0

Review Buku Anne of Green Gables (Wordsworth Collector's Editions) - Lucy Maud Montgomery

Published: Tuesday, 19 July 2022 Written by Dipidiff

 

Read the timeless classic about the beloved Anne Shirley, a red-haired orphan with a fiery spirit.

Now on Netflix

 

Judul : Anne of Green Gables

Penulis : Lucy Maud Montgomery

Jenis Buku : Children’s Literature

Penerbit : Wordsworth Edition

Tahun Terbit : 2018

Jumlah Halaman :  448 halaman

Dimensi Buku : 18,03 x 13,72 x 3,81 cm

Harga : Rp. 168.000 *harga sewaktu-waktu dapat berubah

ISBN : 9781840227840

Hardcover

Edisi Bahasa Inggris

Available at PERIPLUS BANDUNG Bookstore (ig @Periplusbandung, @Periplus_husein1 , @Periplus_husein2)

 

 

 

Sekelumit Tentang Isi


Novel Anne of Green Gables berkisah tentang sebuah tempat bernama Avonlea, dimana di sana tinggal kakak beradik Matthew dan Marilla Cuthbert. Dalam upaya untuk mengurus lahan pertanian Green Gables, mereka mengajukan diri untuk mengadopsi anak laki-laki dari panti asuhan. Namun, secara tidak sengaja, yang muncul ternyata seorang gadis berusia 11 tahun berambut merah dengan wajah berbintik-bintik bernama Anne Shirley. Anne yang ceria secara bertahap mengubah kehidupan Matthew dan Marilla yang tertutup dan pemalu, bahkan Anne mengubah dinamika Avonlea.

 

Rekomendasi

Saya rekomendasikan buku ini untuk semua pembaca, khususnya yang mencari buku klasik anak bestseller keluaran Wordsworth Edition, dicetak indah dan eksklusif. Kisah Anne Green Gables penuh pesan dan kesan. 

 

 

Edisi khusus Wordsworth ini memang lagi hype ya. Tapi ga heran mengapa banyak yang menyukainya. Hardcover cantik dengan ilustrasi seistimewa ini memang ga mungkin dilewatkan. Desainnya sederhana, dengan pilihan warna-warna yang memberikan kesan vintage dan elegan. Kalau permukaannya di raba, ada semacam tekstur yang terasa. Saya sendiri tentu saja paling suka dengan judulnya yang menggunakan warna keemasan.

 

This Book Review Might Have Spoiler!

 

Tokoh dan Karakter

Mrs Rachel lynde
Thomas Lynde
Matthew Cuthbert
Marilla cuthbert
Gilbert blythe
Diana Barry
Old Miss Barry
 
Sesuai ekspektasi saya bahwa buku yang berjudul nama tokoh mestinya kuat penokohannya, Anne memang sosok yang berkesan. Gadis kecil ini cerdas dan kritis, impulsif dan ekspresif, dan dibawah pengasuhan Marilla ia tumbuh menjadi pribadi yang berintegritas, berkarater, sehat secara mental, dan lebih rasional *mengingat daya khayalnya yang luar biasa, hal ini sangat dirasa perlu.
 
Tokoh di luar Anne lebih berperan sebagai pendukung tapi juga ga kalah menarik. Matthew yang lembut, Marilla yang bertransformasi karakternya menjadi seorang ibu, Miss Barry yang eksentrik, Diana yang setia, dll, namun Gil ternyata cuma sedikit diceritakannya. Ternyata tokoh ini memang disimpan untuk lebih dielaborasi di buku-buku Anne selanjutnya. Btw, seperti kebanyakan para pembaca, saya juga sangat suka ikatan emosi antara Matthew dan Anne yang manis dan mendalam, sebuah kasih sayang yang begitu murni dan besar meski ga selalu diperlihatkan secara ekspresif.
 
