Review Buku Padang Bulan (Dwilogi Padang Bulan #1) - Andrea Hirata
Judul : Padang Bulan
Dwilogi Padang Bulan #1
Penulis : Andrea Hirata
Disain Sampul : The Lovers, karya Budi Gugi
Penata Sampul : Kuswanto
Foto Sampul Luar : Dini Berry
Penata Aksara : Titis & Pritamaeni
Jenis Buku : Fiksi - Roman
Penerbit : Penerbit Bentang
Tahun Terbit : Cetakan Kelima belas, Mei 2018
Jumlah Halaman : 310 halaman
Dimensi Buku : 13 x 20.5 cm
Harga : Rp. 58.000
ISBN : 9786028811309
Sekelumit Tentang Isi
Novel Padang Bulan bermula dari kisah seorang gadis kecil berusia 14 tahun, Enong namanya, yang sangat gemar pada pelajaran bahasa Inggris, namun secara mendadak terpaksa harus berhenti sekolah dan mengambil alih seluruh tanggung jawab keluarga. Enong jatuh, bangun, jatuh lagi, dan bangun lagi. Kisah Enong tidak sekadar kisah sebuah keluarga yang sederhana, namun tentang impian seorang anak kecil, tentang keberanian menjalani hidup.
Sementara itu Ikal menjadi berantakan hidupnya karena tragedi cinta pertamanya dengan A Ling. Cemburu adalah perahu Nabi Nuh yang tergenang di dalam hati yang karam. Lalu, naiklah ke geladak perahu itu, binatang yang berpasang-pasangan: perasaan tak berdaya-ingin mengalahkan, rencana jahat-penyesalan, dan kesedihan-gengsi. Dengan dibantu sahabatnya yang detektif merangkap pelatih merpati, Ikal berjuang sekuat tenaga untuk merebut kembali cinta A Ling.
Cinta, akan membawa pelakunya pada kegilaan dan kesengsaraan yang tak terbayangkan. Cinta, adalah sebuah tempat di mana orang dapat menyakiti dirinya sendiri. Cinta, dapat pada seseorang, atau pada cinta itu sendri, dan keduanya mengandung bahaya yang tidak kecil." Halaman 265
Melalui pergolakan nasib seorang perempuan dan huru-hara kecemburuan, Andrea Hirata kembali memilih sudut yang tidak terduga untuk menampilkan kisah yang inspiratif tentang kegigihan karakter-karakter di dalam novelnya. Dengan menceritakan kisah Enong seperti sebuah epos, Andrea berhasil memperlihatkan kepada pembaca kekuatan-kekuatan besar yang tersembunyi di dalam diri manusia, kekuatan yang sering tidak disadari seseorang berada di dalam dirinya.
Seputar Fisik Buku dan Disainnya
Baik warna maupun ilustrasi gambarnya sangat saya sukai. Itu kemungkinan gambar merpati yang kerap digunakan Ikal berkomunikasi dengan sang detektif dalam cerita. Atau bisa juga kedua merpati itu menggambarkan cinta Ikal terhadap A Ling, toh merpati sudah sejak lama menjadi simbol romantisme. Atau tentu saja itu gambar burung punai kesukaan A Ling.
Mengapa buku ini diberi judul Padang Bulan tetap masih misteri bagi saya. Mungkin ada bagian yang terlewat saat membaca bukunya. Tapi Ikal memang suka merenung-renungi cintanya di pagi, siang maupun malam terang bulan. Dan puisi yang Ikal tulis untuk A Ling memang memasukkan kata Padang Bulan dalam syairnya. Mungkin ide judul dan gambar ilustrasi lingkaran besar serupa bulan berasal dari sana. Entahlah.
Ada ilustrasi gambar mirip pohon di awal buku.
Tokoh dan Karakter
Enong adalah gadis yang gigih berjuang, tak kenal menyerah, optimis, dan setia kawan.
Ikal, pemuda yang hancur hidupnya karena cinta. Sebentar rendah diri, lalu bersemangat kembali. Tak kenal putus asa memperjuangkan cintanya. Semoga keberuntungan ada padamu, Kal.
Jose Rizal, burung merpati milik M. Nur yang setia memfasilitasi korespondensi M. Nur dengan Ikal.
