0

Review Buku Where The Crawdads Sing - Delia Owens

Published: Saturday, 04 April 2020 Written by Dipidiff

 

International Bestseller

#1 The New York Times Bestseller

#1 This Week – Amazon Charts

The Best York Times Fiction Best Seller tahun 2019

More than 6 million copies sold
A Reese Witherspoon x Hello Sunshine Book Club Pick
Business Insider Defining Book of the Decade

SOON TO BE A MAJOR MOTION PICTURE

 

Judul : Where The Crawdads Sing

Penulis : Delia Owens

Jenis Buku : Romance Suspense

Penerbit : Penguin LCC US

Tahun Terbit : Desember 2019

Jumlah Halaman :  400 halaman

Dimensi Buku :  12.80 x 19.50 x 2.70 cm

Harga : Rp. 163.000*harga sewaktu-waktu dapat berubah

ISBN : 9780593085851

Paperback

Edisi Bahasa Inggris 

 

Available at PERIPLUS BANDUNG Bookstore (ig @Periplus_setiabudhi, @Periplus_husein1 , @Periplus_husein2)

 

 

 

Sekelumit Tentang Isi

Kya Clark hidup sendirian ditinggal ibunya, lalu menyusul saudara-saudaranya, dan pada akhirnya ayahnya juga pergi. Di usianya yang masih belia, bertahan hidup menjadi bagian dari hidup Kya sehari-harinya yang sepi dan sedih. Tapi kecerdasannya membuatnya mampu bertahan selama bertahun-tahun sendirian di rawa yang ia anggap rumah, dengan burung-burung camar sebagai kawan dan pasir tempat ia belajar.⁣

Selama bertahun-tahun, rumor "Marsh Girl" telah menghantui Barkley Cove, sebuah kota yang tenang di pantai Carolina Utara. Jadi pada akhir 1969, ketika Chase Andrews yang tampan ditemukan tewas, penduduk setempat segera mencurigai Kya Clark, yang dijuluki Gadis Marsh. Tapi Kya bukan gadis seperti yang mereka katakan. Ketika dua pria muda dari kota tertarik dengan kecantikannya yang liar, Kya membuka diri untuk kehidupan baru - sampai hal yang tak terpikirkan terjadi.⁣

 

Seputar Fisik Buku dan Disainnya

Kalau melihat disain sampulnya, saya mengira buku ini bakal menjadi buku romance yang manis setipe Sophie Kinsella atau Jojo Moyes begitu lah ya. Baru setelah membaca sinopsi di belakang buku timbul 'kecurigaan' bahwa ini buku romance jenis yang lain. Ada bumbu suspense dan misteri pembunuhannya ternyata. Dari situ saja saya sudah tertarik dengan novel yang satu ini.

Pilihan warna sampul yang merah muda pastel sejalan dengan genre romancenya. Ilustrasi alam juga sesuai dengan latar ceritanya. Ada siluet sesosok manusia yang sedang berperahu yang segera saya hubungkan dengan tokoh utama. Ternyata sebuah cover itu memang bisa sangat mewakili isi cerita bukunya ya.


Tokoh dan Karakter

Kya Clark, gadis kecil cantik yang tumbuh besar di rawa-rawa sendirian. Ditinggal ayah ibunya dan saudara-saudaranya. Kecerdasannya membuatnya mampu bertahan hidup. Hatinya rapuh dan merindukan kehidupan sosial serta keluarga. Tapi masyarakat kota menolak kehadirannya dan menganggapnya gadis yang liar dan bodoh.

Jody Clark, kakak Kya yang paling perhatian dan sayang pada Kya. Pergi meninggalkan Kya karena tidak tahan dengan kekerasan yang dilakukan ayah mereka. Di kemudian hari ia sangat menyesal telah meninggalkan Kya seorang diri.

Jumpin, pria berkulit hitam yang sangat baik pada Kya. Ia dan istrinya membantu Kya dengan menerima barter dari gadis kecil itu hingga Kya bisa bertahan hidup.

Chase Andrew, tampan dan kaya. Sangat populer di kota. Mencintai Kya. Ditemukan mati kemudian.

Sheriff, menduga Kya pelaku pembunuhan Chase Andrews.

Tate, baik hati dan tulus mencintai Kya, bahkan sejak Kya masih kecil. Tapi Tate memutuskan pergi untuk melanjutkan sekolah ke kota lain, mengingkari janjinya dan mematahkan hati Kya.

