Review Buku Atlas of The Heart - Brené Brown
#1 New York Times Bestseller
Judul : Atlas of The Heart
Penulis : Brené Brown
Jenis Buku : Self-help book
Penerbit : Random House
Tahun Terbit : November 2021
Jumlah Halaman : 336 halaman
Dimensi Buku : 25,91 x 17,42 x 3 cm
Harga : Rp. 395.000 *harga sewaktu-waktu dapat berubah
ISBN : 9780399592553
Hardcover
Edisi Bahasa Inggris
Available at PERIPLUS BANDUNG Bookstore (ig @Periplus_setiabudhi, @Periplus_husein1 , @Periplus_husein2)
Sekelumit Tentang Isi
Dalam Atlas of the Heart, Brown membawa kita dalam perjalanan melalui 87 emosi dan pengalaman yang mendefinisikan apa artinya menjadi manusia. Saat dia memetakan keterampilan yang diperlukan dan kerangka kerja yang dapat ditindaklanjuti untuk koneksi yang bermakna, dia memberi kita bahasa dan alat untuk mengakses alam semesta, sebuah pilihan baru dan peluang kedua - sebuah universe tempat kita dapat berbagi dan mengelola kisah-kisah, momen-momen paling berani dan paling memilukan yang terjadi di dalam hidup, menghubungkannya satu sama lain dengan cara yang membangun koneksi.
Selama dua dekade terakhir, penelitian ekstensif Brown tentang beragam pengalaman hidup yang membentuk diri seseorang, membantu mendefinisikan apa artinya menjadi berani dalam menjalani kehidupan. Atlas of the Heart mengacu pada penelitian ini, untuk menunjukkan kepada kita betapa akuratnya penamaan sebuah pengalaman dalam memberi kita kekuatan untuk memahami, memilih, dan memaknai pengalaman tersebut.
Brown shares, “I want this book to be an atlas for all of us, because I believe that, with an adventurous heart and the right maps, we can travel anywhere and never fear losing ourselves.”
Sumber: Amazon
Yuk kita intip daftar isinya:
Introduction
#1 Places We Go When Things Are Uncertain or Too Much.
Stress, Overwhelm, Anxiety, Worry, Avoidance, Excitement, Dread, Fear, Vulnerability
#2 Places We go When We Compare.
Comparison, Admiration, Reverence, Envy, Jealousy, Resentment, Schadenfreude, Freudenfreude
#3 Places We Go When Things Don't Go as Planned.
Boredom, Disappointment, Expectations, Regret, Discouragement, Resignation, Frustation
#4 Places We Go When It's Beyond Us.
Awe, Wonder, Confusion, Curiosity, Interest, Surprise
#5 Places We Go When Things Aren't What They Seem.
Amusement, Bittersweetness, Nostalgia, Cognitive Dissonance, Paradox, Irony, Sarcasm
#6 Places We Go When We're Hurting.
Anguish, Hopelessness, Despair, Sadness, Grief
#7 Places We go with Others.
Compassion, Pity, Empathy, Sympathy, Boundaries, Comparative Suffering
#8 Places We Go When We Fall Short.
Shame, Self-Compassion, Perfectionism, Guilt, Humiliation, Embarrassment
#9 Places We Go When We Search for Connection.
Belonging, Fitting In, Connection, Disconnection, Insecurity, Invisibility, Loneliness
#10 Places We Go When the Heart Is Open.
Love, Lovelessness, Heartbreak, Trust, Self-Trust, Betrayal, Defensiveness, Flooding, Hurt
#11 Places We Go When Life Is Good.
Joy, Happiness, Calm, Contentment, Gratitude, Foreboding Joy, Relief, Tranquility
#12 Places We Go When We Feel Wronged.
Anger, Contempt, Disgust, Dehumanization, Hate, Self-Righteousness
#13 Places We Go to Self- Assess.
Pride, Hubris, Humility
Cultivating Meaningful Connection
Gratitude
Notes
Seputar Fisik Buku dan Disainnya
Sebuah buku yang indah dengan cetak hardcovernya yang elegan dan kokoh. Kertasnya tebal dan glossy, berwarna-warni. Layak koleksi. Jarang-jarang sebuah buku non fiksi dicetak sedemikian cantik seperti Atlas of The Heart. Sebagai pembaca saya dimanjakan secara visual.
