0

Revelation, Not Resolution – 5 Resolusi Untuk 2021, dan 5 Alasan Mengapa Kamu Akan Gagal –

Published: Saturday, 02 January 2021 Written by Jeffrey Pratama

 

Revelation, not Resolution

– 5 Resolusi Untuk 2021, dan 5 Alasan Mengapa Kamu Akan Gagal –

 

Kamu pasti tahu kan apa yang biasanya dilakukan saat memasuki tahun baru? Bikin resolusi!

Dari yang canggih, menggugah peradaban, mengguncang dunia, sampai yang biasa-biasa saja. Dari yang level dunia-akhirat, sampai level RT/RW. Ada bermacam model resolusi tahun baru yang dibuat, apalagi tahun 2020 kemarin banyak sekali agenda yang tertunda karena COVID-19. Kira-kira resolusi kamu apa?

 

Nah... ini ada 5 jenis resolusi yang relevan untuk 2021. Siapa tahu cocok untuk kamu. Coba di cek.

1. Olahraga

Di tahun 2021, resolusi untuk berolahraga menjadi semakin relevan karena beberapa hal. Pertama, kondisi tahun lalu kurang menyenangkan untuk semua orang. Pandemi membuat kondisi mental kita sedikit banyak terganggu. Gampangnya begini, manusia secara natural membutuhkan kehadiran orang lain, dan pandemi membuat interaksi dengan orang lain makin terbatas. Ketiadaan orang lain akan mempengaruhi kondisi psikologis kita secara negatif. Olahraga dapat membantu meningkatkan kondisi mental* karena aktifitas tersebut meningkatkan suasana hati, mengurangi kecemasan dan stres, meningkatkan rasa percaya diri, serta meningkatkan kualitas tidur.

Alasan kedua lebih praktis. Dengan fakta tahun lalu kita lebih banyak beraktifitas rumah (yang dekat dengan sofa, ranjang, dan kulkas), maka tidak kurang ajar kalau ada yang menganggap berat badan kita sedikit bertambah. Jadi, perlu olahraga.

Alasan ketiga, sepertinya berolahraga akan terus menjadi tren di 2021. Bersepeda, balap lari virtual, home exercise, dan lainnya akan terus mewarnai tahun ini. Sebagaimana manusia, gak asik kalau ngga ikut tren, kan?

 

2. Dapat kerjaan OK, ada di antara kalian yang sebenarnya sudah kepengen pindah kerja dari tahun lalu, hanya tertunda karena pandemi. Penundaan yang bijak, karena pandemi ini membuat dunia kerja dilanda ketidak-pastian.

Tahun ini? Kondisi akan cenderung membaik dari sebelumnya. Dunia usaha sudah mulai dapat beradaptasi dengan kondisi yang ada. Dengan berbekal pengalaman, pengetahuan dan beberapa penyesuaian strategi, kondisi bisnis akan lebih stabil dari tahun lalu. Hal ini juga didukung dengan vaksin yang sudah mulai diproduksi oleh beberapa perusahaan farmasi dunia.

Dengan begini, kalian bisa kembali berpikir untuk mencari pekerjaan baru. Tentunya harus dengan kepala dingin. Pertimbangkan segalanya dengan baik: aspirasi karir, passion, kebutuhan (keuangan, pembelajaran, kenyamanan, dll), kondisi perusahaan yang di tuju, kondisi industrinya, dan lainnya. Jika perlu, konsultasikan dengan orang-orang yang punya pengalaman atau terlatih untuk menangani hal-hal seperti ini.

 

3. Belajar kemampuan baru. Well... agak disayangkan kalau kalian tidak berhasil mengembangkan satu kemampuan apapun di 2020 kemarin. Ada begitu banyak pilihan pengembangan kemampuan yang ada. Menjamurnya webinar menjadikan satu-satunya alasan yang masih tersedia bagi kalian yang tidak bertambah kemampuannya adalah: MALAS. Mudah-mudahan sih kalian tidak begitu.

Tahun 2021 ini, kesempatan itu masih terbuka lebar. Selain karena tren pembelajaran online masih akan menanjak, juga karena kalian WAJIB untuk mengembangkan diri. Mengapa? Karena orang lain melakukan yang sama. Jika kalian tidak melakukannya, kalian akan semakin tertinggal dengan yang lain. Saat pandemi sudah selesai, dunia sudah kembali “normal”, balapan kembali di mulai, yang akan lebih cepat berlari adalah mereka yang sudah bersiap diri.

