Review Buku Joy at Work - Marie Kondo & Scott Sonenshein
#1 New York Times bestselling author of The Life-Changing Magic of Tidying Up.
Judul : Joy at Work
Organizing Your Professional Life
Penulis : Marie Kondo & Scott Sonenshein
Jenis Buku : Self Improvement
Penerbit : Little, Brown Spark
Tahun Terbit : April 2020
Jumlah Halaman : 256 halaman
Dimensi Buku : 21.08 x 14.22 x 2.29 cm
Harga : Rp. 365.000 *harga sewaktu-waktu dapat berubah
ISBN : 9780316423328
Hardcover
Edisi Bahasa Inggris
Available at PERIPLUS BANDUNG Bookstore (ig @Periplus_setiabudhi, @Periplus_husein1 , @Periplus_husein2)
Sekelumit Tentang Isi
Rahasia bagaimana seseorang tidak hanya berhasil dalam pekerjaannya tapi juga bahagia menjalani karirnya sudah menjadi hal yang ingin diketahui oleh semua orang. Jawaban yang paling umum selalu berkaitan dengan passion dan talent. Tapi siapa sangka urusan berbenah ternyata bisa menjadi kuncinya juga. Kali ini pakar berbenah yang namanya sudah tidak asing lagi, yaitu Marie Kondo, yang bukunya The Life Changing Magic of Tidying Up menjadi best seller internasional, bersama Scott Sonenshein PhD, profesor psikologi Rice University dan penulis karya ilmiah kesohor, berkolaborasi harmoni dalam buku Joy at Work. Di dalam buku ini ada rahasia berbahagia di tempat kerja, entah itu di kantor maupun di rumah, yakni dengan menerapkan strategi membenahi lingkungan fisik maupun psikis kita.
Tempat kerja adalah magnet untuk kekacauan. Siapa yang tidak merasa terkuras energinya oleh rapat yang berlarut-larut, tumpukan kertas yang tidak teratur, email yang tidak ada habisnya, dan tugas-tugas yang tidak penting. Ini adalah bahaya bekerja di zaman modern, dan bahaya itu perlahan-lahan dapat menguras kegembiraan dari pekerjaan, membatasi peluang kemajuan karier, dan merusak kesejahteraan kita.
Dalam Joy at Work, Marie Kondo dan Scott Sonenshein menawarkan cerita, studi, dan strategi untuk membantu kita menghilangkan kekacauan dan memberi ruang untuk pekerjaan yang benar-benar penting.
Menggunakan Metode KonMari yang terkenal di dunia dan penelitian mutakhir, Joy at Work akan membantu kita mengatasi tantangan kekacauan di tempat kerja dan menikmati produktivitas, kesuksesan, dan kebahagiaan yang datang dengan meja dan pikiran yang rapi.
Yuk kita intip daftar isinya:
Notes to the Reader
Introduction
1. Why Tidy
How Tidying My Workspace Changed My Life
Why Tidying Up Improves Work Performance
Are Messy People Really More Creative?
The High Cost of Nonphysical Clutter
Tidying Up Helps You Find a Sense of Purpose
2. If You Keep Falling Back to Clutter
Visualizing Your Ideal Work Life
Tidy Up All in One Go and You ll Never Rebound
Choosing What to Keep
Create an Environment Where You Can Focus
Let Your Tidying Festival Begin!
3. Tidying Your Workspace
Books: Discover Your Values Through Tidying
Papers: The Basic Rule is Discard Everything
Divide Komono into Subcategories
Sentimental Items
Desk Storage
How Tidying Up Can Change Your Life
Mifuyu's Life-Changing Experience
From Tidying the Pysical Aspects to Tidying the Nonphysical Aspects of Your Workspace
4. Tidying Digital Work
You Dont Need a Lot of Folders for Your Digital Documents
Use the Desktop to Delight
Dont Let Email Take Over Your Work
Fewer Apps on Your Phone Means Fewer Distractions
5. Tidying Time
Activity Clutter Disrupts Our Days
The Overearning Trap
The Urgency Trap
The Multitasking Trap
Make a Task Pile to Find Out What Your Actual Job Is
Evaluate Your Tasks to Make Your Job More Joyful
Dont Be So Fast to Say Yes
Add a Daily Joy
Create a Clean Space on Your Calendar
6. Tidying Decisions
Most Low-Stakes Decisions Dont Deserve Your Time and Energy
Create a Pile of Medium- and High-Stakes Decisions
Sort Through Your Decision Pile
Tidying Choice: More Option Arent Always Better
Good Enough Is Good Enough for Most Desicions
7. Tidying Your Network
How Big a Network Do You Need?
