GENERALIST vs SPECIALIST
Mari memulai diskusi ini dengan sebuah ilustrasi.
Anggaplah kita sedang di perjalanan untuk berlibur ke sebuah negara di belahan dunia lain. Di tengah perjalanan, nasib naas menerpa kita, dan akhirnya kita harus puas terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni sendirian. Ini memang hanya ilustrasi. Semoga hal ini tidak pernah terjadi kepada kita.
Tetapi kalau misalnya memang harus terjadi, dan kita mendapatkan keajaiban dari Yang Maha Kuasa untuk boleh memilih satu orang untuk terdampar Bersama kita, maka kita akan memilih yang mana diantara orang-orang ini. Pertama, seseorang yang berprofesi sebagai pembuat rakit. Dia tahu bagaimana cara membuat rakit dengan presisi, mampu mengukur kebutuhan akan kayu, tali, serta ahli membuat layar yang tanpa cela. Ataukah kita akan memilih orang kedua, yang meskipun mampu, tetapi tidak terlalu piawai dalam membuat rakit. Namun di luar itu, dia memiliki pengetahuan tentang caranya bertahan hidup di tengah pulau, tahu cara menangkap ikan, mengerti obat-obatan herbal, dan memiliki ketenangan berpikir.
Ilustrasi di atas sama seperti penggambaran specialist dan generalist. Orang pertama, si ahli rakit, adalah seorang specialist, yakni orang yang sangat paham luar dalam mengenai satu bidang tertentu secara spesifik. Orang yang kedua merupakan sosok generalist, yang memiliki pengetahuan yang luas tentang beberapa (atau banyak bidang), namun tidak sedalam specialist.
Dalam contoh di atas, pilihan manapun yang kita ambil, sangat tergantung pada tujuan yang ingin kita capai apa. Bila kita ingin cepat keluar dari pulau, dan kita sendiri memiliki kemampuan untuk menavigasi rakit di tengah lautan, atau kita juga paham caranya menangkap ikan, mungkin kita dapat memilih si ahli rakit. Tetapi jika kita ragu akan kemampuan kita untuk bertahan hidup, mungkin kita akan lebih memilih sang generalist. Apapun itu, keduanya memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Ini yang akan kita bahas di artikel kali ini.
Generalist.
Seperti yang telah diulas di atas, generalist adalah seseorang yang memiliki pemahaman dan penguasaan terhadap beberapa bidang, namun penguasaannya tidak mendalam. Menjadi seorang generalist biasanya berarti bahwa yang bersangkutan memiliki wawasan yang luas tentang banyak bidang, meskipun wawasan tersebut bukan berarti bahwa dia menjadi sangat ahli di dalam bidangnya.
Di dalam kehidupan pekerjaan / professional, seorang generalist biasanya akan berperan banyak di dalam posisi-posisi structural atau kepemimpinan. Seorang pimpinan perusahaan misalnya, biasanya adalah seorang generalist. Alasannya mudah, karena seorang pimpinan perusahaan dituntut untuk dapat menguasai berbagai bidang sekaligus, seperti keuangan, SDM, penjualan, produksi, dan sebagainya, meskipun tidak sampai harus paham secara mendalam.
Generalist juga biasanya lebih banyak ditemukan pada perusahaan-perusahaan dengan skala yang lebih kecil, dimana sumber daya lebih terbatas dan satu orang dituntut untuk bisa menguasai beberapa hal sekaligus. Di perusahaan-perusahaan besar, generalist juga kita temukan di sana-sini, tetapi kalau persentasenya biasanya lebih besar pada korporasi dengan ukuran yang relative lebih kecil.
Apa keuntungan menjadi seorang generalist di dalam dunia kerja?
Ada beberapa keuntungan. Pertama. Kebanyakan fungsi struktural di dalam perusahaan ditempati oleh generalist. Fungsi struktural berarti jabatan-jabatan kepemimpinan seperti manager, General manager, bahkan direktur. Seorang generalist akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menduduki posisi-posisi kepemimpinan tersebut, dibandingkan dengan specialist murni.
Keuntungan lainnya adalah peluang karir yang dimiliki oleh seorang generalist cenderung lebih luas, karena seorang generalist memiliki kemampuan di beberapa bidang sekaligus, meskipun tidak sedalam specialist. Individu yang generalist juga diyakini lebih mampu melihat sebuah isu, permasalahan, atau kondisi dari sudut pandang yang lebih luas, karena wawasannya yang juga lebih luas.
Specialist.
