0

Review Buku Klara and the Sun - Kazuo Ishiguro

Published: Saturday, 22 May 2021 Written by Dipidiff

 

NEW YORK TIMES BESTSELLER
A GOOD MORNING AMERICA Book Club Pick!

Editor s Pick for Best Science Fiction & Fantasy

 

Judul : Klara and the Sun

Penulis : Kazuo Ishiguro

Jenis Buku : Science Fiction & Fantasy

Penerbit : Random House

Tahun Terbit : Maret 2021

Jumlah Halaman : 416 halaman

Dimensi Buku : 23.11 x 15.24 x 2.79 cm

Harga : Rp. 435.000 *harga sewaktu-waktu dapat berubah

ISBN : 978-0593396568

Paperback

Edisi Bahasa Inggris

Available at PERIPLUS BANDUNG Bookstore (ig @Periplus_setiabudhi, @Periplus_husein1 , @Periplus_husein2)

 

 

 

Sekelumit Tentang Isi

 

Klara, robot AF (Artificial Friend) yang memiliki kemampuan mengamati situasi dan emosi, diadopsi oleh gadis remaja bernama Josie. Tugas Klara yang utama sebagai AF adalah menjadi teman setia Josie dan sebisa mungkin mengusir rasa sepi Josie. Dalam bayangannya, hubungan AF dan si pemilik selalu harmonis, setara, dan bahagia. Tapi seiring pengamatannya bertambah, ternyata tidak selalu seperti itu yang terjadi. Klara juga kemudian menemukan bahwa manusia tidak semua hidup bahagia, ada sedih, marah, dan bahkan ketidakkonsistenan sikap.

Klara setia terhadap tugasnya sebagai AF, apalagi Josie ternyata memiliki kesehatan yang rapuh dan orangtuanya bercerai. Bersama keluarga yang mengadopsinya, Klara belajar banyak hal, terutama tentang apa itu cinta. 

 

Seputar Fisik Buku dan Disainnya

 

Sebuah cover yang sederhana untuk ukuran genre science fiction, tapi setelah dipikir-pikir justru disain ini cocok dengan isi bukunya karena scific Ishiguro bukan jenis sci fic yang beradegan action dan tension. Pilihan ilustrasinya juga tepat, yang sudah membaca bukunya akan segera bisa mengaitkan gambar pada sampul dengan cerita Klara. 

 

Tokoh dan Karakter

Klara, gadis robot Artificial Intelligence yang memiliki kemampuan mengamati emosi dan situasi. Robot pintar yang bikin kita berempati. Loveable. 

Josie, gadis dari kalangan kelas atas, tapi tubuhnya lemah dan seringkali bolak-balik sakit. Ayah ibunya bercerai dan Josie berusaha untuk menjadi anak yang baik sebisa mungkin. Tapi kondisi Josie kemudian makin menurun. 

Paul, ayah Josie, yang protektif, tidak suka Josie dilukis oleh Mr. Capaldi karena kecurigaan tertentu.

Rosa, teman Klara sesama AF, tidak secerdas Klara. 

Chrissie, The Mother. Berusaha tegar demi anaknya. Tidak sanggup kehilangan Josie setelah anak pertamanya meninggal dunia. Kesepian dan berduka. 

Ricky, teman kecil Josie. Bukan dari kalangan atas. Tulus, baik hati, pintar. Ia mau melakukan apapun asal Josie kembali sehat. 

Mr. Capaldi, seniman yang juga ilmuwan. Aktifitasnya melukis mencurigakan. Capaldi menyembunyikan tujuan tertentu terkait ketertarikannya pada teknologi AF. 

Mr. Vance, pria mantan kekasih ibunya Rick, yang sakit hati karena diabaikan lalu dimanfaatkan untuk menolong Rick lulus kompetisi tertentu. 

Helen, ibu Rick yang kondisi mentalnya kurang stabil. Agak eksentrik. 

The manager, pengelola toko AF tempat dimana Klara dan Rosa dijual. 

Melania Housekeeper, asisten rumahtangga keluarga Josie yang galak tapi sebenarnya baik hati dan mengurus rumah dengan cekatan.

 

Saya kira, semua tokoh utama di buku terkategori likeable. Tentu mereka punya sisi kelemahan, seperti Josie yang labil, atau ibu Josie yang keras. Tapi jika dilihat dari perspektif tertentu, sikap sikap ini bisa ditolerir dan malah terasa manusiawi mengikuti situasi ceritanya. Maka, antagonisnya cerita di buku ini memang si situasi itu sendiri, salah satunya kondisi Josie yang sakit parah.

