0

Review Buku Jangan Lelah Berproses - Dwi Indra Purnomo & Adenita

Published: Sunday, 27 November 2022 Written by Dipidiff

 

Judul : Jangan Lelah Berproses

Penulis : Dwi Indra Purnomo & Adenita

Ilustrator : Sufti Nurahmartiyanti

Desain Sampul : Daily Ideas

Penyunting : Mutia Azizah, Dewi Kournia Sari

Pewajah Isi : Nurhasanah Ridwa

Jenis Buku : Bisnis, Pengembangan Diri, Motivasi Bisnis

Penerbit : Penerbit Serambi Ilmu Semesta

Tahun Terbit : Cetakan II, September 2022

Jumlah Halaman :  268 halaman

Dimensi Buku : 13 x 19 cm

Harga : Rp.79.000 *harga sewaktu-waktu dapat berubah

ISBN : 9786022900859

SoftCover

Tersedia di Shopee Penerbit Serambi

 

 

 

Sekelumit Tentang Isi

“Spirit #janganlelahberproses bisa menjadi pengingat dan penyemangat kita untuk terus berbenah dan berbuat sesuatu untuk terus memberikan inspirasi dan dampak positif bagi lingkungan sekitar kita.”- Billy Mambrasar, Penasihat Kitong Bisa Enterprise, Staf Khusus Presiden 2019–2023

“Buku Jangan Lelah Berproses memberikan beragam fondasi dasar yang modern secara baik sekali untuk menjadi seorang sociopreneur! Tiap cerita enablers disajikan secara jujur berisikan tujuan, alasan personal,serta keputusan dan proses pikir mereka. Bukan berisikan cerita rekayasa atau sekadar kisah sukses sebagian kecil orang-orang beruntung. Kisah mereka juga meyakinkan bahwa semua orang bisa memberikan dampak yang berarti selama menjalani prosesnya dengan benar. Tidak cocok bagi mereka yang hanya bicara hasil, tapi sangat tepat untuk mereka yang sedang dalam pencarian atau ingin kembali melakukan aligning tujuan diri.” -Royyan A. Dzakiy, Presiden KM ITB 2019

Sumber: buku Jangan Lelah Berproses

 

Yuk kita intip daftar isinya

Prakata

Intro

Provesi vs Peranan

Emas Dalam Generasi Milenial

Melejitkan Potensi Kampus di Era Disrupsi

Pahami dan Lewati Zona Kritisi

Pendekatan Design Thinking

Kekuatan Komunitas: Forum Kreatif Jatinangor

Mengenal Social Entrepreneur

Potensi Wirausaha Sosial dan Bonus Demografi

The Local Enablers

Mengapa Jangan Lelah Berproses?

Para Wirausahawan Baru dan Proses Pertumbuhannya

1. Tarawangsa, Kopi Lokal yang Mendunia

2. Eggy Telur Asin Pedas: Jatuh Bangun yang Berbuah Manis

3. Fruits Up: Enjoying Mango Every Time

4. Jangan Berhenti dan Teruslah Mencari

5. Sacita Muda

6. Lautan Luas Tidak Cukup Menampung Obsesiku

7. Gerakan 1000 Sepatu

8. Janaka Beras Jagung

9. Sacita Research

10. Ikatlah Tali Semangatmu dengan Kolaborasi

11. Kegagalan yang Membuka Jalan

12. Modal Bisnis 0 Rupiah

13. Your Good

14. Mulailah dari Apa yang Kita Miliki

15. Keberanian Melompat dan Terus Bergerak

16. Meracik Impian Menjadi Kenyataan

17. Ketekunan Merajut Impian

18. Anak Milenial yang Bangga Jadi Petani!

19. Sojavu: Menumbuhkan Jiwa Wirausaha, Berbuah Empati

20. Inspirasi dari Anak Akuntansi

21. Merawat Jiwa untuk Terus Berusaha

Jangan Lelah Berproses

 

Seputar Fisik Buku dan Disainnya

 

Yang menarik dan atau disuka dari Buku ini

Sudah baca buku Jangan Lelah Berproses?

Ini bukan buku psikologi populer, Jangan Lelah Berproses lebih mirip kombinasi self-improvement + buku bisnis yang di dalamnya menceritakan juga sejarah dan aktifitas The Local Enablers.

