0

Review Buku Tales from the Hinterland - Melissa Albert

Published: Monday, 22 March 2021 Written by Dipidiff

 

 

 

Judul : Tales from the Hinterland

Penulis : Melissa Albert

Ilustrator : Jim Tierney

Jenis Buku : YA Fantasy - Dark Fairy Tales

Penerbit : Penguin Random House Children's UK

Tahun Terbit : Januari 2021 

Jumlah Halaman :  240 halaman

Dimensi Buku :  12.90 x 19.60 x 1.90 cm

Harga : Rp. 162.000 *harga sewaktu-waktu dapat berubah

ISBN : 9780241371893

Paperback

Edisi Bahasa Inggris

Available at PERIPLUS BANDUNG Bookstore (ig @Periplus_setiabudhi, @Periplus_husein1 , @Periplus_husein2)

 

 

 

Sekelumit Tentang Isi


"Journey into the Hinterland, a brutal and beautiful world where a young woman spends a night with Death, brides are wed to a mysterious house in the trees, and an enchantress is killed twice―and still lives."

Mari kita intip isi bukunya yang terdiri dari 12 cerita

The Door That Wasnt There

Hansa the Traveler

The Clockwork Bride

Jenny and the Night Women

The Skinned Maiden

Alice-Three-Times

The House Under the Stairwell

Ilsa Waits

The Sea Cellar

The Mother and the Dagger

Twice-Killed Katherine

Death and the Woodwife

 

 

Seputar Fisik Buku dan Disainnya

Kalau tidak baca bukunya, saya pasti tidak menyangka cerita-cerita di dalamnya bakal sekelam itu mengingat disain sampulnya yang hijau royo-royo dengan tanaman sulur, plus ilustrasi kupu-kupu, apel dan lain sebagainya. Tapi mungkin buat yang sudah pernah menyimak buku Melissa Albert sebelumnya bakal curiga hahaha, kalau dongeng di buku ini bakal kelam dan sesuatu banget.

 

 

Tokoh dan Karakter

Karena buku ini terdiri dari beberapa cerpen dongeng, saya tidak menyebutkan nama tokoh-tokohnya tiap cerita ya. Too many ^^ . Cukuplah saya mengomentari bahwa tokoh cerita di buku ini sulit untuk disukai, unlovable, unlikeable, sebagian karena karakter negatifnya yang terang-terangan diekspos dan sebagian lainnya karena situasi cerita yang membuat si tokoh jadi jeblok nilai karakternya. Tapi, saya kira teman-teman setuju, bahwa lesson itu bisa diambil tidak hanya dari protagonis, tapi juga dari para tokoh antagonis. 

 

Sebuah sebuah buku fantasi dongeng, menurut saya buku ini mendeskripsikan tokoh-tokoh pilihannya dengan cukup detail sehingga saya bisa mengimajinasikannya dengan baik. Misalnya saya tokoh pemilik toko mainan di dongeng The Clockwork Bride dan tokoh maiden di The Skinned Maiden di bawah ini

The figure bowed, his spidery outline folding nearly in two. Then he stepped from behind the curtain. 

He was a man unnaturally tall and extraordinarily dirty, his skin as oil-stained as his suit. Under the filth he was handsome, in a curdled, wicked way, eyes keen, bones sharp, mouth as wide and fleshy as a rotten fruit.

Page 38

 

They reached up and peeled the fur from their necks, from their faces and shoulders and limbs, revealing beneath their bearskins three maidens, one white-haired, one black-haired, and one with hair of gold. All three were beautiful, but it was the golden-haired maiden who picked the prince's heart.

Page 70

 

Alur dan Latar

Semua cerita beralur maju dengan lumayan cepat seperti layaknya sebuah cerpen yang fokus pada situasi yang dibangun. Meski pendek tapi konfliknya sendiri menarik, karena punya nilai kontemplasi, selain ada semacam plot twistnya yang tak terduga, kadang di awal dia terasa seperti retelling, tapi di perjalanan alurnya dipuntir ke arah yang tidak saya kenal.

Endingnya, 90% dark, dan sangat mungkin membuat pembaca tidak nyaman. Tragis, sedih, ironis. Nuansa sepanjang cerita juga kelam dan ada beberapa cerita yang berdarah-darah.

 

 

Latar suasana dan lokasi menurut saya terbangun dengan baik, makanya saya mendapatkan kesan yang dalam tentang cerita-ceritanya yang creepy dan suram.