Evaluate Your Contacts to Identify Joy-SParking Relationships
How to Make High-Quality Connections
8. Tidying Meetings
Imagine Your Ideal Meeting
Gather Your Meetings
Separate Messy Meetings from Irrelevant Ones
Going to More Meetings Doesnt Make You More Valuable
Anyone Can Bring More Joy to a Meeting
Run a Tidy Meeting
9. Tidying Teams
Visualizing Your Ideal Team
Make a Team Pile
Evaluate Your Teams Pile
Dont Create Messes for Your Teammates
Trust Keeps Teams Tidy
Disagreements Dont Always Make a Mess
Clean Up Personal Conflicts
Big Teams Are Usually Full of Clutter
10. Sharing the Magic of Tidying
Let Your Tidying Inspire Others
Show Care for the Workplace
Treasure Your Coworkers
11. How to Spark Even More Joy at Work
Caring for What We Keep Improes Work Performance
Adding More Joy to Your Workspace
Should You Change Your Job If It Doesnt Spark Joy?
Enjoy the Process of Creating a Joyful Work Life
When the Fear of Other s Opinions Holds You Back
Make Time of Honest Self-Reflection
Ways We Tidy Up Work as a Couple
Your Work and Your Llife are the Sum of Your Choice
Maintaining Work-Life Balance
Joy at Work Sparks Joy in Life
Acknowledgments
Notes
Index
Seputar Fisik Buku dan Disainnya
Buku yang saya baca adalah edisi hardcover. Belum tahu juga apakah tersedia versi paperback-nya, karena sejauh ini dua jenis buku Joy at Work yang ada di store itu keduanya HC dari publishing yang berbeda. Secara fisik buku ini nyaman dibaca, saya rasa jenis kertasnya agak beda ya, semacam lebih tebal. Tidak ada ilustrasi gambar di dalam buku ini, tapi ada layout tertentu yang membuat isi buku menjadi lebih bervariasi.
Opini - Yang menarik dan atau disuka dari Buku ini
Marie Kondo dikenal sebagai tidying expert. Sebuah profesi yang tadinya saya kira tidak ada. Tapi ternyata ada dan sangat dibutuhkan. Yang heran bukan cuma saya yang posisinya hanya pembaca, di awal buku ini diceritakan juga bahwa Marie Kondonya sendiri tidak menyangka kebiasaan dan ketertarikannya menggeluti topik berbenah bisa membawanya pada profesi unik saat ini. Bukan cuma buku yang bestseller, dia pun diundang berbicara ke berbagai seminar, workshop, dan acara tv serta radio di berbagai belahan dunia. Hingga akhirnya memutuskan mendirikan perusahaan KonMarie Media, Inc, yang berbasis di Amerika dan Jepang. Keren sekali ya.
Dari kisah hidup Marie Kondo ini saya belajar beberapa hal terutama tentang niat yang tulus untuk membantu banyak orang bisa membawa kita pada kebahagiaan dan kesuksesan yang sejati, bahwa seseorang seperti Marie Kondo yang menulis tentang kebahagiaan juga mengalami masa pasang surut emosi, dan saya belajar juga tentang menghargai hal hal kecil dan sederhana, tidak melulu melihat dan menilai segala sesuatu dari yang besar saja.