 

Ada perubahan yang terjadi di karakter para tokoh utamanya juga. Josie awal beda dengan Josie di akhir cerita, begitu juga Klara yang di ujung kisah memahami insight kehidupan.

 

Tapi deskripsi fisik tokohnya entah kenapa terasa samar. Sangat berbeda dengan deksripsi karakternya yang mendalam dibangun dari awal cerita. 

 

Alur dan Latar

Kisah beralur maju dengan kecepatan pelan-sedang. Terasa sekali keseksamaannya. Cerita disampaikan dari Pov 1 (Klara).

Konfliknya bernuansa filosofi, karena butuh perenungan dan perasaan. Di sini ada tentang cinta, tentang strata sosial, tentang kehidupan, tentang memelihara harapan dan berjuang.

Endingnya sebenarnya happy untuk konflik utamanya yang berkaitan dengan Klara dan Josie. Tapi penutup yang dipilih agak mengundang tanda tanya juga. 

Latar suasana dan lokasi detail. Ada latar toko AF, rumah Josie, kota, rumah Rick, dan beberapa tempat lainnya. Beberapa hal di latar kurang bisa saya imajinasikan, futuristik pastinya. 

 

Yang menarik dan atau disuka dari Buku ini

Kazuo Ishiguro lahir di Nagasaki, Jepang, pada tahun 1954 dan pindah ke Inggris pada usia lima tahun. Delapan karya fiksinya sebelumnya telah memberinya banyak penghargaan di seluruh dunia, termasuk Sastra Hadiah Nobel dan Penghargaan Booker.

Buku terbarunya, Klara and The Sun, diterbitkan pada tahun 2021, bergenre fiksi ilmiah. Ini adalah novel pertamanya sejak ia memenangkan Nobel Prize tempo dulu. Dari awal membaca buku ini sudah terasa detail tentang pikiran dan perasaan para karakter membuat saya langsung tenggelam dalam Klara. Kadang saya agak sulit masuk ke dalam dunia cerita bergenre sci fic dan fantasy, tapi Klara and the Sun tidak demikian buat saya. 

Detail-detail perasaan dan pikiran tokoh utama, Klara, memang banyak sekali ada di dalam narasi. Misalnya saja ketika Klara mengamati Beggar Man dan anjingnya yang pada suatu ketika terlihat terbaring diam dan orang-orang lalu-lalang tak peduli pada mereka. Ketika itu Klara merasa sedih dan berharap ada seseorang yang bisa membantu mengurangi penderitaan mereka. Kemampuan Klara mengobservasi situasi dan emosi ini memang salah satu kecanggihan teknologi yang dimiliki robot seri B3 khusus seperti Klara.

I didn't think much about it at first because Beggar Man often wandered away, sometimes for long periods. But then once I looked over to the opposite side and realized he was there after all, and so was his dog, and that I hadn't seen them because they were lying on the ground. They'd pushed themselves right against the blank doorway to keep out of the way of the passers-by, so that from our side you could have mistaken them for the bags the city workers sometimes left behind. But now I kept looking at them through the gaps in the passers-by, and I was that Beggar Man never moved, and neither did the dog in his arms. Sometimes a passer-by would notice and pause, but then start walking again. Eventually, the Sun was almost behind the RPO Building, and Beggar Man and the dog were exactly as they had been all day, and it was obvious they had died, even though the passers-by didn't know it. I felt sadness then, despite it being a good thing they'd died together, holding each other and trying to help one another. I wished someone would notice, so they could be taken somewhere better, and quieter, and I thought about saying something to Manager. But when it was time for me to step down from the window for the night, she looked so tired and serious I decided to say nothing.

Page

 

Awalnya saya bingung siapa Klara itu dan kenapa dia butuh matahari, kenapa ada manajer dan kenapa dia berdiri di dekat jendela. Ternyata Klara adalah robot Artificial Friend. Novel ini tentang Klara, AF yang memiliki kemampuan mengamati situasi dan emosi. Dari toko tempat dia dijual, dia melihat orang-orang yang masuk dan berjalan melalui jendela. Harapannya untuk diadopsi oleh manusia yang mencintainya perlahan terkikis karena dia memahami bahwa tidak semua manusia itu baik dan bahagia. Bahkan manager yang mengelola toko AF juga sepertinya tidak bahagia. Percakapan-percakapan antara Klara dan Manager sangat saya sukai, karena selalu punya poin penting yang bisa direnungkan. "At special moment like that, people feel a pain alongside their happiness" ini adalah kalimat yang diutarakan manager setelah Klara menceritakan padanya tentang pertemuan Coffee Cup Lady dan Raincoat Man yang dilihat Klara dari jendela toko.

