0

Review Buku Bino - Zaki Jaihutan

Published: Saturday, 10 September 2022 Written by Dipidiff

 

Judul : Bino

Penulis : Zaki Jaihutan

Jenis Buku : Horor

Penerbit : MCL Publisher

Tahun Terbit : Juni 2021

Jumlah Halaman : 288 halaman

Dimensi Buku : 13 x 19 cm

Harga : Rp. 96.000*harga sewaktu-waktu dapat berubah

ISBN : 9786239606756

 

Softcover

MCL Publisher

 

 

 

Sekelumit Tentang Isi

Agi kerap melamun dan bermimpi. Di salah satu lamunannya ini Agi melihat seorang pemuda yang bahkan setelah dia menghilang dari lamunan-lamunannya, sosok pemuda ini tidak pernah pergi dari benak Agi. Agi adalah seorang pemimpi yang ingin menjalani hidup sebagai penulis. Dengan laptop pemberian sahabatnya, Tabah, Agi mulai menulis tentang si pemuda ini yang kemudian diketahui bernama Bino. Sejak saat itu seluruh hidupnya berubah. Agi mulai tidak bisa memisahkan antara kenyataan dan impian. Cerita makin absurd ketika tulisannya membawanya pada sebuah desa terkutuk bernama Tanah Dijuru, tempat orang-orang datang untuk mendapatkan apa yang dimau dan bersedia membayar dengan apapun yang Sang Sepuh inginkan. 

Siapa pemuda ini? Mengapa sulit sekali bagi Agi untuk berhenti menulis? Ketika apa yang ditulisnya berujung pada kematian orang-orang terdekatnya, Agi menyadari bahwa dia harus terus menulis, mencari tahu siapa pemuda itu, meski itu bisa berarti menjemput kematiannya.

Ada klenik di cerita ini, ada pula ketelanjangan pada sisi jahat manusia, keserakahan, ambisi, nafsu, dan tentu saja sensasi. Sebuah buku yang isi ceritanya kasar tapi ditulis dengan indah.

 

Rekomendasi

Saya rekomendasikan novel ini kepada pembaca dewasa pecinta genre horor klenik lokal khas Indonesia dengan siluman dan sisi jahat manusia. Sadis, kelam, dan absurd, tapi tetap menjaga pesan penting bahwa hidup itu harus berpijak pada realita dan kendali kehidupan ada di tangan manusia meski takdir adalah mutlak milik Tuhan.

Underline Issues: adegan seksual, kekerasan, pembunuhan berdarah, dll. Baca sesuai usia.

 

 

This Book Review Might Have Spoiler!

 

 

Tokoh dan Karakter

- Agi
- Dita
- Nuria
- Mama
- Papa
- Abah ayub
- Dobino
- Rukiyah
- Mang oji
- Mia
- Kutu
- Fatma
- Tabah
 
 
Saya menyadari para tokoh utama di buku ini ternyata tidak ada yang likeable. Semua tokoh punya celah, punya kelemahan, yang membuat saya sebagai pembaca merasa "greget" dan rasanya ingin "banting buku", tapi ini in a good way, karena berarti Zaki Jaihutan sebagai penulis berhasil menyentuh sisi emosi saya. Kalau dipikir-pikir lebih dalam, tampaknya tokoh Dita bisa masuk kategori tokoh protagonis di sini dengan kesabaran dan kerelaannya mendampingi Agi. Namun terlepas dari likeable atau tidak, saya sendiri tidak keberatan dengan sebuah cerita yang tanpa tokoh protagonis selama jalan ceritanya berkualitas, seperti halnya novel Bino. Justru ada satu rasa penasaran yang besar untuk bisa masuk ke dalam karakter tokoh-tokoh antagonis, memahami sisi emosi, karakter, dan dasar pengambilan keputusan mereka.
 
