Review Buku Seni Memahami Perasaan Anak - Park Jae Yon
Judul : Seni Memahami Perasaan Anak
Penulis : Park Jae Yon
Penerjemah: Putri Permata Sari
Penyunting: Aprilia Ramadhani dan Anggi Mahasanghika
Ilustrasi Sampul dan Isi : Gong In Young
Sampul dan Isi Diolah Kembali oleh : Grace Gabriella AP
Jenis Buku : Parenting
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia
Tahun Terbit : Cetakan Kedua, September 2022
Jumlah Halaman : 290 halaman
Dimensi Buku : 14 cm x 21 cm
Harga : Rp. 150.000*harga sewaktu-waktu dapat berubah
ISBN : 9786024816919
Paperback
Edisi Terjemahan
Tersedia di Toko Buku Gramedia
Sekelumit Tentang Isi
Sangat mudah menilai anak nakal kalau kita melihatnya dari perspektif orang dewasa. Padahal, jika mau memahami, ada sejumlah alasan di balik segala tindakan anak. Anak berbohong karena tidak mau mengecewakan orangtua, anak mengambil barang orang lain karena belum tahu konsep kepemilikan, dan anak memaki karena ingin diterima oleh pergaulan. Saat kita lebih mengerti maksud tindakan anak, kita akan dapat berkomunikasi dengan empati, dan pada akhirnya memiliki hubungan yang lebih harmonis. Lewat buku ini, kita akan dibimbing untuk berkomunikasi dengan empati, bahkan di situasi tersulit sekalipun.
Yuk kita intip daftar isinya:
Prolog: Apa yang Membuat Kita Menjadi "Ibu yang Baik"?
BAB 1 Memahami dan berempati pada Diri Sendiri sebagai Seorang Ibu
01 Cukupkah Cinta dalam Hidup Kita?
Kekuatan cinta yang melindungi diri ibu
02 Apa yang Paling Menyulitkan Diri Kita?
Jendela Johari
03. Pernahkah Kita Sakit Hati karena Orangtua?
Terlepas dari luka akibat orangtua
05 Apakah Kita Ingin Menjadi Ibu yang Tak Mudah Marah?
Menyadari emosi lain di dalam amarah
06 "Dialog Internal" untuk Membantu Membangun Hubungan Baru dengan Anak
07 Prinsip Komunikasi untuk Hubungan yang Baru
08 Latihan Dialog Internal yang Bermanfaat 1
Mengamati yang dilihat dan didengar
09 Latihan Dialog Internal yang Bermanfaat 2
Mengetahui perasaan hati yang sebenarnya
10 Latihan Dialog Internal yang Bermanfaat
Mengerti dan menemukan sumber emosi
11 Latihan Dialog Internal yang Bermanfaat
Memahami apa yang kita butuhkan
BAB 2 Memahami dan Berempati terhadap Anak Kita
01 Sampaikan Rasa Terima Kasih kepada Anak
Alih-alih berkata, "Kerja bagus."
02 Akui Perasaan Bersalah dan Jujur
Alih-alih berkata, "Mau bagaimana lagi."
03 Berikan Pendapat Jelas Mengenai Keinginan Anak
Alih-alih berkata, "Nanti saja!"
04 Lindungilah Anak, Beritahu tentang Miliknya dan Milik Orang Lain
Alih-alih berkata, "Ibu lapor Pak Polisi, nih!"
05 Ajarkan Pentingnya Kejujuran
Alih-alih berkata, "Kamu bohong lagi?"
06 Pahami Keinginan Anak Sebelum Menyalahkannya
Alih-alih berkata, "Kamu ini mirip siapa sih!"
07 Anak Banyak Bertanya, Bantu Dia Percaya Diri dan Mandiri
Alih-alih berkata, "Lakukan sendiri!"
08 Bangun Kekuatan Anak untuk Menjaga Diri Sendiri
Alih-alih berkata, "Jika bertindak seperti itu, kamu akan dimanfaatkan!"