 

4. Klise, tetapi percaya atau tidak, banyak yang memasukkan ini dalam daftar resolusi tahun barunya. Kata-katanya bisa beda, tetapi intinya sama.

Menabung selalu menjadi resolusi yang baik, terlepas kondisi dunia seperti apa. Apalagi jika kalian memiliki tujuan spesifik dalam menabung, misalnya ingin membeli sesuatu yang lumayan fancy atau mewah. Mobil pertama, rumah pertama, pernikahan, ibadah umroh atau haji menjadi beberapa contoh keinginan yang butuh biaya ekstra. Karena merampok atau menjambret tidak disarankan sebagai resolusi yang baik, menabung menjadi salah satu opsi yang dapat dipilih.

 

5. Berhenti merokok. Nah kalau ini lumayan spesifik. Tidak jarang perokok yang memasukkan resolusi ini di awal tahun. Ada yang iseng, coba-coba, ada juga yang serius. Tahun 2021 sepertinya resolusi ini masih relevan, terutama setelah mengetahui bahwa merokok meningkatkan potensi terjangkitnya COVID-19.

Menurut penelitian, potensi perokok terjangkit COVID-19 bisa dua-tiga kali lebih tinggi dari yang bukan perokok **. Hal ini, selain disebabkan karena tempat nongkrongnya SARS-Cov-2 (bagi yang belum tahu, ini adalah nama virus COVID-19) lebih banyak di saluran pernafasan para perokok, juga karena asap rokok dapat menurunkan imunitas tubuh, terutama imunitas saluran pencernaan. Alasan lain adalah karena merokok meningkatkan potensi penyakit komorbid seperti jantung, hipertensi, dan diabetes. Hal ini menyebabkan potensi infeksi COVID menjadi lebih tinggi.

Intinya, sebelum COVID, merokok sudah tidak baik. Sekarang di jaman COVID, tambah tidak baik lagi. Tahun 2021 adalah waktu yang tepat untuk mengubahnya.

 

Jadi, sudahkah kamu tahu mau pilih resolusi yang mana? Ataukah ada resolusi lain yang kamu mau terapkan tahun ini?

 

Sebentar..... tunggu dulu....

Bagi kamu yang mengira ini adalah tulisan mainstream layaknya artikel-artikel populer tentang resolusi tahun baru, perkiraan kamu agak meleset. Sebaliknya, tulisan ini mengkritik resolusi tahun baru.

Mengapa?

Sepanjang hidup kita, berapa persen sih resolusi tahun baru kita sukses dijalankan? Adakah di antara kita yang setiap tahun berhasil menyelesaikan resolusinya dengan lengkap?

Studi-studi menyatakan bahwa sekitar 80% dari resolusi tahun baru gagal terselesaikan ***. Di bulan Januari, memang semua orang semangat untuk menggenapi janji-janjinya. Tetapi lambat laun, semangat itu luntur dan hilang begitu saja. Bahkan sebuah penelitian mengatakan bahwa bulan Januari, jumlah orang yang nge-gym itu naik signifikan, hanya untuk turun kembali di bulan.... Februari. Jadi hanya bertahan satu bulan saja.

Jadi, resolusi tahun baru yang repot-repot kalian pikirkan, dengan segala peluh dan air mata kalian renungkan, dengan melakukan napak tilas sepanjang tahun ala perjalanan spiritual, semuanya itu, hanya bertahan sebentar.

Kenapa bisa begitu?

 

Minimal ada lima alasan kenapa resolusi tahun baru itu sering gagal.

Pertama, Resolusi tahun baru yang kerap terucap (Ingin berhenti merokok, olahraga rutin, menabung, dan lainnya) sebenarnya merupakan proses pembentukan kebiasaan baru. Pembentukan kebiasaan baru itu ibarat lari maraton, sebuah proses yang membutuhkan energi, sumber daya, ketekunan, kegigihan, dan waktu yang tidak singkat. Masalahnya, kebanyakan dari kita memperlakukan resolusi ini lebih seperti lari sprint, bukan maraton. Tidak sabaran, cepat bosan, mental ingin mendapatkan hasil secara instan, nafas pendek, dan lainnya, membuat janji yang harusnya kita perjuangkan sepanjang tahun hanya berhasil dijalankan beberapa saat saja.