Jangan Lelah Berproses terdiri dari 11 bab diluar Prakata, Intro, dan Penutup, yakni; (1) Profesi vs Peranan *menarik sekali karena menggarisbawahi pola pikir yang basic sekaligus futuristik, (2) Emas dalam Generasi Milenial *yes, generasi ini punya potensi tersendiri, (3) Kampus di Era Disrupsi *tentu saja kampus-kampus harus beradaptasi, (4) Zona Kritis Para Wirausaha *lembah kematian memang menakutkan, (5) Design Thinking *teori dan terapan, (6) Kekuatan Komunitas Forum Kreatif Jatinangor *istilah dunia itu sempit itu benar, saya domisili dekat Jatinangor dan alumni Unpad, (7) Social Entrepreneur *bisnis yang juga memperhatikan lingkungan sosial itu jempolan, (8) Potensi Wirausaha Sosial dan Bonus Demografi *memantik ide-ide, (9) The Local Enablers *nama sebuah komunitas wadah persemaian, penumbuhan, pemantapan, akselerasi serta pengembangan berkelanjutan wirausaha berbasis teknologi proses melalui inovasi sosial. (10) Mengapa Jangan Lelah Berproses? *semua butuh waktu, (11) Para Wirausahawan Baru dan Proses Pertumbuhannya *21 kisah jatuh bangun usaha rintisan yang membumi.

 

Beberapa waktu lalu saat saya diundang sharing oleh kampus SOTN ada satu obrolan saya bersama MC yang bertopikkan pengusaha di Indonesia. MC menyampaikan bahwa Indonesia membutuhkan lebih banyak lagi pengusaha, dan ini membuat saya teringat dengan apa yang disampaikan oleh Menteri BUMN Bapak Erick Thohir di tahun 2022 bahwa Indonesia membutuhkan pengusaha-pengusaha baru jika ingin perekonomian terus tumbuh secara berkelanjutan. Semua hal ini terasa sekali urgensinya dan betapa senangnya saya begitu bertemu dengan buku ini karena di bab Intro dijelaskan bahwa kuliah merupakan sarana penyiapan diri sebelum nantinya para mahasiswa ikut serta memberikan kontribusi bagi masyarakat. Alangkah disayangkan jika kuliah hanya diniatkan untuk mendapatkan ijazah lalu bekerja guna menghidupi diri. Tak sebanding juga jika menjadikannya sarana untuk memperbaiki status sosial ekonomi. Apalagi di jaman sekarang dimana para sarjana baru kesulitan mencari lapangan pekerjaan. Daya saing menjadi sangat ketat. Kejadian ini membuat banyak orang tersadar bahwa orientasi pascalulus tidak hanya mencari kerja, tetapi juga harus mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Berwirausaha mampu mengubah perilaku. Namun, ia tidak akan bisa bertahan lama kalau tidak ada ekosistem yang membina, menggerakkan, dan mengarahkannya (halaman 2-4). Terus terang saja, dulu saya kuliah dengan niat yang sederhana, untuk status sosial dan supaya bisa dapat kerja, persis seperti yang dikhawatirkan penulis buku ini :D. Pemikiran saya baru berubah setelah masuk ke dunia kerja dan menemukan passion dan aspirasi hidup yang sesungguhnya. Jadi tepat kiranya, jika saya menyebutkan betapa dibutuhkannya buku-buku yang menjelaskan ulang tujuan perkuliahan agar para mahasiswa bisa memiliki sudut pandang yang luas terkait tujuannya menempuh pendidikan di jenjang perguruan tinggi. Apalagi di era teknologi buatan, banyak profesi yang terdisrupsi, skill yang dibutuhkan menjadi lebih menantang, pada akhirnya skill-skill sosial akan menjadi pembeda kita manusia dengan robot canggih tersebut. 

Meski mata saya yang plus minus dan silindris ini agak kurang nyaman dengan warna biru hitam di layout kutipan, dan agak sulit menemukan flow lantaran buku ini berbeda gaya story telling dengan buku yang biasa saya baca, tapi saya suka pada konsep berpikir yang ditawarkan bahwa penting untuk memikirkan peran kita dalam masyarakat terkait keahlian atau bisnis yang kita tekuni atau miliki. 

Picture: Beberapa gambar dan layout tulisan yang ada di buku.

 

Bab 2-5 memberikan saya wawasan yang dibutuhkan, semacam tinjauan pustaka yang dipaparkan dengan cara yang lebih casual. Misalnya tentang topik Emas dalam Generasi Milenial yang menjelaskan keunggulan generasi milenial, yang jika diarahkan sesuai karakteristiknya maka hasilnya akan luar biasa karena tidak hanya unggul dalam teknologi, lebih terhubung, bergerak dalam kelompok, berpikiran kritis, kreatif, tapi generasi ini juga sangat peduli dan ingin berkontribusi dalam memajukan masyarakat terutama generasi muda.