Deskripsi fisik tokoh clear. Misalnya Marilla yang bertubuh tinggi langsing, tanpa lekuk-lekuk tubuh, rambutnya sudah beruban sedikit di sana-sini dan diikat dengan simpul yang kuat plus dijepit dengan jepitan rambut erat-erat. Sekilas Marilla tampak seperti seorang wanita yang kaku tapi kalau kita perhatikan mulutnya kesan ini akan berubah. Marilla mungkin pribadi yang punya humor. Sementara itu Anne kecil adalah seorang anak perempuan berusia sekitar sebelas tahun, mengenakan gaun kekuningan yang sangat pendek, sangat ketat, sangat jelek. Dia mengenakan topi pelaut cokelat pudar. Wajahnya kecil, putih dan kurus, juga berbintik-bintik; mulutnya besar dan begitu pula matanya, yang tampak hijau atau abu-abu di kesempatan lainnya. Dagunya sangat runcing dan menonjol; mata besarnya itu penuh semangat dan kelincahan; bentuk bibirnya manis dan ekspresif; dahinya lebar dan penuh. Gilbert Blythe, anak laki-laki bertumbuh tinggi, dengan rambut cokelat keriting, mata cokelat nakal, dengan senyum menggoda. Gimana, lumayan banget ya kebayang di imajinasi kita :)
 
Marilla was a tall, thin woman, with angles and without curves; her dark hair showed some grey streaks and was always twisted up in a hard little knot behind with two wire hairpins stuck aggressively through it. She looked like a woman of narrow experience and rigid conscience, which she was; but there was a saving something about her mouth which, if it had been ever so slightly developed, might have been considered indicative of a sense of humour.
Page 17
 
Matthew was not looking at her and would not have seen what she was really like if he had been, but an ordinary observer would have seen this: a child of about eleven, garbed in a very short, very tight, very ugly dress of yellowish-grey wincey. She wore a faded brown sailor hat and beneath the hat, extending down her hair. Her face was small, white and thin, also much freckled;  her mouth was large and so were her eyes, which looked green in some lights and moods and grey in others.
So far, the ordinary observer; an extraordinary observer might have seen that the chin was very pointed and pronounced; that the big eyes were full of spirit and vivacity; that the mouth was sweet-lipped and expressive; that the forehead was broad and full; in short, our discerning extraordinary observer might have concluded that no commonplace soul inhabited the body of this stray woman-child of whom shy Matthew Cuthbert was so ludicrously afraid.
Matthew, however, was spared the ordeal of speaking first, for as soon as she concluded that he was coming to her she stood up, grasping with one thin brown hand the handle of a shabby, old-fashioned carpet-bag; the other she held out to him.
Page 26
 
Anne looked accordingly. She had a good chance to do so, for the said Gilbert Blythe was absorbed in stealthily pinning the long yellow braid of Ruby Gillis, who sat in front of him, to the back of her seat. He was a tall boy,  with curly brown hair, roguish hazel eyes, and a mouth twisted into a teasing smile.
Page 165

 

Alur dan Latar

 
Pov orang ketiga dengan Anne sebagai pusat cerita. Per chapter terasa seperti cerita-cerita singkat episode kehidupan Anne yang bergulir dengan kecepatan sedang-cepat. Konfliknya berupa problem kehidupan sehari-hari Anne, yang terasa membumi dan hidup, pertengkarannya, sedihnya, bahagianya, terasa emosinya, misalnya tentang Diana yang pada suatu hari tanpa sengaja minum minuman beralkohol sampai mabuk gara-gara Anne salah memberikan minuman, lalu ibu Diana marah dan memutuskan persahabatan mereka. Atau tentang kalung Marilla yang hilang dan Anne dituduh berbohong, dan masih banyak lagi.
 
Walau di menjelang bagian akhir ada episode duka, namun ending yang sesungguhnya ada harapan. 
 
Deskripsi fisik lokasi dan situasi terasa hidup dan khas Inggris jaman dulu. Beberapa tempat dalam cerita adalah Avonlea, Green Gables, Bright River, dan Panti Nova Scotia.
Avonlea
Green gables
Bright River,
panti Nova Scotia
Prince Edward Island
 
Salah satu latar yang penting tentunya adalah Green Gables. Green Gables adalah sebuah bangunan yang rapi dan bersih, halaman bagian belakangnya sangat hijau dan tertata, diapit pohon Willow di satu sisi, dan Lombardia di sisi satunya lagi. Jendelanya menghadap ke timur dan barat; di bagian barat sinar matahari di bulan Juni yang lembut membanjiri halaman; di sebelah timur, tampak pohon sakura putih mekar di kebun dan pohon birch ramping yang tumbuh tepi sungai, dihijaukan oleh jalinan tanaman merambat. Damai ya kesannya.
 