Alasan kedua, kita sering membuat resolusi tahun baru tanpa perencanaan yang matang. Kebanyakan dari kita hanya mengucapkan resolusi dalam hati di detik-detik pergantian tahun, diimani dengan kuat, diakhiri dengan amin, lalu berharap dengan begitu keajaiban akan muncul dan kita tiba-tiba jadi rajin olahraga sepanjang tahun. Mohon maaf, caranya bukan begitu. Ketiadaan rencana yang matang membuat apa yang kalian ucapkan di awal tahun itu menjadi sekedar kata-kata kosong saja. Menang di niat, tapi kalah di segala hal yang lain.

Alasan ketiga, monitoring yang buruk. Hanya mengandalkan semangat juang dan sorot mata tajam seperti elang kadang tidak cukup untuk membuat segala sesuatunya berhasil. Kata-kata seperti “Saya pasti BISAAAA!” tidak akan mempan dipakai sepanjang tahun. Kita butuh alat yang dapat membantu kita melacak perkembangan kita. Kita butuh tracking system. Ini yang sering dilupakan. Kenapa? Karena mengucapkan janji itu mudah, menagih hasil itu yang susahnya minta ampun. Apalagi ketika kita menagih hasil untuk diri sendiri.

Alasan keempat, kurangnya komitmen dan konsistensi. OK, kita mulai menabung rutin. Bulan-bulan awal semuanya berjalan lancar. Tiba-tiba di bulan keempat, pacar kita ulang tahun dan kita ingin memberikan kejutan tak terlupakan, sedangkan gaji sudah terlanjur tiris. Lalu kita mulai kompromi: “ah tidak apa-apalah sesekali jajan dengan tabungan untuk event spesial. Tokh ini buat pacar. Pacar itu kan investasi”. Lalu uang tabungan kita ambil sedikit. Sekali terjadi, bulan-bulan berikutnya terjadi lagi dengan alasan yang lain. Di akhir tahun, ternyata jumlah tabungan kita bukannya bertambah, malahan berkurang.

Godaan di tengah perjalanan kerap membuat kita yang tadinya kokoh bagai karang menjadi letoy bagai spons. Ini yang menjadi tantangan kita, untuk dapat tetap berkomitmen dan menunjukkan konsistensi meski banyak tantangan yang terjadi selama perjalanan.

Alasan kelima, dan yang paling penting, adalah banyak orang yang tidak menyadari bahwa resolusi yang diucapkan adalah perubahan di tataran perilaku (behavior). Padahal, perubahan yang lebih penting terjadi sebenarnya ada di tataran pola pikir (mindset). Jika kita berupaya mengubah perilaku (berhenti merokok, rutin menabung, membaca buku, dst), tanpa terlebih dahulu paham dan menyadari alasan di balik itu, maka perubahan itu tidak akan bertahan lama.

Hal-hal yang kita ucapkan sebagai resolusi tahun baru itu sebenarnya ada di tataran How (cara). Yang sering kita lewatkan adalah Why (alasan di balik itu). Berhenti merokok adalah cara untuk bisa hidup sehat dan lebih lama. Kita ingin hidup sehat karena kita ingin membahagiakan keluarga kita, dan agak repot untuk membahagiakan keluarga dengan paru-paru rusak sebelah. Jika kita tidak menemukan alasan mengapa kita harus berubah, maka pola pikir kita tidak akan berubah. Jika tidak memiliki pola pikir yang benar, maka perubahan perilaku hanya bersifat sementara.

 

***

Resolusi tahun baru selalu menarik untuk dibuat. Bukan karena ikut-ikutan semata, tetapi biasanya tahun baru memang digunakan sebagai momen untuk berubah, memperbaiki diri, memulai segalanya dari awal. Resolusi membantu kita untuk menentukan target-target pribadi apa yang kita ingin capai di tahun yang baru. Tetapi sebelum membuat resolusi itu, pastikan bahwa kita mengetahui apa yang kita mau, apa yang kita butuhkan, dan mengapa kita membutuhkan tersebut. Lebih dari sekedar membuat janji semata, resolusi membutuhkan kesadaran diri, pencerahan, dan insight yang baik.

Jadi, jika di awal tahun ini kamu ingin membuat resolusi yang tahan sepanjang tahun, mungkin kamu bisa mencobanya dengan menggali, menemukan dan mengungkap diri kamu terlebih dahulu.

