0

Review Buku Sabai - Akmal Nasery Basral

Published: Monday, 11 April 2022 Written by Dipidiff

 

 

Judul : Sabai

Penulis : Akmal Nasery Basral

Jenis Buku : Sastra Fiksi

Penerbit : MCL Publisher

Tahun Terbit : 2022

Jumlah Halaman : 316  halaman

Dimensi Buku : 13 x 19 cm

Harga : Rp. 99.000 *harga sewaktu-waktu dapat berubah

ISBN : 978-623-5915-01-2

Softcover

Tersedia di Tokopedia MCLPublisher

 

 

 

Sekelumit Tentang Isi

Sabai Rangkayo Sunwoo lahir dan menghabiskan masa kanak-kanak di Seoul, Korea Selatan, sebagai anak tunggal pasangan Korea (ayah) dan Minangkabau (ibu). Setelah itu dia pindah ke Jakarta dan menjalani profesi sebagai model remaja. Perkembangan karier membawanya tinggal di Singapura.

Tumbuh di tengah arus global multikultural yang deras membuatnya gamang dalam menentukan identitas. Orang Koreakah dia? Atau Minang?

Perjalanan nasib mempertemukannya dengan Dayon (Jems Boyon) yang membuat arah hidupnya lebih jelas, namun tetap menyisakan rahasia kehidupan yang tak mudah dimengerti, bahkan oleh dirinya sendiri.

Sumber : MCL Publisher

 

Rekomendasi

Saya rekomendasikan novel ini untuk pembaca yang mencari buku fiksi dengan topik kehidupan tokoh dari dua budaya negara berbeda, khususnya Korea Selatan dan Indonesia. Kisahnya berdrama tapi dijaga tetap ringan. Mengalir dan ada humornya sedikit-sedikit, plus sedikit bumbu horor. Sarat pengetahuan berupa detail informasi lokasi, makanan, pakaian, baik lokal maupun Korsel. Ada plot twistnya. Endingnya somehow bikin kita penasaran, ingin lanjut ke buku berikutnya.

 

 

This Book Review Might Have Spoiler!

 

Tokoh dan Karakter

Sabai Rangkayo Sunwoo

Dayon

Dayangku Bestari

Profesor Han Sunwoo

Mak Lintangsari

Miss Mary

Pearl

Lakshmi

Uni Peni

Tante Sastri

Ferdy

Sergio

 

Cukup banyak tokoh yang ada dalam cerita, tapi tokoh utama kita kali ini tentu saja Sabai, wanita cantik keturunan Minang dan Korsel. Karakternya heroine, punya jiwa pembela kebenaran dan hati yang cenderung pada Islam, meski sempat tergoda juga karena pengaruh lingkungan model dan tekanan sosial. Saya cukup jelas menangkap permainan misteri karakter Sabai, karena digambarkan positif di awal dan di ujung berakhir gamang. Benarkah Sabai sebaik itu... hmmm... Katanya Tuhan adil, wanita cantik, sukses, pintar, mestinya ada kelemahannya, seperti tokoh Disorder si dokter cantik di novel uda Akmal yang lain. Dan terbukti di akhir cerita, Sabai cukup bikin kesel, yahhh teman-teman baca sendiri bukunya ya, dan rasakan sensasinya :D.

Saya masih menunggu Dayon di buku ini. Entahlah, meski tahu ini buku Sabai, tapi saya ga lupa sama Dayon (sejauh ini memang favorit saya masih tetap Dayon sih hehe). Untuk kalian yang punya harapan sama, sudah saja kandaskan ekspektasi itu karena di sini Dayon dapat porsi sedikit saja, meski tetap ada di berbagai adegan di sana sini. Sebagai gantinya ada kisah Dayang, ibunya Sabai, yang diceritakan. Dayang tokoh wanita yang kuat demi anak. Ujian hidupnya berat, tapi dia terus bertahan sampai akhir. Lalu untuk yang pengen tahu seperti apa sih ayahnya Sabai yang orang Korea, ada juga sedikit cerita tentang Profesor Sunwoo ketika awal bertemu dengan Dayang lalu jatuh cinta. Romantiskah seperti kisah-kisah Drakor? Ahh kalian harus baca sendiri novelnya ya.