Atau Pendekatan Design Thinking yang dipaparkan di bab 5. Disebutkan di buku bahwa design thinking adalah sebuah pola pemikiran dari kaca mata perancang atau desainer yang dalam memecahkan masalahnya selalu menggunakan pendekatan human centered design. Sederhananya, dalam bekerja, seorang desainer selalu melakukan pendekatan dari unsur yang disukai oleh pengguna. Menurut para desainer, solusi bisa efektif jika user menyenanginya (halaman 34). Menariknya design thinking bisa diterapkan dalam berbagai bidang, mulai dari bisnis hingga pendidikan. Detailnya bisa teman-teman dapatkan dengan membaca sendiri buku ini.

 

Membaca bab 6 - 10 mendatangkan kegembiraan di hati saya karena mendapatkan informasi pergerakan nyata dalam bisnis sosial lokal yang benar-benar milik masyarakat kecil menengah *sebelum kemudian survive dan menjadi besar. Misalnya Forum Kreatif Jatinangor, yang menyediakan wadah bagi pelaku wirausaha baru yang memulai dari nol. Atau Komunitas The Local Enablers, komunitas wadah persemaian, penumbuhan, pemantapan, akselerasi serta pengembangan berkelanjutan wirausaha berbasis teknologi proses melalui inovasi sosial yang jelas dibutuhkan para wirausaha pemula karena kita tahu lingkungan eksternal berpengaruh besar pada pertumbuhan apapun di muka bumi ini.

Istilah social enterprise barangkali belum familiar buat sebagian pembaca. Di dalam buku dijelaskan bahwa social enterprise adalah sebuah konsep usaha dengan visi sosial yang dijalankan menggunakan prinsip-prinsip bisnis etis, profesional, dan dilakukan dengan mempertimbangkan kelestarian dan keberlanjutan. Usaha ini diarahkan untuk menghasilkan profit agar mampu mandiri dan tidak bergantung pada pihak lain dalam melakukan misi sosialnya. Profit tersebut disalurkan pada dua tujuan utama, yakni diinvestasikan kembali pada bisnis profesionalnya dan digunakan sebagai sumber pembiayaan kegiatan pemberdayaan objek sosial penerima manfaatnya. Sociopreneur atau usaha sosial selalu memiliki visi menghadirkan solusi bagi objek sosialnya. The Local Enablers adalah contoh konkret sebuah komunitas yang menghasilkan para social entrepreneur. Ingin tahu tip praktis memulai usaha sosial? Teman-teman bisa baca lengkapnya di buku ini. Dua poin pertamanya adalah membangun visi sosial yang memberikan dampak bagi masyarakat dalam bidang yang diminati dan menerjemahkan visi menjadi sebuah bisnis model yang utuh dengan menentukan parameter keberhasilan yang jelas.

 

Kisah-kisah perjuangan hidup seseorang dan rahasia kesuksesannya tidak pernah gagal menjadi inspirasi nyata banyak orang. Begitupun di buku ini, ada 21 kisah nyata yang sangat menggugah. Bisnis yang dibangun juga beragam dan jalan hidup yang diceritakan juga bervariasi. Salah satu di antara cerita yang berkesan adalah kisah Salamun Taofik yang berangkat dari keluarga tidak mampu, dengan ayah yang berpenghasilan hanya 400 ribu sebulan, dan beragam kegagalan tes masuk universitas, Taofik akhirnya lulus ujian masuk perguruan tinggi (dan lulus juga ujian hidup) jurusan pertanian Unpad. Semasa kuliah hidupnya juga tidak kemudian menjadi lebih baik karena harus membagi energi dan fokusnya untuk sekolah dan bertahan hidup. Taofik sampai makan sekali sehari saja. Tapi perjuangan Taofik ini berbuah manis dengan beragam keberhasilannya di masa depan. Tidak hanya ia kemudian mendapatkan beasiswa S2 LPDP dan beragam penghargaan, tapi ia juga menjadi CEO Gerakan 1000 Sepatu yang punya nilai kebermanfaat sosial yang sangat luas. Turning point Taofik sendiri dimulai ketika ia dibantu dan diarahkan oleh seorang dosen di kampusnya. Barangkali teman-teman ada yang relate dengan kisah Taofik seperti halnya saya yang juga menemukan kisah hidup yang kurang lebih serupa dengan salah satu orang terdekat saya. Ini membuktikan bahwa meski kehidupan kita tidak berpunya dengan tingkat kegagalan yang berulang-ulang, tapi selalu ada harapan untuk menggapai impian. Setidaknya jadikan hidup kita selayaknya seorang pejuang, yang kalaupun harus mati maka kematiannya syahid, atau kalaupun harus kalah perang tapi total kisah pertarungannya epik.