Selamat 2021.

 

 

 

Sumber:

* Seperti tertulis dalam https://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160601075754-255-134925/empat-manfaat-psikologis-berolahraga

** seperti tertulis dalam https://covid19.go.id/p/berita/merokok-meningkatkan-potensi-terjangkit-covid-19

*** seperti tertulis dalam https://www.forbes.com/sites/markmurphy/2020/02/11/this-is-the-month-when-new-years-resolutions-fail-heres-how-to-save-them/?sh=67a2b9f4272f

 

About Jeff:

Jeffrey Pratama adalah seorang praktisi Human Resource yang telah 15 tahun berkarir di beberapa perusahaan terbaik di Industrinya. Selain sebagai seorang Executive Professional, Jeffrey juga merupakan seorang Coach yang tersertifikasi, dengan passion yang mendalam di bidang pengembangan diri dan karir, khususnya bagi anak-anak muda. Penggemar music jazz dan klub sepakbola Manchester United ini juga penikmat setia buku-buku, khususnya yang terkait dengan pengembangan diri dan bisnis.

 

 --

 

Jika Anda suka dan merasa mendapatkan manfaat dari konten di blog Dipidiff.com, sekarang Anda bisa mendukung pengembangan blog ini dengan mendonasikan uang mulai dari seribu rupiah atau mempertimbangkan untuk mendukung rutin per bulannya. Terimakasih.

Donasi dapat ditransfer ke:

BCA 740 509 5645

Konfirmasi transfer ke DM Instagram @dipidiffofficial

 

-------------------------------------------------------------------------


 

Dipidiff.com adalah sebuah media edukasi yang menginspirasi melalui beragam topik pengembangan diri, rekomendasi buku-buku, dan gaya hidup yang bervibrasi positif.

Diana Fitri, biasa dipanggil Dipi, adalah seorang ibu yang gemar berkebun, dan rutin berolahraga. Gaya hidup sehat dan bervibrasi positif adalah dua hal yang selalu ia upayakan dalam keseharian. Sambil mengasuh putra satu-satunya, ia juga tetap produktif dan berusaha berkembang secara kognitif, sosial, mental dan spiritual.

Lulusan prodi Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran, Dipi lalu melanjutkan studi ke magister konsentrasi Pemasaran, namun pekerjaannya justru banyak berada di bidang edukasi, di antaranya guru di Sekolah Tunas Unggul, sekolah kandidat untuk International Baccalaureate (IB), dan kepala bagian Kemahasiswaan di Universitas Indonesia Membangun. Setelah resign tahun 2016, Dipi membangun personal brand Dipidiff hingga saat ini.

Sebagai Certified BNSP Public Speaker dan Certified BNSP Trainerserta certified IALC coach, Dipi diundang oleh berbagai komunitas dan Lembaga Pendidikan untuk berbagi topik membaca, menulis, mereviu buku, public speaking, dan pengembangan diri, misalnya di Kementrian Keuangan, Universitas Negeri Semarang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, BREED, Woman Urban Book Club, Lions Clubs, Bandung Independent School, The Lady Book Club, Buku Berjalan.id, SMAN 24 Bandung, SMAN 22 Bandung, dan lain-lain. Dipi juga pemateri rutin di platform edukasi www.cakap.com . Dipi meng-coaching-mentoring beberapa remaja dan dewasa di Growth Tracker Program, ini adalah program pribadi, yang membantu (terutama) remaja dan dewasa muda untuk menemukan passion dan mengeluarkan potensi mereka. 

Berstatus bookblogger, reviu-reviu buku yang ia tulis selalu menempati entry teratas di halaman pertama mesin pencari Google, menyajikan ulasan terbaik untuk ribuan pembaca setia. Saat ini Dipi adalah brand ambassador untuk Periplus Bandung dan berafiliasi dengan Periplus Indonesia di beberapa event literasi. Dipi juga menjadi Official Reviewer untuk Republika Penerbit dan berpartner resmi dengan MCL Publisher. Kolaborasi buku-bukunya, antara lain dengan One Peach Media, Hanum Salsabiela Rais Management, KPG, Penerbit Pop, Penerbit Renebook, dan Penerbit Serambi. Reviu buku Dipi bisa dijumpai di www.dipidiff.com maupun Instagram @dipidiffofficial. Dipi host di program buku di NBS Radio. Dulu sempat menikmati masa dimana menulis drop script acara Indonesia Kemarin di B Radio bersama penyiar kondang Sofia Rubianto (Nata Nadia). Podcast Dipi bisa diakses di Spotify DipidiffTalks.