 

Deskripsi fisik Prof. Sunwo, yuk di cek. Saya kutipkan dari bukunya, lumayan detail ya. Bisalah saya imajinasikan dalam benak saya. Fix dia ga ganteng kayak Hyun Bin, tapi yang pasti karismatis katanya.

Wajahnya tak setampan model atau aktor, tetapi karismatis. Garis-garis wajahnya serba tegas dengan rahang persegi yang keras. Ketika dilihatnya untuk kedua kali, lelaki itu sedang menyeka lensa kacamatanya.

Halaman 42

 

Alur dan Latar

Alur kombinasi maju mundur dengan latar yang juga berpindah pindah. Pov orang ketiga. Novel Sabai memang cukup menantang dari sisi alur dan pov, bahkan latarnya otomatis suka berpindah-pindah lokasi juga. Sama sekali tidak membosankan namun jalan cerita tetap terjaga ringan dan mengalir.

Ending terbuka, semacam masih menyisakan misteri kehidupan Sabai, harusnya ada buku lanjutannya kalo menurut saya.

Latar cerita mayoritas di Seoul, Bukittinggi, dan pernah di Jakarta juga saat Dayang dan Sabai baru kembali dari Seoul. Suasananya terbangun dengan baik. Berasa ikut berada di tempat-tempat yang dikunjungi tokoh cerita. Tapi ini aneh, lokasi paling lekat dalam ingatan saya justru rumah kontrakan kecil yang ditinggali Dayang dan Sabai di Jakarta. Mungkin itu karena efek penguatan dari adegan si Slamet Jali Jali yang kocak di bab yang bersangkutan plus makanan ketoprak yang lewat depan rumah kontrakan. Personally, saya memang 'favoritkan' hal-hal berunsur lokal dari kalangan masyarakat biasa. Anyway, di bawah ini saya kutipkan penggalan deskripsi Pasar Malam Dongdaemun di Korsel sana, aslinya baca ini bikin saya pengen bisa ke sana juga suatu hari nanti.

Usai penampilan di Universitas Nasional yang sukses, Puti mengajak anggota tim menjelajahi Pasar Malam Dongdaemun di kawasan Jung-gu. Kawasan ini memiliki lebih dari 20 pusat perbelanjaan (mall), 30.000 toko dan lapak pinggir jalan yang menjual lebih dari 50.000 jenis produk dari tekstil dan busana, sepatu, tas kulit beragam ukuran, mainan anak-anak, barang elektronik, buku, dan aneka jenis makanan. Terdapat juga panggung-panggung luar ruang tempat peragaan busana, konser musik, pembacaan puisi dan pertunjukan lainnya. Pendeknya, Dongdaemun adalah surga para pelancong dengan dana terbatas di kantong.

Halaman 15

 

Yang menarik dan atau disuka dari Buku ini

Teman-teman sukakah pada novel yang menonjolkan budaya lokal? Kalo saya suka sekali, karena lewat cerita yang disajikan, wawasan saya jadi bertambah. Harus diakui saya bukan tipe yang sangat tertarik membaca buku nonfik topik tersebut, jadi menyimak versi novelnya adalah jalan ninja saya 😊.

Sejak novel Dayon saya rasanya jatuh hati pada karya Uda Akmal karena beliau memasukkan dengan padu begitu banyak unsur budaya Minang. Rasanya seperti menemukan seorang lagi Andrea Hirata tapi dengan style yang beda. Tokoh Dayon begitu mewakili orang kebanyakan sekaligus menginspirasi 'kami-kami ini' 'yang orang kebanyakan ini' untuk punya cita-cita tinggi, percaya diri, dan bekerja keras mewujudkan asa dan cita.

Di Sabai saya masih menemukan budaya Minang juga, ada bahasanya, ada tempat-tempatnya, makanannya, dan lain sebagainya. Meski pendalaman dari sisi karakter - yang orang Minang banget - buat saya masih samar, namun sebagai gantinya ada budaya Korea yang ditawarkan di buku ini, yakni ada lokasi-lokasi yang menarik, makanan dan bahasa, serta sedikit cara berpikir orang sana misalnya terkait pemberian ASI dan pengasuhan anak. Saya memang berharap banyak sisi benturan budayanya menjadi bagian drama paling kuat di buku ini, tapi rupanya fokus lebih dikonsentrasikan di berbagai episode kehidupan Sabai yang lain. 