Detektif M. Nur, pemuda polos, tak tampan, gemar menyelidiki, memilih karir sebagai detektif di kampung, tidak pintar hanya kadang beruntung, sahabat setia Ikal.
Zinar, diduga kekasihnya A Ling, tampan, berbakat di berbagai bidang, punya toko sendiri, ramah disukai banyak orang.
Mungkin karena ini buku pertama dari dwilogi jadi ada kesan tokoh-tokoh yang ada di dalam dalam cerita muncul sepenggal-sepenggal. Contohnya tokoh A Ling yang tidak diceritakan asal mulanya, dan mendapat porsi yang sangat sedikit di dalam novel.
Sebaliknya deskripsi beberapa tokoh diceritakan dengan cukup detail dan unik. Misalnya,
Mari kuceritakan sedikit tentang Ichsanul Maimun bin Nurdin Mustamin padamu, kawan. Ia seumur denganku dan adalah tetanggaku. Badannya kecil. Maka, bolehlah ia disebut kontet. Kulitnya gelap, rambutnya keriting kecil-kecil. Alisnya hanya satu setengah. Maksudnya, setengah alis mata kirinya tak ada sebab terbakar ketika ia meniup karbit yang menyala di dalam dalam meriam bambu. Sisa alis itu hanya berupa bulu yang remang-remang. Kurasa semua itu akibat kualat pada guru ngaji di masjid.
Namun, alis satunya lebat sekali. Rahangnya seperti manusia Neanderthal. Matanya, sudah mata manusia modern meski agak juling. Namun, mata itu seperti mata anak kecil, jenaka sekali, dan selalu berbinar.
...
Halaman 49
Alur dan Latar
Alur cerita maju, dengan sudut pandang orang pertama. Konflik biasa tapi dibawakan dengan cara yang unik dan bahasa yang menarik sehingga secara total membuat novel ini enggan untuk dilepaskan begitu saja. Ending tertutup, tapi tentu saja sebenarnya berlanjut ke buku sekuelnya, Cinta di Dalam Gelas.
Cerita mengambil lokasi di kampung Melayu setempat, dengan rumah, sekolah, pasar, lokasi tambang timah, dan lain-lain. Deskripsi latar detail dan bisa menghadirkan suasana perkampungan Melayu yang khas. Ada Kampung Numpang Miskin, Pelabuhan Tanjung Pinong, Pasar Manggar, Toko Gula dan Tembakau, dan masih banyak lagi.
Namun, bangunan toko itu berbeda dengan toko kelontong orang Khek atau Hokian biasa. Ia lebih seperti kafe sederhana di luar negeri yang sering kulihat di gambar majalah-majalah traveling. Kusennya bagus. Daun jendelanya kaca gelap kecil segi empat dalam bingkai reng berwarna cokelat. Dudukan jendela sedikit menjorok ke depan. Di situ ditenggerkan pot-pot keramik berisi kembang sekulen dan ardisia.
Halaman 119
Yang menarik dan atau disuka dari Buku ini
Tulisan dalam bab pengantar menyimpan bagian yang menarik juga untuk dibaca. Sebenarnya nama Andrea Hirata berikut pencapaiannya sudah tidak asing untuk pembaca Indonesia. Saya setuju bahwa beliau adalah cultural novelist yang sekaligus periset sosial dan budaya. Penulis seperti beliau tak banyak jumlahnya, apalagi yang gaya menulisnya bisa disandingkan dengannya. Lucu juga ketika membaca deskripsi Andrea Hirata di bab pengantar yang ditulis oleh Chloe Meslin ini, tapi buku-buku Andrea Hirata memang kental dengan parodi, jadi kelucuan ini justru memperkuat perspektif saya akan novel Padang Bulan itu sendiri.
Novel-novel Andrea Hiraa setelah Tetralogi Laskar Pelangi adalah Dwilogi Padang Bulan, yaitu dua karya Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas, dengan urutan Padang Bulan terlebih dulu. Dwilogi itu meneguhkan Andrea Hirata sebagai cultural novelist sekaligus periset sosial dan budaya. Watak manusia yang penuh kejutan, sifat-sifat unik sebuah komunitas, parodi, dan cinta, ditulis dengan cara membuka pintu-pintu baru bagi pembaca untuk melihat budaya, diri sendiri, dan memahami cinta dengan cara yang tak biasa.
...