Manager's voice like her usual one, and though her eyes were on the outside, I thought she was now looking at nothing in particular. I even started to wonder what passers-by would think to see Manager herself in the window with us for so long.

Then she turned from the window and came past us, and as she did so she touched my shoulder.

"Sometimes," she said, "at special moments like that, people feel a pain alongside their happiness. I'm glad you watch everything so carefully, Klara."

Then Manager was gone, and Rosa said, "How strange. What could she have meant?"

"Never mind, Rosa," I said to her. "She was just talking about the outside."

Rosa began to discuss something else then, but I went on thinking about the Coffee Cup Lady and her Raincoat Man, and about what Manager had said. And I tried to imagine how I would feel if Rosa and I, a long time from now, long after we'd found our different homes, saw each other again by chance on a street. Would I then feel, as Manager had put it, pain alongside my happiness?

Page 23

 

Menarik karena naratornya bukan manusia, tapi bercerita tentang manusia. Kehidupan era canggih yang dihadirkan juga mencerminkan masa depan kita yang cepat atau lambat akan bersinggungan erat dengan kecerdasan buatan. Apalagi dalam sinopsisnya tertulis bahwa Kazuo Ishiguro mengeksplorasi sebuah pertanyaan mendasar melalui karyanya: yaitu "apa artinya cinta?"

 

 

Tanpa disadari, sepertinya ketiga buku yang sedang saya baca kali ini bertemakan cinta. Hanya jenisnya yang berbeda, dan genre bukunya tidak sama.

Jika Secrets of Divine Love membahas tentang cinta ketuhanan, maka Norwegian Wood mengeksplorasi makna cinta dalam kehidupan yang penuh trauma dan depresi, Klara dan Matahari mengangkatnya melalui genre Science Fiction.

Saya suka sekali dengan tokoh Klara, Artificial Friend yang tulus dan bersungguh-sungguh, yang berdoa kepada Tuhannya untuk menyembuhkan Josie kecil, teman manusianya. 

'Please show your special kindness to Josie.'

Page 273

 

Buku ini sangat menyentuh dan mengharukan. Ada isu-isu tertentu, seperti strata sosial yang diangkat dalam cerita, lalu tentang persahabatan, cinta ibu dan anak, mereka yang kesepian, harapan, pengorbanan, perjuangan, dan tentu saja tentang kekuatan cinta.

Sungguh menyedihkan dan sedikit patah hati, ini adalah kisah drama keluarga, dengan Klara sebagai Pov1. Plotnya cenderung lambat - sedang, tapi saya tidak keberatan, karena narasinya mengalir dan mengundang kontemplasi.

Settingnya di masa depan yang sebagian berbeda dengan dunia saat ini. Ada satu atau dua hal yang tidak bisa saya bayangkan, misalnya kekuatan matahari yang menyerupai keajaiban yang ada di dalam buku ini. Untungnya hal ini tidak mempengaruhi kenikmatan membaca, asalkan selama membaca saya bisa menempatan novel ini sebagai karya fiksi. Meski Klara and the Sun bergenre science fiction tapi unsur ilmiahnya tidak terlalu banyak, dan lebih fokus ke gaya sastranya yang mengajak pembaca mencerna pelan dan merenungkan adegan adegannya. Saya kira, pemilihan genre sci fic ini lebih disebabkan karena tokoh utama yang merupakan artificial friend, dan memang ada narasi-narasi yang berkaitan dengan kecerdasan ini serta latar futuristik yang berasa ilmiah.

 

Saya juga sangat menyukai episode dimana Klara secara perlahan mengenali lingkungannya, mempelajari seperti apa dinamika manusia, intriknya, emosinya. Meski dia robot canggih dengan kemampuan mengenali dan mempelajari emosi dan situasi, tapi di awal-awal tentu ia salah menduga, misalnya ketika mengira Melania Housekeeper itu perannya seperti manager toko. Adegan ini sebenarnya bisa jadi adegan yang berunsur humor ya, tapi Ishiguro rupanya memilih menyampaikannya dengan lebih serius, penuh perasaan, dan bisa dibilang sekali lewat saja.