Let's encourage each other to shape a better future through education and book recommendation.

Contact Dipidiff at DM Instagram @dipidiffofficial

 

 

 

TERBARU - REVIEW BUKU

Review Buku The Quiet Tenant - Clémence …

23-08-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

  National Best Seller One of The Most Anticipated Novels of 2023 GMA Buzz Pick A LibraryReads #1 Pick One of The Washington Post’s Notable Summer Books 2023One of Vogue’s Best Books of 2023One of Goodreads’s Most Anticipated Books...

Read more

Review Buku The Only One Left - Riley Sa…

23-07-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

    Editor's Pick Best Mystery, Thriller & Suspense The Instant New York Times Bestseller Named a summer book to watch by The Washington Post, Boston Globe, USA Today, Oprah, Paste, Country Living, Good Housekeeping, and Nerd Daily Judul...

Read more

Review Buku Helium Mengelilingi Kita - Q…

14-06-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Judul : Helium Mengelilingi Kita Penulis : Qomichi Jenis Buku : Sastra Fiksi, Coming of Age Penerbit : MCL Publisher Tahun Terbit : Maret 2023 Jumlah Halaman :  246 halaman Dimensi Buku : 14 x 20,5...

Read more

TERBARU - REVIEW CAFE & RESTORAN

Kalpa Tree di Ciumbuleuit Bandung (a Sto…

11-08-2022 Dipidiff - avatar Dipidiff

Airy, stylish international restaurant with glass walls, plants & wine, plus a pool & garden.   Baru kemarin, Rabu tanggal 10 Agustus 2022 saya ke Kalpa Tree dalam rangka meeting. Sebenarnya ini...

Read more

Marka Cafe + Kitchen (a Review)

16-10-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Untuk mereka yang biasa ngafe atau duduk-duduk nongkrong sambil menikmati kopi pasti sudah kenal kafe yang satu ini. Saya juga tahu Marka cafe karena diajak partner saya ngobrol-ngobrol tukar pikiran...

Read more

Cafe Nanny's Pavillon (a Review)

27-07-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  "Do what you love, love what you do". Saya masih ingat sekali menggunakan kutipan itu untuk caption instagram saya waktu posting foto Nanny's Pavillon. Tapi benar ya, rasanya hari itu...

Read more

The Warung Kopi by Morning Glory (a Stor…

28-03-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Setengah ga nyangka dan setengah takjub juga begitu nemu kafe asyik kayak begini di wilayah Bandung Timur. Maklum sudah keburu kerekam di memori otak kalau kafe-kafe cozy adanya cuma di...

Read more

TERBARU - PERSONAL GROWTH & DEVELOPMENT

10 Tips Mengatasi Kesepian

05-12-2021 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Apakah kamu akhir-akhir ini merasa kesepian? Rasa sepi ini ga cuma hadir saat sendiri, tapi juga di tengah keramaian, atau bahkan saat bersama orang-orang terdekat. Ada sebuah rasa hampa yang...

Read more

Tentang Caranya Mengelola Waktu

11-08-2021 Jeffrey Pratama - avatar Jeffrey Pratama

  “Seandainya masih ada waktu...” Berani taruhan, diantara kita, pasti pernah berkomentar seperti di atas, atau yang mirip-mirip, minimal sekali seumur hidup. Waktu merupakan satu-satunya sumber daya yang tidak dapat diproduksi ulang. Apa...

Read more

Cara Membuat Perpustakaan Pribadi di Rum…

25-09-2020 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Perpustakaan sendiri punya kenangan yang mendalam di benak saya. Saya yakin teman-teman juga punya memori tersendiri ya tentang library. Baca juga "Arti Perpustakaan Bagi Para Pecinta Buku" Baca juga "Perpustakaan Luar...

Read more

The Five Things Your Website Should Incl…

17-08-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Website dan blog adalah portal wajib perusahaan masa kini. Penyebabnya tentu saja adalah kemajuan teknologi seperti internet dan gadget. Jaman sekarang memiliki bisnis tak harus memiliki bangunan fisik, cukup dengan...

Read more