Kadang-kadang ia mengisi waktu dengan sukarela mengajar matematika dan bahasa Inggris untuk anak-anak kecil, dan sesekali keluar dari Pulau itu untuk menghadiri undangan festival buku dan film di luar negeri. Ia juga sering mencoba suaranya sebagai tukang azan di masjid. Selain itu, dia banyak melamun saja. Tapi, dari kejauhan ia melihat-lihat jika di kampung ada komidi putar. Naik komidi putar adalah hobinya dari dulu hingga sekarang
Chloe Meslin
Diterjemahkan oleh Paulina Tjai
Halaman xii
Seperti novel Ayah yang menyimpan duka dalam parodi kehidupan, novel Padang Bulan pun demikian. Episode kisah hidup Enong membuat saya sedih. Misalnya,
Buku ini untuk anakku, Enong
Kamus satu miliar kata.
Cukuplah untukmu sampai bisa menjadi guru bahasa
Inggris seperti Ibu Nizam.
Kejarlah cita-citamu, jangan menyerah, semoga
Sukses.
Tertanda,
Ayahmu
Enong terdiam, lalu ia menangis untuk sebuah alasan yang ia tidak mengerti.
Halaman 17
Pilihan kata yang digunakan begitu enak dibaca. Bukan cuma mengalir tapi juga rumit, unik, namun menarik. Misalnya,
Aku benci pada diriku karena tak bisa melupakan A Ling. Tapi, aku juga benci pada diriku sendiri karena membenci diriku sendiri yang tak bisa melupakan A Ling. Sungguh membingungkan keadaan ini. Aku dan kebencianku telah menjelma menjadi dua makhluk dengan kehendak masing-masing dan keduanya saling menyalahkan. Dengan terpaksa menempatkan diri, sebagai orang yang harus membenci diri sendiri karena mencintai seseorang, nilainya sama dengan rasa sesal sebesar kepala yang dibelesakkan ke dalam tenggorokan. Mengapa di dunia ini tak ada cara untuk menggurah cinta? Lalu, menggelontorkannya ke sungai.
Halaman 163
Perumpamaan yang dikemas dalam parodi menjadi salah satu gaya menulis Andrea Hirata yang saya sukai. Misalnya,
Bagiku, situasi dengan Bu Indri menjadi dilematis. Ia menarik. Daya tarik terbesarnya terletak pada keberaniannya untuk jujur. Di sisi yang lain, aku melihat diriku seperti seekor kucing yang malu-malu didekati ikan goreng. Kucing itu naik mimbar, lalu menyampaikan pidato penolakan. Andai kata Bu Indri datang dalam situasi yang berbeda, dan dalam hidupku tidak pernah ada perempuan bernama A Ling, aku takkan ambil tempo untuk mengakuisisinya.
Halaman 267.
Ada kutipan yang sama antara buku ini dengan buku Andrea Hirata lainnya. Membuat saya bertanya-tanya.
Dunia ini penuh dengan orang yang kita inginkan, tapi tak menginginkan kita, dan sebaliknya.
Halaman 239
Saya juga suka bagian puisi-puisinya.
Love walks on two feet just like a human being
It stands up on tiptoes of insanity and misery.
Halaman 264
Di bagian akhir buku, ada bonus Penggalan Cerita Cinta di Dalam Gelas yang merupakan buku sekuel Padang Bulan. Total ada 8 halaman.
Novel Padang Bulan mendapatkan rating yang tidak mencapai 4 di Goodreads. Orang-orang menyukai novel ini, menyukai sisi humornya, pesan cerita yang dibawa karakternya, tapi juga mengritisi kelemahan alur cerita dan tokoh-tokohnya. Tidak 'wah', Padang Bulan 'bagus tapi biasa'.
Saya yang kebetulan penggemar karya-karya Andrea Hirata sebenarnya agak terkejut juga begitu mengecek rating buku Padang Bulan di Goodreads yang ternyata tidak mencapai 4. Buku ini bagi saya sangat menghibur, lucu, tapi punya pesan melalui karakter tokohnya, terutama Enong. Saya setuju jika tokoh A Ling sangat sedikit dibahas latar belakangnya, tapi ekspektasi saya pada novel ini memang tidak begitu banyak mengingat ini buku dwilogi. Alur ceritanya yang ringan tapi membingungkan saya anggap telah menjadi gaya Andrea Hirata yang menyimpan semuanya untuk dirangkaikan di akhir kisah. Kalimatnya yang terkadang 'lucu tapi berlebihan' juga sudah menjadi ciri khas penulis yang satu ini. Setidaknya lewat Padang Bulan, saya menemukan sebuah kisah cinta yang sebenarnya penuh derita, tapi herannya bisa diparodikan, bisa dilihat dari dari sudut pandang yang berbeda dari novel-novel romance kebanyakan.