During my very first day in the house, I foolishly thought Melania Houskeeper might be a person rather like Manager, and this led to a few misunderstandings. for instance, I'd thought it might be  her duty to introduce me to the various aspects of my new life, and understandably, Melania Houskeeper had found my frequent presence in her vicinity both puzzling and irritating. When at last she turned angrily around to me and shouted, 'Quit follow me AF get lost!' I was surprised, but soon came to appreciate that her role in the house was quite unlike Manager's, and that I'd been at fault.

Page 51

 

 

Adegan per adegan berganti dengan penuh pemikiran. Beberapa pembaca yang mengira ini adalah fiksi ilmiah dengan adegan aksi dan ketegangan sudah pasti akan kecewa karena ini bukan Science fiction yang seperti demikian. Sebaliknya. yang ada adalah narasi demi narasi yang mengajak kita untuk menyimak adegan demi adegan dengan seksama dan perlahan, seperti halnya sang pemeran utama, Klara, yang merupakan super observer. Ingat saja seperti apa gaya bercerita Ishiguro di The Remains of the Day.

Saya senang ini kisah Klara berakhir. Pesan ceritanya yang benilai wisdom of life  tampak disorot di bagian akhir. Tapi saya terus memikirkan adegan terakhir dari buku ini yang mengundang tanya, seolah buku ini bisa saja punya sekuelnya. Sebenarnya ga heran juga sih, karena setelah diingat-ingat, ending seperti ini memang gaya Ishiguro banget yang selalu memberikan celah kepada pembaca untuk menyimpulkan, jenis-jenis ending dimana ceritanya seolah terhenti begitu saja, dan tokohnya berada pada konsisi merenungi masa lalu.

Jadi, apa jawaban dari 'pertanyaan mendasar: apa artinya cinta?' yang disebutkan dalam sinopsisnya? Sekarang saya berani menjawab bahwa cinta berarti melakukan yang terbaik dan terus menyimpan harapan di hati. Cinta itu besar, karena cinta ada di hati orang-orang yang ada di sekitarnya.

'Manager, I did all I could to learn Josie and had it become necessary, I would have done my utmost. But I don't think it would have worked out so well. Not because I would have archieved accuracy. But however hard I tried, I believe now there would have remained something beyond my reach. The Mother, Rick, Melania Housekeeper, the Father. I'd never have reached what they felt for Josie in their hearts. I'm now sure of this, Manager.'

Page 301

 

There was something very special, but it wasn't inside Josie. It was inside those who loved her.

Page 302

 

 

Siapa Kazuo Ishiguro

KAZUO ISHIGURO lahir di Nagasaki, Jepang, pada tahun 1954 dan pindah ke Inggris pada usia lima tahun. Delapan karya fiksinya sebelumnya telah memberinya banyak penghargaan di seluruh dunia, termasuk Penghargaan Nobel dalam Sastra dan Penghargaan Booker. Karyanya telah diterjemahkan ke lebih dari lima puluh bahasa, dan The Remains of the Day dan Never Let Me Go, keduanya dibuat menjadi film terkenal, masing-masing telah terjual lebih dari 2 juta kopi. Dia diberi gelar knighthood pada tahun 2018 untuk  Services to Literature. Dia juga memegang dekorasi Chevalier de l'Ordre des Arts et des Lettres dari Prancis dan the Order of the Rising Sun, Gold and Silver Star  dari Jepang.

Sumber: Amazon

 

Sir Kazuo Ishiguro (lahir 8 November 1954) adalah seorang novelis Inggris, penulis skenario, musisi, dan penulis cerita pendek. Ia lahir di Nagasaki, Jepang, dan pindah ke Inggris pada tahun 1960 ketika ia berusia lima tahun.

Ishiguro adalah salah satu penulis fiksi kontemporer paling terkenal dalam bahasa Inggris. Ia menerima empat nominasi Man Booker Prize dan memenangkan penghargaan pada tahun 1989 untuk novelnya The Remains of the Day. Novel karya Ishiguro berjudul Never Let Me Go adalah novel terbaik tahun 2005 dan salah satu dari 100 novel berbahasa Inggris terbaik yang diterbitkan antara tahun 1923 dan 2005.