Oh iya, jangan sampai terlupakan, karena buku ini juga punya bumbu horor, mirip Dayon yang punya Iip Ina, Sabai punya gumiho. Sebuah selipan yang menarik dan bikin fresh, sejauh ini saya tangkap fungsinya murni sebagai bumbu cerita yang dijalin uda Akmal dengan cermat hingga akhir karena rangkaiannya akan tetap kita temukan sampai menjelang ending cerita.

 

As always, dari semua buku Akmal Nasery  Basral yang sudah saya baca, gaya dan kekuatan karya beliau adalah di penyelipan detail beragam fakta, entah itu berkaitan dengan tempat tertentu, makanan, atau pakaian. Sebab itulah saya menyebut karya-karya beliau sebagai novel yang kuat pesan edukasinya, tidak hanya karena menggarisbawahi pesan hikmah tokoh cerita. Contohnya, bisa disimak sendiri di bawah ini tentang Tari Pasambahan dan baju batabue.

Keceriaan musim semi semakin kental terasa di dalam Auditorium Universitas Nasional Seoul. Kursi penonton penuh terisi. Mata dan telinga mereka tertuju ke panggung, tempat nada pentatonik riang talempong Minang - bonang dalam gamelan Jawa - bercampur bisik lirih puput serunai dan embusan saluang, suling bambu, yang membuai menghipnotis ke alam magis nan eksotis.

Panorama bunyi yang dinamis itu mengiringi gerakan lincah sembilan penari perempuan membawakan Tari Pasambahan yang biasa dibawakan di awal acara adat. Kepala para dara penari berhias tingkuluak tanduak, hiasan dari kain songket berbentuk tanduk kerbau lambang Minangkabau. Tubuh mereka yang mekar berkembang tersembunyi sempurna di balik baju batabue, lambak, dan selempang.

Baju batabue adalah baju kurung dengan taburan pernik benang emas. Baju ini terdiri dari empat warna dominan, yaitu merah dan lembayung - serta warna biru dan hitam yang dipakai penari lelaki di belakang panggung yang menunggu giliran tampil. Lambak adalah pakaian bawahan dalam bentuk sarung kain songket, bahan yang sama untuk selempang yang disampirkan di pundak. Selain itu dukuah (kalung), gelang, dan cincin tradisional juga mereka kenakan untuk mempercantik penampilan. 

Halaman 9

 

Kalo ga nyinggung-nyinggung musik kayaknya kurang afdol untuk tulisan uda Akmal, ya ga sih? Ga tau juga ya, karena saya belum baca semua karyanya, tapi setelah Te O Toriatte saya jadi sadar kalo buku-buku uda selalu memasukkan musik dengan cukup kentara. Di Sabai ada Billie Jean dan M.J. Dugaan saya sih ini karena latar uda Akmal yang pendiri dan pimred majalah musik. Sebuah buku umumnya jadi unik tulisannya mengikuti pengalaman real dan skill lain di luar urusan kepenulisan penulisnya.

Sebuah band akustik sedang membawakan lagu "Billie Jean" dari Michael Jackson. Sang vokalis mengenakan kostum yang mirip dengan busana panggung sang legendaris. Dia juga melakukan gerakan moonwalk ciri khas M.J. Moonwalk adalah ilusi optik karena penari terlihat melangkahkan kaki ke depan, namun tubuhnya bergerak mundur ke belakang.

"Anak muda Korea sedang tergila-gila Billie Jean dan moonwalk," ujar Han-gyeol. "Saya juga belajar tapi belum lancar. Bagi kalian sebagai penari pasti ngga susah ya?"

"Saya belum pernah coba," Reno memperhatikan langkah kaki vokalis yang kembali mendemonstrasikan langkah ajaib seraya melantunkan suaranya mengimitasi vokal M.J. "Billie Jean is not my lover/She s just a girl who claims that I am the one/The baby is not my son."

Halaman 20

 

Nah, buat kita sesama pecinta buku pasti familiar dengan kalimat 'buku yang bikin lapar'. Ayo para pecinta makanan, yang kayak saya - doyan mamam tapi cita-citanya kurus - ayo kumpul baca novel Sabai, karena di sini ada adegan makan berikut deskripsi detail menunya. Menu Korea ada, misalnya kongguksu, budae jjigae, dll.