 

Pada akhirnya yang paling saya suka dari buku ini adalah pesannya yang jelas tentang sociopreneur yang dalam sudut pandang saya memang perlu dibangun kesadarannya ke banyak orang. Buku ini memberikan wawasan dasar, menguatkan mereka yang masih ragu-ragu untuk memulai usaha dari nol, dan dilengkapi pula dengan wadah yang tepat untuk mengembangkan usaha.

 

Siapa Dwi Purnomo

Dr. Dwi Purnomo, S.T.P., M.I., lahir di Bandung, 9 Mei 1980, berlatar pendidikan S1 Teknik Pertanian Unpad, S2 Teknologi Industri ITB, dam S3 Teknologi Industri Pertanian IPB. Saat ini, Dwi aktif sebagai pengurus Indonesia Creative City Network, Deputy Bidang Pengembangan Bisnis. Sebelumnya, ia juga berpengalaman sebagai Kepala Laboratorium Sistem dan Informasi Teknik Pertanian Unpad, Kepala Program Studi Teknologi Industri Pertanian FTIP Unpad, Wakil Dekan II FTIP Unpad dan Direktur Kerja Sama dan Korporasi Akademik Unpad.

Saat ini, ia giat mempromosikan beragam aktivitas kewirausahaan sosial yang menitikberatkan pada upaya pemberdayaan masyarakat berbasis agroindustri. Beragam aktualisasinya dilakukan dengan melibatkan kelompok kewirausahaan yang didominasi kalangan muda. Salah satu komunitas yang diinisiasinya adalah Forum Kreatif Jatinangor dan The Local Enablers. Kedua komunitas tersebut merupakan pilar pengembangan kreativitas dan social entrepreneurship.

Kemampuannya menggunakan pendekatan design thinking dalam upaya rekayasa sosial menjadikan Dwi dikenal sebagai penggerak kewirausahaan yang mampu menjaga keberhasilan usaha yang dibuatnya. Hingga 2017, puluhan start-up business telah dimentorinya, dirintis dengan konsep bisnis sosial yang memiliki visi memberikan dampak luas bagi masyarakat. Perjalanan aktivitas usaha sosial ini ditulisnya dalam bentuk tulisan akademik maupun populer agar banyak masyarakat yang bisa mendapatkan manfaat dari tulisan ini. Saat ini Dwi tengah bersiap memenuhi undangan pemerintah Jermanuntuk memperjenalkan komunitas TLE.

 

Siapa Adenita

Adenita, S.I.Kom, adalah seorang ibu rumah tangga yang telah merintis karier sebagai penulis lepas sejak 2004. Novel pertamanya 9 Matahari (Grasindo, 2008) menjadi novel best seller dan membawanya masuk menjadi nominasi Penulis Muda Berbakat dari Khatulistiwa Literary Award (2009). Buku setelahnya yang lahir adalah novel 23 Episentrum (Grasindo, 2012), Breastfriends, Inspirasi 22 Ibu Menyusui (Buah Hati, 2015).

Sarjana Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran ini juga pernah berkarier selama 8 tahun sebagai seorang penyiar radio di beberapa radio ternama di Kota Bandung dan Jakarta. Ia juga pernah mencicipi manisnya menjadi seorang jurnalis reporter TV swasta.

Setelah melahirkan pada 2011, ia pernah belajar berwirausaha bersama rekannya dalam menjalankan bisnis produksi baju ibu menyusui hingga 2017. Usaha dengan nama Emeno Nursing Wear itu pernah menang di kompetisi Wirausaha "Shell Live Wire" dan membawanya masuk ke program "Let's Go Trade" ke Inggris selama 3 pekan. Meski kini sudah tidak lagi menjalankan usaha, namun latar belakangnya sebagai seorang wirausahawan membuat ia mudah menyelami kisah-kisah yang dituliskan dalam buku The Local Enablers ini. Saat ini, selain menulis di balik layar dan mengajar literasi di SMP Terbuka Maleo, Adenita juga sedang menekuni hobinya di bidang Food Photography.

