Review Buku Measure What Matters - John Doerr
No.1 New York Times Bestseller
#1 Bestseller in Strategy & Competition at Amazon. com
Judul : Measure What Matters
How Google, Bono, and the Gates Foundation Rock the World with OKRs
Penulis : John Doerr
Jenis Buku : Self Improvement
Penerbit : Penguin LCC US
Tahun Terbit : April 2018
Jumlah Halaman : 320 halaman
Dimensi Buku : 13.97 x 2.03 x 20.83 cm
Harga : Rp. 256.000*harga sewaktu-waktu dapat berubah
ISBN : 9780525538349
Paperback
Edisi Bahasa Inggris
Available at PERIPLUS BANDUNG Bookstore (ig @Periplus_setiabudhi, @Periplus_husein1 , @Periplus_husein2)
Sekelumit Tentang Isi
Pemodal ventura legendaris John Doerr mengungkapkan bagaimana sistem penetapan tujuan Objectives and Key Results (OKRs) telah membantu raksasa teknologi dari Intel hingga Google mencapai pertumbuhan yang eksplosif — dan bagaimana hal itu dapat membantu organisasi apa pun untuk berkembang.
Pada musim gugur 1999, John Doerr bertemu dengan para pendiri start-up yang baru saja dia berikan $ 12,5 juta, investasi terbesar dalam karirnya. Larry Page dan Sergey Brin memiliki teknologi luar biasa, energi kewirausahaan, dan ambisi setinggi langit, tetapi tidak memiliki rencana bisnis yang nyata. Agar Google dapat mengubah dunia (atau bahkan untuk bertahan hidup), Page dan Brin harus belajar bagaimana membuat pilihan sulit berdasarkan prioritas sambil menjaga tim mereka tetap pada jalurnya. Mereka harus tahu kapan harus menghentikan proposisi yang kalah, untuk gagal dengan cepat. Dan mereka membutuhkan data yang relevan dan tepat waktu untuk melacak kemajuan mereka — untuk mengukur apa yang penting.
Doerr mengajari mereka tentang pendekatan yang terbukti untuk keunggulan operasi: Sasaran dan Hasil Utama. Dia pertama kali menemukan OKR pada tahun 1970-an sebagai insinyur di Intel, di mana Andy Grove yang legendaris ("manajer terhebat di zamannya atau era apa pun") mengendarai perusahaan terbaik yang pernah dijalankan Doerr. Belakangan, sebagai pemodal ventura, Doerr membagikan gagasan Grove kepada lebih dari lima puluh perusahaan. Di mana pun proses itu dipraktikkan dengan setia, strategi ini berhasil.
Dalam sistem penetapan tujuan ini, tujuan menentukan apa yang ingin kita capai; Hasil utamanya adalah bagaimana tujuan prioritas utama tersebut akan dicapai dengan tindakan spesifik dan terukur dalam kerangka waktu yang ditetapkan. Tujuan setiap orang, dari tingkat pemula hingga CEO, transparan ke seluruh organisasi.
Manfaatnya sangat besar. OKR memunculkan pekerjaan terpenting organisasi. Mereka memfokuskan upaya dan membina koordinasi. Mereka menjaga karyawan tetap pada jalurnya. Mereka menghubungkan tujuan lintas silo untuk menyatukan dan memperkuat seluruh perusahaan. Sepanjang jalan, OKR meningkatkan kepuasan di tempat kerja dan meningkatkan retensi.
Dalam Measure What Matters, Doerr berbagi berbagai studi kasus orang pertama, di belakang layar, dengan narator termasuk Bono dan Bill Gates, untuk menunjukkan fokus, kelincahan, dan pertumbuhan eksplosif yang telah dipacu OKR di banyak organisasi besar. Buku ini akan membantu generasi pemimpin baru menangkap keajaiban yang sama.
Sumber: amazon. com
Yuk kita intip daftar isinya:
Foreword Larry Page,
Alphabet CEO dan Google Cofounder
PART ONE: OKRs in Action
1. Google, Meet OKRs
How OKRs came to Google, and the superpowers they convey
2. The Father of OKRs
Andy Grove creates and inculcates a new way of structured goal setting
3. Operation Crush: An Intel Story
How OKRs won the microprocessor wars
4. Superpower #1: Focus and Commit to Priorities
OKRs help us choose what matters most
5. Focus: The Remind Story
Brett Kopt used OKRs to overcome attention deficit disorder
6. Commit: The Nuna Story
Jini Kim's personal commitment to transform health care.