Isi bukunya jelas bukan topik medis meski gambar ilustrasinya berbentuk jantung manusia. Ilustrasi itu bisa kita pahami dari kalimat Brown yang menjelaskan "I want this to be an atlas for all of us, because I believe that, with an adventurous heart and the right maps, we can travel anywhere and never fear losing ourselves. Even when we have no idea where we are."
Yang menarik dan atau disuka dari Buku ini
Brown membawa kita dalam perjalanan melalui 87 emosi dan pengalaman yang mendefinisikan apa artinya menjadi manusia. Ini tentang keberanian menjadi diri sendiri apa adanya saat menjalani 'petualangan' kehidupan. Ini tentang menghubungkan diri dengan alam semesta dan menggunakan setiap pengalaman sebagai kekuatan untuk lebih mengerti, memaknai, dan memilih.
Brené Brown adalah profesor riset di University of Houston, tempat dia memegang Huffington Foundation-Brené Brown Endowed Chair di Graduate College of Social Work. Ia juga seorang profesor tamu bidang manajemen di University of Texas di Austin McCombs School of Business. Brown merupakan penulis dari lima buku terlaris #1 New York Times: The Gifts of Imperfection, Daring Greatly, Rising Strong, Braving the Wilderness, dan Dare to Lead. Bersama Tarana Burke, dia ikut mengedit antologi terlaris You Are Your Best Thing: Vulnerability, Shame Resilience, dan the Black Experience. Dia menjadi pembawa acara podcast Unlocking Us dan Dare to Lead. Sesi TEDx-nya, "The Power of Vulnerability", adalah salah satu dari lima TED yang paling banyak dilihat di dunia dengan lebih dari 50 juta penayangan. Atlas of The Heart adalah #1 Best Seller in Business Motivation and Skills di Amazon.
Saya cerita sedikit ya tentang isi buku ini. Atlas of The Heart adalah sebuah peta emosi dan pengalaman yang mendefinisikan apa artinya menjadi manusia. Di buku ini ada 13 tempat yang kita kunjungi. Tempat-tempat ini sejatinya adalah area-area emosi dan pengalaman yang ada dalam peta hati manusia:
Chapter 1 Place We Go When Things Are Uncertain or Too Much: Stress, Overwhelm, Anxiety, Worry, Avoidance, Excitement, Dread, Fear, Vulnerability
Chapter 2 Place We Go When We Compare: Comparison, Admiration, Reverence, Envy, Jealousy, Resentment, Schadenfreude, Freudenfreude
Chapter 3 Places We Go When Things Don't Go as Planned: Boredom, Disappointment, Expectations, Regret, Discouragement, Resignation, Frustation
Chapter 4 Places We Go When It's Beyond Us: Awe, Wonder, Confusion, Curiosity, Interest, Surprise
Chapter 5 Places We Go When Things Aren't What They Seem: Amusement, Bittersweetness, Nostalgia, Cognitive Dissonance, Paradox, Irony, Sarcasm
Chapter 6 Places We Go When We're Hurting: Anguish, Hopelessness, Despair, Sadness, Grief
Chapter 7 Places We go with Others: Compassion, Pity, Empathy, Sympathy, Boundaries, Comparative Suffering
Chapter 8 Places We Go When We Fall Short: Shame, Self-Compassion, Perfectionism, Guilt, Humiliation, Embarrassment
Chapter 9 Places We Go When We Search for Connection: Belonging, Fitting In, Connection, Disconnection, Insecurity, Invisibility, Loneliness
Chapter 10 Places We Go When the Heart Is Open: Love, Lovelessness, Heartbreak, Trust, Self-Trust, Betrayal, Defensiveness, Flooding, Hurt
Chapter 11 Places We Go When Life Is Good: Joy, Happiness, Calm, Contentment, Gratitude, Foreboding Joy, Relief, Tranquility
Chapter 12 Places We Go When We Feel Wronged: Anger, Contempt, Disgust, Dehumanization, Hate, Self-Righteousness
Chapter 13 Places We Go to Self- Assess: Pride, Hubris, Humility
Cultivating Meaningful Connection
Gratitude
Emosi dan pengalaman manusia merupakan lapisan biologi, biografi, perilaku, dan latar belakang masa lalu. Seringkali ketika kita merasa tersesat dalam hidup, terbawa hanyut ke tengah lautan, insting pertama kita adalah melihat ke sekitar untuk menemukan pantai terdekat dan berlabuh. But that shore, the solid ground, actually is within us. The anchor we are searching for is connection, and it is internal. So, hanya dengan memahami emosi dan pengalaman yang sedang kita rasakan dan laluilah kita menemukan akar masalah, solusinya, dan kedamaian yang sesungguhnya.