Pada tahun 2017, Akademi Swedia menganugerahi Ishiguro Penghargaan Nobel Sastra.

 

Ishiguro lahir di Nagasaki, putra Shizuo Ishiguro, ahli kelautan fisik, dan istrinya, Shizuko. Pada usia lima tahun, Ishiguro dan keluarganya meninggalkan Jepang dan pindah ke Guildford, Surrey, karena ayahnya diundang untuk penelitian di Institut Oseanografi Nasional (sekarang Pusat Oseanografi Nasional). Ia tidak kembali mengunjungi Jepang sampai tahun 1989, hampir 30 tahun kemudian, ketika dia menjadi peserta Japan Foundation Short-Term Visitors' Program.

Dalam sebuah wawancara dengan Kenzaburō Ōe, Ishiguro menyatakan bahwa latar Jepang dari dua novel pertamanya adalah imajiner.

Ishiguro, yang dideskripsikan sebagai penulis keturunan Inggris Asia, menjelaskan dalam sebuah wawancara BBC bagaimana tumbuh dalam keluarga Jepang di Inggris sangat penting untuk tulisannya, memungkinkan dia untuk melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda dengan banyak perspektif. teman-teman Inggrisnya.

Kazuo Ishiguro bersekolah di Stoughton Primary School dan kemudian Woking County Grammar School di Surrey. Ishiguro menyanyi solo sebagai anggota paduan suara di paduan suara gerejanya dan paduan suara sekolah, dan memiliki ketenaran lokal karena kualitas suaranya yang "seperti malaikat". Dia juga menikmati musik saat remaja, mendengarkan lagu-lagu seperti Leonard Cohen, Joni Mitchell dan, khususnya, Bob Dylan. Ishiguro mulai belajar gitar dan menulis lagu, dan awalnya bertujuan untuk menjadi penulis lagu profesional. Setelah menyelesaikan sekolah pada tahun 1973, ia mengambil jeda tahun dan melakukan perjalanan melalui Amerika Serikat dan Kanada, sambil menulis jurnal dan mengirimkan kaset demo ke perusahaan rekaman. 

Pada tahun 1974, ia mulai belajar di University of Kent di Canterbury, lulus pada tahun 1978 dengan gelar Bachelor of Arts (honours) dalam bahasa Inggris dan filsafat. Setelah menghabiskan satu tahun menulis fiksi, ia melanjutkan studinya di Universitas East Anglia di mana ia belajar dengan Malcolm Bradbury dan Angela Carter, dan memperoleh gelar Master of Arts dalam penulisan kreatif pada tahun 1980. Tesisnya menjadi novel pertamanya, A Pale View of Hills, yang diterbitkan pada tahun 1982.

Ia menjadi warga negara Inggris pada tahun 1983.

 

Ishiguro membuat dua novel pertamanya di Jepang; Namun, dalam beberapa wawancara, dia mengatakan bahwa dia memiliki sedikit keakraban dengan tulisan Jepang dan bahwa karyanya memiliki sedikit kemiripan dengan fiksi Jepang. Dalam sebuah wawancara pada tahun 1989, ketika membahas warisan Jepang dan pengaruhnya terhadap pendidikannya, dia menyatakan, "Saya tidak sepenuhnya seperti orang Inggris karena saya dibesarkan oleh orang tua Jepang di rumah yang berbahasa Jepang. Orang tua saya ( ...) merasa bertanggung jawab untuk menjaga saya tetap berhubungan dengan nilai-nilai Jepang. Saya memang memiliki latar belakang yang berbeda. Saya berpikir secara berbeda, perspektif saya sedikit berbeda. "Dalam sebuah wawancara tahun 1990, Ishiguro berkata," Jika saya menulis di bawah nama samaran dan meminta orang lain berpose untuk foto jaket saya, saya yakin tidak ada yang akan berpikir untuk mengatakan, 'Orang ini mengingatkan saya pada penulis Jepang itu.' "Meskipun beberapa penulis Jepang memiliki pengaruh yang jauh pada tulisannya— Jun'ichirō Tanizaki adalah salah satu yang paling sering dikutipnya — Ishiguro mengatakan bahwa film-film Jepang, terutama dari Yasujirō Ozu dan Mikio Naruse, memiliki pengaruh yang lebih signifikan.