Dua latar yang saya kutipkan di bawah ini adalah latar rumah tempat tinggal Anya dan Lisbet di The Door That Wasnt There, dan rumah Jenny di Jenny and the Night Woman.

The room she stepped into was just like the one they'd left, but reversed. Anya's eye went to where the stain on the floor should be. She limped across the room, still holding her sister's body, and wrenched open the door.

The hall behind it curved left instead of right, and the lanterns on the wall were gone, replaced with paintings of people Anya didn't recognize. Their eyes were charred holes and their mouths were wet and red. The hall hummed with heavy green light.

Cradling Lisbet, Anya moved through the house. It was cold and smelled of coal dust and iron. In every fireplace curled heatless flames. On every table were plates of rotting meat, or glossy dark flowers with pollen dripping livid from their hearts.

When she opened the front door she saw the sickness spread beyond the house. The branches of trees had become slender bones, the dust of the road crackling ashes.

Page 6

 

Everything in the room that could be smashed was in pieces. All the fine things she'd collected, the whittled figures and the pair of baby boots lovingly kept, a small painting of a mermaid and the blown-glass iris she'd carried on her wedding day. Flour and sugar were sifted over the floor like sand, gathering in dusty hillocks and sparkling drifts. Slicks of egg and their shells mixed with glass dust beneath her heels.

Jenny's door was locked, and when her father tired of..

Page 57

 

Opini - Yang menarik dan atau disuka dari Buku ini

Sebuah kalimat pertama yang sederhana ini tertangkap mata saya karena singkat tapi 'indah'. Tiba-tiba teringat masa kecil saya yang dihidupkan oleh dongeng dari ibunda. My first language was fairy tales.

"To all the readers whose first language was fairy tales".

By the way, begitu saya mulai membuka halaman-halaman selanjutnya, saya tidak menyangka buku ini memiliki halaman ilustrasi yang penuh warna, karena ini bukan edisi HC, tidak ada indikasi yang jelas bahwa ini adalah buku bergambar. Mungkin juga karena ekspektasi visual saya tidak terlalu tinggi. Jadi, merupakan kejutan yang menyenangkan untuk menemukan halaman berwarna dengan ilustrasi di dalamnya.

 

Tales from The Hinterland ditulis oleh Melisa Albert, penulis buku terlaris New York Times The Hazel Wood. Dia adalah seorang penulis fiksi dewasa muda Amerika. Novel debutnya, The Hazel Wood, masuk dalam daftar buku terlaris The New York Times selama 36 minggu. The Hazel Wood menerima ulasan berbintang dari Publisher's Weekly, School Library Journal, dan Kirkus Review dan dinobatkan sebagai buku dewasa muda terbaik tahun ini oleh Kirkus. Buku berikutnya, The Night Country, diterbitkan pada tahun 2020. Buku itu mendapat ulasan berbintang dari School Library Journal. Buku ketiga, Tales from the Hinterland diterbitkan pada tahun 2020 segera setelahnya, dan mendapatkan peringkat tinggi di Amazon.

 

Tales from the Hinterland adalah kumpulan dari dua belas cerita yang dark dan menyeramkan: The Door That Wasn't There, Hansa the Traveler, The Clockwork Bride, Jenny and the Night Women, The Skinned Maiden, Alice-Three-Times, The House Under the Stairwell, Ilsa Waits, The Sea Cellar, The Mother and the Dagger, Twice-Killed Katherine, Death and the Woodwife. Banyak dari dongeng-dengong ini yang memiliki twist yang saya tidak bisa perkirakan datangnya.

 

Saya coba ceritakan sedikit beberapa dongengnya ya.

'The Door That Wasn't There' bercerita tentang Anya dan adiknya Lisbeth, yang mencoba mencari jalan keluar dari sebuah rumah dimana ibu tiri mereka mengunci mereka. Tapi pelarian mereka berubah menjadi sesuatu yang buruk dan kedengkian. Di sini Anya mengorbankan nyawa adiknya untuk membuat pintu kemana saja ala Doraemon (hanya bedanya pintu Anya membawanya pada dunia yang mengerikan), 

Anya rolled away, angry. I know, she replied fiercely, in her mind. We're half-dead already.

You will die, the voice said again. Unless.

And it told her how she could save herself and her sister. How she could remake the world just enough so that they could live.

It would take blood.

When the sun rose Anya told Lisbet what she'd learned. Their mother wasn't dead, she was gone. She'd used magic to make a door, and it had taken her far, far away. Their mother's blood had spoken to Anya, and told her how to make a door of their own.