09 Bersabar dan Akuilah Perbedaan Anak
Alih-alih berkata, "Anak-anak lain saja melakukannya, kenapa kamu tidak?"
10 Jadikan Kesalahan Anak sebagai Kesempatan Bertumbuh
Alih-alih berkata, "Sudah Ibu bilang hati-hati, kan!"
11 Ajarkan Ekspresi yang Sehat daripada Memaki
Alih-alih berkata, "Sudah kubilang jangan memaki, kan?"
12 Sikap dan Cara Meminta Bantuan Anak
Alih-alih berkata, "Pokoknya sudah Ibu ingatkan, ya!"
13 Ketika Sudah Lelah Mengasuh, Diskusikan Masalah dengan Anak
Alih-alih berkata, "Ibu menyerah, terserah kamu saja."
14 Ubah Pikiran Anak yang Lelah dengan Stigma yang Melekat Padanya
Saat anak berkata, "Kata guru, aku ini anak bermasalah."
15 Bantu Anak Menerima dan Mengartikan Penolakan dengan Sehat
Saat anak berkata, "Bu, temanku bilang dia membenciku."
16 Ajari Anak Lain dengan Bijak
Alih-alih berkata, "Kamu tidak boleh bermaind engan teman yang bicaranya buruh."
17 Bantu Anak Menemukan Motivasi daripada Memberi Hadiah
Alih-alih berkata, "Ibu akan menyalakan TV kalau kamu makan."
18 Pahami Hati Anak yang Iri. Ajari Anak Mensyukuri yang Telah Diberikan
Saat anak berkata, "Aku juga mau tinggal di rumah itu."
19 Pahami Perasaan Anak yang ingin Memastikan Cinta ibunya
Saat anak berkata, "Ibu, siapa yang lebih cantik, aku atau adik?"
20 Cara Menengahi Konflik di Antara Anak
Saat anak berkata, "Ibu, tuh, membela Adik terus!"
21 Ketika Anak Takut kepada Kematian, Terima dan Berempatilah terhadap Perasaan Itu
Saat anak berkata, "Bagaimana kalau Ibu meninggal?"
22 Minta Maaf kepada Anak yang Gelisah karena Pertengkaran Orangtua
Alih-alih berkata, "Ibu hidup demi kamu."
23 Hal Terpenting dalam Proses Perceraian adalah Mengetahui Isi Hati Anak
Alih-alih berkata, "Ayah tidak pernah cerita tentang Ibu?"
Lampiran 1: Daftar Kebutuhan
Lampiran 2: Daftar Perasaan
Seputar Fisik Buku dan Disainnya
Yang menarik dan atau disuka dari Buku ini
Apa yang membuat kita menjadi "ibu yang baik"?
Rasanya saya jadi ingin berkata, "hanya Tuhan yang tahu, plus sesama ibu" betapa seringnya kita merasa kecewa dan tak pantas menjadi seorang ibu ketika teringat cara diri sendiri memperlakukan anak *persis seperti yang dituliskan Park Jae Yeon di buku. Mudah marah, kurang sabar, terlalu sibuk, adalah segelintir hal yang kerap menjadi bahan penyesalan para ibu, termasuk saya.
Saya ingin menjadi ibu yang bahagia dan membesarkan anak yang bahagia. Saya ingin menjadi ibu versi terbaik diri saya dan ingin membesarkan anak untuk menjadi versi terbaik dirinya. Muluk-mulukkah harapan ini?
Tiap kali membicarakan topik parenting, para ahli selalu mengingatkan bahwa orangtua sama pentingnya dengan anak. Hal ini pun ternyata ditemukan di buku ini yang membahas kesejahteraan ibu di bab 1 dan baru kemudian anak di bab 2.
Di bab 1 ada satu paragraf yang menurut saya sangat menguatkan dan menyadarkan bahwa ibu sudah memberikan cinta melalui hal-hal kecil, hal-hal yang remeh sehingga terlupakan atau dianggap tidak berarti. Bahkan sebelum menyadarinya, kita telah menajdi ibu yang penuh naluri keibuan.