7. Superpower#2: ALign and Connect for Teamwork
Public: transparent OKRs spark and strengthen collaboration
8. Align: The MyFitnessPal Story
Alignment via OKRs is more challenging - and rewarding - than Mike Lee anticipated
9. Connect: The Intuit Story
Atticus Tysen uses OKR transparency to fortify a software pioneer's open culture
10. Superpower #3: Track for Accountability
OKRs help us monitor progress and course-correct.
11. Track: The Gates Foundation Story
A $20 billion start-up wields OKRs to fight devastating diseases
12. Superpower #4: Stretch for Amazing
OKRs empower us to achieve the seemingly impossible
13. Stretch: The Google Chrome Story
CEO Sundar Pichai uses OKRs to build the world's leading web browser
14. Stretch: The Youtube Story
CEO Susan Wojcicki and an audacious billion-hour goal
PART TWO: The New World of Work
15. Continuous Performance Management: OKRs and CFRs
How conversations, feedback, and recognition help to achieve excellence
16. Ditching Annual Performance Reviews: The Adobe Story
Adobe affirms core values with conversations and feedback
17. Baking Better Every Day: The Zume Pizza Story
A robotics pioneer leverages OKRs for teamwork and leadershop and to create the perfect pizza
18. Culture
OKRs catalyze culture; CFRs nourish it
19. Culture Change: The Lumeris Story
Overcoming OKR resistance with a culture makeover
20. Culture Change: Bono's ONE Campaign Story
The world s greatest rock star deploys OKRs to save lives in Africa.
21. The Goals to Come
DEDICATION
RESOURCE 1: Google's OKR Playbook
RESOURCE 2: A Typical OKR Cycle
RESOURCE 3: All Talk: Performance Conversations
RESOURCE 4: In Sum
RESOURCE 5: For Further Reading
ACKNOWLEDGEMENT
NOTES
INDEX
Seputar Fisik Buku dan Disainnya
Datar banget ya disain covernya. Tapi please jangan menyerah begitu saja gara-gara cover ini, karena isinya sangat padat dan berisi. Ini buku wajib pegangan kita yang mau mengelola hidup baik personal maupun karir/bisnis supaya punya pencapaian.
Yang menarik dan atau disuka dari Buku ini
Banyak orang yang bilang akan menaklukkan dunia atau meraih kesuksesan untuk kemudian tidak melakukan apa-apa setelahnya. Seperti halnya banyak perusahaan yang jatuh justru ketika sumber daya mereka bertambah besar dan keuntungan meningkat. Pasti ada sesuatu yang terjadi, dan pasti ada solusi. OKRs adalah kuncinya.
OKRs, short for Objective and Key Results. It is a collaborative goal-setting protocol for companies, teams, and individuals. Now, OKRs are not a silver bullet. They cannot substitute for sound judgment, strong leadership, or a creative workplace culture. But if those fundamentals are in place, OKRs can guide you to the mountaintop.
Page 7
Satu hal yang paling berkesan dari buku ini adalah statement sederhana yang saya temukan di halaman awal buku. Ideas are easy, Execution is everything. Ini terasa benar sekali dalam benak saya mengingat ide-ide saya rasanya cukup banyak, tapi ide tanpa eksekusi hanyalah berujung wacana. OKRs akan bisa membantu saya untuk mewujudkan ide-ide tersebut, mengeksekusinya hingga tidak hanya berakhir sebagai angan-angan.
...on that balmy day in Mountain View, i came with my present for Google, a sharp-edged tool for world-class execution. I'd first used it in the 1970s as an engineer at Intel, where Andy Grove, the greatest manager of his or any era, ran the best-run company I had ever seen. Since joining Kleiner Perkins, the Menlo Park VC firm, I had proselytized Grove's gospel far and wide, to fifty companies or more.
To be clear, I have the utmost reverence for entrepreneurs. I'm an inveterate techie who worships at the altar of innovation. but I'd also watched too many start-ups struggle with growth and scale and getting the right things done. So I'd come to a philosophy, my mantra:
Ideas are easy. Execution is everything.