Scott Sonenshein yang menjadi partner penulis buku ini juga punya pengalaman menulis yang tidak sedikit. Dia telah menulis di New York Times, Time, Fast Company, dan Harvard Business Review. Bukunya yang berjudul Stretch membahas bagaimana membangun karir dan kehidupan yang lebih baik dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Buku ini menjadi buku bestseller, bersanding dengan buku Marie Kondo. Scott Sonenshein seorang keynote speaker dan psikolog organisasi.
Jadi jelas ya jika buku Joy at Work ini ditulis oleh dua orang yang punya latar yang bukan cuma sesuai dengan topik bahasan buku tapi juga ahli di bidangnya.
Untuk isi bukunya sendiri, menurut saya, buku ini punya membahas topik yang memang ingin orang-orang ketahui. Bahagia di pekerjaan itu buat sebagian orang mewah. Ada orang-orang yang bekerja karena memang keharusan, misalnya karena urusan nafkah. Jadi tidak ada kesenangan bagi mereka selama melakukan pekerjaannya, termasuk ketika berada di tempat kerja.
Tapi hidup kayaknya asyik ya kalau kita bisa bahagia juga di pekerjaan kita. Dan saya yakin semua orang juga inginnya demikian.
Buku ini ada 11 bab. Lumayan banyak. Tapi jangan khawatir karena tiap babnya sebenarnya menurut saya tidak panjang.
Di bab 1 Why Tidy, Marie Kondo hadir untuk membahas alasan-alasan kenapa berbenah itu bisa mengubah kehidupan karir, bisa mengembangkan performa kinerja, bisa membantu kita menemukan tujuan hidup, dan memaparkan benar gitu orang yang berantakan lebih kreatif. Poin terakhir ini mengingatkan saya pada buku Aston Klein ya yang di bukunya menyebutkan bahwa teori Marie Kondo ini ga berlaku untuk seniman karena ‘messy’ itu menginspirasi ide kreatif. Di bab ini saya menyukai pola pikir Marie Kondo yang terbuka pada perspektif yang berbeda serta tidak memaksakan teorinya bahwa ruangan rapi tertata adalah satu-satunya yang benar. Tidak pula Marie Kondo menentukan barang apa yang bisa dipertahankan di ruangan kerja dan mana saja yang harus dibuang, karena individu itu unik, yang bermakna untuk seseorang belum tentu punya arti bagi orang lain.
Why do you want to tidy up?
No matter what your ideal work life is, the final goal is the same: to be able to work with joy. So when tidying up, what matters most is to choose things that contribute to your hapiness and appreciate what you keep.
There are three types of things that you should keep. The first are things that spark joy for you personally, such as a favorite pen, a memo pad with a design you like, or a photo of your loved ones. the second type are things that are functional and aid your work, things you are frequently like staples or heavy...
...
What matters is whether the item you have taken in your hands will play a positive role in your work. Always keep in mind that the reason you are tidying is not to throw things away and declutter your dest but to realize your ideal work life, the one that sparks joy for you.
Page 38
Di bab 2 ada pembahasan tentang strategi buat mereka yang gagal dalam urusan pilah pilih barang. Di sini ada strategi visualisasi lingkungan kerja yang ideal, berbenah sekaligus, tips milih barang yang akan disimpan, tips menciptakan lingkungan yang mendukung fokus kerja, dan pembahasan topik Festival Berbenah.
Bab 3 buku ini membahas cara berbenah itu sendiri. Bener-bener isinya how to. Mulai dari urusan benahin buku, kertas, barang-barang sentimentil, dan meja kerja. Ada sedikit penjelasan tentang membenahi benda-benda yang berbentuk fisik maupun aspek non fisik di pekerjaan. Buat kita yang sudah membaca buku minimalis, atau buku beres-beres rumah, bab ini ga akan asing, karena kurang lebih mirip, hanya lokasinya yang beda, yakni khusus di tempat kerja.
Bab 4 membahas digital work. Cara membenahi dokumen di komputer, email, dan isi hape. Menurut Marie Kondo, makin sedikit aplikasi di hape, makin sedikit distraksi dalam kehidupan pekerjaan. Yup, logis banget ya.