Padahal, tanpa disadari selama ini kita sudah memberikan banyak cinta melalui hal-hal kecil. Ketika anak sedang menyusu ASI dengan dahi penuh keringat - walaupun badan kita masih sakit - kita akan mengatur posisi tubuh sehingga anak lebih nyaman. Ketika anak jatuh dan kesakitan, kita akan berjalan sambil menggendongnya sampai ke rumah. Saat anak tertidur dalam pelukan, rasa pegal akan kita tahan agar dia bisa tidur lebih nyenyak. Bahkan, ketika sedang tidur dan mendengar anak menangis, kita langsung melompat bangun untuk memberi ASI atau membuat susu. Dan bila anak sakit, kita akan terjaga sepanjang malam untuk merawatnya.
Halaman 3
Meski bukan tipe buku based on science, tapi beberapa teori pendukung tetap disebutkan, misalnya teori dari psikolog Michael Tomasello yang mendukung pernyataan penulis bahwa kekuatan cinta dan kekuatan untuk membantu itu ada di dalam diri manusia, bahkan sebelum si manusia mempelajarinya.
Mengenai hal tersebut, psikolog perkembangan Michael Tomasello menggambarkan manusia sebagai "penolong alami" sejak bayi dalam buku Why We Cooperate? (penulis Michael Tomasello, penerjemah Ha Junseok). Tomasello menyatakan keinginan membantu dalam diri seseorang sudah terlihat sebelum orangtua mulai mendidiknya bersosialisasi, rata-rata pada usia 14 sampai 18 bulan. Dia juga berkata bahwa hadiah dan dorongan orangtua tidak memotivasi anak untuk membantu atau memperlakukan seseorang dengan lebih baik. ini artinya manusia adalah makhluk yang suka menolong dan peduli kepada sesama tanpa pamrih sejak lahir.
Halaman 5
Buku ini dilengkapi dengan halaman khusus Komunikasi Empati di tiap babnya. Isi halaman ini berupa call to action, misalnya Komunikasi Empati di bawah ini yang ada di bab 07 Anak Banyak Bertanya, Bantu Dia Percaya Diri dan Mandiri.
Komunikasi Empati
Daripada tiba-tiba meninggalkan anak tanpa pengawasan dengan menyuruhnya melakukan sendiri, lebih baik bantu dia berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mulai dari memilih hal-hal kecil terlebih dulu.
"Lakukan sendiri, Kamu pasti bisa!"
--- "Coba lakukan sendiri dari sini sampai sana. Ibu akan mengawasimu."
Beri selamat kepada anak atas kesuksesan kecil yang bermakna saat dia melakukannya sendiri. Caranya dengan mengungkapkan perasaan senang kita daripada hanya memberi pujian.
"Kerja bagus."
--- "Ibu senang bisa melihatmu berusaha keras melakukannya sendiri."
Halaman 154
Isi buku ini juga detail jika kita lihat dari pembahasannya yang mencantumkan bentuk-bentuk kalimat yang baik maupun yang harus dihindari oleh orangtua, misalnya pada dialog ibu-anak di "pola percakapan tragis yang merusak hubungan' yang saya kutipkan di bawah ini.
Percakapan seperti apa yang akan terjadi jika berpikir kita benar dan orang lain salah?
Ibu: "Kamu tidak mengerjakan PR lagi, kan? Kenapa selalu begini, sih? Tidak pernah mengerjakan tepat waktu!" - Menilai
Anak: "Ini baru mau aku kerjakan."
Ibu: "Jelas-jelas Ibu tahu, kamu mau coba menipu Ibu? Kamu menyedihkan. Mau jadi apa nanti kalau sudah besar?" - Mengkritik
Anak: "... (Diam)"
Ibu: "Apa yang kamu lakukan! Cepat masuk kamar dan kerjakan sekarang. Jangan coba-coba tidak dikerjakan, ya. Nanti Ibu larang kamu bermain dengan teman-teman." - Menekan; Mengancam
Anak: "IYA!"