Buku ini buat saya menarik sekali, justru karena topik pembahasannya yang fundamental, membantu saya memahami definisi beragam emosi sehingga perspektif diri menjadi crystal clear, sebagai contoh apakah saya sebenarnya envy atau jealous, anxiety atau worry... atau excitement. Kekeliruan memahami emosi dan pengalaman bisa berujung salah kaprah, persis ketika cinta tertukar dengan rasa kagum.
Envy occurs when we want something that another person has. Jealousy is when we fear losing a relationship or a valued part of a relationship that we already have.
Page 26
Berdasarkan studi tahun 2015 ditemukan 90 persen envy terbagi ke dalam 3 kategori; yakni (1) attraction: e.g., physical attractiveness, romantic attraction, social popularity, (2) competence: e.g., intelligence, knowledge, (3) wealth: e.g., financial status or lifestyle. Berdasarkan penelitian juga, envy ada yang sepaket dengan hostility: I wan't that, and I don't want you to have it. I also want you to be pulled down and put down. Namun ada juga yang tidak sepaket dengan hostile feelings: I want that, but you can have it too, and I don't want you to be put or pulled down.
Lalu speaking about jealousy, studi membuktikan kehadiran dosis kecil dari cemburu adalah bagian yang sehat dari sebuah relationship.
Buat saya, Atlas of The Heart adalah segala sesuatu yang di luar ekspektasi *in a good way. Saya ga menyangka sebuah topik yang menurut saya paling fundamental, yakni koneksi emosi, bisa jadi pembahasan paling bervariasi dan komprehensif. Salah satunya karena di tiap akhir pembahasan akan selalu ada yang bisa kita tarik sebagai practical insight. Misal topik jealousy yang barusan saya share, di akhir penjelasannya digarisbawahi bahwa memahami nuansa makna kata jealous bisa membantu kita untuk menanyakan ke diri sendiri ketika envy atau jealous itu datang: Apakah aku takut sesuatu sesuatu yang berharga dalam hidupku diambil orang atau aku sebenarnya menginginkan sesuatu yang dimiliki orang lain? Kalau aku menginginkan milik orang lain, apakah aku ingin dia kehilangan miliknya? Kalau aku takut kehilangan sesuatu yang penting bagiku, percakapan seperti apa yang perlu aku sampaikan ke orang yang bersangkutan?
Sudah umum kita ketahui bahwa menerima diri dan membangun kesadaran adalah fondasi self improvement. Untuk itu kita perlu mengerti apa aja sih segala rasa yang acapkali bersemayam di dalam hati, mulai dari stressed hingga boredom, dari anxiety hingga admiration. Atlas of the Heart membantu kita dalam hal tersebut. Membaca buku ini memang serasa menempuh perjalanan paling intim, the journey of our heart. Dari buku ini saya jadi paham bahwa kesedihan jelas bukan depresi, sedih dan duka bahkan tidak sama, kesedihan itu memiliki aspek positif. Stressed itu berarti kita butuh dibantu dan kita masih bisa terus lanjut, tapi overwhelmed mengharuskan kita untuk berhenti dan mengambil jeda, serta masih banyak lagi penjelasan tentang emosi lainnya.
Here are four things that I think are important to know about sadness:
1. Sadness and depression are not the same thing. Sadness is sometimes referred to as "depressed mood". However, sadness is a common but not essential feature of clinical depression. Technically, depression is a cluster of symtoms that persist over a period of time. These symptoms can include lack of interest in pleasant activities, loss of appetite, excessive fatigue and/or insomnia, and difficult concentrating.
2. Sadness and grief are not the same thing. Altough sadness is one part of grief, grief involves a whole group of emotions and experiences.
3. There are positive aspects to sadness.
4. There's a reason we love and movies. We like to be moved. We like to feel connected to what it means to be human, to be reminded of our inextricable connection to one another.
Page 106 - 108
Grief is often thought of as a process that includes many emotions, rather than a singular emotion. ...