Kebalikan dari generalist, seorang specialist khatam pada satu bidang tertentu, luar dalam. Saking ahlinya, maka kadang dia menjadi seorang “go-to-guy” atau orang yang selalu dirujuk jika terjadi permasalahan tertentu. Specialist akan sangat-sangat mumpuni untuk menyelesaikan sebuah persoalan apabila memang persoalan itu dirancang khusus sesuai dengan bidang yang ditekuninya. Sebagai gantinya, specialist murni akan merasa lumayan kelabakan Ketika dihadapkan pada masalah yang tidak berada dalam domain bidangnya.
Di dalam dunia professional, seorang specialist dirancang untuk menduduki jabatan-jabatan yang sifatnya lebih fungsional ketimbang yang struktural. Posisi-posisi seperti staff ahli, penasehat / advisor, analis, dan sebagainya, adalah contoh-contoh jabatan yang biasa dipegang oleh specialist.
Semakin besar skala sebuah perusahaan, maka biasanya semakin banyak posisi-posisi yang dirancang sebagai posisi specialist. Dengan skala yang lebih besar, biasanya masalah yang dihadapi oleh perusahaan pun akan semakin kompleks. Hal ini membuat kebutuhan perusahaan terhadap ahli-ahli pada bidang keilmuan tertentu akan semakin besar. Disinilah peran para specialist nantinya.
Menjadi specialist memiliki beberapa keuntungan juga. Yang paling terlihat adalah seorang specialist akan dianggap sebagai rujukan atau ahli dalam bidang tertentu. Perannya menjadi sangat vital dalam penanganan masalah tertentu yang bisa jadi memiliki dampak signifikan bagi perusahaan. Hal ini juga yang membuat kecenderungan perusahaan berani membayar lebih tinggi untuk jabatan-jabatan specialist. Keuntungan lainnya adalah seorang specialist dapat dikatakan sebagai thought leader, atau orang yang berpengaruh apabila terkait dengan bidangnya. Ini dapat membuat kedudukan menjadi sangat penting dalam pengambilan keputusan strategis di perusahaan.
Jadi, mana yang lebih baik? Jawabannya sederhana: tegantung tujuannya untuk apa. Seorang generalist belum tentu akan optimal bila ditempatkan pada posisi specialist, demikian pun sebaliknya. Jadi perkara mana yang lebih diunggulkan, sangat tergantung pada jenis masalahnya apa, dan apa yang ingin dicapai dari peran tersebut.
Jika memang demikian, maka ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menyikapi hal tersebut.
Pertama, janganlah memilih salah satu, tetapi bukalah kesempatan untuk menjadi keduanya. Artinya begini. Jika kita adalah seorang specialist sejati, maka kita perlu untuk membuka diri dan belajar kemampuan-kemampuan lain secara umum. Setidaknya, kita perlu memahami proses yang melingkupi bidang kita, sehingga Ketika kita menangani sebuah persoalan, tidak hanya hal teknisnya semata yang dapat kita selesaikan, namun juga persoalan yang lebih konseptual dan holistic.
Sebaliknya, jika kita adalah generalist, maka kita harus menemukan satu atau dua bidang tertentu yang dapat kita dalami lebih lanjut sebagai spesialisasi kita. ini akan melatih diri kita untuk dapat melihat sebuah persoalan secara lebih kritis dan analitis, serta memampukan kita untuk menyelesaikan masalah-masalah yang sifatnya lebih teknis.
Kedua, percayalah bahwa dunia ini cukup besar untuk specialist dan generalist hidup berdampingan. Tidak ada istilah winner takes all. Persoalan dunia yang begitu kompleks membutuhkan banyak sekali orang dengan keahlian yang berbeda-beda, baik sebagai generalist maupun specialist.
Yang terpenting adalah bagi kita untuk terus mau membuka diri dan belajar hal-hal yang baru, tidak membatasi diri pada hal-hal tertentu saja, tetapi justru dapat mengembangkan potensi kita. seorang specialist dapat menjadi generalist, sama seperti seorang generalist dapat menjadi specialist. Jika pada saat dibutuhkan salah satu, kita dapat beradaptasi sesuai dengan kebutuhan tersebut.
About Jeff:
Jeffrey Pratama adalah seorang praktisi Human Resource yang telah 15 tahun berkarir di beberapa perusahaan terbaik di Industrinya. Selain sebagai seorang Executive Professional, Jeffrey juga merupakan seorang Coach yang tersertifikasi, dengan passion yang mendalam di bidang pengembangan diri dan karir, khususnya bagi anak-anak muda. Penggemar music jazz dan klub sepakbola Manchester United ini juga penikmat setia buku-buku, khususnya yang terkait dengan pengembangan diri dan bisnis
--
-------------------------------------------------------------------------
Dipidiff.com adalah sebuah media edukasi yang menginspirasi melalui beragam topik pengembangan diri, rekomendasi buku-buku, dan gaya hidup yang bervibrasi positif.