Page 6
Banyak perusahaan yang sudah menggunakan OKRs saat ini, dilihat dari hitungan tahun terbit buku pun memang sudah beberapa tahun berselang (2018), tapi menurut saya OKRs masih relevan hingga sekarang. Aslinya OKRs adalah cara mengelola perusahaan yang diterapkan di tahun 80an, seumur Intel ketika baru mulai berdiri, yang lalu kemudian membesarkan perusahaan-perusahaan ternama seperti Google, Amazon, dan Intuit hingga menjadi seperti saat ini. Kabar baiknya adalah, OKRs bisa diterapkan juga untuk tim dan individu.
OKRs are the scaffolding for Google's signature home runs, including seven products with a billion or more users a piece: Search, Chrome, Android, Maps, YouTube, Google Play, and Gmail. In 2008, a company-wide OKR rallied all hands around the Code Yellow battle against latency - Google's bete noire, the lag in retrieving data from the cloud. Bottom-up OKRs work hand in glove with "20 percent time", which frees grassroots engineers to dive into promising side projects.
...
Page 14
Nama John Doerr pasti sudah tidak asing pula di telinga. Doerr seorang investor Amerika dan pemodal ventura di Kleiner Perkins di Menlo Park, California. Ia menulis buku OKRs ini berdasarkan pengalamannya sendiri dalam penerapan OKRs di beberapa perusahaan dan pengusaha tersukses di dunia, termasuk Amazon, Google, Intuit, Netscape, dan Twitter.
Saya mendapati bahwa OKRs (Objective - Key Results) system adalah sebuah strategi dan alat dalam manajemen yang sangat berguna bahkan utama. Dengan OKRs sebuah perusahaan mega bisa memiliki tujuan yang sama, mewujudkan visi misi corporate, dan di aplikasi personal, OKRs bisa digunakan untuk merancang tujuan hidup, mencapai cita-cita, dan pengembangan diri yang terarah serta terukur.
Kabar gembira lainnya adalah OKRs bukan alat yang saklek, melainkan sangat fleksibel. Jika dalam penerapannya hasil evaluasi dinyatakan negatif, Key Results bisa disesuaikan dengan situasi yang sedang dihadapi, bahkan OKRsnya bisa dibatalkan dan diganti dengan OKRs yang lebih baik. Tentunya tidak sembarang membatalkan OKRs, harus ada penilaian dan evaluasi yang menyeluruh sebelumnya.
OKRs menurut pemaparan John Doerr bisa diterapkan down-top, bukan hanya top-down. Meskipun demikian benar bahwa kebijakan ini akan diputuskan oleh top management, dan seorang leader punya tanggungjawab besar untuk menjadi role model OKRs-nya.
Sebelum masuk ke isi buku, kita akan menemukan halaman prakata dari Larry Page, seorang ilmuwan komputer asal Amerika yang juga pengusaha internet.
FOREWORD
Larry Page
Aphabet CEO and Google Cofounder
I wish I had had this book nineteen years ago, when we founded Google. Or even before that, when I was only managing myself! As much as I hate process, good ideas with great execution are how you make magic. And that's where OKRs come in.
John Doerr showed up one day in 1999 and delivered a lecture to us on objectives and key results, and how we should run the company based on his experience at Intel. We knew Intel was run well, and John's talk made a lot of intuitive sense, so we decided we'd give it a try. I think it's worked out pretty well for us.
OKRs are a simple process that helps drive varied organizations forward. We have adapted how we use it over the years. Take it as a blueprint and make it yours, based on what you want to see happen!
For leaders, OKRs give a lot of visibility into an organization. They also provide a productive way to push back. For example, you might ask: "Why can't users load a video on YouTube almost instantly? Isn't that more important than this other goal you're planning to do next quarter?"
Page xi
Disebut-sebut juga dalam prakata ini tentang Bill Champbell, seorang tokoh di Silicon Valley yang sangat dihormati dan disebut-sebut sebagai Coach-nya para tokoh ternama dari Apple hingga Google. Buku tentang Bill Champbell ini sudah pernah saya review sebelumnya, judulnya Trillion Dollar Coach, yang di dalam bukunya ada penjelasan tentang coaching ala Bill Champbell.