Agi dalam perspektif saya adalah sosok pemuda pelamun yang mudah gamang. Dengan caranya sendiri dia masuk kategori labil disebabkan karena kehidupan yang serba kecukupan, tidak ada tantangan hidup yang cukup berarti, sehingga dia merasa bosan, dan kurang tujuan. Ayahnya sibuk bekerja, adiknya sibuk dengan aktifitasnya sendiri, rumah mereka yang cukup besar nyatanya lengang, karena dengan segala fasilitas yang ada akhirnya anggota keluarga asyik sendiri-sendiri, tinggal ibu yang duduk di ruang keluarga menunggu ayah yang kerap pulang larut malam.
 
Bino lahir dari keluarga yang toxic dari awal. Ibunya melayani laki-laki yang datang silih berganti. Bino tumbuh jadi pemuda tampan yang tidak kenal aturan sosial. Don Juan yang hidup demi sensasi. Kutu anak orang kaya yang 'merapat' ke Bino karena terpesona daya tariknya yang luar biasa di lingkungan sosial, dengan gayanya yang bebas, tipe magnet yang bersebarangan dengan segala sifat Kutu yang canggung. Bino membuatnya 'terlihat dan ada'. Kalau merunut keluarga Kutu, akan ditemukan juga akar mengapa Kutu tumbuh menjadi pribadi yang demikian. Ibu dan ayah yang tidak peduli, bahkan saat makan malam keluarga tidak ada percakapan hangat. Ibu dan ayah Kutu sibuk dengan ponsel dan urusan masing-masing.
 
Deskripsi fisik tokoh utama cukup untuk imajinasi saya. Misalnya Agi, Bino, Kutu, dan Rukiyah.
 
Setiap bercermin, aku akan melihat sosok diriku; lelaki berambut hitam pendek tersisir ke samping, selalu berpakaian rapi yang kupadukan dengan celana panjang. Bahkan kaus yang aku kenakan harus kaus berkerah. Saat jemu melihat diriku di cermin, pikiranku melompat melampaui cermin itu, dan di baliknya aku melihat seorang pemuda berambut lurus sebagu sedang berdiri santai. Tubuh pemuda ini tinggi tegap, dengan rahang yang kuat, berbeda denganku yang mungkin dalam setahun hanya berolahraga selama dua jam. Matanya terlihat sayu seolah sedang bangun tidur, tapi tatapannya tajam menusuk. Dia senang mengenakan kaus santai dengan celana jins, sesekali ditambah kemeja flanel. Dia hanya berdiri diam sambil menatap tajam. Kemudian dia hilang, dan aku kembali melihat wajahku di cermin.
Halaman 2
 
Kutu adalah debu halus tertiup angin. Kakinya tak pernah lama berpijak untuk meninggalkan jejak bagi orang-orang di sekelilingnya. Tubuhnya kurus tinggi dengan punggung agak bungkuk. Wajahnya terhias kacamata tebal dengan rambut berombak yang terurai kusut hingga pundak. Melihatnya berjalan seperti meilhat tongkat kayu panjang yang bengkok sedang berjalan. Dia tidak sombong dan tidak jahat. Tidak ada yang membencinya. Orang hanya tak peduli dengannya. Bagi dunia, bahkan mungkin di mata orangtuanya, Kutu sekadar ada.
Halaman 49
 
... seorang perempuan tampak meniti pematang sawah menuju ke arahnya. Kepala perempuan itu tertutup caping dan tangannya menjinjing sesuatu.
 
Dari balik bayangan caping, pemuda itu melihat senyum manis merekah. Caping lebar itu bergerak sedikit ke bawah, menunjukkan sebuah anggukan ramah.
Wajah yang tersenyum di balik caping itu sungguh manis. Tanpa aroma parfum, tanpa riasan seulas pun. Wajahnya tampak legam terbakar matahari dan lembap oleh keringat.
Perempuan itu duduk di pinggir jalan dan meletakkan tentengannya. Caping lebar itu pun dilepasnya.
Kini pemuda itu bisa melihat dengan lebih jelas paras kotor dan manis perempuan itu dihiasi rambut hitam sepunggung.
Halaman 13

 

Alur dan Latar

Alur cerita kombinasi maju mundur dengan konsep cerita di dalam cerita. Novel Bino ini ber-plot twist dengan pengungkapan misteri yang asyik. Kisah diceritakan dari sudut pandang orang pertama, Agi.
 