"It will take blood," she told Lisbet, "But it can't be mine."

This was a lie. Anya wasn't cruel, she was frightened. The idea of opening her own veins filled her with a terror that felt like falling, forward and forward without end. She swallowed the bitter taste of the lie and took the bone knife from the place the voice told her shed find it: behind a loose brick inside the fireplace.

"The blood can't be mine," she said again, "because I'm the sorcerer. I must make the door, and you must sacrifice the blood for it."

Lisbet nodded, but something in her eyes told Anya she knew the words were a lie.

Page 4

 

'Hansa the Traveler' cerkisah tentang Hansa, seorang gadis yang melarikan diri dari rumah neneknya yang sudah memberi peringatan ke Anya untuk tidak bertemu dengan Bulan. Anya lalu pergi ke tempat terlarang dan melakukan perjalanan berbahaya yang panjang untuk membantu ibunya, untuk lebih mengenal dirinya sendiri. Tapi perjalanan ini berujung sesuatu yang 'beda'. Saya sebut beda karena di satu sisi mungkin bisa disebut happy ending, tapi di sisi lain juga hampa, agak sedih, dan yang pasti penuh kontemplasi.

All that night Hansa slept with her window open, in a pool of her grandmother's light. When she woke between moonset and sunrise, three tears lay in her hand, and the Moon's instructions were fresh in her head.

She rose and packed her cloak, a loaf of bread, two books, and the Moon's three tears. She crept past her father's mother, still asleep before the cold hearth, and slipped out into the day. When she reached the harbor, the first merchant to approach her was a man in shabby clothes, selling all manner of charms: dried seeds he called serpents' tongues, a string of stones would've known for river pearls even if she hadn't the proof of his lies in her pocket. She passed him without a look.

..

Page 18

 

 

Dalam 'The Clockwork Bride', dua anak terpesona oleh toko mainan ajaib, tapi bermain di sana membutuhkan harga tertentu. Si kakak menukar anaknya di masa depan demi menyelamatkan nyawa adiknya, yang setelah selamat dari cengkraman kematian akhirnya tetap meninggal beberapa tahun kemudian.

Eleanor considered the life he laid out for her. A girl, then a wife, then a mother. A life in which the only series open to her lay beyond the place where Death waited, tapping his pocket watch.

"I will have no children," she said. She'd seen her own mother in childbed twice. One baby was buried before it was old enough to speak, the other given to its father to live a kinder life somewhere else. Eleanor would never, ever become a mother.

"Have children or not, my terms are unchanged. Do you accept them?"

"I do"

Gently the toymaker touched Thomas's cheek, leaving a smudge of oil behind. The boy opened his eyes at once. It took longer for the dreamer's smile to leave his lips.

Page 39

 

 

Melissa Albert melakukan pekerjaan yang hebat dalam menciptakan beberapa cerita menyeramkan. Masing-masing unik, dan beberapa saling berhubungan. Jangan bingung ^^, baca saja terus, dan nanti teman-teman akan paham.

 

Menilik karakter tokoh-tokohnya yang unlikable, dark, negatif, dan ada pula yang lemah, saya tidak merekomendasikan buku ini untuk pembaca yang 'character driven'. Personally, saya tidak keberatan dengan tipe penokohan seperti ini, saya tetap menikmati membaca buku ini, meskipun terkadang sulit menerima kesimpulan di akhir cerita yang mengganggu logika dan imajinasi gelap dari setiap cerita.

 

Tales of Hinterland berlatar dunia fiksi yang sudah ada: dunia The Hazel Wood dan The Night Country. Kedua novel dewasa muda ini mengikuti kisah seorang gadis muda yang mencari jati dirinya, dibungkus dalam buku dongeng gelap yang ditulis oleh neneknya. Saya sendiri belum baca kedua buku itu.

Keduabelas cerita dalam Tales from the Hinterland menampilkan karakter wanita. Saya tidak bisa menyebut tokoh-tokoh ini sebagai tokoh pahlawan wanita, karena beberapa karakter melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai kepahlawanan. Lebih tepatnya, mereka adalah karakter yang dihadapkan pada situasi tertentu untuk membuat pilihannya sendiri. Plot cepat dan hati-hati, dengan berbagai adegan menyeramkan.