Mereka berlima duduk di satu tempat makan yang merupakan bagian dari barisan kedai kuliner penuh pengunjung. Han-gyeol memesan dua porsi kongguksu dan dua porsi memil guksu bagi para cewek. "Kongguksu ini gabungan mie somyeon dari gandum yang dibuat tipis dengan kaldu susu kedelai ditambah wijen dan kacang-kacangan. Topping dari irisan mentimun atau tomat. Bisa ditambah es batu kalau mau yang dingin. Kalau memil guksu adalah mie soba dengan telur, daun bawang, rumput laut, direbus dalam kaldu dan ditambahkan jus lemon. Disajikan dengan arak beras yang enak."

Untuk dirinya sendiri Han-gyeol memesan budae jjigae. "Ini rebusan kaldu rumput laut, ikan teri, kimchi, kacang panggang, mie ramen, mie kentang, kue beras dan tahu. Termasuk hidangan baru karena diciptakan sesudah Perang Korea. Saat itu daging segar langka, maka warga menyelundupkan daging kaleng milik tentara AS yang mereka olah dengan bahan-bahan lokal,' paparnya. "Makanan ini disebut juga rebusan tentara."

"Kelihatannya enak," Reno tanpa permisi menyendok isi mangkuk Han-gyeol. Makanan berpindah ke dalam mulutnya dan ditelan cepat. "Memang enak!" pujinya mengacungkan jempol.

Halaman 23

Yang lokal juga ada, kayak ketoprak dan katupek gulai.

Mak Kirai menyiapkan sarapan katupek gulai yang diguyur kuah aneka rempah dengan campuran nangka, kacang panjang, dan daun pakis ditambah rendang serta taburan kerupuk merah. Menu sarapan lainnya adalah pisang kapik, pisang batu yang dibakar dengan bara api sampai empuk sebelum dijepit hingga pipih. Setelah itu ditabur kelapa parut dengan gula aren.

Halaman 64

 

Pengen banget bisa lebih banyak menyimak bagian-bagian syahdu dan bijak seperti yang saya kutipkan di bawah ini. Sebab rasanya masuk ke dalam hati dan jadi ikut berkontemplasi.

Terngiang di telinganya pesan sang ayah saat pekan lalu mengantar ke bandara Tabing pekan lalu. "Semua tempat adalah sekolah. Semua orang adalah guru. Selalu ada yang bisa kau pelajari di mana saja, dari siapa saja, Day."

Dayang terperenyak.

Benaknya menampilkan ulang adegan penyanyi Korea imitator Michael Jackson yang menampilkan tarian moonwalk. Jangan-jangan Reno dan Puan adalah contoh orang-orang yang melakukan gerakan itu dalam kehidupan nyata: terlihat berjalan maju ke depan, tetapi sebenarnya sedang bergerak mundur ke belakang.

Halaman 31

 

Pas kiranya kalo buku uda Akmal selalu ada sentilan terhadap pemerintah atau perpolitikan skala internasional mengingat uda itu dulu seorang wartawan senior. Kalo di Disorder ada sentilan ke WHO, di sini soal pemerintah yang 'ngutang'. Cakep bangettt. 

"Biarin!" jawab Obet enteng. "Lu pada ngga nonton teve apa?"

"Apa hubungannya sama teve?" tanya Kipli dan Jali bingung.

"Negara kita aja banyak ngutang ke negara lain lu nggak ribut, kenapa gue ngutang cilok doang lu ributin? Pejabat dong lu kritik. Pada songong lu!"

Halaman 194

 

Personally, ada salah satu bagian dalam novel yang saya ingat banget, sepele sebenarnya, ini karena my beloved son memainkan permainan ini juga dengan teman-temannya. Rupanya itu permainan anak-anak Korea. Luar biasa ya memang strategi syiar budaya mereka itu, karena anak saya memainkan versi Korea bukan lokal. Dulu waktu saya kecil saya juga main permainan ini. Ada yang inget ga kalo di kita nama permainannya apa?