Latar cerita mengambil lokasi di kampus sastra Indonesia, warung abah Incu, rumah mang Oji, restoran Junski, dan lain-lain, tapi lokasi yang tentu saja paling vital adalah Desa Tanah Dijuru. Berikut saya kutipkan deskripsi fisik desa siluman ini, yang tampak beda di mata dengan kenyataan sesungguhnya. 
 
 
Desa ini seolah menyambutnya ketika dia tiba. Mungkinkah dia sedang dimakan keriaan berlebih setelah menyetir selama lima jam tanpa tahu apakah dia bisa menemukan desa ini?
Meski memikat hati, desa ini sungguh sepi. Dia telah melewati beberapa rumah tanpa melihat seorang manusia pun. Sama sekali tidak tampak adanya tanda pengenal daerah, tapi dia tahu, inilah desa yang dicarinya. Bagaimana dia tahu, pemuda itu tidak tahu.
Dengan perlahan, dia meniti pematang sawah, kembali menuju mobilnya yang terparkir di jalan kecil di pinggir sawah. Dia menyandarkan badan ke pintu mobil. Tidak sampai dua meter dari mobil itu, jalan kecil tersebut berakhir begitu saja, langsung berhadapan dengan hamparan sawah luas, seolah jalan itu tenggelam dalam hamparan hijau tersebut. Jauh di ujung mata, sawah itu dibatasi rimbun pepohonan yang menjelma hutan lebat di kaki bukit hijau.
Halaman 13
 
Selain Tanah Dijuru saya juga menandai kontrakan Mang Oji, karena aura mistisnya yang kental.
Kontrakan ini hanya memiliki tiga ruangan: satu ruang depan yang berfungsi sebagai ruang tamu dan ruang makan sekaligus dapur kecil, satu kamar tidur dengan jendela kecil menghadap rumah tetangga di belakang, serta kamar mandi. Sebagain besar hidup Mang Oji, setidaknya dalam lima tahun terakhir yang Bino tahu, hanya berkutat di antara tiga ruangan kecil ini dan lorong-lorong kampus.
Halaman 29
 
 
 
Konflik cerita berkisar tentang bagaimana bisa menghentikan Bino sementara korban terus berjatuhan. Kisah ini ber-ending tertutup.

 

Yang menarik dan atau disuka dari Buku ini

Salah satu kesenangan ketika berkumpul bersama para pecinta buku adalah soal racun meracun buku. Teman-teman merasakan hal yang sama kah? Buku Bino yang saya baca ini merupakan rekomendasi dari kang Anwar, editor senior yang saya hormati. Waktu itu inget banget saya lagi membicarakan betapa seringnya saya gagal horor di banyak buku bergenre ini. Salah saya memang, karena kadung mendefinisikan dan mencintai horor dalam arti yang lebih sempit, yakni ketakutan yang muncul gara-gara makluk halus, dedemit, dan sebangsanya. Padahal genre horor secara luas banyak juga yang beririsan dengan thriller bahkan literary.

Sejak awal kisah Bino memang sudah menyajikan sisi misterinya. Siapakah pemuda dalam lamunan Agi? Itu dia misteri yang ditawarkan di buku ini. Umpan ini memang membuat saya penasaran lantaran tarik ulurnya yang cukup lama hingga kemudian jati diri Bino diungkap lebih lengkap.

Oh ya, berkaitan dengan hobi menulis yang Agi miliki, ada satu kalimat di dalam cerita yang saya sukai karena saya merasa bisa memahami maknanya. Dalam satu adegan, ayahnya Agi berkata ke Agi kalau semua dongeng itu harus berakhir, tapi Agi menolak dan melawannya dengan menulis. Semua mimpi diwujudkan Agi menjadi kata-kata di buku harian, bahkan di atas kertas tisu. Bagi Agi, dengan kata-kata dia menghidupkan mimpinya. Meski saya tidak persis seperti Agi, tapi saya merasa apa yang diutarakan Agi benar adanya bahwa dengan menulis kita mewujudkan mimpi, karena tulisan tidak membatasi kreatifitas dan mampu menembus batas.

