Review Buku Love is The Answer - Arvan Pradiansyah
Buku Pilihan Kick Andy
Judul : Love is The Answer
Penulis : Arvan Pradiansyah
Jenis Buku : Pengembangan Diri
Penerbit : PT Integritas Lestari Manajemen
Tahun Terbit : Agustus 2022
Jumlah Halaman : 184 halaman
Harga : Rp. 79.000*harga sewaktu-waktu dapat berubah
ISBN : 9786027246829
Softcover
Bahasa Indonesia
Sekelumit Tentang Isi
Dalam hidup kita sering sekali menghadapi masalah yang kita tak tahu jawabannya. Di kantor kita berhadapan dengan atasan yang mau menang sendiri, anak buah yang bekerja sesuka hatinya, atau customer yang memperlakukan kita dengan seenaknya. Di rumah kita berhadapan dengan pasangan yang minta dipahami tapi tak mau memahami kita, atau anak-anak yang keras kepala dan tak mau mendengarkan kata-kata kita. Dalam pergaulan kita bertemu dengan orang-orang yang egois. Di media sosial kita bertemu orang-orang yang kasar, suka mem-bully serta menyebarkan fitnah dan berita-berita hoaks. Semua itu tentu saja memberikan tekanan-tekanan tersendiri dalam hidup kita. Tapi, itu dulu. Sekarang, setelah Anda membaca buku ini, Anda sudah tahu bagaimana cara merespons semua tantangan itu. Anda sekarang tahu bahwa semua masalah tersebut sesungguhnya menghendaki digunakannya satu pendekatan yang sama: Cinta. Cinta adalah jawaban untuk semua persoalan.
Yuk kita intip daftar isinya
Konsep LITA
01: Hidup di Jalur Cepat
02: Berpikir Kasih vs Berpikir Menang-Menang
03: Kebaikan atau Kepentingan?
04: Ketika Kasih Pergi
05: Mencintai Diri Sendiri, Salahkah?
06: Through The Eyes of Love
07: Demi Sekuntum Mawar Merah
08: Trading Places
09: Siapa Kaya, Siapa Miskin?
10: Kepemimpinan itu di Akhir
11: Kalau Ingin Menarik, Tertariklah!
12: Giving > Getting
13: Belajar Menjadi Manusia
14: Be Good vs Looks Good
15: Kunci Kepemimpinan Cinta
16: Tiga Tanda Hati yang Penuh Cinta
17: Sebuah Definisi Cinta
18: Saat Ia Menatap Mataku
19: Cinta Jangan Kau Pergi
20: Karena Kita Berutang...
21: Menghukum = Mengasihi?
22: Curiosity
23: Between Love & Hate
24: Lovers & Haters
Daftar Pustaka
Tentang Penulis
Seputar Fisik Buku dan Disainnya
Opini - Yang menarik dan atau disuka dari Buku ini
Belum lama sejak saya mendengar bahwa cinta adalah kekuatan besar. Saya ingat sekitar 2 atau 3 minggu lalu, pernyataan ini terlontar dari Pak Buntoro, direktur dan pendiri perusahaan manufaktur besar di Surabaya ketika diminta untuk menyampaikan rahasia semangat, kesuksesan, dan integritasnya selama ini. Kini, seolah alam semesta berkehendak menangkap vibrasi yang sama, saya mendapatkan kesempatan untuk membaca sebuah buku karya Pak Arvan yang juga menggarisbawahi hal yang sama, tentang cinta sebagai kekuatan terbesar di dalam hidup.
Sedikit prolog untuk review ini, bahwa Pak Arvan memutuskan untuk menulis buku karena menyadari bahwa dunia, khususnya Indonesia, sedang krisis cinta kasih. Begitu mudahnya orang-orang untuk menilai dan saling menjatuhkan, perisakan, ujaran kebencian di media sosial, kasus kriminal yang marak, serta para pemimpin yang salah arah, menjadi dasar kegelisahan beliau.
LITA, singkatan dari Love is The Answer adalah jawaban untuk semua persoalan, hadir dengan rumus; (1) Kasih selalu benar, (2) Tidak mengasihi selalu salah. Barangkali pembaca lain merasakan hal yang sama seperti saya ketika menyimak formula ini, cinta bukan perkara yang mudah, jika mudah, tentu dunia tidak jungkir balik seperti saat ini, tidak ada perang, tidak ada pembunuhan, dan tidak ada pertengkaran dalam persahabatan. Yang menjadi pertanyaan saya adalah bagaimana bisa menghadirkan cinta yang sedemikian rupa.