Bab 5 berisi pembahasan tentang berbenah waktu. Inti babnya adalah cara optimalisasi waktu, yakni dengan identifikasi aktifitas yang ga guna, menempatkan prioritas dengan benar, bahas tentang multitasking, cara bikin task pile (mirip to do list harian), mengevaluasi aktifitas kerja, learn to say no, masukkan kegembiraan ke aktifitas sehari-hari, dan membuat satu hari rehat yang asyik di kalender kerja kita. Satu poin pembahasan yang menarik perhatian saya di bab ini adalah tentang multitasking, karena sebagai seorang ibu rumah tangga yang punya aktifitas lain selain mengurus keluarga, saya terbiasa mengerjakan beberapa hal sekaligus alias multitasking. Menurut buku ini multitasking tidak efektif dan tidak baik untuk dilakukan karena menurnkan kualitas hasil kerja. Saya kira teori ini benar adanya. Untuk tugas-tugas multitasking yang saya kerjakan, saya biasanya memilih jenis tugas yang tidak melibatkan terlalu banyak fokus dan kerja otak, lebih mirip kerja fisik dan rutinitas. Untuk urusan pekerjaan, jelas multitasking tidak saya lakukan karena potensi kecerobohan dan kesalahannya sangat berpengaruh pada mutu akhir pekerjaan.
Despite what most people believe, multitasking doesn't involve doing several activities simultaneously. It typically means rapidly switching from one task to another without accomplishing any one thing effectively. And since multitaskers don't pay attention to or switch between tasks very well, they make lots of mistakes.
Over time, multitasking leads people to prioritize the wrong activities. just like those caught ...
Page 108
Bab 6 membenahi keputusan. Jadi manusia itu ternyata membuat keputusan ribuan kali dalam satu hari. Mulai dari yang kecil sampai yang besar. Saran utamanya adalah jangan habiskan waktu kita untuk memutuskan hal-hal yang kecil, misalnya milih baju. Kecuali pekerjaan kita memang ada urusannya dengan baju. Beri porsi waktu yang besar untuk keputusan yang rumit, dan hati-hati dengan hal-hal yang terkategori medium-high stake decision karena suka terlewat. Ada saran juga di bab ini soal terlalu banyak pilihan juga ga selalu berarti bagus. Banyak pilihan makin bingung dan membuang waktu dan kadang akhirnya menjerumuskan kita pada pilihan yang malah ga bagus. Kalau semua opsi yang ada berkualitas mirip-mirip, sudah saja pilih cepat, tentukan satu dan selesai.
Bab 7 membahas soal membenahi network. Bab ini menarik buat saya karena ada bagian dari mindset saya yang masih memegang pandangan bahwa punya banyak jaringan itu bagus. Tapi di bab ini ternyata tidak demikian. How big a network do you need? Network yang terlalu luas itu melelahkan. Refleksi sederhananya adalah whatsapp group. Seperti whatsapp yang kebanyakan grup aka network, lama-lama hape bisa nge hang, atau orang yang punya hape yang nge hang. Ga semua orang di grup kita kenal, tapi percakapan orang-orang yg tidak kita kenal, atau kita kenal tapi tidak punya efek dalam hidup kita, ini terus mengalir 24 jam kadang. Bayangkan jika ini terjadi di dunia nyata. Kita bergaul dengan banyak orang di acara-acara gala, atau pesta, atau gathering yang konsep acara dan tujuannya tidak urgen lalu kita mendapatkan undangan-undangan yang melelahkan, orang-orang yang mengontak dengan tujuan yang melelahkan, dan lain-lain. It's too much. Jadi network juga harus dibatasi dan dibenahi. Jalin network dengan orang pilihan dan bikin network yang mendalam, loyal, support. Dan ini jauh lebih bijak menurut Marie Kondo. Di bab ini juga ada bahasan topik membenahi kontak. Intinya sih, orang-orang yang tidak terlalu kita kenal dan tidak memberikan perasaan bahagia di diri kita bisa kita hapus dari kontak dan bahkan dari hubungan. Bab ini ditutup dengan penjabaran cara membangun hubungan yang punya kualitas di network yang kita miliki.