Ibu: "Berani-beraninya kamu membentak Ibu! Memangnya ada yang sudah kamu lakukan dengan benar? Kamu ini, ya. Tadinya Ibu tak mau sampai mengatakan ini, tetapi Ibu dengar nilai Matematika Joon 100, tuh. Sedangkan kamu... Apa yang kamu bisa?" - Membandingkan
Anak: "Kenapa membanding-bandingkan? Banyak yang bisa aku lakukan lebih baik daripada Joon."
Ibu: "Apa? Beritahu ibu. Bukankah sudah seharusnya siswa itu giat belajar dan mendengar ucapan ibunya? Tentu saja itu kewajibanmu." - Mewajarkan; Mengharuskan
Anak: "Iya, iya. Tinggal dikerjakan sekarang, kan."
Ibu: "Coba kalau kamu sudah mengerjakan PR. Kita tidak akan seperti ini. Jangan buat Ibu marah, Ibu juga tidak mau mengomelimu." - Membenarkan
Halaman 17
Tidak hanya contoh percakapan yang buruk yang dibagikan tapi juga contoh percakapan yang baik yang bisa digunakan orangtua saat berbicara kepada anak, misalnya contoh percakapan saat anak berkata iri kepada orang lain atau keluarga lain.
"Ibu, kok rumah dia besar?"
Terimalah rasa iri itu apa adanya.
"Rumah kita seperti ini juga sudah bagus."
-- "Oh, rumah temanmu bagus ya. Iya, bagus ya."
Mengajari agar anak paham bahwa setiap orang berbeda.
"Kita juga bisa pindah ke rumah seperti itu nanti."
-- "Setiap orang berbeda. Kebutuhan dan kesukaannya juga berbeda-beda."
Berikan yang bisa kita berikan.
"Maafkan Ibu, tidak bisa membuatmu tinggal di rumah yang bagus."
-- "Sulit untuk pindah ke rumah seperti itu sekarang. Tapi, apa yang bisa kita lakukan agar hari ini merasa bahagia?"
"Apa kita coba mengubah suasana kamarmu?"
Halaman 250
Banyak tools komunikasi di buku ini yang bisa kita gunakan untuk diri kita sendiri sebagai orangtua maupun untuk kita dan anak. Salah satu teknik yang menarik perhatian saya adalah Rekening Hubungan di bab 07 Prinsip Komunikasi untuk Hubungan yang Baru. Dijelaskan di buku bahwa penting bagi orangtua untuk menabung secara teratur pada hubungan dengan anak.
Aturan Pengakuan : Kritik = 5:1
Konsep ini didasarkan pada penelitian Daniel Shapiro yang mengatakan ada sesuatu yang menurut seseorang sangat penting, salah satunya adalah pengakuan. Kita ingin diakui semua orang, sehingga rasio 5:1 adalah tentang pegakuan. Jika rasio pengakuan 5 dan kritik 1, hubungan akan tetap baik.
Alangkah baiknya menerapkan aturan ini kepada hubungan dengan anak. Buatlah rekening hubungan yang baik dengan anak dan berikanlah banyak kata pengakuan.
Halaman 67
Saya suka buku ini karena penyampaiannya yang terasa dari hati ke hati *isinya memang kumpulan kisah para ibu dari Mom's Radio, topik-topiknya relate dan relevan bahkan membahas kematian dan perceraian.
Perceraian orangtua meninggalkan bekas luka yang besar di benak anak. Sebaiknya, sebelum bercerai orangtua sudah mempersiapkan hati dan pikiran, serta memilih kehidupan mereka sendiri. Namun, ada kecemasan, keresahan, dan kebingungan yang tidak biasa pada anak yang bolak-balik dari satu rumah ke rumah lain. Semakin muda usia anak, semakin sulit bagi mereka untuk mengenali dan mengekspresikan emosi secara akurat. Kita tidak tahu perubahan apa yang akan terjadi pada anak, maka periksalah tingkah laku, perkataan, dan kondisi anak untuk membantunya (halaman 282). Ada percakapan-percakapan yang tidak boleh dilakukan kepada anak di situasi perceraian ini. Apa saja percakapannya? Silakan teman-teman baca sendiri detailnya di buku ya.