"Anak-anak, hari ini kita akan bermain permainan tradisional rakyat Korea 'bunga mugunghwa sedang berkembang,' atau dalam bahasa Korea disebut mugunghwa kkoci pieot seumnida," ujar Miss Mary dalam bahasa Inggris kepada murid-murid TK International Seoul. "Di negara berbahasa Inggris permainan ini disebut Red Light, Green Light, 1 ,2 ,3 atau Red Light, Green Light saja. Ada yang tahu permainan ini atau namanya di negara kalian?"

Halaman 84

footnote: Mugunghwa Kkoci Pieot Seumnida ("bunga mugunghwa sedang berkembang") adalah salah satu permainan anak-anak yang populer di Korea Selatan.

Buat yang sudah baca novel Dayon, di buku ini akan terasa sekali pertaliannya karena akan ada adegan yang sama-sama diceritakan di kedua novel, hanya beda POVnya. Bisa nebak ga adegan yang mana? :D. Lalu, buat kalian yang belum baca Dayon, ga usah khawatir, karena di novel ini akan disinggung sedikit-sedikit kisah di buku Dayon sehingga kita jadi paham konteksnya.

 

Menurut saya, Sabai adalah novel fiksi sastra yang ringan dan menghibur tanpa kehilangan muatan pesan moral dan sisi edukasinya. Sekali lagi, kekuatan detail informasi fakta menjadikan novel ini beda dengan buku lainnya, meski buat kalian yang kurang suka ada kemungkinan si cerita jadi kurang mendalam karena bobot info yang banyak itu.

Melalui Sabai para pembaca akan mengenal konflik yang muncul karena benturan dua budaya, korsel - indonesia, tanpa harus merasakan emosi yang terkuras sebegitu dalamnya. Not for you kalo mencari cerita dengan karakter dan konflik yang super mendalam emosional pelan. Apalagi di sini ada sisi humor yang sering diselipkan di dalam dialog tokoh, menjauhkan kita dari mood yang mendung kelabu.

Mungkin karena saya seorang ibu, tokoh yang menurut saya banyak membawakan pesan cerita adalah Dayangku. Dia profil single parent, cerai dua kali, ditinggal meninggal satu kali. Depresi berat satu kali. Hidup sendiri jauh dari keluarga di Korsel dalam situasi yang tidak mendukung. Pernah pula bertengkar hebat dengan anak dan berpisah lama. Kalo saya yang jadi Dayangku, entahlah, apa kabar kewarasan? Barangkali sudah tidak ada.

Novel ini juga membuat saya merenungkan beragam mitos dan mistis yang kemudian dengan kemajuan kecanggihan ilmu dan teknologi bisa dijelaskan secara ilmiah. Atau tentang banci ngamen yang better than ngemis karena masih mau berusaha ngamen, atau tentang Sergio yang gay, atau soal memperbolehkan berdusta untuk menutupi aib wanita. Yang terakhir sudah pernah tau dari kisah islami lainnya. Btw, di buku ini memang ada pesan-pesan nilai agama Islam ya teman-teman.

Lalu apa pesan hikmah tokoh Sabai? Hmmm... kerja keras, sedia belajar dari kesalahan, dan makhluk cantik itu ada ujian hidupnya juga :D. Saya tunggu buku lanjutannya dulu deh supaya bisa dapetin gambaran tokoh Sabai yang lebih lengkap.

 

Siapa Akmal Nasery Basral

Sabai adalah karya ke-23 Akmal Nasery Basral, penulis yang pernah menjadi wartawan Gatra dan Tempo serta pendiri dan pemimpin redaksi majalah musik MTV Trax. Karya-karyanya yang lain adalah: Imperia (2005), Ada Seseorang di Kepalaku yang Bukan Aku (2006), Nagabonak Jadi 2 (2007), Sang Pencerah (2010), Presiden Prawiranegara (2011), Batas: Antara Keinginan dan Kenyataan (2011), Simfoni Untuk Negeri (non-fiksi, 2011), Anak Sejuta Bintang (2012), Tadarus Cinta Buya Pujangga (2013), Napoleon dari Tanah Rencong (2013), Trilogi Imperia (Ilusi Imperia, 2014, Rahasia Imperia, 2014, Coda Imperia, 2018), Dilarang Bercanda dengan Kenangan (2018), Te o Toriatte (2019), Setangkai Pena di Taman Pujangga (2020), DIlarang Bercanda dengan KEnangan 2: GItasmara Semesta (2020), Putik Safron di Sayap Izrail (2020), Disorder (2020), Kincir Waktu (2021).