 

Akhir yang benar-benar bahagia tidak ada di sini. Seperti kisah Hansa the Traveler yang saya singgung di atas, tentang seorang putri bulan yang menyelinap dari rumah neneknya untuk berlayar ke ujung dunia dan menemukan ibunya, seorang bintang. Kisah pahit manis yang berakhir tragis.

They rise like foam and come together into the body of a blue-eyed girl. She dives past the silver, through the blue, into the black. She runs her fingers through the seaweeds there, and remembers when her life was sunshine and captivity. She wonders which prison is preferred, a sealed cottage or the silence of the sky.

Page 29

 

 

Saya mendapati bahwa pesan dari dongeng-dongeng di buku ini berfokus pada 'berhati-hatilah dengan apa yang kita inginkan', bahwa terkadang 'hal-hal yang paling kita inginkan tidak boleh kita sentuh, karena ada konsekuensi besar di belakangnya dan ada harga yang harus dibayar.

Pesan ini sangat terasa salah satunya di dongeng Jenny dan The Night Women: Jenny mendapatkan apa yang dia inginkan dan langsung menyesalinya. Jenny anak manja, dibesarkan oleh orangtuanya dengan penuh cinta, lalu perangai Jenny menjadi buruk, dan ayah ibunya berusaha mendidik Jenny sebisa mungkin, namun Jenny yang gelap mata diperdaya oleh kejahatan. Awalnya Jenny senang karena semua yang ia inginkan kembali diberikan oleh ayah ibunya, tapi ada harga yang harus ia bayar setelahnya. Dongeng Jenny ini adalah salah satu dongeng yang paling berkesan buat saya, ide ceritanya familiar tapi tetap dengan plot twist yang baik, scenes-nya menyeramkan dan mengguncang. Endingnya tragis dan totally dark.

 

She woke with cold hands and a hollow head. Before the sun was fully up, her mother opened her bedroom door.

She was smiling. Her hair was braided back, and in her hands was a breakfast tray.

"For you, my love. All the things you like best."

Jenny's father waited behind her. There was a thin line of sweat above his lips, and his foot would not stop tapping.

The breakfast was everything Jenny wanted, all of it hot and sweet. Still she felt uneasy. As she swallowed her final bite, she understood why.

It was her mother. Usually she smelled of butter and sweat, of heat and hay. But when she leaned in to kiss Jenny, she hadn't smelled of any of those things. She'd had no scent at all.

Page 62

 

 

Lalu ada The Skinned Maiden: Seorang pangeran yang menemukan wanita ajaib cantik di dalam kulit beruang. Ketika dia menolak tawarannya untuk menikah, dia mencuri kulitnya dan segalanya menjadi lebih berdarah dan lebih mengerikan setelah itu.

The days passed and with them the first fever of his wanting, the heady joy of having won. The day came when the prince grew weary of his maiden. The touch of her gaze was like the stinging of silver insects. He dreaded her silent approach and sensed she had secrets from him still, that hid deeper even than the exposed recesses of her rib cage. Finally he banished her from his chambers, taking comfort, at least in sleep, in the walls of his solitary room.

Still he woke in the night with the sense that someone was watching him. When he lit his lantern, nothing was revealed by its light.

Page 77

 

Tales from the Hinterland dipenuhi dengan darah, balas dendam, dan wanita yang menginginkan lebih dari yang ditawarkan kehidupan dan takdir. Cocok untuk pembaca yang mencari dongeng yang gelap dan indah.

 

Siapa Melissa Albert

Melissa Albert adalah seorang penulis fiksi dewasa muda Amerika.

Albert berasal dari Illinois, kuliah di University of Iowa dan Columbia College. Albert adalah editor pelaksana di Barnes and Noble ketika dia memutuskan untuk menulis novel pertamanya, a fairy tale noir untuk dewasa muda.

Novel debutnya, The Hazel Wood, berada di daftar buku terlaris The New York Times selama 36 minggu. Ia menerima ulasan berbintang dari Publisher's Weekly, School Library Journal dan Kirkus Reviews. The Hazel Wood dinobatkan sebagai buku dewasa muda terbaik tahun tersebut oleh Kirkus. Hak film dipilih oleh Sony, dengan Ashleigh Powell yang disebutkan akan mengadaptasi skenarionya.

Sekuelnya, The Night Country, diterbitkan pada tahun 2020. Novel ini menerima ulasan berbintang dari School Library Journal.

 

 

The Hazel Wood series

  • The Hazel Wood (Flatiron Books, 2018). Illustrated by Jim Tierney.
  • The Night Country (Flatiron Books, 2020)
  • Tales from the Hinterland (Flatiron Books, 2020).