In my research, three foundational elements of grief emerged from the data: loss, longing, and feeling lost.
Page 110
Lalu di buku ini dielaborasi juga bahwa duka yang rumit membutuhkan profesional mental health yang khusus dilatih di bidang tersebut. Pusat dari complicated gried meliputi Acute Grief, Integrated Grief, Complicated Grief, dan Disenfranchised Grief.
Berbagai riset juga mendasari pemaparan isi, misalnya riset Sandra Garrido yang membuktikan bahwa nostalgia bisa menjadi hal yang positif dan menyehatkan namun bisa juga toxic. Risetnya menemukan nostalgia pada orang-orang yang mengalami depresi cenderung mengarah pada hasil yang buruk. *Jadi kalo lagi down, ga usah nostalgiaan.
Dari Atlas of the Heart juga saya tau dua emosi yang ternyata ga ada bahasa Inggrisnya. Schadenfreude dan Freudenfreude berasal dari bahasa Jerman. Schadenfreude sederhananya adalah rasa senang dan bahagia yang muncul karena kemalangan dan penderitaan orang lain. Ngeri ya, tapi ini ternyata adalah emosi yang kerap ada, hanya saja orang-orang enggan menceritakan atau mengakuinya karena ga berkeperimanusiaan. Tapi emosi yang masuk kategori Schadenfreude itu adalah yang sudah ada di tahap berlebih, level kesenangannya begitu tinggi dan berkorelasi dengan envy, aggression, narcissim, dan anger. Sementara itu, freudenfreude adalah kebalikan dari schadenfreude, yakni rasa senang ketika orang lain berhasil atau sukses. It's also a subset of empathy.
Sebagai variasi, di sini diceritakan kisah-kisah kehidupan berbagai orang termasuk Bréne Brown sendiri, misalnya cerita tentang Brene Brown dan suaminya, Steve, yang kerap berkonflik di akhir pekan karena disappointment dan stealth expectation. Sebagai solusinya sekarang tiap kali akan memasuki akhir pekan mereka menanyakan ekspektasi masing-masing akan seperti apa inginnya akhir pekan nanti.
Disappointment is unmet expectations. The more significant the expectations, the more significant the disappointment.
...
Steath Expectation is unexamined and unexpected expectation.
Page 43.
Di sini ada referensi teori tokoh lain juga, misalnya Adam Grant. Untuk tau bagian ini, silakan baca sendiri bukunya ya :D.
Beragam foto menarik juga ada (misalnya foto Dark Elegy dari Karen Walrond),
kalimat berlayout khusus,
diagram, ilustrasi gambar bebas,
dan bahkan komik art dari Zen Pencils.
Ada satu hal penting juga yang saya sadari ketika selesai membaca buku ini yakni kita perlu memahami dari mana rasa sedih, sakit hati, keputusasaan, kemarahan itu berasal sehingga kita tidak melampiaskan dan menyelesaikannya pada orang lain, baik individu maupun kolektif.
This book is worth reading.
Siapa Brene Brown
Casandra Brené Brown (lahir 1965) adalah profesor riset, dosen, penulis, dan pembawa acara podcast Amerika. Brown dikenal karena penelitiannya tentang rasa malu, kerentanan, dan kepemimpinan. Brown menjadi terkenal setelah dirinya menjadi TED’s speaker yang dilihat secara luas pada tahun 2010. Sejak itu dia telah menulis enam buku terlaris New York Times nomor satu dan menjadi pembawa acara dua podcast.
Pada tahun 2021, Brown menjadi penulis enam buku terlaris nomor satu New York Times, yaitu The Gifts of Imperfection, Daring Greatly, Rising Strong, Braving the Wilderness, Dare to Lead, dan Atlas of the Heart.
Rekomendasi
Buku ini saya rekomendasikan kepada pembaca yang mencari topik emosi dan koneksinya dengan tingkah laku dan pengalaman manusia. Komprehensif, mendalam, tidak membosankan, dan full insight. One of my cup of tea.
-------------------------------------------------------------------------
Dipidiff.com adalah sebuah media edukasi yang menginspirasi melalui beragam topik pengembangan diri, rekomendasi buku-buku, dan gaya hidup yang bervibrasi positif.