Bab 8 membahas meeting. Meeting bisa sangat melelahkan. Waktu habis buat meeting dan meeting lalu nyisa sedikit untuk menyelesaikan kerjaan yang real. Mending kalo meetingnya memang punya kaitan langsung dengan kerjaan kita, kadang-kadang tidak. Buang-buang waktu. Belum lagi konflik yang muncul saat meeting yang bisa menguras emosi dan jiwa. Nah di bab ini dibahas strategi meeting. Panduannya jelas dan bisa kita terapkan di pekerjaan kita.
In one study, researchers found that minutes spent in meetings had little impact on employees' well-being. What mattered was the number of meetings they attended. The constant disruptions that come from many short meetings left them feeling far more...
Page 160
Bab 9 merapikan tim. Ini bab isinya sama dengan team building ya. Ada bahasan visualisasi tim yang ideal, merekrut anggota tim, mengevaluasi, tentang konflik, dan berbagai ketidaksetujuan yang terjadi.
Bab 10 tentang mengajak kita untuk menerapkan berbenah di lingkungan kerja. Buat orang-orang terinspirasi, tunjukin kepedulian kita terhadap lingkungan kerja, dan harga serta maknai rekan rekan kerja kita. Hidup kita sebagian besarnya habis bersama mereka. Jadi bikin suasanya yang hangat dan menyenangkan.
Bab 11 adalah bab penutup. Di sini dibahas cara untuk lebih berbahagia lagi di pekerjaan dengan memilih kembali hal-hal yang bermakna penting yang bisa mengembangkan karir dan performa kinerja kita saja. Ada opsi untuk mempertimbangkan perlu ga sih ganti bidang karir atau keluar dari perusahaan yang sekarang berhubung tempat kerja atau bidang karir yang ditekuni saat ini ga bawa kebahagiaan. Ada saran juga untuk selalu menikmati proses menemukan kebahagiaan ini. Untuk merefleksi diri sekali lagi.
Di bab 11 juga ada topik berbenah lingkungan kerja bersama pasangan yang dicontohkan dengan Marie dan suami. Dan di penghujung isi buku ini akan berbicara tentang kehidupan yang seimbang.
Balik lagi ke rahasia besar kebahagiaan kehidupan ya, bahwa sesuatu yang seimbang selalu membawa kedamaian. Kehidupan pekerjaan jangan sampai menelantarkan kehidupan personal kita, misalnya keluarga. Jika keduanya bisa seimbang dan sama sehatnya, sudah hampir jadi jaminan hidup kita akan bahagia.
Menurut saya buku ini menjawab pertanyaan soal rahasia bahagia di tempat kerja dengan cara berbenah. Pemaparannya jelas, ringan dan mudah dimengerti. Latar ilmiahnya tidak terlalu ditampilkan eksplisit, lebih halus dan menyatu dengan cerita. Kita baru akan sadar betapa banyak riset yang mendasari teori buku ini ketika sudah sampai di bagian akhir buku. Ini beda dengan buku ozan varol yang saya bahas di dd recomendation sebelumnya. Yang itu padat informasi ilmiah.
Data show that negative emotions have a more powerful impact on our thoughts than positive emotions. A study examining 558 words for different emotions in English concluded that 62 percent of them were negative, compared to only 38 percent positive. In another study, participants from seven countries (Belgium, Canada, England, France, Italy, the Nehterlands, and Switzerland) wrote down as many emotions as they could think of in five minutes. ....
Page 39
It sounds couterintuitive, but to be more productive at work, sometimes you need downtime - a part of your calendar that s a completely clean space. yes, you heard me right: Research shows that to get more done, you sometimes need to work less. In addition to refreshing your mind, downtime helps you become more creative by giving you time incubate ideas.