Baca juga "Review Buku Trillion Dollar Coach"
I'm glad to join in celebrating the memory of Bill Champbell, which John has done very nicely at the conclusion of the book. Bill was a fantastically warm human being who had the gift of almost always being right - especially about people. He was not afraid to tell anyone about how "full of shit" they were, and some how they would still like him even after that. ..
Page xii
Buku Measure What Matters dimulai dengan kisah Andy Grove yang merumuskan OKRs dari Intel, lalu John Doerr 'menyebarkannya' ke Google dan perusahaan lainnya. Perlahan bab demi bab menjelaskan apa itu OKRs, membeberkan langkah demi langkah aplikasinya, dan membahas kasus-kasus seputar OKRs di sejumlah perusahaan dan perseorangan. Dan di akhir ada Google OKRs Playbook, sebuah bonus chapter yang bukan hanya summary yang sangat membantu tapi sekaligus pedoman yang bisa membuat kita lebih memahami OKRs.
Jadi apakah yang menjadi The Four OKR "superpowers" sebenarnya. Pasti teman-teman bertanya-tanya seperti halnya saya. Silakan disimak di bawah ini ya.
Superpower #1 - Focus and Commit to Priorities
Superpower #2 - Align and Connect for Teamwork
Superpower #3 - Track for Accountability
Superpower #4 - Stretch for Amazing
Sederhananya OKRs adalah menentukan tujuan perusahaan (atau individu) lalu menyusun hasil utama dari proses yang kita lakukan dalam mencapai tujuan, si hasil utama ini harus terukur. Kompleksnya adalah, OKRs memerlukan komunikasi yang bagus antar level dan departemen, ada transparansi di semua turunan OKRs-nya, ada data yang memegang peranan penting, dan ada keharusan dan kesadaran dari tiap pihak untuk berusaha melebihi dari yang biasa (mencapai luar biasa). Dalam perjalanan ada budaya perusahaan yang mungkin harus dipikirkan ulang, ada gap komunikasi yang harus diisi, dan lain sebagainya. Tapi jika OKRs yang telah dirancang dengan baik dan seksama ini berhasil tercapai, it's all worth it.
For best results, OKRs are scrutinized several times per quarter by contributors and their managers. Progress is reported obstacles identified, key results refined. On top of these one-on-ones, teams and departments hold regular meetings to evaluate progress toward shared objectives. whenever a committed OKR is a failing, a rescue plan is devised. At Google, the frequency of team check-ins varies with the business needs of the moment, the gap between predicted outcomes and execution, the quality of intragroup communication, and the group's size and location(s). The more dispersed the team's members, the more frequently they touch base. Google's benchmark check-in cycle is monthly, at a minimum, though goal discussions there are so pervasive that formal meetings sometimes go by the boards.
Page 119
Ada gambar-gambar dan foto dokumentasi, jadi buat pembaca yang suka support visual, buku ini ga membosankan.
Isinya detail, praktikal dan aplikatif. Sangat cocok bukan hanya untuk kita yang berkarir di perusahaan, tapi juga wirausaha, dan perorangan. Penerapannya menurut saya bisa diaplikasikan ke berbagai bidang kehidupan, tentunya dengan model adaptasi yang tepat. Step by stepnya jelas, bahkan ada yang ditambah dengan bagan juga, seperti turunan Key Results di bawah ini.
Kadang terselip kolom khusus yang membahas spesifik topik, seperti kolom Dr. Grove's Basic OKR Hygiene di bawah ini
Di bagian akhir buku ada bab khusus RESOURCE 1 yang berisi Google's OKR Playbook yang isinya semacam ringkasan OKRs
We use OKRs to plan what people are going to produce, track their progress vs. plan, and coordinate priorities and milestones between people and teams. We also use OKRs to help people stay focused on the most important goals, and help them avoid being distracted by urgent but less important goals.
OKRs are big, not incremental - we don't expect to hit all of them. (If we do, we're not setting them aggressively enough). We grade them with a color scale to measure how well we did.
0.0 - 0.3 is red
0.4 - 0.6 is yellow
0.7 - 1.0 is green
Writing Effective OKRs
Poorly done/managed OKRs are a waste of time, an empty management gesture. Well done OKRs are a motivational management tool that helps make it clear to teams what's important, what to optimize, and what trade offs to make during their day-to-day work.