Diana Fitri, biasa dipanggil Dipi, adalah seorang ibu yang gemar berkebun, dan rutin berolahraga. Gaya hidup sehat dan bervibrasi positif adalah dua hal yang selalu ia upayakan dalam keseharian. Sambil mengasuh putra satu-satunya, ia juga tetap produktif dan berusaha berkembang secara kognitif, sosial, mental dan spiritual.
Lulusan prodi Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran, Dipi lalu melanjutkan studi ke magister konsentrasi Pemasaran, namun pekerjaannya justru banyak berada di bidang edukasi, di antaranya guru di Sekolah Tunas Unggul, sekolah kandidat untuk International Baccalaureate (IB), dan kepala bagian Kemahasiswaan di Universitas Indonesia Membangun. Setelah resign tahun 2016, Dipi membangun personal brand Dipidiff hingga saat ini.
Sebagai Certified BNSP Public Speaker dan Certified BNSP Trainer, serta certified IALC coach, Dipi diundang oleh berbagai komunitas dan Lembaga Pendidikan untuk berbagi topik membaca, menulis, mereviu buku, public speaking, dan pengembangan diri, misalnya di Kementrian Keuangan, Universitas Negeri Semarang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, BREED, Woman Urban Book Club, Lions Clubs, Bandung Independent School, The Lady Book Club, Buku Berjalan.id, SMAN 24 Bandung, SMAN 22 Bandung, dan lain-lain. Dipi juga pemateri rutin di platform edukasi www.cakap.com . Dipi meng-coaching-mentoring beberapa remaja dan dewasa di Growth Tracker Program, ini adalah program pribadi, yang membantu (terutama) remaja dan dewasa muda untuk menemukan passion dan mengeluarkan potensi mereka.
Berstatus bookblogger, reviu-reviu buku yang ia tulis selalu menempati entry teratas di halaman pertama mesin pencari Google, menyajikan ulasan terbaik untuk ribuan pembaca setia. Saat ini Dipi adalah brand ambassador untuk Periplus Bandung dan berafiliasi dengan Periplus Indonesia di beberapa event literasi. Dipi juga menjadi Official Reviewer untuk Republika Penerbit dan berpartner resmi dengan MCL Publisher. Kolaborasi buku-bukunya, antara lain dengan One Peach Media, Hanum Salsabiela Rais Management, KPG, Penerbit Pop, Penerbit Renebook, dan Penerbit Serambi. Reviu buku Dipi bisa dijumpai di www.dipidiff.com maupun Instagram @dipidiffofficial. Dipi host di program buku di NBS Radio. Dulu sempat menikmati masa dimana menulis drop script acara Indonesia Kemarin di B Radio bersama penyiar kondang Sofia Rubianto (Nata Nadia). Podcast Dipi bisa diakses di Spotify DipidiffTalks.
Let's encourage each other to shape a better future through education and book recommendation.
Contact Dipidiff at DM Instagram @dipidiffofficial
TERBARU - REVIEW BUKU
Review Buku The Quiet Tenant - Clémence …
23-08-2023 Dipidiff
National Best Seller One of The Most Anticipated Novels of 2023 GMA Buzz Pick A LibraryReads #1 Pick One of The Washington Post’s Notable Summer Books 2023One of Vogue’s Best Books of 2023One of Goodreads’s Most Anticipated Books...
Read moreReview Buku The Only One Left - Riley Sa…
23-07-2023 Dipidiff
Editor's Pick Best Mystery, Thriller & Suspense The Instant New York Times Bestseller Named a summer book to watch by The Washington Post, Boston Globe, USA Today, Oprah, Paste, Country Living, Good Housekeeping, and Nerd Daily Judul...
Read moreReview Buku Helium Mengelilingi Kita - Q…
14-06-2023 Dipidiff
Judul : Helium Mengelilingi Kita Penulis : Qomichi Jenis Buku : Sastra Fiksi, Coming of Age Penerbit : MCL Publisher Tahun Terbit : Maret 2023 Jumlah Halaman : 246 halaman Dimensi Buku : 14 x 20,5...
Read moreReview Buku Earthlings - Sayaka Murata
14-02-2023 Dipidiff
A New York Times Book Review Editors' ChoiceNamed a Best Book of the Year by the New York Times, TIME and Literary HubNamed a Most Anticipated Book by the New York Times, TIME, USA Today, Entertainment Weekly, the Guardian, Vulture, Wired, Literary Hub, Bustle, PopSugar, and Refinery29 Judul...
Read more