 

Sumber: wikipedia

 

Rekomendasi

Dongeng Tales from the Hinterland saya rekomendasikan kepada pembaca yang menjadi pengikut Melissa Albert, yang sudah membaca The Hazel Wood, juga buat pembaca yang mencari dongeng YA yang dark tapi punya pesan cerita yang menarik untuk direnungkan. Ada ilustrasi berwarna dengan nuansa merah dan hitam yang mendominasi. Endingnya 90% jauh dari bahagia. Tokoh-tokohnya unlikeble, plot twist-nya menarik. Ide ceritanya unik. Latarnya hidup dengan deskripsi tokoh yang menunjang imajinasi.

 

 

 

-------------------------------------------------------------------------


 

Dipidiff.com adalah sebuah media edukasi yang menginspirasi melalui beragam topik pengembangan diri, rekomendasi buku-buku, dan gaya hidup yang bervibrasi positif.

Diana Fitri, biasa dipanggil Dipi, adalah seorang ibu yang gemar berkebun, dan rutin berolahraga. Gaya hidup sehat dan bervibrasi positif adalah dua hal yang selalu ia upayakan dalam keseharian. Sambil mengasuh putra satu-satunya, ia juga tetap produktif dan berusaha berkembang secara kognitif, sosial, mental dan spiritual.

Lulusan prodi Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran, Dipi lalu melanjutkan studi ke magister konsentrasi Pemasaran, namun pekerjaannya justru banyak berada di bidang edukasi, di antaranya guru di Sekolah Tunas Unggul, sekolah kandidat untuk International Baccalaureate (IB), dan kepala bagian Kemahasiswaan di Universitas Indonesia Membangun. Setelah resign tahun 2016, Dipi membangun personal brand Dipidiff hingga saat ini.

Sebagai Certified BNSP Public Speaker dan Certified BNSP Trainerserta certified IALC coach, Dipi diundang oleh berbagai komunitas dan Lembaga Pendidikan untuk berbagi topik membaca, menulis, mereviu buku, public speaking, dan pengembangan diri, misalnya di Kementrian Keuangan, Universitas Negeri Semarang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, BREED, Woman Urban Book Club, Lions Clubs, Bandung Independent School, The Lady Book Club, Buku Berjalan.id, SMAN 24 Bandung, SMAN 22 Bandung, dan lain-lain. Dipi juga pemateri rutin di platform edukasi www.cakap.com . Dipi meng-coaching-mentoring beberapa remaja dan dewasa di Growth Tracker Program, ini adalah program pribadi, yang membantu (terutama) remaja dan dewasa muda untuk menemukan passion dan mengeluarkan potensi mereka. 

Berstatus bookblogger, reviu-reviu buku yang ia tulis selalu menempati entry teratas di halaman pertama mesin pencari Google, menyajikan ulasan terbaik untuk ribuan pembaca setia. Saat ini Dipi adalah brand ambassador untuk Periplus Bandung dan berafiliasi dengan Periplus Indonesia di beberapa event literasi. Dipi juga menjadi Official Reviewer untuk Republika Penerbit dan berpartner resmi dengan MCL Publisher. Kolaborasi buku-bukunya, antara lain dengan One Peach Media, Hanum Salsabiela Rais Management, KPG, Penerbit Pop, Penerbit Renebook, dan Penerbit Serambi. Reviu buku Dipi bisa dijumpai di www.dipidiff.com maupun Instagram @dipidiffofficial. Dipi host di program buku di NBS Radio. Dulu sempat menikmati masa dimana menulis drop script acara Indonesia Kemarin di B Radio bersama penyiar kondang Sofia Rubianto (Nata Nadia). Podcast Dipi bisa diakses di Spotify DipidiffTalks.

Let's encourage each other to shape a better future through education and book recommendation.

Contact Dipidiff at DM Instagram @dipidiffofficial

 

 

 

TERBARU - REVIEW BUKU

Review Buku The Quiet Tenant - Clémence …

23-08-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

  National Best Seller One of The Most Anticipated Novels of 2023 GMA Buzz Pick A LibraryReads #1 Pick One of The Washington Post’s Notable Summer Books 2023One of Vogue’s Best Books of 2023One of Goodreads’s Most Anticipated Books...