Siapa Andrea Hirata
Andrea Hirata adalah pemenang pertama penghargaan sastra New York Book Festival 2013, untuk The Rainbow Troops, Laskar Pelangi edisi Amerika, Penerbit Farrar, Straus & Giroux, New York, kategori general fiction, dan pemenang pertama Buchawards 2013, Jerman, untuk Die Regenbogen Truppe, Laskar Pelangi edisi Jerman, Pnerbit Hanser, Berlin. Dia jga pemenang seleksi short story majalah sastra terkemuka di Amerika, Washingtong Square Review, New York University, edisi winter/spring 2011 untuk short story pertamanya Dry Season. Tahun 2015 dia dianugerahi gelas Doktor Honoris Causa di bidang sastra oleh University of Warwick, UK, dan tahun 2017 menerima penghargaan budaya dari pemerintah Prancis untuk karyanya Les Guerriers de L’arc-en-ciel (Laskar Pelangi edisi Prancis, Penerbit Mercure de France). Laskar Pelangi telah diadaptasi dalam bentuk film, musikal, lagu, serial TV dan koreografi oleh CityDance Company, Washingtong, D.C., dilayarkan di Berlinalle dan Smithsonian.
Sejak tahun 2010, secara mandiri Hirata mempromosikan minat baca, minat menulis, dan mendirikan museum sastra pertama dan satu-satunya di Indonesia, Museum Kata Andrea Hirata di Belitong.
Novel karyanya
- Laskar Pelangi (2005)
· Sang Pemimpi (2006)
· Edensor (2007)
· Maryamah Karpov
· Padang Bulan & Cinta di Dalam Gelas (2010)
· Sebelas Patriot (2011)
· Laskar Pelangi Song Book (2012)
· Ayah (2015)
· Sirkus Pohon (2017)
Penghargaan
· Pemenang BuchAwards Jerman 2013
· Pemenang Festival Buku New York 2013 (general fiction category)
· Honorary Doctor of Letters (Hon DLitt) dari Universitas Warwick 2015
Padang Bulan mendapatkan rating 3.82 di Goodreads.
Rekomendasi
Saya rekomendasikan novel ini kepada pecinta karya Andrea Hirata yang menyukai genre roman bergaya Melayu dengan tokoh-tokoh dan kehidupan masyarakat biasa. Alur ceritanya maju dengan sudut pandang orang pertama - Ikal. Tokoh-tokohnya sebagian diceritakan dengan detail, membawa pesan dan berkarakter, tapi ada juga yang hanya seperti lewat sepintas. Konfliknya biasa, hanya gaya berceritanya yang unik dan penuh parodi - jika tidak bisa disebut ironi - yang membuat novel ini sangat menarik untuk disimak. Latarnya yang bernuansa Melayu terasa kental. Sebagai buku pertama dari dwilogi, ada baiknya tidak berekspektasi banyak pada alur cerita, karena mungkin kejutan memang disiapkan di buku lanjutannya, yakni Cinta di Dalam Gelas.
Jika Anda suka dan merasa mendapatkan manfaat dari konten di blog Dipidiff.com, sekarang Anda bisa mendukung pengembangan blog ini dengan mendonasikan uang mulai dari seribu rupiah atau mempertimbangkan untuk mendukung rutin per bulannya. Terimakasih.
Donasi dapat ditransfer ke:
BCA 740 509 5645
Konfirmasi transfer ke DM Instagram @dipidiffofficial
-------------------------------------------------------------------------
Dipidiff.com adalah sebuah media edukasi yang menginspirasi melalui beragam topik pengembangan diri, rekomendasi buku-buku, dan gaya hidup yang bervibrasi positif.