Writing good OKRs isn't easy, but it's not impossible, either. Pay attention to the following simple rules:
Objectives are the "Whats." They:
- express goals and intents;
- are aggressive yet realistic;
- must be tangible, objective, and unambiguous; should be obvious to a rational observer whether an objective has been achieved.
....
Page 256
Lalu ada bab RESOURCE 2 A Typical OKR Cycle
dan bab RESOURCE 3
All Talk:
Performance Conversations
Continuous performance management is a two-part, interwoven process. The first part consists of setting OKRs; the second entails regular and ongoing conversations, tailored to your needs.
Goal Planning and Reflection
To help facilitate this conversation, a manager might ask a contributor the following:
- What OKRs do you plan to focus on the drive the greatest value for your role, your team,and
/or the company?
- which of these OKRs aligns to key initiatives in the organization?
...
Page 269
Kehadiran bab-bab khusus ini melengkapi semua pembahasan yang sudah disampaikan di chapter-chapter sebelumnya, membuat how to nya menjadi lebih jelas dan applicable.
Siapa John Doerr
John Doerr (lahir 29 Juni 1951) adalah investor dan pemodal ventura Amerika di Kleiner Perkins di Menlo Park, California. Pada bulan Februari 2009, Doerr ditunjuk sebagai anggota Dewan Penasihat Pemulihan Ekonomi Presiden untuk memberikan saran dan nasihat kepada Presiden serta pemerintahannya dalam upaya untuk memperbaiki kemerosotan ekonomi Amerika. Pada 2017, terkait dengan Forbes, ia dinobatkan sebagai Orang Terkaya ke-40 dalam Teknologi. Pada Juli 2017, Forbes menempatkan Doerr sebagai orang terkaya ke-105 di Amerika Serikat dan orang terkaya ke-303 di dunia, dengan kekayaan bersih sebesar US $ 7,5 miliar per 16 Februari 2018. Doerr adalah penulis Measure What Matters, sebuah buku tentang penetapan tujuan. Untuk tahun 2019, kekayaan bersihnya meningkat hingga $ 7,7 miliar, menjadi yang ke-215 dalam daftar Billionaires 2019 dan ke-56 dalam Daftar Midas: Investor Teknologi Teratas 2019.
Doerr lahir di St. Louis, Missouri. Doerr lulus dari Chaminade College Preparatory School di St. Louis. Doerr memperoleh B.S. dan M.E.E. gelar di bidang teknik elektro dari Rice University dan MBA dari Harvard Business School pada tahun 1976.
Doerr bergabung dengan Intel Corporation pada tahun 1974 tepat ketika firma tersebut mengembangkan mikroprosesor 8080 8-bit. Dia akhirnya menjadi salah satu tenaga penjualan Intel yang paling sukses. Dia juga memegang beberapa paten untuk perangkat memori. Pada 1980, Doerr ditawari pekerjaan dengan Kleiner Perkins. Ia bergabung dengan Kleiner Perkins tahun itu, dan sejak itu telah mengarahkan distribusi pendanaan modal ventura ke beberapa perusahaan teknologi paling sukses di dunia termasuk Compaq, Netscape, Symantec, Sun Microsystems, drugstore.com, Amazon.com, Intuit, Macromedia, dan Google.
Doerr telah mendukung beberapa pengusaha paling sukses di dunia, termasuk Larry Page, Sergey Brin, dan Eric Schmidt dari Google; Jeff Bezos dari Amazon.com; dan Scott Cook dan William Campbell dari Intuit.
Doerr ikut mendirikan dan melayani sebagai dewan New Schools Venture Fund, sebuah reformasi pendidikan dan piagam dana sekolah umum, dan TechNet, jaringan kebijakan CEO teknologi tinggi yang menganjurkan reformasi pendidikan dan litigasi, serta kebijakan untuk ekonomi inovasi. Doerr ikut memimpin California's Proposition 39 yang menurunkan ambang batas untuk ikatan sekolah yang disetujui, dan Proposition 71 yang menciptakan $ 3 miliar dalam pendanaan untuk penelitian California dalam terapi sel induk. Ia menjadi anggota dewan kampanye ONE Bono untuk memerangi kemiskinan global, khususnya penyakit di Afrika. Keberhasilannya dalam modal ventura telah menarik perhatian nasional; ia telah terdaftar dalam "Daftar Midas" eksklusif majalah Forbes dan secara luas dianggap sebagai salah satu pemodal ventura teknologi teratas di dunia.