With this Mrs Rachel stepped out of the lane into the backyard of Green Gables. Very green and neat and precise was that yard, set about on one side with great patriarchal willows and on the other with prim Lombardies. Not a stray stick nor stone was to be seen, for Mrs Rachel would have seen it if there had been. Privately she was of the opinion that Marilla Cuthbert swept that yard as often as she swept her house. One could have eaten a meal off the ground without over brimming the proverbial peck of dirt.
Mrs Rachel rapped smartly at the kitchen door and stepped in when bidden to do so. The kitchen at Green Gables was a cheerful apartment - or would have been cheerful if it had not been so painfully clean as to give it something of the appearance of an unused parlour. Its windows looked east and west; through the west one, looking out on the back yard, came a flood of mellow June sunlight'; but the east one, whence you got a glimpse of the bloom-white cherry trees in the left orchard and nodding, slender birches down in the hollow by the brook, was greened over by a tangle of vines. Here sat Marilla Cuthbert, when she sat at all, always slightly distrustful of sunshine, which ...
Page 16
 

 

Yang menarik dan atau disuka dari Buku ini

Penggemar klasik sepertinya ga ada yang ga tau Anne of Green Gables. Buku legend. Namun kali ini ada yang berbeda karena edisi khusus Wordsworth sudah terbit dan siap dikoleksi. Sampe sini, saya mesti menyapa para kolektor buku nih. Gimana, apakah kalian merasakan sensasi-imajinasi, seolah buku ini melambai-lambaikan tangan minta diadopsi?

Hardback baru ini diikat dengan kain, menggunakan kertas berwarna yang serasi, art emas timbul dan pemblokiran berwarna untuk menyempurnakan ilustrasi sampul yang indah dan eksklusif. Berikut buku-buku seri classic edisi Wordsworth satu tema dengan Anne Green Gables.


Wordsworth Editions Limited adalah perusahaan terbatas yang terdaftar di Inggris dan Wales yang didirikan pada tahun 1987, tetapi peluncuran novel klasik senilai £1 pada tahun 1992, gagasan mendiang Michael Trayler, yang membuat perusahaan ini menjadi sorotan. Publikasi tersebut terjadi pada hari-hari sebelum harga buku bisa didiskon sehingga fakta bahwa Wordsworth dapat menawarkan judul dengan harga yang lebih murah dari edisi yang ada menimbulkan sensasi, dan membuatnya menarik bagi pecinta sastra klasik.

Bertahun-tahun kemudian formula itu masih berfungsi, kecuali sekarang bukan hanya pecinta buku yang membelinya. Edisi Wordsworth bisa ditemukan tidak hanya di Inggris namun di berbagai negara di dunia. Skala yang luas ini sering membuat orang berpikir bahwa Wordswoth adalah organisasi yang cukup besar, tapi yang sebenarnya adalah hanya ada tiga dari orang yang terlibat di Wordsworth, semua sekarang bekerja dari rumah setelah pandemi membuktikan bahwa kantor tidak lagi diperlukan.

Helen, Managing Director dan salah satu pendiri Wordsworth. Putrinya, Nichola, bertindak sebagai direktur pemasaran. Derek, lalu bergabung pada tahun 2003. Produksi buku-buku dikerjakan bersama jaringan teman lama dan kolega yang memiliki keahlian khusus. Produksi buku cetak menggunakan printer Clays Ltd yang meminimalkan dampak buruk pada lingkungan. Semua buku Wordsworth dicetak di Inggris di atas kertas bersertifikat FSC.

* sumber wordsworth edition. com

Kertas eco friendly bersertifikasi FSC merupakan produk yang ramah lingkungan dan pengambilan bahan bakunya tidak merusak hutan dan juga sudah bersertifikasi FSC ((Forest Stewardship Council). Kini, upaya menyelamatkan lingkungan menjadi lebih mudah karena hadirnya kertas HVS bersertifikat FSC ini. Adanya sertifikasi FSC ini secara tidak langsung menangani masalah-masalah seperti penggundulan dan pemanasan global. Beberapa laporan juga menunjukkan efek positif pada pembangunan ekonomi, pelestarian lingkungan. hutan yang dikelola sesuai standarnya menawarkan manfaat bagi masyarakat lokal dan lebih luas dan ini dikatakan mencakup udara dan air yang lebih bersih, dan kontribusi untuk mengurangi dampak perubahan iklim.