Beberapa novel Ishiguro berlatar masa lalu. Never Let Me Go memiliki kualitas fiksi ilmiah dan nada futuristik; namun, film ini berlatar tahun 1980-an dan 1990-an, dan terjadi di dunia paralel yang sangat mirip dengan kita. Novel keempatnya, The Unconsoled, berlangsung di kota Eropa Tengah yang tidak disebutkan namanya. The Remains of the Day berlatar di rumah pedesaan besar milik seorang penguasa Inggris selama periode sekitar Perang Dunia II.

An Artist of the Floating World berlatar di sebuah kota Jepang yang tidak disebutkan namanya selama Pendudukan Jepang setelah negara itu menyerah pada tahun 1945. Narator dipaksa untuk menerima perannya dalam Perang Dunia II. Dia mendapati dirinya disalahkan oleh generasi baru yang menuduhnya sebagai bagian dari kebijakan luar negeri Jepang yang sesat, dan dipaksa untuk menghadapi cita-cita zaman modern seperti yang diwakili oleh cucunya. 

 

Novel Ishiguro seringkali berakhir tanpa resolusi. Masalah yang dihadapi karakternya terkubur di masa lalu dan tetap tidak terselesaikan. Jadi Ishiguro mengakhiri banyak novelnya dengan nada pengunduran diri yang melankolis. Karakternya menerima masa lalu mereka dan menjadi siapa mereka, biasanya menemukan bahwa kesadaran ini membawa kenyamanan dan mengakhiri penderitaan mental. Ini dapat dilihat sebagai refleksi sastra pada gagasan Jepang tentang mono no aware.

Novel kedelapan Ishiguro, Klara and the Sun, diterbitkan oleh Faber dan Faber pada 2 Maret 2021. 

 

 

Ishiguro telah ikut menulis beberapa lagu untuk penyanyi jazz Stacey Kent dengan pemain saksofon Jim Tomlinson, suami Kent. Ishiguro menyumbangkan lirik untuk album nominasi Grammy Kent 2007 Breakfast on the Morning Tram, termasuk judul lagu, album 2011-nya, Dreamer in Concert, album 2013 The Changing Lights, dan album 2017-nya, I Know I Dream. Ishiguro juga menulis catatan liner untuk album Kent 2003, In Love Again. Ishiguro pertama kali bertemu Kent setelah dia memilih rekamannya "They Can't Take That Away from Me" sebagai salah satu Desert Island Disc pada tahun 2002 dan Kent kemudian memintanya untuk menulis untuknya.

 

Awards

  • 1982: Winifred Holtby Memorial Prize for A Pale View of Hills
  • 1983: Published in the Granta Best Young British Novelists issue
  • 1986: Whitbread Prize for An Artist of the Floating World
  • 1989: Booker Prize for The Remains of the Day
  • 1993: Published in the Granta Best Young British Novelists issue
  • 1995: Officer of the Order of the British Empire
  • 1998: Chevalier de l'Ordre des Arts et des Lettres
  • 2005: Never Let Me Go named on Time magazine's list of the 100 greatest English language novels since the magazine's formation in 1923.
  • 2008: The Times ranked Ishiguro 32nd on their list of "The 50 Greatest British Writers Since 1945".
  • 2017: Novel Prize in Literature
  • 2017: American Academy of Achievement's Golden Plate Award
  • 2018: Order of the Rising Sun, 2nd Class, Gold and Silver Star
  • 2019: Knighthood for services to literature

Kecuali A Pale View of Hills dan The Buried Giant, semua novel Ishiguro dan koleksi cerpennya telah terpilih untuk penghargaan besar. Yang paling penting, An Artist of the Floating World, When We Were Orphans, dan Never Let Me Go semuanya terpilih untuk Booker Prize (seperti The Remains of the Day, yang memenangkannya). 

 

 

Novel

  • A Pale View of Hills (1982)
  • An Artist of the Floating World (1986)
  • The Remains of the Day (1989)
  • The Unconsoled (1995)
  • When We Were Orphans (2000)
  • Never Let Me Go (2005)
  • The Buried Giant (2015)
  • Klara and the Sun (2021)

Short-story collections

  • Nocturnes: Five Stories of Music and Nightfall (2009)

Screenplays

  • A Profile of Arthur J. Mason (television film for Channel 4) (1984)
  • The Gourmet (television film for Channel 4) (1987)
  • The Saddest Music in the World (2003)
  • The White Countess (2005)