Doerr menganjurkan inovasi dalam teknologi energi bersih untuk memerangi perubahan iklim, dan telah menulis serta bersaksi tentang topik tersebut. Dalam konferensi TED 2007, dia mengutip ucapan putrinya, "generasi Anda menciptakan masalah ini, sebaiknya Anda memperbaikinya", sebagai seruan untuk memerangi pemanasan global.
Pada tahun 2008 ia mengumumkan bersama Steve Jobs the Kleiner Perkins $ 100 juta iFund, menyatakan iPhone "lebih penting daripada komputer pribadi" karena "ia tahu siapa Anda" dan "di mana Anda berada." Pada bulan April 2010, ia bersama dengan anggota iFund lainnya mengumumkan peningkatan nilai iFund sebesar $ 100 juta lagi, menjadikan iFund kumpulan investasi terbesar di dunia dalam industri aplikasi telepon seluler.
Dia saat ini menjabat di dewan direksi Google, Amyris Biotech, Tradesy dan Zynga. Doerr memimpin investasi Kleiner Perkins sebesar $ 150 juta di Twitter pada tahun 2012.
Pada tahun 2013 ia berinvestasi di DreamBox yang telah diakuisisi oleh Charter School Growth Fund. Dia juga mendanai investasi awal di Bloom Energy Inc. Doerr adalah pendukung utama perusahaan pendidikan, Remind.
Doerr membimbing Ellen Pao ketika dia pertama kali bergabung dengan Kleiner Perkins. Sebelum berubah pikiran pada tahun 2012, ia dikenal karena menantang orang-orang yang memberikan ulasan kinerja negatifnya.
Doerr menjabat sebagai dewan direksi Obama Foundation dan ONE.org. Pada bulan Februari 2009, Doerr ditunjuk sebagai anggota Dewan Penasihat Pemulihan Ekonomi AS oleh Presiden Barack Obama untuk memberikan saran dan nasihat kepada Presiden dan pemerintahannya dalam memperbaiki kemerosotan ekonomi Amerika.
Doerr menikah dengan Ann Howland Doerr. Mereka tinggal di Woodside, California, bersama anak-anak mereka.
Pada bulan Agustus 2010, mereka menandatangani Giving Pledge, sebuah kampanye yang dibuat oleh Bill & Melinda Gates Foundation dan Warren Buffett untuk meminta individu-individu dengan kekayaan sangat tinggi untuk menyumbangkan kekayaan mereka untuk tujuan amal dalam hidup mereka.
Pada tahun 1997, Doerr dinobatkan sebagai Distinguished Alumnus of Rice University atas prestasinya dalam bisnis.
Pada tahun 2009, Doerr dinobatkan sebagai Anggota Akademi Seni & Sains Amerika.
Pada 2010, Doerr dilantik menjadi California Hall of Fame.
Pada tahun 2019, Doerr menerima Golden Plate Award dari American Academy of Achievement.
Pada bulan April 2013, kelompok lobi bernama FWD.us (bertujuan untuk melobi reformasi imigrasi dan peningkatan pendidikan) diluncurkan, dengan John Doerr terdaftar sebagai salah satu pendirinya. Doerr adalah seorang pendukung Partai Demokrat dan telah menjadi tuan rumah penggalangan dana untuk mereka dalam beberapa kesempatan.
Sumber: wikipedia
Rekomendasi
Buku ini saya rekomendasikan kepada semua orang yang mencari buku self improvement yang secara strategi bisa membantu mengeksekusi ide dengan terukur dan terarah.
-------------------------------------------------------------------------
Dipidiff.com adalah sebuah media edukasi yang menginspirasi melalui beragam topik pengembangan diri, rekomendasi buku-buku, dan gaya hidup yang bervibrasi positif.
Diana Fitri, biasa dipanggil Dipi, adalah seorang ibu yang gemar berkebun, dan rutin berolahraga. Gaya hidup sehat dan bervibrasi positif adalah dua hal yang selalu ia upayakan dalam keseharian. Sambil mengasuh putra satu-satunya, ia juga tetap produktif dan berusaha berkembang secara kognitif, sosial, mental dan spiritual.