Ada beberapa isu yang saya cermati juga di novel ini, misalnya tentang istri yang penurut ke suami, seperti ibunya Agi dan Dita. Hal ini membuat saya berpikir apakah cinta memang berarti menuruti semua ucapan suami hingga seolah tidak punya keinginan sendiri. Apakah pria memang menyukai wanita-wanita super penurut seperti ini. Personally, saya merasa ini contoh pernikahan yang tidak sehat, dan dalam kasus kepribadian Agi yang lemah sangat mungkin karena mendapatkan pengaruh dari model interaksi ayah dan ibunya.

Dita tertawa kecil. "Memangnya apa yang salah, sih, sama cerita cinta? Lo pasti pernah jatuh cinta. Gue aja takjub sama cinta. Apa aja yang dibilang bokap gue, pasti selalu diikutin sama nyokap gue, kayak dia nggak punya keinginan sendiri. Itu cinta kali, ya."
"Nyokap gue juga gitu. Apa aja nurut ke Bokap. Kalau nggak ada pertanyaan, Nyokap cuma diam, jahit kristik. Kayaknya Monas harus runtuh dulu baru nyokap gue mau bicara panjang."
Halaman 7


Masih tentang situasi keluarga Agi, ada hal lain juga yang menarik dan yang saya garis bawahi, yakni tentang rumah yang besar ternyata tidak selalu membawa hal positif karena anggota keluarga jadi lebih jarang bertemu dan akhirnya membuat jarak kedekatan semakin jauh dan menghilang. Dalam hal ini, rumah kecil tapi akrab dan hangat rasanya jadi jauh lebih baik. Tidak ada yang lebih penting dari kebersamaan dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga, tidak pula buku atau televisi dan hiburan lainnya. Jikapun demikian, bukankah akan lebih baik jika membaca buku atau menonton dilakukan bersama agar rasa saling terkoneksi sebagai keluarga tetap ada.

Rumah itu Papa beli dengan harga "miring" dari salah seorang kliennya. tapi dengan harga semiring apa pun, kami tahu rumah sebesar itu, berlantai dua dengan lima kamar tidur, dilengkapi taman belakang yang cantik, serta berlokasi di tengah kota, jelas tidak murah.
Seiring waktu berlalu, aku sadar rumah ini membius kami di dunia kami masing-masing. Ketika masih tinggal di rumah kontrakan, kami harus puas dengan kamar-kamar kecil yang saling berseberangan. Kami biasa antre untuk mandi pagi dan selalu bertemu saat malam untuk menonton televisi bersama (setidaknya aku, Nuria, dan Mama karena Papa selalu bekerja hingga larut malam). Kini, di rumah ini, televisi di ruang keluarga hampir tidak pernah menyala karena Papa dan Mama punya televisi sendiri di kamar. Begitu pun Nuria. Cuma kamarku yang tidak dilengkapi televisi karena aku memang tidak pernah meminta. Aku sudah puas dengan buku-bukuku.
Halaman 8
 
 
Dalam potret keluarga Kutu juga ada contoh yang negatif tentang pola parenting, dimana ayah dan ibu sibuk dengan aktifitas masing-masing. Bahkan makan malam keluarga pun tak luput dari kesibukan, tidak ada percakapan, anak pun diabaikan.
Tubuh Kutu kurus bukan karena dia tidak diberi makan cukup, tapi karena nafsu makannya susah muncul. Setiap kali dia makan, dia akan teringat rutinitas makan malam aneh di akhir minggu bersama bapak dan ibunya. Itulah saat Kutu bisa bicara lebih dari sepuluh menit dengan mereka berdua. Akan selalu ada telepon masuk dan Kutu menjadi si penyendiri di hadapan bapak dan ibunya yang sibuk dengan ponsel mereka. Setiap dia makan, dia seperti mendengar suara bapak dan ibunya asyik berbicara di telepon, lupa atau berlagak lupa ada anaknya di hadapan mereka, dan seluruh nafsu makan Kutu pun hilang.
Halaman 50
 
Membaca Bino sebenarnya membuat saya banyak memikirkan topik parenting, bagaimana tokoh Kutu, Bino, dan Agi bisa jadi antagonis dengan kelemahan karakter masing-masing yang saya pikir ada hubungannya dengan situasi keluarga dan pola pengasuhan. Di novelnya sendiri, tidak ada narasi yang secara spesifik menyinggung soal parenting ini, sehingga memang terasa samar-samar dan diserahkan saja kepada pembaca untuk menangkap 'umpannya' atau tidak. Dan rupanya saya tipe yang gampang memakan 'umpan' :D karena menurut saya support system itu sangat penting dalam menjalani semua episode kehidupan.
 