Ma, pergi meninggalkan keluarganya karena kekerasan yang dilakukan suaminya. Depresi mendalam hingga hilang semangat hidup dan akal sehatnya.

Pa, pemimpi dan kasar. Kecewa terhadap hidupnya sendiri.

 

Tokoh-tokoh dalam cerita memiliki karakter yang kuat dan dinamis. Tokoh-tokoh utama memiliki karakter yang positif maupun negatif sehingga terasa tiga dimensinya.

 

Alur dan Latar

Alurnya yang maju mundur teratur bisa dilihat di tahun ditiap awal chapter. Ini berselang-seling ya. Satu bab kita menyimak cerita masa lalu, lalu bab berikutnya ke masa saat ini, lalu kembali lagi ke masa lalu, dan seterusnya, hingga di satu titik akhirnya alur ini bertemu dan kemudian maju terus hingga ending cerita.

Prologue

1969

Marsh is not swamp. Marsh is a space of light, where grass grows in water, and water flows into the sky. Slow-moving creeks wander, carrying the orb of the sun with them to the sea, and long-legged birds lift with unexpected grace – as though not built to fly – against the roar of a thousand snow geese.

...

Page 1

 

 

1.

Ma

1952

The morning burned so August-hot, the marsh’s moist breath hung the oaks and pines with fog. The palmetto patches stood unusually quiet except for the low, slow flap of the heron’s wings lifting from the lagoon. And then, Kya, only six at the time, heard the screen door slap. Standing on the stool, she stopped scrubbing grits from the pot and lowered it into the basin of worn-out suds. No sounds now but her own breathing. Who had left the shack? Not Ma. She never let the door slam.

...

 

Kecepatan alurnya sedang cenderung cepat dengan sudut pandang cerita yang disampaikan dari sudut pandang orang ketiga.

Konfliknya menarik, romance dan misteri pembunuhan dengan isu rasis dan perisakan yang diangkat dengan luwes dalam cerita.

Ending-nya buku ini 'sesuatu banget' sih. Jenis-jenis akhir cerita yang bahagia tapi juga menyimpan kesedihan serta emosi lainnya. Mungkin beberapa pembaca akan berharap kenapa plotnya ga diputus di suatu titik yang itu saja, supaya semua terasa sempurna. Tapi Owens punya rencana berbeda rupanya. Diberikannya epilog cerita yang menutup semua tanda tanya tapi juga memunculkan pergolakan emosi lainnya. Personally, saya tidak keberatan, ending yang begini justru salah satu ending cerita yang saya suka karena lebih berwarna.⁣ 

 

Hal menonjol dari novel ini salah satunya adalah latar lokasi cerita yang alami, hidup, dan detail. Ada hutan, rawa, dan tepian. Bahkan berikut hewan-hewan sesuai habitatnya. Ternyata ini tidak mengherankan sebenarnya, karena Delia Owen memenangkan John Burroughs Award untuk Nature Writing dan karyanya telah dipublisikan di Nature, African Journal of Ecology dan media lainnya. Selain latar alam, ada pula latar-latar tempat lainnya di kota Barkley, misalnya ruang pengadilan yang juga dideskripsikan dengan cukup rinci. 

Lightning struck the original courthouse in 1912, burning much of the wooden structure to ashes. Rebuilt the next year on the same square at the end of Main Street, it was a brick two-story with twelve-foot windows trimmed in granite. By the 1960s, wild grasses and palmettos, and even a few cattails, had moved in from the marsh and taken over the once-groomed grounds. A lily-choked lagoon flooded in spring and, over the years, had eaten part of the sidewalk.

In contrast, the courtroom itself, designed to replicate the original, was imposing. The elevated judge's bench, made of dark mahogany with a colorful inlay of the state's seal, stood under multiple flags, including the Confederate. The half wall of the jury box, also of mahogany, was trimmed in red cedar, and the windows that lined one side of the room framed the sea.

Page 258

 

Yang menarik dan atau disuka dari Buku ini

Ada peta di bagian awal buku. Agak mengejutkan buat saya karena biasanya peta dilampirkan di buku-buku fantasi atau historical fiction. Jadi ini kejutan yang menyenangkan sebenarnya. Meski petanya sendiri baru punya arti ketika saya sudah mulai masuk ke dalam cerita. Dari peta ini kita bisa membayangkan betapa jauhnya lokasi rumah Kya dengan kota Barkley Cove. Kita juga bisa membayangkan lokasi tkp kasus Andrew Chase, dek penukaran barang-barang kebutuhan sehari-hari milik Jumpin, dan lokasi komunitas kulit berwarna tinggal.