Lulusan prodi Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran, Dipi lalu melanjutkan studi ke magister konsentrasi Pemasaran, namun pekerjaannya justru banyak berada di bidang edukasi, di antaranya guru di Sekolah Tunas Unggul, sekolah kandidat untuk International Baccalaureate (IB), dan kepala bagian Kemahasiswaan di Universitas Indonesia Membangun. Setelah resign tahun 2016, Dipi membangun personal brand Dipidiff hingga saat ini.
Sebagai Certified BNSP Public Speaker dan Certified BNSP Trainer, serta certified IALC coach, Dipi diundang oleh berbagai komunitas dan Lembaga Pendidikan untuk berbagi topik membaca, menulis, mereviu buku, public speaking, dan pengembangan diri, misalnya di Kementrian Keuangan, Universitas Negeri Semarang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, BREED, Woman Urban Book Club, Lions Clubs, Bandung Independent School, The Lady Book Club, Buku Berjalan.id, SMAN 24 Bandung, SMAN 22 Bandung, dan lain-lain. Dipi juga pemateri rutin di platform edukasi www.cakap.com . Dipi meng-coaching-mentoring beberapa remaja dan dewasa di Growth Tracker Program, ini adalah program pribadi, yang membantu (terutama) remaja dan dewasa muda untuk menemukan passion dan mengeluarkan potensi mereka.
Berstatus bookblogger, reviu-reviu buku yang ia tulis selalu menempati entry teratas di halaman pertama mesin pencari Google, menyajikan ulasan terbaik untuk ribuan pembaca setia. Saat ini Dipi adalah brand ambassador untuk Periplus Bandung dan berafiliasi dengan Periplus Indonesia di beberapa event literasi. Dipi juga menjadi Official Reviewer untuk Republika Penerbit dan berpartner resmi dengan MCL Publisher. Kolaborasi buku-bukunya, antara lain dengan One Peach Media, Hanum Salsabiela Rais Management, KPG, Penerbit Pop, Penerbit Renebook, dan Penerbit Serambi. Reviu buku Dipi bisa dijumpai di www.dipidiff.com maupun Instagram @dipidiffofficial. Dipi host di program buku di NBS Radio. Dulu sempat menikmati masa dimana menulis drop script acara Indonesia Kemarin di B Radio bersama penyiar kondang Sofia Rubianto (Nata Nadia). Podcast Dipi bisa diakses di Spotify DipidiffTalks.
Let's encourage each other to shape a better future through education and book recommendation.
Contact Dipidiff at DM Instagram @dipidiffofficial
TERBARU - REVIEW BUKU
Review Buku The Quiet Tenant - Clémence …
23-08-2023 Dipidiff
National Best Seller One of The Most Anticipated Novels of 2023 GMA Buzz Pick A LibraryReads #1 Pick One of The Washington Post’s Notable Summer Books 2023One of Vogue’s Best Books of 2023One of Goodreads’s Most Anticipated Books...
Read moreReview Buku The Only One Left - Riley Sa…
23-07-2023 Dipidiff
Editor's Pick Best Mystery, Thriller & Suspense The Instant New York Times Bestseller Named a summer book to watch by The Washington Post, Boston Globe, USA Today, Oprah, Paste, Country Living, Good Housekeeping, and Nerd Daily Judul...
Read moreReview Buku Helium Mengelilingi Kita - Q…
14-06-2023 Dipidiff
Judul : Helium Mengelilingi Kita Penulis : Qomichi Jenis Buku : Sastra Fiksi, Coming of Age Penerbit : MCL Publisher Tahun Terbit : Maret 2023 Jumlah Halaman : 246 halaman Dimensi Buku : 14 x 20,5...
Read moreReview Buku Earthlings - Sayaka Murata
14-02-2023 Dipidiff
A New York Times Book Review Editors' ChoiceNamed a Best Book of the Year by the New York Times, TIME and Literary HubNamed a Most Anticipated Book by the New York Times, TIME, USA Today, Entertainment Weekly, the Guardian, Vulture, Wired, Literary Hub, Bustle, PopSugar, and Refinery29 Judul...
Read more