Diana Fitri, biasa dipanggil Dipi, adalah seorang ibu yang gemar berkebun, dan rutin berolahraga. Gaya hidup sehat dan bervibrasi positif adalah dua hal yang selalu ia upayakan dalam keseharian. Sambil mengasuh putra satu-satunya, ia juga tetap produktif dan berusaha berkembang secara kognitif, sosial, mental dan spiritual.
Lulusan prodi Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran, Dipi lalu melanjutkan studi ke magister konsentrasi Pemasaran, namun pekerjaannya justru banyak berada di bidang edukasi, di antaranya guru di Sekolah Tunas Unggul, sekolah kandidat untuk International Baccalaureate (IB), dan kepala bagian Kemahasiswaan di Universitas Indonesia Membangun. Setelah resign tahun 2016, Dipi membangun personal brand Dipidiff hingga saat ini.
Sebagai Certified BNSP Public Speaker dan Certified BNSP Trainer, serta certified IALC coach, Dipi diundang oleh berbagai komunitas dan Lembaga Pendidikan untuk berbagi topik membaca, menulis, mereviu buku, public speaking, dan pengembangan diri, misalnya di Kementrian Keuangan, Universitas Negeri Semarang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, BREED, Woman Urban Book Club, Lions Clubs, Bandung Independent School, The Lady Book Club, Buku Berjalan.id, SMAN 24 Bandung, SMAN 22 Bandung, dan lain-lain. Dipi juga pemateri rutin di platform edukasi www.cakap.com . Dipi meng-coaching-mentoring beberapa remaja dan dewasa di Growth Tracker Program, ini adalah program pribadi, yang membantu (terutama) remaja dan dewasa muda untuk menemukan passion dan mengeluarkan potensi mereka.
Berstatus bookblogger, reviu-reviu buku yang ia tulis selalu menempati entry teratas di halaman pertama mesin pencari Google, menyajikan ulasan terbaik untuk ribuan pembaca setia. Saat ini Dipi adalah brand ambassador untuk Periplus Bandung dan berafiliasi dengan Periplus Indonesia di beberapa event literasi. Dipi juga menjadi Official Reviewer untuk Republika Penerbit dan berpartner resmi dengan MCL Publisher. Kolaborasi buku-bukunya, antara lain dengan One Peach Media, Hanum Salsabiela Rais Management, KPG, Penerbit Pop, Penerbit Renebook, dan Penerbit Serambi. Reviu buku Dipi bisa dijumpai di www.dipidiff.com maupun Instagram @dipidiffofficial. Dipi host di program buku di NBS Radio. Dulu sempat menikmati masa dimana menulis drop script acara Indonesia Kemarin di B Radio bersama penyiar kondang Sofia Rubianto (Nata Nadia). Podcast Dipi bisa diakses di Spotify DipidiffTalks.
Let's encourage each other to shape a better future through education and book recommendation.
Contact Dipidiff at DM Instagram @dipidiffofficial
TERBARU - REVIEW BUKU
Review Buku Fourth Wing - Rebecca Yarros
14-09-2023 Dipidiff

An Instant New York Times BestsellerA Goodreads Most Anticipated Book Judul : Fourth Wing (The Empyrean, 1) Penulis : Rebecca Yarros Jenis Buku : Epic Fantasy, Romantic Fantasy, Sword & Sorcery Fantasy Penerbit : Piatkus, an...
Read moreReview Buku The Quiet Tenant - Clémence …
23-08-2023 Dipidiff

National Best Seller One of The Most Anticipated Novels of 2023 GMA Buzz Pick A LibraryReads #1 Pick One of The Washington Post’s Notable Summer Books 2023One of Vogue’s Best Books of 2023One of Goodreads’s Most Anticipated Books...
Read moreReview Buku The Only One Left - Riley Sa…
23-07-2023 Dipidiff

Editor's Pick Best Mystery, Thriller & Suspense The Instant New York Times Bestseller Named a summer book to watch by The Washington Post, Boston Globe, USA Today, Oprah, Paste, Country Living, Good Housekeeping, and Nerd Daily Judul...
Read moreReview Buku Helium Mengelilingi Kita - Q…
14-06-2023 Dipidiff

Judul : Helium Mengelilingi Kita Penulis : Qomichi Jenis Buku : Sastra Fiksi, Coming of Age Penerbit : MCL Publisher Tahun Terbit : Maret 2023 Jumlah Halaman : 246 halaman Dimensi Buku : 14 x 20,5...
Read more