Short Fiction

  • "A Strange and Sometimes Sadness", "Waiting for J" and "Getting Poisoned" (in Introduction 7: Stories by New Writers, 1981)
  • "A Family Supper" (in Firebird 2: Writing Today, 1983)
  • "Summer After the War" (in Granta 7, 1983)
  • "October 1948" (in Granta 17, 1985)
  • "A Village After Dark" (in The New Yorker, May 21, 2001)

Adaptation

  • The Remains of the Day (1993 film)
  • The Remains of the Day (2010 musical), Union Theatre, London
  • Never Let Me Go (2010 film)

 

Sumber: Wikipedia

 

Rekomendasi

Novel ini saya rekomendasikan terutama pada para pecinta buku-buku Kazuo Ishiguro, juga mereka yang mencari buku bergenre Sci fiction / fantasy yang tokoh utamanya robot AI, berlatar dunia masa depan, beralur pelan penuh perasaan, terasa unsur kontemplasi dan gaya sastranya, endingnya bukan jenis ending bahagia yang tertutup. Buku ini memberikan kita satu pemikiran tentang bagaimana masa depan nanti ketika kecanggihan teknologi sudah begitu tinggi, akankah teknologi AI ini bisa menggantikan manusia dan nilai-nilai penting seperti cinta.

 

Jika Anda suka dan merasa mendapatkan manfaat dari konten di blog Dipidiff.com, sekarang Anda bisa mendukung pengembangan blog ini dengan mendonasikan uang mulai dari seribu rupiah atau mempertimbangkan untuk mendukung rutin per bulannya. Terimakasih.

Donasi dapat ditransfer ke:

BCA 740 509 5645

Konfirmasi transfer ke DM Instagram @dipidiffofficial

 

-------------------------------------------------------------------------


 

Dipidiff.com adalah sebuah media edukasi yang menginspirasi melalui beragam topik pengembangan diri, rekomendasi buku-buku, dan gaya hidup yang bervibrasi positif.

Diana Fitri, biasa dipanggil Dipi, adalah seorang ibu yang gemar berkebun, dan rutin berolahraga. Gaya hidup sehat dan bervibrasi positif adalah dua hal yang selalu ia upayakan dalam keseharian. Sambil mengasuh putra satu-satunya, ia juga tetap produktif dan berusaha berkembang secara kognitif, sosial, mental dan spiritual.

Lulusan prodi Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran, Dipi lalu melanjutkan studi ke magister konsentrasi Pemasaran, namun pekerjaannya justru banyak berada di bidang edukasi, di antaranya guru di Sekolah Tunas Unggul, sekolah kandidat untuk International Baccalaureate (IB), dan kepala bagian Kemahasiswaan di Universitas Indonesia Membangun. Setelah resign tahun 2016, Dipi membangun personal brand Dipidiff hingga saat ini.

Sebagai Certified BNSP Public Speaker dan Certified BNSP Trainerserta certified IALC coach, Dipi diundang oleh berbagai komunitas dan Lembaga Pendidikan untuk berbagi topik membaca, menulis, mereviu buku, public speaking, dan pengembangan diri, misalnya di Kementrian Keuangan, Universitas Negeri Semarang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, BREED, Woman Urban Book Club, Lions Clubs, Bandung Independent School, The Lady Book Club, Buku Berjalan.id, SMAN 24 Bandung, SMAN 22 Bandung, dan lain-lain. Dipi juga pemateri rutin di platform edukasi www.cakap.com . Dipi meng-coaching-mentoring beberapa remaja dan dewasa di Growth Tracker Program, ini adalah program pribadi, yang membantu (terutama) remaja dan dewasa muda untuk menemukan passion dan mengeluarkan potensi mereka. 

Berstatus bookblogger, reviu-reviu buku yang ia tulis selalu menempati entry teratas di halaman pertama mesin pencari Google, menyajikan ulasan terbaik untuk ribuan pembaca setia. Saat ini Dipi adalah brand ambassador untuk Periplus Bandung dan berafiliasi dengan Periplus Indonesia di beberapa event literasi. Dipi juga menjadi Official Reviewer untuk Republika Penerbit dan berpartner resmi dengan MCL Publisher. Kolaborasi buku-bukunya, antara lain dengan One Peach Media, Hanum Salsabiela Rais Management, KPG, Penerbit Pop, Penerbit Renebook, dan Penerbit Serambi. Reviu buku Dipi bisa dijumpai di www.dipidiff.com maupun Instagram @dipidiffofficial. Dipi host di program buku di NBS Radio. Dulu sempat menikmati masa dimana menulis drop script acara Indonesia Kemarin di B Radio bersama penyiar kondang Sofia Rubianto (Nata Nadia). Podcast Dipi bisa diakses di Spotify DipidiffTalks.