Picture: peta lokasi

 

Prolognya yang tentang pembunuhan membuat cerita dibuka dengan cara yang menarik. Terutama untuk pembaca penggemar genre thriller dan murder seperti saya, meski cerita di buku ini nantinya bukan di misteri pembunuhan titik intinya.

Prologue

1969

Marsh is not swamp. Marsh is a space of light, where grass grows in water, and water flows into the sky. Slow-moving creeks wander, carrying the orb of the sun with them to the sea, and long-legged birds lift with unexpected grace – as though not built to fly – against the roar of a thousand snow geese.

...

On the morning of October 30, 1969, the body of Chase Andrews lay in the swamp, which would have absorbed it silently, routinely. Hiding it for good. A swamp knows all about death, and doesn't necessarily define it as tragedy, certainly not a sin. But this morning two boys from the village rode their bikes out to the old fire tower and, from the third switchback, spotted his denim jacket.

 

Benar bahwa novel ini 'Unforgettable' book seperti komentar dari Daily Mail. Awal ceritanya saja sudah bikin hati saya pedih. Kisah Kya kecil yang ditinggalkan begitu saja oleh ibunya, lalu satu per satu saudaranya juga pergi karena tidak tahan dengan perangai ayah mereka yang kasar, Kya kelaparan dan kesepian, membuat hati saya 'hancur'. Dan bukan cuma awal cerita, di sepanjang bab pun ada saja adegan yang membuat hati sedih atau terharu. Narasinya sangat luwes dan natural saat mengolah emosi cerita dan karena itulah ceritanya jadi sangat emosional. Contohnya saat adegan Kya menunggu ibunya pulang di bawah ini.

Then – make-believe coming and going easily – she walked to a mossy log and sat. Silently, he joined her. He wanted to say something to get her mind off Ma, but no words came, so they watched the swimming shadows of water striders.

Kya returned to the porch steps later and waited for a long time, but, as she looked to the end of the lane, she never cried. Her face was still, her lips a simple thin line under searching eyes. But Ma didn't come back that day either.

Page 11

 

Kisah cinta di novel ini indah menurut saya. Jenis-jenis romance yang menonjolkan insting paling alami dan primitif dalam diri kita, ketika dorongan melindungi dan cinta, 'desire and pure heart blend in one pulse, this is it'. Dengan latar lokasi cerita yang puitis seperti ombak, laut, pantai, sinar bulan, dan daun-daun yang berguguran, maka lengkaplah sudah penggambarannya.

“Ya said you had a beach. Let's go to the beach.”

She cut off pieces of the leftover cornbread for the gulls and walked ahead of him down the path until it opened wide to the bright sand and sea. As she let out her soft cry, the gulls appeared and circled above and around her shoulders. The large male, Big Red, landed and walked back and forth across her feet.

Chase stood a little distance away, watching as Kya disappeared into the spiraling birds. He hadn't planned on feeling anything for this strange and feral barefoot girl, but watching her swirl across the sand, birds at her fingertips, he was intrigued by her self-reliance as well as her beauty. He'd never known anyone like Kya; a curiosity as well as desire stirred in him. When she came back to where he stood, he asked if he could come again the next day, promised he would not even hold her hand, that he just wanted to be near her. She simple nodded. The first hope in her heart since Tate left.

Page 169

 

Tapi kenaifan si gadis dalam cerita, atau mungkin lebih tepatnya, plot drama yang disusun berintrik, kadang membuat saya geram. Ini jelas bukan comedy-romance. It is painfully somehow. Ketika cinta kembali dikecewakan, pertanyaan apakah kita layak dicintai selalu menghantui.⁣

Selagi unsur romance berkembang cepat dalam cerita, misteri kematian tokoh Chase justru bergerak pelan. Buat yang membaca buku ini karena mengincar unsur misteri pembunuhan harus sabar ya.

Tokoh Kya yang cerdas dan suka membaca sangat saya suka. Level membacanya yang setingkat mahasiswa padahal ia tidak bersekolah membuat saya kagum. Sebuah buku yang punya tokoh yang suka baca rasanya likeable ya, mungkin karena beresonansi dengan kita yang juga suka baca.