Tiap topik di buku ini ada saran dan solusi yang ditawarkan, disampaikan dengan cara yang ringkas tapi detail sehingga mudah dipahami, misalnya apa yang harus kita katakan ketika anak bilang bahwa teman-temannya tidak menyukainya, atau waktu dia bertanya ibu lebih cinta dia atau adik. Nah, begitu saya menyebutkan ini makin terasa relate yang dengan apa yang kita hadapi dengan anak kita sehari-hari.
Adapula ilustrasi gambar dan huruf yang dilayout berwarna. Kertasnya bahkan berwarna lembut, setema dengan sampulnya. Alih bahasa yang bagus membuat isi buku tersampaikan dengan baik. Ada catatan kaki untuk tambahan informasi.
Syukurlah tahun ini saya bertemu dengan bacaan-bacaan parenting yang bermutu, salah satunya buku Seni Memahami Perasaan Anak ini.
Siapa Park Jae Yeon
Park Jae Yeon adalah Direktur Replus HumanLab, juga pengusaha dan pengembang program pelatihan bicara "Penghubung Percakapan". Dalam program tersebut beliau memberikan pelatihan dan kuliah dalam 8-15 minggu, yang dihadiri orangtua, pengajar, dosen, tentara, dan lain-lain. Beliu juga seorang ahli dalam perlindungan hak-hak anak di International Center for CHildren's Right, memberikan beberapa seminar dan wawancara di siaran TV, seperti "15 Minutes to Change the World" di CBS, "Compass" dan "Park Jae Yeon's Empathy Talk for Parenting" di CGN, "Park Jae Yeon's Empathy Talk," di Mom's Radio, "No Way I'm an Adult" di tvN, "TV Psychology Inside" di KBS, dan "Wait" di MBC Radio. Dua buah karyanya, yaitu Love Works and Work Works if Ward Works sudah terbit. Mengambil jurusan Psikologi Konseling di Graduate School of Education Hanyang University, beliau bekerja sebagai dosen di The Korean Center for Nonviolent Communication.
Buku ini berfokus pada pelatihan komunikasi dan siaran Mom's Radio yang sejak lama dilakukan untuk orangtua dan pengajar. Banyak orangtua yang walau sudah memberikan seluruh cintanya, masih menyalahkan diri karena merasa kurang memberikan cinta kepada anak. Dengan buku ini, penulis berharap semua orangtua dapat kembali mencintai diri sendiri dan memikirkan bagaimana cara berempati kepada anak mereka
Rekomendasi
Saya rekomendasikan buku ini kepada semua pembaca yang mencari buku parenting yang relate sekali dengan kondisi sehari-hari anak-orangtua, dengan fokus membangun komunikasi yang sehat dan hangat. Tidak hanya memperhatikan si buah hati, bagian pertama buku ini justru memberikan fokusnya pada kesehatan jiwa orangtua. Kebingungan-kebingungan kita dalam bercakap-cakap yang baik dengan anak kini menemukan beragam tools sebagai opsi solusinya. Tiap bab dilengkapi call to action yang jelas. Bukunya dicetak manis dengan beragam ilustrasi.
----------------------------
-------------------------------------------------------------------------
Dipidiff.com adalah sebuah media edukasi yang menginspirasi melalui beragam topik pengembangan diri, rekomendasi buku-buku, dan gaya hidup yang bervibrasi positif.
Diana Fitri, biasa dipanggil Dipi, adalah seorang ibu yang gemar berkebun, dan rutin berolahraga. Gaya hidup sehat dan bervibrasi positif adalah dua hal yang selalu ia upayakan dalam keseharian. Sambil mengasuh putra satu-satunya, ia juga tetap produktif dan berusaha berkembang secara kognitif, sosial, mental dan spiritual.