Read more

Review Buku The Only One Left - Riley Sa…

23-07-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

    Editor's Pick Best Mystery, Thriller & Suspense The Instant New York Times Bestseller Named a summer book to watch by The Washington Post, Boston Globe, USA Today, Oprah, Paste, Country Living, Good Housekeeping, and Nerd Daily Judul...

Read more

Review Buku Helium Mengelilingi Kita - Q…

14-06-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Judul : Helium Mengelilingi Kita Penulis : Qomichi Jenis Buku : Sastra Fiksi, Coming of Age Penerbit : MCL Publisher Tahun Terbit : Maret 2023 Jumlah Halaman :  246 halaman Dimensi Buku : 14 x 20,5...

Read more

Review Buku Earthlings - Sayaka Murata

14-02-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

A New York Times Book Review Editors' ChoiceNamed a Best Book of the Year by the New York Times, TIME and Literary HubNamed a Most Anticipated Book by the New York Times, TIME, USA Today, Entertainment Weekly, the Guardian, Vulture, Wired, Literary Hub, Bustle, PopSugar, and Refinery29   Judul...

Read more

TERBARU - STORIES OF PLACES

Tomoro Coffee (a Story)

11-09-2024 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Bandung sudah mulai masuk musim penghujan, setidaknya begitulah kelihatannya, karena dua hari ini hujan turun menjelang sore atau malam hari. Cuaca juga cenderung mendung dan syahdu. Cocok untuk ngopi di...

Read more

Woodyland Eatery Bandung (a Story)

23-07-2024 Dipidiff - avatar Dipidiff

    Tak terasa Juli 2024 tiba. Saya masih ingat begitu susahnya mengatur jadwal untuk sekadar ngopi di cafe atau resto bersama teman. Agenda yang satu ini memang salah satu yang paling...

Read more

Kalpa Tree di Ciumbuleuit Bandung (a Sto…

11-08-2022 Dipidiff - avatar Dipidiff

Airy, stylish international restaurant with glass walls, plants & wine, plus a pool & garden.   Baru kemarin, Rabu tanggal 10 Agustus 2022 saya ke Kalpa Tree dalam rangka meeting. Sebenarnya ini...

Read more

Marka Cafe + Kitchen (a Review)

16-10-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Untuk mereka yang biasa ngafe atau duduk-duduk nongkrong sambil menikmati kopi pasti sudah kenal kafe yang satu ini. Saya juga tahu Marka cafe karena diajak partner saya ngobrol-ngobrol tukar pikiran...

Read more

Cafe Nanny's Pavillon (a Review)

27-07-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  "Do what you love, love what you do". Saya masih ingat sekali menggunakan kutipan itu untuk caption instagram saya waktu posting foto Nanny's Pavillon. Tapi benar ya, rasanya hari itu...

Read more

The Warung Kopi by Morning Glory (a Stor…

28-03-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Setengah ga nyangka dan setengah takjub juga begitu nemu kafe asyik kayak begini di wilayah Bandung Timur. Maklum sudah keburu kerekam di memori otak kalau kafe-kafe cozy adanya cuma di...

Read more

TERBARU - SELF EDUCATION

10 Tips Mengatasi Kesepian

05-12-2021 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Apakah kamu akhir-akhir ini merasa kesepian? Rasa sepi ini ga cuma hadir saat sendiri, tapi juga di tengah keramaian, atau bahkan saat bersama orang-orang terdekat. Ada sebuah rasa hampa yang...

Read more

Tentang Caranya Mengelola Waktu

11-08-2021 Jeffrey Pratama - avatar Jeffrey Pratama

  “Seandainya masih ada waktu...” Berani taruhan, diantara kita, pasti pernah berkomentar seperti di atas, atau yang mirip-mirip, minimal sekali seumur hidup. Waktu merupakan satu-satunya sumber daya yang tidak dapat diproduksi ulang. Apa...

Read more

Cara Membuat Perpustakaan Pribadi di Rum…

25-09-2020 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Perpustakaan sendiri punya kenangan yang mendalam di benak saya. Saya yakin teman-teman juga punya memori tersendiri ya tentang library. Baca juga "Arti Perpustakaan Bagi Para Pecinta Buku" Baca juga "Perpustakaan Luar...

Read more

The Five Things Your Website Should Incl…

17-08-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Website dan blog adalah portal wajib perusahaan masa kini. Penyebabnya tentu saja adalah kemajuan teknologi seperti internet dan gadget. Jaman sekarang memiliki bisnis tak harus memiliki bangunan fisik, cukup dengan...

Read more