Sebagai pecinta puisi, saya juga termakan umpan begitu ada salah satu narasi dalam novel yang menyinggung-nyinggung tentang puisi Amir Hamzah yang berjudul Hanyut Aku dan Taman Dunia, yang setelah di googling syair lengkapnya sebagai berikut:
 
 
Hanyut aku, kekasihku!
Hanyut aku!
Ulurkan tanganmu, tolong aku.
Sunyinya sekelilingku!
Tiada suara kasihan, tiada angin mendingin hati,
tiada air menolak ngelak.
Dahagakan kasihmu, hauskan bisikmu, mati aku
sebabkan diammu.
Langit menyerkap, air berlepas tangan, aku tenggelam.
      
Tenggelam dalam malam,
air di atas menindih keras
bumi di bawah menolak ke atas
mati aku, kekasihku, mati aku!
Taman Dunia
Kau masukkan aku kedalam taman-dunia, kekasihku!
Kaupimpin jariku, kautunjukkan bunga tertawa; kuntum tersenyum.
Kau tundukkan haluku tegak, mencium wangi tersembunyi sepi.
Kaugemelaikan di pipiku rindu daun beldu melunak lemah.
Tercengang aku, takjub, terdiam.
Berbisik engkau:            
"Taman swarga, taman swarga mutiara rupa".
Engkaupun lenyap.
Termanggu aku gilakan rupa.

 

 

Pada akhirnya yang paling saya sukai dari novel Bino adalah alurnya yang kombinasi maju mundur dengan format cerita di dalam cerita. Mulus. Plot twist dan pengungkapan misterinya juga bagus. Seolah-olah predictable tapi ternyata tidak sesederhana itu. Saya juga suka pilihan diksinya. Konsep klasik klenik horor lokal khas Indonesia benar-benar sesuai harapan saya. 
Bino, adalah sebuah kisah yang mengingatkan saya kembali tentang keputusan hidup itu ada di tangan kita, dan bahwa sebagus-bagusnya impian dan sensasi, yang terbaik adalah berpijak pada kenyataan dan masa kini. Love it.

Ke depannya saya berharap bisa membaca karya Zaki Jaihutan lainnya, dan sangat penasaran untuk bisa merasakan sentuhan personal yang lebih kental dari profil bang Zaki yang seorang konsultan hukum. Di novel ini sentuhan itu sudah terasa dari profil ayah Agi dan Agi yang berprofesi di bidang hukum. Jadi terbayang bisakah ada sebuah cerita horor yang latar dunia hukumnya lebih kental lagi (?)

 

Siapa Zaki Jaihutan

Zaki Jaihutan adalah konsultan hukum di sebuah kantor hukum bisnis di Jakarta yang tidak dapat melepaskan dirinya dari kecanduan menulis cerita.

Lahir di Jakarta di tengah keluarga yang mencintai seni, Zaki mulai rajin mencuri pakai mesin tik ayahnya untuk mencoba menulis cerita sejak berusia tujuh tahun. Saat itu, dia berhasil menulis sebuah kisah detektif setebal dua puluh halaman yang kini dia harap tidak akan pernah dibaca oleh siapa pun selain dirinya.

Zaki mengambil Jurusan Hukum di Universitas Katolik Parahyangan Bandung, dan sejak lulus berkarier sebagai konsultan hukum di sebuah bank serta beberapa firma hukum di Jakarta. Namun, Zaki tetap tidak bisa menghilangkan kecanduannya menulis. Sabtu-Minggu atau saat-saat cuti diisinya dengan menulis atau aktivitas fotografi.