 

Cerita Anne of Green Gables katanya banyak diambil dari episode kehidupan nyata penulisnya. Katanya, buku-buku sekuel Anne ga sesukses Anne of Green Gables. Faktanya novel ini tuh hangat mempesona, buku inilah yang mengantarkan Montgomery ke kepopuleran internasional. Btw, kalian ada yang sudah baca novel ini plus kisah-kisah lanjutan Anne of Green Gables kah


Saya bisa membayangkan sosok Anne yang 'ceplas-ceplos' bicaranya membuat orang-orang di sekelilingnya terkejut-kejut, kadang senang, kadang lucu, tapi bisa juga marah atau tersinggung. Sifat bawaan Anne ini cocok pula ditambahi dengan jiwanya yang melankolis dan dramatis. Saya ketawa waktu dia menangis tersedu-sedu membayangkan sahabatnya menikah lalu meninggalkan dirinya padahal waktu itu dia masih berusia belasan tahun *mikir kok ya kejauhan, nangis lebaynya jadi lucu. Di momen ini bahkan Marilla yang kaku dan serius pun ga kuat menahan tawa.

 
... with a veil, and looking as beautiful and regal as a queen; and me the bridesmaid, with a lovely dress too, and puffed sleeves, but with a breaking heart hid beneath my smiling face. And then bidding Diana goodbye-e-e-' Here Anne broke down entirely and wept with increasing bitterness.
Marilla turned quickly away to hide her twitching face, but it was no use; she collapsed on the nearest chair and burst into such a hearty and unusual peal of laughter that Matthew, crossing the yard outside, halted in amazement. When had he heard Marilla laugh like that before?
'Well, Anne Shirley,' said Marilla as soon as she could speak, 'If you must borrow trouble, for pity's sake borrow it handier home. I should think you had an imagination, sure enough.'
page 178


Di balik ucapan-ucapan Anne banyak kebijaksanaan dan value kehidupan yang disampaikan. Kadang saya menangkapnya sebagai sindiran dan kritik, kadang pula seperti sebuah pesan. Misalnya tentang orang dewasa yang harusnya tidak menertawakan opini anak kecil, tentang anak kecil harusnya ga banyak tanya ini itu, tentang pentingnya punya tujuan dalam hidup, dan lain-lain. Di luar itu ada pula hal-hal implisit yang menarik seperti kasih sayang serta setia pada persahabatan dan keluarga. Atau tentang belajar dari kesalahan.
..
'Oh yes; and I answered a lot of questions. Miss Rogerson asked ever so many. I don't think it was fair for her to do all the asking. There were lots I wanted to ask her, but I didn't like to because I didn't think she was a kindred spirit. Then all the other little girls recited a paraphrase. She asked me if I knew any. I told her I didn't, but I could recite, "The Dog at His Master's Grave" if she liked. ...
Page 125
 
 
'I don't know what "squadrons" means nor "Midian" either, but it sounds so tragical. I can hardly wait until next Sunday to recite it. It'll practice it all the week. After Sunday school I asked Miss Rogerson - because Mrs Lynde was too far away -to show me your pew. I sat just as still as I could and the text was Revelations, third chapter, second and third verses. It was a very long text. If I was a minister I'd pick the short, snappy ones. The sermon was awfully long, too. I suppose the minister had to match it to the text. I didn't think he was a bit interesting. The trouble with him seems to be that he hasn't enough imagination. I didn't listen to him very much. I just let my thoughts run and I thought of the most surprising things.'
Marilla felt helplessly that all this should be sternly reproved, but she was hampered by the undeniable fact that some of the things Anne had said, especially about the minister's sermons and Mr Bell s prayers, were what she herself had really thought deep down in her heart for years, but had never given expression to. It almost seemed to her that those secret, unuttered, critical thoughts had suddenly taken visible and accusing shape and form in the person of this outspoken morsel of neglected humanity.
Page 126
 
 
Ada salah satu adegan yang saya ingat juga di dalam buku ini waktu Anne lagi sangat menunggu-menunggu acara piknik di sekolah. Ada rasa senang dan bahagia hanya dengan membayangkan suatu hal akan segera terjadi. Menunggu ternyata bisa semenyenangkan itu ya, membuat saya teringat untuk berbahagia dengan hal-hal sederhana.
 