Lulusan prodi Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran, Dipi lalu melanjutkan studi ke magister konsentrasi Pemasaran, namun pekerjaannya justru banyak berada di bidang edukasi, di antaranya guru di Sekolah Tunas Unggul, sekolah kandidat untuk International Baccalaureate (IB), dan kepala bagian Kemahasiswaan di Universitas Indonesia Membangun. Setelah resign tahun 2016, Dipi membangun personal brand Dipidiff hingga saat ini.
Sebagai Certified BNSP Public Speaker dan Certified BNSP Trainer, serta certified IALC coach, Dipi diundang oleh berbagai komunitas dan Lembaga Pendidikan untuk berbagi topik membaca, menulis, mereviu buku, public speaking, dan pengembangan diri, misalnya di Kementrian Keuangan, Universitas Negeri Semarang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, BREED, Woman Urban Book Club, Lions Clubs, Bandung Independent School, The Lady Book Club, Buku Berjalan.id, SMAN 24 Bandung, SMAN 22 Bandung, dan lain-lain. Dipi juga pemateri rutin di platform edukasi www.cakap.com . Dipi meng-coaching-mentoring beberapa remaja dan dewasa di Growth Tracker Program, ini adalah program pribadi, yang membantu (terutama) remaja dan dewasa muda untuk menemukan passion dan mengeluarkan potensi mereka.
Berstatus bookblogger, reviu-reviu buku yang ia tulis selalu menempati entry teratas di halaman pertama mesin pencari Google, menyajikan ulasan terbaik untuk ribuan pembaca setia. Saat ini Dipi adalah brand ambassador untuk Periplus Bandung dan berafiliasi dengan Periplus Indonesia di beberapa event literasi. Dipi juga menjadi Official Reviewer untuk Republika Penerbit dan berpartner resmi dengan MCL Publisher. Kolaborasi buku-bukunya, antara lain dengan One Peach Media, Hanum Salsabiela Rais Management, KPG, Penerbit Pop, Penerbit Renebook, dan Penerbit Serambi. Reviu buku Dipi bisa dijumpai di www.dipidiff.com maupun Instagram @dipidiffofficial. Dipi host di program buku di NBS Radio. Dulu sempat menikmati masa dimana menulis drop script acara Indonesia Kemarin di B Radio bersama penyiar kondang Sofia Rubianto (Nata Nadia). Podcast Dipi bisa diakses di Spotify DipidiffTalks.
Let's encourage each other to shape a better future through education and book recommendation.
Contact Dipidiff at DM Instagram @dipidiffofficial
TERBARU - REVIEW BUKU
Review Buku The Quiet Tenant - Clémence …
23-08-2023 Dipidiff
National Best Seller One of The Most Anticipated Novels of 2023 GMA Buzz Pick A LibraryReads #1 Pick One of The Washington Post’s Notable Summer Books 2023One of Vogue’s Best Books of 2023One of Goodreads’s Most Anticipated Books...
Read moreReview Buku The Only One Left - Riley Sa…
23-07-2023 Dipidiff
Editor's Pick Best Mystery, Thriller & Suspense The Instant New York Times Bestseller Named a summer book to watch by The Washington Post, Boston Globe, USA Today, Oprah, Paste, Country Living, Good Housekeeping, and Nerd Daily Judul...
Read moreReview Buku Helium Mengelilingi Kita - Q…
14-06-2023 Dipidiff
Judul : Helium Mengelilingi Kita Penulis : Qomichi Jenis Buku : Sastra Fiksi, Coming of Age Penerbit : MCL Publisher Tahun Terbit : Maret 2023 Jumlah Halaman : 246 halaman Dimensi Buku : 14 x 20,5...
Read moreReview Buku Earthlings - Sayaka Murata
14-02-2023 Dipidiff
A New York Times Book Review Editors' ChoiceNamed a Best Book of the Year by the New York Times, TIME and Literary HubNamed a Most Anticipated Book by the New York Times, TIME, USA Today, Entertainment Weekly, the Guardian, Vulture, Wired, Literary Hub, Bustle, PopSugar, and Refinery29 Judul...
Read more