Page 117
Cara pemaparan topik di buku ini juga punya pola. Biasanya dibuka dengan sebuah cerita, sebuah kasus yang diangkat yang ada hubungannya dengan topik yang di bahas di bab itu. Baru kemudian dibahas lebih dalam permasalahannya dan baru kemudian solusinya. Model how to buku ini cukup detail dan aplicable. Ada saran-saran khusus juga untuk beberapa area pembahasan yang biasanya mengincar titik-titik yang kadang terabaikan.
Finally, I consulted Jinnosuke Kokoroya, a well-kown therapist in Japan. He also happens to be an old friend, and our families enjoy spending time together. "I d really like to start using social media to get my message out there," I told him, "but I cant' bring myself to do it. I'm afraid that people might hate me and start attacking me."
Jinnosuke smiled and said, "Don't worry, Marie. Plenty of people hate you already. " This, by the way, is what he tells all his clients who are afraid f being hated. That's his approach.
...
Page 200
Marie Kondo dan Scott Shonenshein berkolaborasi melengkapi buku ini dengan cara yang nyaris tidak kentara. Menurut Marie Kondo sendiri Scott mengambil peran di bab-bab terakhir yang berkaitan dengan organisasi sesuai keahliannya seperti team, meeting, dan decision. Tapi kita bisa lihat ada pengaruh di kedua penulis di tiap bab. Salah satunya dengan melihat layout box khusus yang berisi insight tambahan dari salah satu penulis.
Although we collaborated on the entire contents of this book each of us took primary responsibility for half of the writing. Marie s voice is in the introduction and chapter 1,2,3, and 11; her name is at the top of the pages. scott s voice is in chapters 4,5,6,7,8,9, and 10, and his name is at the top of those pages. you will also find boxes within each chapter containing the voice of the person not primarily writing that chapter.
Notes to the Reader
Siapa Marie Kondo
Marie Kondo (近藤 麻理恵 Kondō Marie, e diucapkan seperti é, lahir di Tokyo, 9 Oktober 1984; umur 35 tahun), juga dikenal sebagai Konmari (こんまり), adalah seorang konsultan tata ruang, penulis dan penyiar acara TV Jepang.
Kondo telah menulis empat buku tentang tata ruang, yang secara kolektif terjual jutaan salinan di seluruh dunia. Buku-bukunya diterjemahkan dari bahasa Jepang ke dalam beberapa bahasa yang meliputi Korea, Tionghoa, Spanyol, Indonesia, Italia, Jerman, Swedia, Portugis, Catalunya, dan Inggris. Buku The Life-Changing Magic of Tidying Up (2011) karangannya diterbitkan di lebih dari 30 negara. Karya tersebut menjadi buku berpenjualan terbaik di Jepang dan Eropa, dan diterbitkan di Amerika Serikat pada 2014.
Di Amerika Serikat dan Britania Raya, profil Kondo dan metodenya banyak dipromosikan oleh kesuksesan serii Netflix Tidying Up with Marie Kondo yang dirilis pada 2019 dimana Kondo dinominasikan untuk Primetime Emmy Award ofr Outstandng Host for a Reality or Competition Program.
Ia terpilih sebagai salah satu dari "100 tokoh paling berpengaruh" menurut majalah Time pada 2015.
Kondo membuka sebuah toko daring bernama KonMari pada 18 November 2019
Sumber: Wikipedia
Also by Marie Kondo:
The Life-Changing Magic of Tidying Up.
The Japanese Art of Decluttering and Organizing
The Life-Changing Manga of Tidying Up: A Magical Story
Life-Changing Magic: A Journal
Spark Joy: An Illustrated Master Class on the Art of Organizing and Tidying Up
Kiki & Jax: The Life-Changing Magic of Friendship
Sumber: Buku Joy at Work
Siapa Scott Sonenshein
Scott Sonenshein adalah seorang psikolog organisasi yang menggunakan metodologi lapangan untuk memeriksa pertanyaan seputar pekerjaan dan organisasi. Sonenshein juga penulis buku Stretch: Unlock the Power of Less - and Achieve More than You Ever Imagined. Buku berikutnya, Joy at Work, yang ditulis bersama dengan Marie Kondo, dirilis pada tahun 2020.