She handed Mrs. Hines, the librarian, a list of college textbooks. “Could you please help me find The Principles of Organic Chemistry by Geissman, Invertebrate Zoology of the Coastal Marsh by Jones, and Fundamentals of Ecology by Odum...” She'd seen these titles referenced in the last of the books Tate had given before he left her for college.

“Oh, my. I see. We'll have to get a library loan from the University of North California at Chapel Hill for these books.”

So now, sitting outside the old cabin, she picked up a scientific digest. One article on reproductive strategies was titled “Sneacky Fuckers.” Kya laughed.

As is well known, the article began, in nature, usually the males with the most prominent secondary sexual characteristics, such as the biggest antlers, deepest voices, broadest chests, and superior knowledge secure the best territories because they have fended off weaker males. The females choose to mate with these imposing alphas and are thereby inseminated with the best DNA around, which is passed on to the females's offspring – one of the most powerful phenomena in the adaptation and continuance of life. Plus, the females get the best territory for their young.

...

Page 182

 

 

Filosofi kehidupan ada juga di buku ini, tapi dibahas dan dikaitkan dengan nature. Saya jadi punya wawasan baru karenanya. Misalnya tentang perilaku hewan tertentu yang memiliki pola atau kemiripan dengan tingkah laku manusia.

Kya remembered, those many years ago, Ma warning her older sisters about young med who overrevved their rusted-out pickups or drove jalopies around with radios blaring. “Unworthy boys make a lot of noise.” Ma had said.

She read a consolation for females. Nature is audacious enough to ensure that the males who send out dishonest signals or go from one female to the next almost always end up alone.

...

Page 183

 

Sesekali dialog para tokohnya menggunakan bahasa Inggris yang tidak baku ya. Bahasanya mengikuti dialeg bahasa di latar lokasi cerita, misalnya 'But we coudn't see 'em', 'It's yo' lawya', dll.⁣

 

Lalu, ada cukup banyak puisi di buku ini. Tokoh utama, Kya, bukan hanya suka buku dan hobi baca, tapi ia juga mencintai puisi. Bait-bait puisinya sedih, seringnya dibacakan saat Kya merasa sepi dan putus asa.⁣

You disappeared, I know not where.⁣
But your wing-marks still linger there.⁣
A broken heart cannot fly,⁣
But who decides the time to die?"
Page 277⁣


Child to child

Eye to eye

We grew as one,

Sharing souls.

Wing by wing,

Leaf by leaf

You left this world,

You died before the child.

My friend, the Wild.

Page 219

 

Standing on the crate, craning her neck toward the marsh, she recalled an Amanda Hamilton poem:

Broken Gull of Brandon Beach

Winged soul, you danced the skies,

And startled dawn with shrilling cries.

You followed sails and braved the sea,

Then caught the wind back to me.

 

You broke your wing; it dragged the land

And etched your mark upon the sand.

When feathers break, you cannot fly,

But who decides the time to die?

...

Page 276

 

Kya nodded at Jumpin’ and churned home. She stood on the mud bank of the lagoon, whispering one of Amanda Hamilton’s verse:

“Never underrate

The heart,

Capable of deeds

The mind cannot conceive.

The heart dictates as well as feels.

How else can you explain

The path I have taken,

That you have taken

The long way through this pass?”

Page 312

 

 

Di buku ini ada dialog sidang. Jadi mengingatkan saya pada buku-bukunya Jodi Picoult ya yang juga punya sisi hukumnya dalam cerita.

And now, you're telling us that there is no evidence whatsoever that Miss Clark was even on the fire tower that night. Is that a correct statement?”

“Yes.”

“So we have no evidence that proves Miss Clark was on the fire tower the night Chase Andrews fell to his death. Correct?”

“That's what I said.”

“So that's a yes.”

“Yeah, that's a yes.”

“Sheriff, isn't it true that those grates on top of the tower were left open quite frequently by kids playing up there?”

“Yeah, they were left open sometimes. But like I said earlier, it was usually the one you had to open to climb on top, not the other ones.”

“But isn't it true that the grate by the stairs and occasionally the others were left open so often and considered so dangerous that your office submitted a written request to the U.S. Forest Service to remedy the situation?” Tom held a document out the sheriff. ...