Let's encourage each other to shape a better future through education and book recommendation.

Contact Dipidiff at DM Instagram @dipidiffofficial

 

 

 

TERBARU - REVIEW BUKU

Review Buku The Quiet Tenant - Clémence …

23-08-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

  National Best Seller One of The Most Anticipated Novels of 2023 GMA Buzz Pick A LibraryReads #1 Pick One of The Washington Post’s Notable Summer Books 2023One of Vogue’s Best Books of 2023One of Goodreads’s Most Anticipated Books...

Read more

Review Buku The Only One Left - Riley Sa…

23-07-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

    Editor's Pick Best Mystery, Thriller & Suspense The Instant New York Times Bestseller Named a summer book to watch by The Washington Post, Boston Globe, USA Today, Oprah, Paste, Country Living, Good Housekeeping, and Nerd Daily Judul...

Read more

Review Buku Helium Mengelilingi Kita - Q…

14-06-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Judul : Helium Mengelilingi Kita Penulis : Qomichi Jenis Buku : Sastra Fiksi, Coming of Age Penerbit : MCL Publisher Tahun Terbit : Maret 2023 Jumlah Halaman :  246 halaman Dimensi Buku : 14 x 20,5...

Read more

TERBARU - REVIEW CAFE & RESTORAN

Kalpa Tree di Ciumbuleuit Bandung (a Sto…

11-08-2022 Dipidiff - avatar Dipidiff

Airy, stylish international restaurant with glass walls, plants & wine, plus a pool & garden.   Baru kemarin, Rabu tanggal 10 Agustus 2022 saya ke Kalpa Tree dalam rangka meeting. Sebenarnya ini...

Read more

Marka Cafe + Kitchen (a Review)

16-10-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Untuk mereka yang biasa ngafe atau duduk-duduk nongkrong sambil menikmati kopi pasti sudah kenal kafe yang satu ini. Saya juga tahu Marka cafe karena diajak partner saya ngobrol-ngobrol tukar pikiran...

Read more

Cafe Nanny's Pavillon (a Review)

27-07-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  "Do what you love, love what you do". Saya masih ingat sekali menggunakan kutipan itu untuk caption instagram saya waktu posting foto Nanny's Pavillon. Tapi benar ya, rasanya hari itu...

Read more

The Warung Kopi by Morning Glory (a Stor…

28-03-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Setengah ga nyangka dan setengah takjub juga begitu nemu kafe asyik kayak begini di wilayah Bandung Timur. Maklum sudah keburu kerekam di memori otak kalau kafe-kafe cozy adanya cuma di...

Read more

TERBARU - PERSONAL GROWTH & DEVELOPMENT

10 Tips Mengatasi Kesepian

05-12-2021 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Apakah kamu akhir-akhir ini merasa kesepian? Rasa sepi ini ga cuma hadir saat sendiri, tapi juga di tengah keramaian, atau bahkan saat bersama orang-orang terdekat. Ada sebuah rasa hampa yang...

Read more

Tentang Caranya Mengelola Waktu

11-08-2021 Jeffrey Pratama - avatar Jeffrey Pratama

  “Seandainya masih ada waktu...” Berani taruhan, diantara kita, pasti pernah berkomentar seperti di atas, atau yang mirip-mirip, minimal sekali seumur hidup. Waktu merupakan satu-satunya sumber daya yang tidak dapat diproduksi ulang. Apa...

Read more

Cara Membuat Perpustakaan Pribadi di Rum…

25-09-2020 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Perpustakaan sendiri punya kenangan yang mendalam di benak saya. Saya yakin teman-teman juga punya memori tersendiri ya tentang library. Baca juga "Arti Perpustakaan Bagi Para Pecinta Buku" Baca juga "Perpustakaan Luar...

Read more

The Five Things Your Website Should Incl…

17-08-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Website dan blog adalah portal wajib perusahaan masa kini. Penyebabnya tentu saja adalah kemajuan teknologi seperti internet dan gadget. Jaman sekarang memiliki bisnis tak harus memiliki bangunan fisik, cukup dengan...

Read more