 

Sumber: Buku Jangan Lelah Berproses

 

Rekomendasi

Buku ini saya rekomendasikan kepada semua orang yang mencari bacaan tentang sosiopreneur, atau mereka yang ingin kenal lebih dekat dengan komunitas The Local Enablers, juga kita yang ingin mendapatkan wawasan dan motivasi untuk memulai usaha. Gaya textbook masih cukup kental di sini, ada gambar-gambar penyerta dari grafik, diagram, ilustrasi, hingga foto, ditambah kutipan-kutipan kalimat penting yang dilayout khusus. Kisah-kisah para pengusaha menginspirasi dan membumi karena menampilkan episode jatuh bangun dengan apa adanya. 

 

 

---------------------------

 

 

Jika Anda suka dan merasa mendapatkan manfaat dari konten di blog Dipidiff.com, sekarang Anda bisa mendukung pengembangan blog ini dengan mendonasikan uang mulai dari seribu rupiah atau mempertimbangkan untuk mendukung rutin per bulannya. Terimakasih.

Donasi dapat ditransfer ke:

BCA 740 509 5645

Konfirmasi transfer ke DM Instagram @dipidiffofficial

 

-------------------------------------------------------------------------


 

Dipidiff.com adalah sebuah media edukasi yang menginspirasi melalui beragam topik pengembangan diri, rekomendasi buku-buku, dan gaya hidup yang bervibrasi positif.

Diana Fitri, biasa dipanggil Dipi, adalah seorang ibu yang gemar berkebun, dan rutin berolahraga. Gaya hidup sehat dan bervibrasi positif adalah dua hal yang selalu ia upayakan dalam keseharian. Sambil mengasuh putra satu-satunya, ia juga tetap produktif dan berusaha berkembang secara kognitif, sosial, mental dan spiritual.

Lulusan prodi Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran, Dipi lalu melanjutkan studi ke magister konsentrasi Pemasaran, namun pekerjaannya justru banyak berada di bidang edukasi, di antaranya guru di Sekolah Tunas Unggul, sekolah kandidat untuk International Baccalaureate (IB), dan kepala bagian Kemahasiswaan di Universitas Indonesia Membangun. Setelah resign tahun 2016, Dipi membangun personal brand Dipidiff hingga saat ini.

Sebagai Certified BNSP Public Speaker dan Certified BNSP Trainerserta certified IALC coach, Dipi diundang oleh berbagai komunitas dan Lembaga Pendidikan untuk berbagi topik membaca, menulis, mereviu buku, public speaking, dan pengembangan diri, misalnya di Kementrian Keuangan, Universitas Negeri Semarang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, BREED, Woman Urban Book Club, Lions Clubs, Bandung Independent School, The Lady Book Club, Buku Berjalan.id, SMAN 24 Bandung, SMAN 22 Bandung, dan lain-lain. Dipi juga pemateri rutin di platform edukasi www.cakap.com . Dipi meng-coaching-mentoring beberapa remaja dan dewasa di Growth Tracker Program, ini adalah program pribadi, yang membantu (terutama) remaja dan dewasa muda untuk menemukan passion dan mengeluarkan potensi mereka. 

Berstatus bookblogger, reviu-reviu buku yang ia tulis selalu menempati entry teratas di halaman pertama mesin pencari Google, menyajikan ulasan terbaik untuk ribuan pembaca setia. Saat ini Dipi adalah brand ambassador untuk Periplus Bandung dan berafiliasi dengan Periplus Indonesia di beberapa event literasi. Dipi juga menjadi Official Reviewer untuk Republika Penerbit dan berpartner resmi dengan MCL Publisher. Kolaborasi buku-bukunya, antara lain dengan One Peach Media, Hanum Salsabiela Rais Management, KPG, Penerbit Pop, Penerbit Renebook, dan Penerbit Serambi. Reviu buku Dipi bisa dijumpai di www.dipidiff.com maupun Instagram @dipidiffofficial. Dipi host di program buku di NBS Radio. Dulu sempat menikmati masa dimana menulis drop script acara Indonesia Kemarin di B Radio bersama penyiar kondang Sofia Rubianto (Nata Nadia). Podcast Dipi bisa diakses di Spotify DipidiffTalks.

Let's encourage each other to shape a better future through education and book recommendation.