Pada 2009, dia mulai menulis manuskrip Bino. Keikutsertaan Zaki dalam Shortstory Workshop yang diadakan The Jakarta Post Writing Center (sekarang B/NDI, Learning Studio) pada 2020 semakin membakar semangat menulisnya dan mendorong Zaki menyempurnakan kembali naskah Bino. Salah satu cerita pendeknya berjudul, "Saladin Yahya" yang dia sempurnakan kembali di kursus tersebut masuk dalam antologi Library of Love and Loss.

Bino adalah novel pertama Zaki.

 

 

-----------------------

 

-------------------------------------------------------------------------


 

Dipidiff.com adalah sebuah media edukasi yang menginspirasi melalui beragam topik pengembangan diri, rekomendasi buku-buku, dan gaya hidup yang bervibrasi positif.

Diana Fitri, biasa dipanggil Dipi, adalah seorang ibu yang gemar berkebun, dan rutin berolahraga. Gaya hidup sehat dan bervibrasi positif adalah dua hal yang selalu ia upayakan dalam keseharian. Sambil mengasuh putra satu-satunya, ia juga tetap produktif dan berusaha berkembang secara kognitif, sosial, mental dan spiritual.

Lulusan prodi Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran, Dipi lalu melanjutkan studi ke magister konsentrasi Pemasaran, namun pekerjaannya justru banyak berada di bidang edukasi, di antaranya guru di Sekolah Tunas Unggul, sekolah kandidat untuk International Baccalaureate (IB), dan kepala bagian Kemahasiswaan di Universitas Indonesia Membangun. Setelah resign tahun 2016, Dipi membangun personal brand Dipidiff hingga saat ini.

Sebagai Certified BNSP Public Speaker dan Certified BNSP Trainerserta certified IALC coach, Dipi diundang oleh berbagai komunitas dan Lembaga Pendidikan untuk berbagi topik membaca, menulis, mereviu buku, public speaking, dan pengembangan diri, misalnya di Kementrian Keuangan, Universitas Negeri Semarang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, BREED, Woman Urban Book Club, Lions Clubs, Bandung Independent School, The Lady Book Club, Buku Berjalan.id, SMAN 24 Bandung, SMAN 22 Bandung, dan lain-lain. Dipi juga pemateri rutin di platform edukasi www.cakap.com . Dipi meng-coaching-mentoring beberapa remaja dan dewasa di Growth Tracker Program, ini adalah program pribadi, yang membantu (terutama) remaja dan dewasa muda untuk menemukan passion dan mengeluarkan potensi mereka. 

Berstatus bookblogger, reviu-reviu buku yang ia tulis selalu menempati entry teratas di halaman pertama mesin pencari Google, menyajikan ulasan terbaik untuk ribuan pembaca setia. Saat ini Dipi adalah brand ambassador untuk Periplus Bandung dan berafiliasi dengan Periplus Indonesia di beberapa event literasi. Dipi juga menjadi Official Reviewer untuk Republika Penerbit dan berpartner resmi dengan MCL Publisher. Kolaborasi buku-bukunya, antara lain dengan One Peach Media, Hanum Salsabiela Rais Management, KPG, Penerbit Pop, Penerbit Renebook, dan Penerbit Serambi. Reviu buku Dipi bisa dijumpai di www.dipidiff.com maupun Instagram @dipidiffofficial. Dipi host di program buku di NBS Radio. Dulu sempat menikmati masa dimana menulis drop script acara Indonesia Kemarin di B Radio bersama penyiar kondang Sofia Rubianto (Nata Nadia). Podcast Dipi bisa diakses di Spotify DipidiffTalks.

Let's encourage each other to shape a better future through education and book recommendation.

Contact Dipidiff at DM Instagram @dipidiffofficial

 

 

 

TERBARU - REVIEW BUKU

Review Buku The Quiet Tenant - Clémence …

23-08-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

  National Best Seller One of The Most Anticipated Novels of 2023 GMA Buzz Pick A LibraryReads #1 Pick One of The Washington Post’s Notable Summer Books 2023One of Vogue’s Best Books of 2023One of Goodreads’s Most Anticipated Books...