'Oh, Marilla, looking forward to things is half the pleasure of them,' exclaimed Anne. ' You mayn't get the things themselves; but nothing can prevent you from having the fun of looking forward to them. Mrs Lynde says, "Blessed are they who expect nothing for they shall not be disappointed." But I think it would be worse to expect nothing than to be disappointed.'
...
Page 142

 
Saya juga teringat ada isu adopsi anak panti yang muncul di dalam cerita. Waktu di awal-awal Marilla dan Matthew memutuskan untuk mempertahankan Anne, Mrs Rachel menantang keras keputusan mereka dan menggarisbawahi stigma negatif tentang adopsi anak panti, bahwa hal tersebut adalah keputusan yang sangat bodoh dan berisiko. Mengadopsi anak panti itu seperti memasukkan anak asing ke dalam rumah, anak yang kita tidak tahu satu hal pun tentang dia atau seperti apa wataknya atau orang tua macam apa yang dia miliki atau bagaimana dia akan berubah pada akhirnya. Bisa saja dia jahat lalu membakar rumah atau mencelakakan seisi rumah. Di sini saya jadi berpikir bahwa resiko memang akan selalu ada, namun sebuah dugaan yang ga berdasar juga rasanya berlebihan.
 
Mrs Rachel prided herself on always speaking her mind; she proceeded to speak it now, having adjusted her mental attitude to this amazing piece of news.
'Well, Marilla, I'll just tell you plain that I think you're doing a mighty foolish thing - a risky thing, that's what. You don't know what you're getting. You're bringing a strange child into your house and home, and you don't know a single thing about him nor what his disposition is like nor what sort of parents he had nor how he's likely to turn out. Why, it was only last week I read in the paper how a man and his wife up west of the Island took a boy out of an orphan asylum and he set a fire to the house at night - set it on purpose, Marilla - and nearly burnt them to a crisp in their beds. And I know another case where an adopted boy used to such the eggs- they couldn't break him of it. If you had asked my advice in the matter - which you didn't do, Marilla - I'd have said for mercy's sake not to think of such a thing, that's what.
 
Buku ini juga istimewa karena deskripsi latarnya yang hidup. Avonlea jelas tempat yang indah. Saya sangat menikmati proses mengimajinasikan latarnya. Btw, kadang ga habis pikir, bagaimana para penulis bisa membuat suatu cerita yang tampaknya sederhana, kisah sehari-hari, yang bukan hanya memberikan efek menghibur tapi juga mengantarkan banyak pesan kehidupan.  L.M. Montgomery, penulis Anne of Green Gables, jelas termasuk salah satunya. Ga heran novel ini masuk jajaran buku klasik terlaris.

Di awal, pertanyaan besar yang saya tangkap dari kisah Anne adalah bagaimana kehadiran Anne bisa memberikan pengaruh ke orang-orang yang ada di sekelilingnya, namun seiring berjalanannya waktu, selayaknya coming of age, ini adalah sebuah kisah menemukan diri dan tujuan hidup sebagai bagian dari proses mendewasa.
 
'I shall take more interest than ever in my studies now,' said Anne blissfully, 'because I have a purpose in life. Mr Allan says everybody should have a purpose in life and pursue it faithfully. Only he says we must first make sure that it is a worthy purpose. I would call it a worthy purpose to want to be a teacher like Miss Stacy, wouldn't you, Marilla? I think it's a very noble profession.'
Page 353
 
 
 
Bersama Anne saya belajar banyak hal, dan tokoh ini mencontohkan keutamaan ketulusan dan pentingnya untuk tidak mengulang kesalahan *karena Anne magnet masalah. Transformasi tokoh ini adalah benang merah cerita yang menjadikan buku ini istimewa.


Tone cerita mayoritas positif dan hangat, meski bagian tertentu bikin air mata turun tidak terkira. Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, ada harapan di akhir cerita. Satu pelajaran penting juga saya dapatkan di sini, yakni reframing problem, suatu skillset dan mindset membingkai masalah ke dalam perspektif lain yang lebih positif dan menciptakan peluang atau prospek lain di masa depan. Wonderful.


I politely recommend you to read or reread this book immediately. Anne of Green Gables is a worth reading.