Diana Fitri, biasa dipanggil Dipi, adalah seorang ibu yang gemar berkebun, dan rutin berolahraga. Gaya hidup sehat dan bervibrasi positif adalah dua hal yang selalu ia upayakan dalam keseharian. Sambil mengasuh putra satu-satunya, ia juga tetap produktif dan berusaha berkembang secara kognitif, sosial, mental dan spiritual.
Lulusan prodi Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran, Dipi lalu melanjutkan studi ke magister konsentrasi Pemasaran, namun pekerjaannya justru banyak berada di bidang edukasi, di antaranya guru di Sekolah Tunas Unggul, sekolah kandidat untuk International Baccalaureate (IB), dan kepala bagian Kemahasiswaan di Universitas Indonesia Membangun. Setelah resign tahun 2016, Dipi membangun personal brand Dipidiff hingga saat ini.
Sebagai Certified BNSP Public Speaker dan Certified BNSP Trainer, serta certified IALC coach, Dipi diundang oleh berbagai komunitas dan Lembaga Pendidikan untuk berbagi topik membaca, menulis, mereviu buku, public speaking, dan pengembangan diri, misalnya di Kementrian Keuangan, Universitas Negeri Semarang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, BREED, Woman Urban Book Club, Lions Clubs, Bandung Independent School, The Lady Book Club, Buku Berjalan.id, SMAN 24 Bandung, SMAN 22 Bandung, dan lain-lain. Dipi juga pemateri rutin di platform edukasi www.cakap.com . Dipi meng-coaching-mentoring beberapa remaja dan dewasa di Growth Tracker Program, ini adalah program pribadi, yang membantu (terutama) remaja dan dewasa muda untuk menemukan passion dan mengeluarkan potensi mereka.
Berstatus bookblogger, reviu-reviu buku yang ia tulis selalu menempati entry teratas di halaman pertama mesin pencari Google, menyajikan ulasan terbaik untuk ribuan pembaca setia. Saat ini Dipi adalah brand ambassador untuk Periplus Bandung dan berafiliasi dengan Periplus Indonesia di beberapa event literasi. Dipi juga menjadi Official Reviewer untuk Republika Penerbit dan berpartner resmi dengan MCL Publisher. Kolaborasi buku-bukunya, antara lain dengan One Peach Media, Hanum Salsabiela Rais Management, KPG, Penerbit Pop, Penerbit Renebook, dan Penerbit Serambi. Reviu buku Dipi bisa dijumpai di www.dipidiff.com maupun Instagram @dipidiffofficial. Dipi host di program buku di NBS Radio. Dulu sempat menikmati masa dimana menulis drop script acara Indonesia Kemarin di B Radio bersama penyiar kondang Sofia Rubianto (Nata Nadia). Podcast Dipi bisa diakses di Spotify DipidiffTalks.
Let's encourage each other to shape a better future through education and book recommendation.
Contact Dipidiff at DM Instagram @dipidiffofficial
TERBARU - REVIEW BUKU
Review Buku The Quiet Tenant - Clémence …
23-08-2023 Dipidiff
National Best Seller One of The Most Anticipated Novels of 2023 GMA Buzz Pick A LibraryReads #1 Pick One of The Washington Post’s Notable Summer Books 2023One of Vogue’s Best Books of 2023One of Goodreads’s Most Anticipated Books...
Read moreReview Buku The Only One Left - Riley Sa…
23-07-2023 Dipidiff
Editor's Pick Best Mystery, Thriller & Suspense The Instant New York Times Bestseller Named a summer book to watch by The Washington Post, Boston Globe, USA Today, Oprah, Paste, Country Living, Good Housekeeping, and Nerd Daily Judul...
Read moreReview Buku Helium Mengelilingi Kita - Q…
14-06-2023 Dipidiff
Judul : Helium Mengelilingi Kita Penulis : Qomichi Jenis Buku : Sastra Fiksi, Coming of Age Penerbit : MCL Publisher Tahun Terbit : Maret 2023 Jumlah Halaman : 246 halaman Dimensi Buku : 14 x 20,5...
Read moreReview Buku Earthlings - Sayaka Murata
14-02-2023 Dipidiff
A New York Times Book Review Editors' ChoiceNamed a Best Book of the Year by the New York Times, TIME and Literary HubNamed a Most Anticipated Book by the New York Times, TIME, USA Today, Entertainment Weekly, the Guardian, Vulture, Wired, Literary Hub, Bustle, PopSugar, and Refinery29 Judul...
Read more