Page 308

 

 

 

Bercerita soal novel Where The Crawdads Sing, kesan saya yang terutama adalah "novel ini sedih, tapi juga indah". Buat saya novelnya page turner, saya enggan melepaskan buku ini, terutama di sepertiga akhir bagian buku.⁣ Pesan ceritanya sebenarnya cukup banyak, mulai dari sindiran kepada masyarakat yang masih mendiskriminasikan orang-orang kulit hitam dan memandang rendah orang lain karena status sosial. Lalu melalui cerita kehidupan Kya juga banyak pesan-pesan yang bisa kita ambil, seperti semangat hidup, pantang menyerah, dan kemauan untuk belajar. Hidup itu tidak mudah, tapi bertahan hidup dan berusaha berkembang adalah keharusan.

This is absolutely one of my favourite fictions of 2020.⁣

 

Siapa Delia Owens

Delia Owens adalah penulis tiga buku nonfiksi terlaris internasional tentang hidupnya sebagai ilmuwan satwa liar di Afrika. Dia memegang gelar BS dalam bidang Zoologi dari University of Georgia dan PhD dalam Perilaku Hewan dari University of California di Davis. Owens memenangkan John Burroughs Award untuk Nature Writing dan karyanya sudah diterbitkan di Nature di antaranya di The African Journal of Ecology dan International Wildlife. Where The Crawdads Sing adalah novel pertama Delia Owens. 

Sumber: Novel Where The Crawdads Sing

Novel debutan Delia Owens Where the Crawdads Sing menduduki posisi teratas The Best York Times Fiction Best Seller tahun 2019 selama 25 minggu tanpa berturut-turut. Buku ini telah berada di daftar buku terlaris New York Times selama lebih dari setahun. Penulis yang lahir sekitar tahun 1949 ini juga menulis memoar Cry of the Kalahari, The Eye of the Elephant, dan Secrets of the Savanna, bersama Mark, suaminya, saat mereka mempelajari binatang di Afrika.

Owens tumbuh di pedesaan Georgia pada 1950-an. Ia dan suaminya, Mark Owens, adalah mahasiswa biologi di Universitas Georgia. Owens memperoleh gelar Bachelor of Science dalam bidang ilmu hewan dari University of Georgia dan gelar Ph.D. dalam Animal Behavior dari University of California di Davis. Mereka pindah ke Afrika pada 1974, bekerja di Taman Nasional Luangwa Utara, dan kemudian di Mpika, Zambia pada awal 1990-an. ABC menyiarkan laporan pada tahun 1996 berjudul "Deadly Game: Kisah Mark dan Delia Owens", yang diproduksi oleh Andrew Tkach dan dipandu oleh Meredith Vieira. Laporan tersebut menampilkan pembunuhan kontroversial terhadap pemburu liar di Zambia, yang diduga dilakukan oleh anak tirinya dan suaminya, yang dicari di Zambia untuk diinterogasi. Sejak menyelesaikan PhD dalam Biologi, Owens menerbitkan studinya tentang ekologi perilaku satwa liar Afrika di jurnal profesional, termasuk Nature, Journal of Mammalogy, Animal Behavior, dan African Journal of Ecology. Dia juga berkontribusi artikel untuk Natural History dan International Wildlife yang ditujukan untuk khalayak yang lebih luas.

Delia dan Mark Owens kemudian bercerai. Delia Owens tinggal di Boundary County, Idaho.

Owens adalah salah satu pendiri Owens Foundation for Wildlife Conservation di Stone Mountain, GA. Dia juga bekerja sebagai editor keliling untuk International Wildlife, mengajar di seluruh Amerika Utara, dan berpartisipasi dalam upaya konservasi beruang grizzly di seluruh Amerika Serikat. 

Awards/Honors

  • 1981 - Rolex Award for Enterprise for Kalahari Research Project (with former husband, Mark Owens)
  • 1985 - John Burroughs Award (with Mark Owens)
  • 1993 - University of California Outstanding Alumnus Award
  • 1994 - Ridder of the Golden Ark (Netherlands)

Sumber: wikipedia

 

Rekomendasi

Buku ini saya rekomendasikan kepada pembaca dewasa yang menyukai genre romance dengan bumbu misteri pembunuhan. Latar lokasi dan suasana cerita detail, terutama alamnya yang tergambarkan dengan baik. Ada tokoh baik dan jahat di buku ini, tapi tokoh utamanya tidak sepenuhnya sempurna, mereka dinamis dan tiga dimensi. Kisah percintaannya manis dan ada juga yang bikin patah hati. Secara total emosi yang muncul memang sedih dan haru. Alur misteri pembunuhannya slow burn dan kombinasi alur maju dan mundur - teratur. Plot twistnya menarik. Endingnya tertutup, happy, tapi juga ada sedihnya. Isu yang diangkat terutama tentang rasis dan perbedaan status sosial. Ada adegan persidangan yang menarik untuk disimak.⁣

Content Warning: sexual content, murder, racism, child abuse.