  

Siapa Lucy Maud Montgomery 

Lucy Maud Montgomery (30 November 1874 – 24 April 1942), atau L. M. Montgomery, adalah seorang penulis Kanada yang terkenal karena kumpulan novel, esai, cerita pendek, dan puisi. Ia memulai karyanya pada tahun 1908 dengan Anne of Green Gables. Ia menerbitkan 20 novel serta 530 cerita pendek, 500 puisi, dan 30 esai. Ia diangkat menjadi bagian resmi dari Order of The British Empire pada tahun 1935. Karya, buku harian, dan surat Montgomery telah dibaca dan dipelajari oleh para sarjana dan pembaca di seluruh dunia. L. M. Montgomery Institute, University of Prince Edward Island, bertanggung jawab atas penyelidikan ilmiah tentang kehidupan, karya, budaya, dan pengaruh L. M. Montgomery.
*wikipedia

 

 

-------------------------

 

 

-------------------------------------------------------------------------


 

Dipidiff.com adalah sebuah media edukasi yang menginspirasi melalui beragam topik pengembangan diri, rekomendasi buku-buku, dan gaya hidup yang bervibrasi positif.

Diana Fitri, biasa dipanggil Dipi, adalah seorang ibu yang gemar berkebun, dan rutin berolahraga. Gaya hidup sehat dan bervibrasi positif adalah dua hal yang selalu ia upayakan dalam keseharian. Sambil mengasuh putra satu-satunya, ia juga tetap produktif dan berusaha berkembang secara kognitif, sosial, mental dan spiritual.

Lulusan prodi Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran, Dipi lalu melanjutkan studi ke magister konsentrasi Pemasaran, namun pekerjaannya justru banyak berada di bidang edukasi, di antaranya guru di Sekolah Tunas Unggul, sekolah kandidat untuk International Baccalaureate (IB), dan kepala bagian Kemahasiswaan di Universitas Indonesia Membangun. Setelah resign tahun 2016, Dipi membangun personal brand Dipidiff hingga saat ini.

Sebagai Certified BNSP Public Speaker dan Certified BNSP Trainerserta certified IALC coach, Dipi diundang oleh berbagai komunitas dan Lembaga Pendidikan untuk berbagi topik membaca, menulis, mereviu buku, public speaking, dan pengembangan diri, misalnya di Kementrian Keuangan, Universitas Negeri Semarang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, BREED, Woman Urban Book Club, Lions Clubs, Bandung Independent School, The Lady Book Club, Buku Berjalan.id, SMAN 24 Bandung, SMAN 22 Bandung, dan lain-lain. Dipi juga pemateri rutin di platform edukasi www.cakap.com . Dipi meng-coaching-mentoring beberapa remaja dan dewasa di Growth Tracker Program, ini adalah program pribadi, yang membantu (terutama) remaja dan dewasa muda untuk menemukan passion dan mengeluarkan potensi mereka. 

Berstatus bookblogger, reviu-reviu buku yang ia tulis selalu menempati entry teratas di halaman pertama mesin pencari Google, menyajikan ulasan terbaik untuk ribuan pembaca setia. Saat ini Dipi adalah brand ambassador untuk Periplus Bandung dan berafiliasi dengan Periplus Indonesia di beberapa event literasi. Dipi juga menjadi Official Reviewer untuk Republika Penerbit dan berpartner resmi dengan MCL Publisher. Kolaborasi buku-bukunya, antara lain dengan One Peach Media, Hanum Salsabiela Rais Management, KPG, Penerbit Pop, Penerbit Renebook, dan Penerbit Serambi. Reviu buku Dipi bisa dijumpai di www.dipidiff.com maupun Instagram @dipidiffofficial. Dipi host di program buku di NBS Radio. Dulu sempat menikmati masa dimana menulis drop script acara Indonesia Kemarin di B Radio bersama penyiar kondang Sofia Rubianto (Nata Nadia). Podcast Dipi bisa diakses di Spotify DipidiffTalks.

Let's encourage each other to shape a better future through education and book recommendation.

Contact Dipidiff at DM Instagram @dipidiffofficial

 

 

 

TERBARU - REVIEW BUKU

Review Buku The Quiet Tenant - Clémence …

23-08-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

  National Best Seller One of The Most Anticipated Novels of 2023 GMA Buzz Pick A LibraryReads #1 Pick One of The Washington Post’s Notable Summer Books 2023One of Vogue’s Best Books of 2023One of Goodreads’s Most Anticipated Books...

Read more

Review Buku The Only One Left - Riley Sa…

23-07-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

    Editor's Pick Best Mystery, Thriller & Suspense The Instant New York Times Bestseller Named a summer book to watch by The Washington Post, Boston Globe, USA Today, Oprah, Paste, Country Living, Good Housekeeping, and Nerd Daily Judul...