Penulis tinggal di Cibubur bersama istri dan ketiga putri mereka.

Sumber: Buku Sabai

 

 

 

 

Jika Anda suka dan merasa mendapatkan manfaat dari konten di blog Dipidiff.com, sekarang Anda bisa mendukung pengembangan blog ini dengan mendonasikan uang mulai dari seribu rupiah atau mempertimbangkan untuk mendukung rutin per bulannya. Terimakasih.

Donasi dapat ditransfer ke:

BCA 740 509 5645

Konfirmasi transfer ke DM Instagram @dipidiffofficial

 

-------------------------------------------------------------------------


 

Dipidiff.com adalah sebuah media edukasi yang menginspirasi melalui beragam topik pengembangan diri, rekomendasi buku-buku, dan gaya hidup yang bervibrasi positif.

Diana Fitri, biasa dipanggil Dipi, adalah seorang ibu yang gemar berkebun, dan rutin berolahraga. Gaya hidup sehat dan bervibrasi positif adalah dua hal yang selalu ia upayakan dalam keseharian. Sambil mengasuh putra satu-satunya, ia juga tetap produktif dan berusaha berkembang secara kognitif, sosial, mental dan spiritual.

Lulusan prodi Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran, Dipi lalu melanjutkan studi ke magister konsentrasi Pemasaran, namun pekerjaannya justru banyak berada di bidang edukasi, di antaranya guru di Sekolah Tunas Unggul, sekolah kandidat untuk International Baccalaureate (IB), dan kepala bagian Kemahasiswaan di Universitas Indonesia Membangun. Setelah resign tahun 2016, Dipi membangun personal brand Dipidiff hingga saat ini.

Sebagai Certified BNSP Public Speaker dan Certified BNSP Trainerserta certified IALC coach, Dipi diundang oleh berbagai komunitas dan Lembaga Pendidikan untuk berbagi topik membaca, menulis, mereviu buku, public speaking, dan pengembangan diri, misalnya di Kementrian Keuangan, Universitas Negeri Semarang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, BREED, Woman Urban Book Club, Lions Clubs, Bandung Independent School, The Lady Book Club, Buku Berjalan.id, SMAN 24 Bandung, SMAN 22 Bandung, dan lain-lain. Dipi juga pemateri rutin di platform edukasi www.cakap.com . Dipi meng-coaching-mentoring beberapa remaja dan dewasa di Growth Tracker Program, ini adalah program pribadi, yang membantu (terutama) remaja dan dewasa muda untuk menemukan passion dan mengeluarkan potensi mereka. 

Berstatus bookblogger, reviu-reviu buku yang ia tulis selalu menempati entry teratas di halaman pertama mesin pencari Google, menyajikan ulasan terbaik untuk ribuan pembaca setia. Saat ini Dipi adalah brand ambassador untuk Periplus Bandung dan berafiliasi dengan Periplus Indonesia di beberapa event literasi. Dipi juga menjadi Official Reviewer untuk Republika Penerbit dan berpartner resmi dengan MCL Publisher. Kolaborasi buku-bukunya, antara lain dengan One Peach Media, Hanum Salsabiela Rais Management, KPG, Penerbit Pop, Penerbit Renebook, dan Penerbit Serambi. Reviu buku Dipi bisa dijumpai di www.dipidiff.com maupun Instagram @dipidiffofficial. Dipi host di program buku di NBS Radio. Dulu sempat menikmati masa dimana menulis drop script acara Indonesia Kemarin di B Radio bersama penyiar kondang Sofia Rubianto (Nata Nadia). Podcast Dipi bisa diakses di Spotify DipidiffTalks.

Let's encourage each other to shape a better future through education and book recommendation.

Contact Dipidiff at DM Instagram @dipidiffofficial

 

 

 

TERBARU - REVIEW BUKU

Review Buku Fourth Wing - Rebecca Yarros

14-09-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

  An Instant New York Times BestsellerA Goodreads Most Anticipated Book Judul : Fourth Wing (The Empyrean, 1) Penulis : Rebecca Yarros Jenis Buku : Epic Fantasy, Romantic Fantasy, Sword & Sorcery Fantasy Penerbit : Piatkus, an...