Sonenshein menyelesaikan PhD dalam Manajemen dan Organisasi dari University of Michigan pada 2007, setelah menghabiskan beberapa tahun bekerja di Vividence, sebuah startup Internet selama era dotcom yang didanai oleh Kleiner Perkins dan modal Sequoia yang akhirnya dibeli oleh Keynote Systems . Waktunya di Silicon Valley menginspirasi penelitiannya tentang perubahan dan sumber daya organisasi. Dia juga memegang gelar sarjana dari Universitas Virginia dan gelar master dari Universitas Cambridge.
Setelah lulus dari Michigan, Sonenshein bergabung dengan fakultas di Universitas Rice.
Stretch menerima liputan media yang luas setelah dirilis dan Sonenshein menulis beberapa artikel yang menerapkan konsep di luar pekerjaan, termasuk salah satu cerita yang paling banyak dibaca di the New York Time's Well section pada tahun 2017 yang berjudul, "To Raise Better Kids, Say No," dan fitur untuk Time Magazine yang disebut, "The Key to Success Is Not Having More." Ia juga menulis untuk outlet seperti Fast Company, Harvard Business Review, Fox News, CNBC, dan Entrepreneur. Kutipannya yang muncul di halaman depan berita New York Times memperingatkan tentang beberapa tantangan penerbang dalam industri yang semakin terkonsolidasi ketika United Airlines bergabung dengan Continental Airlines.
Beberapa tulisan ilmiah Scott Sonenshein adalah sebagai berikut:
Spreitzer, G., Sutcliffe, K., Dutton, J., Sonenshein, S., & Grant, A. M. (2005). A socially embedded model of thriving at work. Organization science, 16(5), 537-549.
Sonenshein, S. (2006). Crafting social issues at work. Academy of Management Journal, 49(6), 1158-1172.
Sonenshein, S. (2007). The role of construction, intuition, and justification in responding to ethical issues at work: The sensemaking-intuition model. Academy of Management Review, 32(4), 1022-1040.
Sonenshein, S. (2010). We're Changing—Or are we? untangling the role of progressive, regressive, and stability narratives during strategic change implementation. Academy of Management Journal, 53(3), 477-512.
Sonenshein, S. (2014). How organizations foster the creative use of resources. Academy of Management Journal, 57(3), 814-848.
Vaara, E., Sonenshein, S., & Boje, D. (2016). Narratives as Sources of Stability and Change in Organizations: Approaches and Directions for Future Research. The Academy of Management Annals, 10(1), 495-560.
Sonenshein, S., Nault, K., & Obodaru, O. (2017). Competition of a different flavor: How a strategic group identity shapes competition and cooperation. Administrative Science Quarterly, 62(4), 626-656.
Sumber: Wikipedia
Rekomendasi
Buku ini saya rekomendasikan untuk teman-teman yang mencari buku self improvement yang membahas tentang membangun dan menemukan kebahagiaan di pekerjaan yang secara khusus membeberkan kuncinya dilihat dari urusan berbenah. Benahi lingkungan kerja kita baik yang fisik maupun yang non fisik, karena sekali lagi, kehidupan yang bahagia adalah yang seimbang antara kebahagiaan berkarir beraktualisasi dengan kebahagiaan di kehidupan personal.
-------------------------------------------------------------------------
Dipidiff.com adalah sebuah media edukasi yang menginspirasi melalui beragam topik pengembangan diri, rekomendasi buku-buku, dan gaya hidup yang bervibrasi positif.
Diana Fitri, biasa dipanggil Dipi, adalah seorang ibu yang gemar berkebun, dan rutin berolahraga. Gaya hidup sehat dan bervibrasi positif adalah dua hal yang selalu ia upayakan dalam keseharian. Sambil mengasuh putra satu-satunya, ia juga tetap produktif dan berusaha berkembang secara kognitif, sosial, mental dan spiritual.