Read more

Review Buku The Only One Left - Riley Sa…

23-07-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

    Editor's Pick Best Mystery, Thriller & Suspense The Instant New York Times Bestseller Named a summer book to watch by The Washington Post, Boston Globe, USA Today, Oprah, Paste, Country Living, Good Housekeeping, and Nerd Daily Judul...

Read more

Review Buku Helium Mengelilingi Kita - Q…

14-06-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Judul : Helium Mengelilingi Kita Penulis : Qomichi Jenis Buku : Sastra Fiksi, Coming of Age Penerbit : MCL Publisher Tahun Terbit : Maret 2023 Jumlah Halaman :  246 halaman Dimensi Buku : 14 x 20,5...

Read more

Review Buku Earthlings - Sayaka Murata

14-02-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

A New York Times Book Review Editors' ChoiceNamed a Best Book of the Year by the New York Times, TIME and Literary HubNamed a Most Anticipated Book by the New York Times, TIME, USA Today, Entertainment Weekly, the Guardian, Vulture, Wired, Literary Hub, Bustle, PopSugar, and Refinery29   Judul...

Read more

TERBARU - STORIES OF PLACES

Toleransi Kopi Jatinangor (a Story)

24-01-2025 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Sejauh ini Toleransi Kopi menurut saya adalah tempat nongkrong ngopi paling memadai di area Jatinangor, daerah kampus terutamanya. Lokasi cafenya luas mencapai 5 area, outdoor indoor, smoking non smoking. Mereka...

Read more

Ganesha Park Bandung (a Story)

02-12-2024 Dipidiff - avatar Dipidiff

    Meskipun sebagai warga Bandung, saya sudah sering melintas di depan kampus ITB Taman Sari, dan familiar dengan kata "Ganesha", tapi tetap saja saya tidak tahu persis dimana Taman Ganesha itu...

Read more

Jardin Cafe Bandung (a Story)

20-10-2024 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Dulu, sebelum pandemi covid melanda, saya pernah ke cafe Jardin dengan sahabat saya, Bu Dini. Itu sudah bertahun-tahun yang lalu, ternyata Jardin di masa kini tidak banyak berubah. Yang berubah adalah...

Read more

Tomoro Coffee (a Story)

11-09-2024 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Bandung sudah mulai masuk musim penghujan, setidaknya begitulah kelihatannya, karena dua hari ini hujan turun menjelang sore atau malam hari. Cuaca juga cenderung mendung dan syahdu. Cocok untuk ngopi di...

Read more

Woodyland Eatery Bandung (a Story)

23-07-2024 Dipidiff - avatar Dipidiff

    Tak terasa Juli 2024 tiba. Saya masih ingat begitu susahnya mengatur jadwal untuk sekadar ngopi di cafe atau resto bersama teman. Agenda yang satu ini memang salah satu yang paling...

Read more

TERBARU - SELF EDUCATION

Cara Manifestasi Kehidupan

03-11-2024 Dipidiff - avatar Dipidiff

Updated 4 November 2024     I think human beings must have faith or must look for faith, otherwise our life is empty, empty. To live and not to know why the cranes...

Read more

10 Tips Mengatasi Kesepian

05-12-2021 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Apakah kamu akhir-akhir ini merasa kesepian? Rasa sepi ini ga cuma hadir saat sendiri, tapi juga di tengah keramaian, atau bahkan saat bersama orang-orang terdekat. Ada sebuah rasa hampa yang...

Read more

Tentang Caranya Mengelola Waktu

11-08-2021 Jeffrey Pratama - avatar Jeffrey Pratama

  “Seandainya masih ada waktu...” Berani taruhan, diantara kita, pasti pernah berkomentar seperti di atas, atau yang mirip-mirip, minimal sekali seumur hidup. Waktu merupakan satu-satunya sumber daya yang tidak dapat diproduksi ulang. Apa...

Read more

Cara Membuat Perpustakaan Pribadi di Rum…

25-09-2020 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Perpustakaan sendiri punya kenangan yang mendalam di benak saya. Saya yakin teman-teman juga punya memori tersendiri ya tentang library. Baca juga "Arti Perpustakaan Bagi Para Pecinta Buku" Baca juga "Perpustakaan Luar...

Read more