Read more

Review Buku The Quiet Tenant - Clémence …

23-08-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

  National Best Seller One of The Most Anticipated Novels of 2023 GMA Buzz Pick A LibraryReads #1 Pick One of The Washington Post’s Notable Summer Books 2023One of Vogue’s Best Books of 2023One of Goodreads’s Most Anticipated Books...

Read more

Review Buku The Only One Left - Riley Sa…

23-07-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

    Editor's Pick Best Mystery, Thriller & Suspense The Instant New York Times Bestseller Named a summer book to watch by The Washington Post, Boston Globe, USA Today, Oprah, Paste, Country Living, Good Housekeeping, and Nerd Daily Judul...

Read more

Review Buku Helium Mengelilingi Kita - Q…

14-06-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Judul : Helium Mengelilingi Kita Penulis : Qomichi Jenis Buku : Sastra Fiksi, Coming of Age Penerbit : MCL Publisher Tahun Terbit : Maret 2023 Jumlah Halaman :  246 halaman Dimensi Buku : 14 x 20,5...

Read more

TERBARU - REVIEW CAFE & RESTORAN

Starbucks Jatinangor (a Story)

25-09-2023 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Teman-teman sering menghabiskan waktu di Starbucks? Saya tidak. Alasan utama saya tidak sering ke Starbucks karena cafe kopi yang satu ini memang tidak ada di wilayah sekitar rumah saya. Tapi sekarang...

Read more

Kalpa Tree di Ciumbuleuit Bandung (a Sto…

11-08-2022 Dipidiff - avatar Dipidiff

Airy, stylish international restaurant with glass walls, plants & wine, plus a pool & garden.   Baru kemarin, Rabu tanggal 10 Agustus 2022 saya ke Kalpa Tree dalam rangka meeting. Sebenarnya ini...

Read more

Marka Cafe + Kitchen (a Review)

16-10-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Untuk mereka yang biasa ngafe atau duduk-duduk nongkrong sambil menikmati kopi pasti sudah kenal kafe yang satu ini. Saya juga tahu Marka cafe karena diajak partner saya ngobrol-ngobrol tukar pikiran...

Read more

Cafe Nanny's Pavillon (a Review)

27-07-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  "Do what you love, love what you do". Saya masih ingat sekali menggunakan kutipan itu untuk caption instagram saya waktu posting foto Nanny's Pavillon. Tapi benar ya, rasanya hari itu...

Read more

The Warung Kopi by Morning Glory (a Stor…

28-03-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Setengah ga nyangka dan setengah takjub juga begitu nemu kafe asyik kayak begini di wilayah Bandung Timur. Maklum sudah keburu kerekam di memori otak kalau kafe-kafe cozy adanya cuma di...

Read more

TERBARU - PERSONAL GROWTH & DEVELOPMENT

10 Tips Mengatasi Kesepian

05-12-2021 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Apakah kamu akhir-akhir ini merasa kesepian? Rasa sepi ini ga cuma hadir saat sendiri, tapi juga di tengah keramaian, atau bahkan saat bersama orang-orang terdekat. Ada sebuah rasa hampa yang...

Read more

Tentang Caranya Mengelola Waktu

11-08-2021 Jeffrey Pratama - avatar Jeffrey Pratama

  “Seandainya masih ada waktu...” Berani taruhan, diantara kita, pasti pernah berkomentar seperti di atas, atau yang mirip-mirip, minimal sekali seumur hidup. Waktu merupakan satu-satunya sumber daya yang tidak dapat diproduksi ulang. Apa...

Read more

Cara Membuat Perpustakaan Pribadi di Rum…

25-09-2020 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Perpustakaan sendiri punya kenangan yang mendalam di benak saya. Saya yakin teman-teman juga punya memori tersendiri ya tentang library. Baca juga "Arti Perpustakaan Bagi Para Pecinta Buku" Baca juga "Perpustakaan Luar...

Read more

The Five Things Your Website Should Incl…

17-08-2019 Dipidiff - avatar Dipidiff

  Website dan blog adalah portal wajib perusahaan masa kini. Penyebabnya tentu saja adalah kemajuan teknologi seperti internet dan gadget. Jaman sekarang memiliki bisnis tak harus memiliki bangunan fisik, cukup dengan...

Read more