 

Jika Anda suka dan merasa mendapatkan manfaat dari konten di blog Dipidiff.com, sekarang Anda bisa mendukung pengembangan blog ini dengan mendonasikan uang mulai dari seribu rupiah atau mempertimbangkan untuk mendukung rutin per bulannya. Terimakasih.

Donasi dapat ditransfer ke:

BCA 740 509 5645

Konfirmasi transfer ke DM Instagram @dipidiffofficial

 

-------------------------------------------------------------------------


 

Dipidiff.com adalah sebuah media edukasi yang menginspirasi melalui beragam topik pengembangan diri, rekomendasi buku-buku, dan gaya hidup yang bervibrasi positif.

Diana Fitri, biasa dipanggil Dipi, adalah seorang ibu yang gemar berkebun, dan rutin berolahraga. Gaya hidup sehat dan bervibrasi positif adalah dua hal yang selalu ia upayakan dalam keseharian. Sambil mengasuh putra satu-satunya, ia juga tetap produktif dan berusaha berkembang secara kognitif, sosial, mental dan spiritual.

Lulusan prodi Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran, Dipi lalu melanjutkan studi ke magister konsentrasi Pemasaran, namun pekerjaannya justru banyak berada di bidang edukasi, di antaranya guru di Sekolah Tunas Unggul, sekolah kandidat untuk International Baccalaureate (IB), dan kepala bagian Kemahasiswaan di Universitas Indonesia Membangun. Setelah resign tahun 2016, Dipi membangun personal brand Dipidiff hingga saat ini.

Sebagai Certified BNSP Public Speaker dan Certified BNSP Trainerserta certified IALC coach, Dipi diundang oleh berbagai komunitas dan Lembaga Pendidikan untuk berbagi topik membaca, menulis, mereviu buku, public speaking, dan pengembangan diri, misalnya di Kementrian Keuangan, Universitas Negeri Semarang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, BREED, Woman Urban Book Club, Lions Clubs, Bandung Independent School, The Lady Book Club, Buku Berjalan.id, SMAN 24 Bandung, SMAN 22 Bandung, dan lain-lain. Dipi juga pemateri rutin di platform edukasi www.cakap.com . Dipi meng-coaching-mentoring beberapa remaja dan dewasa di Growth Tracker Program, ini adalah program pribadi, yang membantu (terutama) remaja dan dewasa muda untuk menemukan passion dan mengeluarkan potensi mereka. 

Berstatus bookblogger, reviu-reviu buku yang ia tulis selalu menempati entry teratas di halaman pertama mesin pencari Google, menyajikan ulasan terbaik untuk ribuan pembaca setia. Saat ini Dipi adalah brand ambassador untuk Periplus Bandung dan berafiliasi dengan Periplus Indonesia di beberapa event literasi. Dipi juga menjadi Official Reviewer untuk Republika Penerbit dan berpartner resmi dengan MCL Publisher. Kolaborasi buku-bukunya, antara lain dengan One Peach Media, Hanum Salsabiela Rais Management, KPG, Penerbit Pop, Penerbit Renebook, dan Penerbit Serambi. Reviu buku Dipi bisa dijumpai di www.dipidiff.com maupun Instagram @dipidiffofficial. Dipi host di program buku di NBS Radio. Dulu sempat menikmati masa dimana menulis drop script acara Indonesia Kemarin di B Radio bersama penyiar kondang Sofia Rubianto (Nata Nadia). Podcast Dipi bisa diakses di Spotify DipidiffTalks.

Let's encourage each other to shape a better future through education and book recommendation.

Contact Dipidiff at DM Instagram @dipidiffofficial

 

 

 

TERBARU - REVIEW BUKU

Review Buku Fourth Wing - Rebecca Yarros

14-09-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

  An Instant New York Times BestsellerA Goodreads Most Anticipated Book Judul : Fourth Wing (The Empyrean, 1) Penulis : Rebecca Yarros Jenis Buku : Epic Fantasy, Romantic Fantasy, Sword & Sorcery Fantasy Penerbit : Piatkus, an...