Lulusan prodi Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran, Dipi lalu melanjutkan studi ke magister konsentrasi Pemasaran, namun pekerjaannya justru banyak berada di bidang edukasi, di antaranya guru di Sekolah Tunas Unggul, sekolah kandidat untuk International Baccalaureate (IB), dan kepala bagian Kemahasiswaan di Universitas Indonesia Membangun. Setelah resign tahun 2016, Dipi membangun personal brand Dipidiff hingga saat ini.
Sebagai Certified BNSP Public Speaker dan Certified BNSP Trainer, serta certified IALC coach, Dipi diundang oleh berbagai komunitas dan Lembaga Pendidikan untuk berbagi topik membaca, menulis, mereviu buku, public speaking, dan pengembangan diri, misalnya di Kementrian Keuangan, Universitas Negeri Semarang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, BREED, Woman Urban Book Club, Lions Clubs, Bandung Independent School, The Lady Book Club, Buku Berjalan.id, SMAN 24 Bandung, SMAN 22 Bandung, dan lain-lain. Dipi juga pemateri rutin di platform edukasi www.cakap.com . Dipi meng-coaching-mentoring beberapa remaja dan dewasa di Growth Tracker Program, ini adalah program pribadi, yang membantu (terutama) remaja dan dewasa muda untuk menemukan passion dan mengeluarkan potensi mereka.
Berstatus bookblogger, reviu-reviu buku yang ia tulis selalu menempati entry teratas di halaman pertama mesin pencari Google, menyajikan ulasan terbaik untuk ribuan pembaca setia. Saat ini Dipi adalah brand ambassador untuk Periplus Bandung dan berafiliasi dengan Periplus Indonesia di beberapa event literasi. Dipi juga menjadi Official Reviewer untuk Republika Penerbit dan berpartner resmi dengan MCL Publisher. Kolaborasi buku-bukunya, antara lain dengan One Peach Media, Hanum Salsabiela Rais Management, KPG, Penerbit Pop, Penerbit Renebook, dan Penerbit Serambi. Reviu buku Dipi bisa dijumpai di www.dipidiff.com maupun Instagram @dipidiffofficial. Dipi host di program buku di NBS Radio. Dulu sempat menikmati masa dimana menulis drop script acara Indonesia Kemarin di B Radio bersama penyiar kondang Sofia Rubianto (Nata Nadia). Podcast Dipi bisa diakses di Spotify DipidiffTalks.
Let's encourage each other to shape a better future through education and book recommendation.
Contact Dipidiff at DM Instagram @dipidiffofficial
TERBARU - REVIEW BUKU
Review Buku The Quiet Tenant - Clémence …
23-08-2023 Dipidiff
National Best Seller One of The Most Anticipated Novels of 2023 GMA Buzz Pick A LibraryReads #1 Pick One of The Washington Post’s Notable Summer Books 2023One of Vogue’s Best Books of 2023One of Goodreads’s Most Anticipated Books...
Read moreReview Buku The Only One Left - Riley Sa…
23-07-2023 Dipidiff
Editor's Pick Best Mystery, Thriller & Suspense The Instant New York Times Bestseller Named a summer book to watch by The Washington Post, Boston Globe, USA Today, Oprah, Paste, Country Living, Good Housekeeping, and Nerd Daily Judul...
Read moreReview Buku Helium Mengelilingi Kita - Q…
14-06-2023 Dipidiff
Judul : Helium Mengelilingi Kita Penulis : Qomichi Jenis Buku : Sastra Fiksi, Coming of Age Penerbit : MCL Publisher Tahun Terbit : Maret 2023 Jumlah Halaman : 246 halaman Dimensi Buku : 14 x 20,5...
Read moreReview Buku Earthlings - Sayaka Murata
14-02-2023 Dipidiff
A New York Times Book Review Editors' ChoiceNamed a Best Book of the Year by the New York Times, TIME and Literary HubNamed a Most Anticipated Book by the New York Times, TIME, USA Today, Entertainment Weekly, the Guardian, Vulture, Wired, Literary Hub, Bustle, PopSugar, and Refinery29 Judul...
Read more