReview Buku Earthlings - Sayaka Murata
14-02-2023 Dipidiff
A New York Times Book Review Editors' ChoiceNamed a Best Book of the Year by the New York Times, TIME and Literary HubNamed a Most Anticipated Book by the New York Times, TIME, USA Today, Entertainment Weekly, the Guardian, Vulture, Wired, Literary Hub, Bustle, PopSugar, and Refinery29 Judul...
Read more