Contact Dipidiff at DM Instagram @dipidiffofficial

 

 

 

TERBARU - REVIEW BUKU

Review Buku Fourth Wing - Rebecca Yarros

14-09-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

  An Instant New York Times BestsellerA Goodreads Most Anticipated Book Judul : Fourth Wing (The Empyrean, 1) Penulis : Rebecca Yarros Jenis Buku : Epic Fantasy, Romantic Fantasy, Sword & Sorcery Fantasy Penerbit : Piatkus, an...

Read more

Review Buku The Quiet Tenant - Clémence …

23-08-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

  National Best Seller One of The Most Anticipated Novels of 2023 GMA Buzz Pick A LibraryReads #1 Pick One of The Washington Post’s Notable Summer Books 2023One of Vogue’s Best Books of 2023One of Goodreads’s Most Anticipated Books...

Read more

Review Buku The Only One Left - Riley Sa…

23-07-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

    Editor's Pick Best Mystery, Thriller & Suspense The Instant New York Times Bestseller Named a summer book to watch by The Washington Post, Boston Globe, USA Today, Oprah, Paste, Country Living, Good Housekeeping, and Nerd Daily Judul...

Read more

Review Buku Helium Mengelilingi Kita - Q…

14-06-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Judul : Helium Mengelilingi Kita Penulis : Qomichi Jenis Buku : Sastra Fiksi, Coming of Age Penerbit : MCL Publisher Tahun Terbit : Maret 2023 Jumlah Halaman :  246 halaman Dimensi Buku : 14 x 20,5...

Read more

TERBARU - REVIEW CAFE & RESTORAN

Starbucks Jatinangor (a Story)

25-09-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Teman-teman sering menghabiskan waktu di Starbucks? Saya tidak. Alasan utama saya tidak sering ke Starbucks karena cafe kopi yang satu ini memang tidak ada di wilayah sekitar rumah saya. Tapi sekarang...

Read more

Kalpa Tree di Ciumbuleuit Bandung (a Sto…

11-08-2022 Dipidiff - avatar Dipidiff

Airy, stylish international restaurant with glass walls, plants & wine, plus a pool & garden.   Baru kemarin, Rabu tanggal 10 Agustus 2022 saya ke Kalpa Tree dalam rangka meeting. Sebenarnya ini...

Read more

Marka Cafe + Kitchen (a Review)

16-10-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Untuk mereka yang biasa ngafe atau duduk-duduk nongkrong sambil menikmati kopi pasti sudah kenal kafe yang satu ini. Saya juga tahu Marka cafe karena diajak partner saya ngobrol-ngobrol tukar pikiran...

Read more

Cafe Nanny's Pavillon (a Review)

27-07-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  "Do what you love, love what you do". Saya masih ingat sekali menggunakan kutipan itu untuk caption instagram saya waktu posting foto Nanny's Pavillon. Tapi benar ya, rasanya hari itu...

Read more

The Warung Kopi by Morning Glory (a Stor…

28-03-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Setengah ga nyangka dan setengah takjub juga begitu nemu kafe asyik kayak begini di wilayah Bandung Timur. Maklum sudah keburu kerekam di memori otak kalau kafe-kafe cozy adanya cuma di...

Read more

TERBARU - PERSONAL GROWTH & DEVELOPMENT

10 Tips Mengatasi Kesepian

05-12-2021 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Apakah kamu akhir-akhir ini merasa kesepian? Rasa sepi ini ga cuma hadir saat sendiri, tapi juga di tengah keramaian, atau bahkan saat bersama orang-orang terdekat. Ada sebuah rasa hampa yang...

Read more

Tentang Caranya Mengelola Waktu

11-08-2021 Jeffrey Pratama - avatar Jeffrey Pratama

  “Seandainya masih ada waktu...” Berani taruhan, diantara kita, pasti pernah berkomentar seperti di atas, atau yang mirip-mirip, minimal sekali seumur hidup. Waktu merupakan satu-satunya sumber daya yang tidak dapat diproduksi ulang. Apa...

Read more

Cara Membuat Perpustakaan Pribadi di Rum…

25-09-2020 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Perpustakaan sendiri punya kenangan yang mendalam di benak saya. Saya yakin teman-teman juga punya memori tersendiri ya tentang library. Baca juga "Arti Perpustakaan Bagi Para Pecinta Buku" Baca juga "Perpustakaan Luar...

Read more

The Five Things Your Website Should Incl…

17-08-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Website dan blog adalah portal wajib perusahaan masa kini. Penyebabnya tentu saja adalah kemajuan teknologi seperti internet dan gadget. Jaman sekarang memiliki bisnis tak harus memiliki bangunan fisik, cukup dengan...

Read more