Read more

Review Buku Helium Mengelilingi Kita - Q…

14-06-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Judul : Helium Mengelilingi Kita Penulis : Qomichi Jenis Buku : Sastra Fiksi, Coming of Age Penerbit : MCL Publisher Tahun Terbit : Maret 2023 Jumlah Halaman :  246 halaman Dimensi Buku : 14 x 20,5...

Read more

Review Buku Earthlings - Sayaka Murata

14-02-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

A New York Times Book Review Editors' ChoiceNamed a Best Book of the Year by the New York Times, TIME and Literary HubNamed a Most Anticipated Book by the New York Times, TIME, USA Today, Entertainment Weekly, the Guardian, Vulture, Wired, Literary Hub, Bustle, PopSugar, and Refinery29   Judul...

Read more

TERBARU - STORIES OF PLACES

Tomoro Coffee (a Story)

11-09-2024 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Bandung sudah mulai masuk musim penghujan, setidaknya begitulah kelihatannya, karena dua hari ini hujan turun menjelang sore atau malam hari. Cuaca juga cenderung mendung dan syahdu. Cocok untuk ngopi di...

Read more

Woodyland Eatery Bandung (a Story)

23-07-2024 Dipidiff - avatar Dipidiff

    Tak terasa Juli 2024 tiba. Saya masih ingat begitu susahnya mengatur jadwal untuk sekadar ngopi di cafe atau resto bersama teman. Agenda yang satu ini memang salah satu yang paling...

Read more

Kalpa Tree di Ciumbuleuit Bandung (a Sto…

11-08-2022 Dipidiff - avatar Dipidiff

Airy, stylish international restaurant with glass walls, plants & wine, plus a pool & garden.   Baru kemarin, Rabu tanggal 10 Agustus 2022 saya ke Kalpa Tree dalam rangka meeting. Sebenarnya ini...

Read more

Marka Cafe + Kitchen (a Review)

16-10-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Untuk mereka yang biasa ngafe atau duduk-duduk nongkrong sambil menikmati kopi pasti sudah kenal kafe yang satu ini. Saya juga tahu Marka cafe karena diajak partner saya ngobrol-ngobrol tukar pikiran...

Read more

Cafe Nanny's Pavillon (a Review)

27-07-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  "Do what you love, love what you do". Saya masih ingat sekali menggunakan kutipan itu untuk caption instagram saya waktu posting foto Nanny's Pavillon. Tapi benar ya, rasanya hari itu...

Read more

The Warung Kopi by Morning Glory (a Stor…

28-03-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Setengah ga nyangka dan setengah takjub juga begitu nemu kafe asyik kayak begini di wilayah Bandung Timur. Maklum sudah keburu kerekam di memori otak kalau kafe-kafe cozy adanya cuma di...

Read more

TERBARU - SELF EDUCATION

10 Tips Mengatasi Kesepian

05-12-2021 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Apakah kamu akhir-akhir ini merasa kesepian? Rasa sepi ini ga cuma hadir saat sendiri, tapi juga di tengah keramaian, atau bahkan saat bersama orang-orang terdekat. Ada sebuah rasa hampa yang...

Read more

Tentang Caranya Mengelola Waktu

11-08-2021 Jeffrey Pratama - avatar Jeffrey Pratama

  “Seandainya masih ada waktu...” Berani taruhan, diantara kita, pasti pernah berkomentar seperti di atas, atau yang mirip-mirip, minimal sekali seumur hidup. Waktu merupakan satu-satunya sumber daya yang tidak dapat diproduksi ulang. Apa...

Read more

Cara Membuat Perpustakaan Pribadi di Rum…

25-09-2020 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Perpustakaan sendiri punya kenangan yang mendalam di benak saya. Saya yakin teman-teman juga punya memori tersendiri ya tentang library. Baca juga "Arti Perpustakaan Bagi Para Pecinta Buku" Baca juga "Perpustakaan Luar...

Read more

The Five Things Your Website Should Incl…

17-08-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Website dan blog adalah portal wajib perusahaan masa kini. Penyebabnya tentu saja adalah kemajuan teknologi seperti internet dan gadget. Jaman sekarang memiliki bisnis tak harus memiliki bangunan fisik, cukup dengan...

Read more