Read more

Review Buku The Quiet Tenant - Clémence …

23-08-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

  National Best Seller One of The Most Anticipated Novels of 2023 GMA Buzz Pick A LibraryReads #1 Pick One of The Washington Post’s Notable Summer Books 2023One of Vogue’s Best Books of 2023One of Goodreads’s Most Anticipated Books...

Read more

Review Buku The Only One Left - Riley Sa…

23-07-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

    Editor's Pick Best Mystery, Thriller & Suspense The Instant New York Times Bestseller Named a summer book to watch by The Washington Post, Boston Globe, USA Today, Oprah, Paste, Country Living, Good Housekeeping, and Nerd Daily Judul...

Read more

Review Buku Helium Mengelilingi Kita - Q…

14-06-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Judul : Helium Mengelilingi Kita Penulis : Qomichi Jenis Buku : Sastra Fiksi, Coming of Age Penerbit : MCL Publisher Tahun Terbit : Maret 2023 Jumlah Halaman :  246 halaman Dimensi Buku : 14 x 20,5...

Read more

TERBARU - REVIEW CAFE & RESTORAN

Starbucks Jatinangor (a Story)

25-09-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Teman-teman sering menghabiskan waktu di Starbucks? Saya tidak. Alasan utama saya tidak sering ke Starbucks karena cafe kopi yang satu ini memang tidak ada di wilayah sekitar rumah saya. Tapi sekarang...

Read more

Kalpa Tree di Ciumbuleuit Bandung (a Sto…

11-08-2022 Dipidiff - avatar Dipidiff

Airy, stylish international restaurant with glass walls, plants & wine, plus a pool & garden.   Baru kemarin, Rabu tanggal 10 Agustus 2022 saya ke Kalpa Tree dalam rangka meeting. Sebenarnya ini...

Read more

Marka Cafe + Kitchen (a Review)

16-10-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Untuk mereka yang biasa ngafe atau duduk-duduk nongkrong sambil menikmati kopi pasti sudah kenal kafe yang satu ini. Saya juga tahu Marka cafe karena diajak partner saya ngobrol-ngobrol tukar pikiran...

Read more

Cafe Nanny's Pavillon (a Review)

27-07-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  "Do what you love, love what you do". Saya masih ingat sekali menggunakan kutipan itu untuk caption instagram saya waktu posting foto Nanny's Pavillon. Tapi benar ya, rasanya hari itu...

Read more

The Warung Kopi by Morning Glory (a Stor…

28-03-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Setengah ga nyangka dan setengah takjub juga begitu nemu kafe asyik kayak begini di wilayah Bandung Timur. Maklum sudah keburu kerekam di memori otak kalau kafe-kafe cozy adanya cuma di...

Read more

TERBARU - PERSONAL GROWTH & DEVELOPMENT

10 Tips Mengatasi Kesepian

05-12-2021 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Apakah kamu akhir-akhir ini merasa kesepian? Rasa sepi ini ga cuma hadir saat sendiri, tapi juga di tengah keramaian, atau bahkan saat bersama orang-orang terdekat. Ada sebuah rasa hampa yang...

Read more

Tentang Caranya Mengelola Waktu

11-08-2021 Jeffrey Pratama - avatar Jeffrey Pratama

  “Seandainya masih ada waktu...” Berani taruhan, diantara kita, pasti pernah berkomentar seperti di atas, atau yang mirip-mirip, minimal sekali seumur hidup. Waktu merupakan satu-satunya sumber daya yang tidak dapat diproduksi ulang. Apa...

Read more

Cara Membuat Perpustakaan Pribadi di Rum…

25-09-2020 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Perpustakaan sendiri punya kenangan yang mendalam di benak saya. Saya yakin teman-teman juga punya memori tersendiri ya tentang library. Baca juga "Arti Perpustakaan Bagi Para Pecinta Buku" Baca juga "Perpustakaan Luar...

Read more

The Five Things Your Website Should Incl…

17-08-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Website dan blog adalah portal wajib perusahaan masa kini. Penyebabnya tentu saja adalah kemajuan teknologi seperti internet dan gadget. Jaman sekarang memiliki bisnis tak harus memiliki bangunan fisik, cukup dengan...

Read more