Penjelasannya rupanya cukup sederhana tapi (mungkin) seringkali terlewat, bahwa cinta memang sulit jika tidak dikoneksikan ke Tuhan Yang Maha Esa. Ingatlah bahwa sabda Nabi berkata "Belum beriman seseorang sebelum ia mencintai orang lain sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri", bahkan cinta disejajarkan dengan iman, yang dalam pikiran saya membuktikan bahwa cinta terbukti bukan hal yang mudah, tapi juga bukan hal yang mustahil.
Lebih jauh lagi tentang konsep LITA, dibahas pula tentang sulitnya mencintai ketika amarah datang, oleh karena itulah marah harus didasari oleh cinta agar tidak berujung kebencian.
Ada teknik anger management yang dibagikan oleh Pak Arvan, meliputi menjauh dari lokasi awal, mengatur nafas, dan yang paling menarik buat saya adalah 3 kalimat kunci, semacam mantra yang diucapkan ketika amarah sedang berkecamuk di dada; (1) Love is The Answer, (2) Kasih selalu benar, (3) Tidak mengasihi selalu salah. Ketika sudah tenang dan dalam love zone, tanamkan ke dalam mindset: (1) Setiap orang adalah saudara kita, (2) Setiap orang menghadapi tantangan hidupnya masing-masing, (3) Setiap orang pasti menginginkan yang terbaik minimal bagi diri mereka sendiri, (4) Kalaupun mereka tidak melakukan yang terbaik, ini adalah karena mereka tidak tahu atau tidak sadar. (5) Tugas kita adalah membantu mereka agar tahu atau sadar.
Tugas kita adalah menyebarluaskan cinta, apalagi Indonesia itu darurat cinta. Lalu bagaimana caranya untuk mencintai orang lain ketika tidak suka dengannya, ikuti kata Abraham Lincoln "Saya tidak suka orang itu. Karena itu saya harus lebih mengenalnya." Kalau bisa seperti ini, niscaya hidup kita akan berkelimpahan cinta.
Benarkah? Apakah selalu mudah untuk mengenal seseorang dari dekat? Bisakah lewat sosmed saja? Perkembangan teknologi membuka peluang hal-hal yang dulu tidak ada. Mungkin dalam kasus ini, semua kembali pada kita untuk mengendalikan diri dan menggunakan nalar sebaik mungkin.
Buku ini terdiri dari 24 bab yang tiap babnya terdiri dari 5 -7 halaman; (1) Hidup di Jalur Cepat, (2) Berpikir Kasih vs Berpikir Menang-Menang, (3) Kebaikan atau Kepentingan? (4) Ketika Kasih Pergi, (5) Mencintai Diri Sendiri, Salahkah? (6) Through The Eyes of Love, (7) Demi Sekuntum Mawar Merah, (8) Trading Places, (9) Siapa Kaya, Siapa Miskin? (10) Kepemimpinan itu di Akhir, (11) Kalau Ingin Menarik, Tertariklah! (12) Giving > Getting, (13) Belajar Menjadi Manusia, (14) Be Good vs Looks Good, (15) Kunci Kepemimpinan Cinta, (16) Tiga Tanda Hati yang Penuh Cinta, (17) Sebuah Definisi Cinta, (18) Saat Ia Menatap Mataku, (19) Cinta Jangan Kau Pergi, (20) Karena Kita Berutang... (21) Menghukum = Mengasihi? (22) Curiosity, (23) Between Love & Hate, (24) Lovers & Haters.
Bab 1 Hidup di Jalur Cepat menjelaskan tentang konsep kasih itu lambat, karena memperlambat tempo berarti memperhatikan, mendengarkan, kebahagiaan, dan kasih. Jalur lambat menyampaikan pesan bahwa aku ingin menjalin hubungan baik denganmu.
Bab 2 Berpikir Kasih vs Berpikir Menang-Menang, di bab ini ada konsep menarik tentang win-win solution yang saya pahami sebagai dasar negosiasi, sejalan dengan opini di buku yang menyebutkan bahwa menang-menang sesungguhnya menciptakan hubungan yang transaksional (negosiasi bisnis misalnya) bukan transformasional, sebab cinta selalu memastikan bahwa pihak lain mendapatkan lebih banyak dari yang mereka berikan.
Bab 3 Kebaikan atau Kepentingan? berisi penjelasan apa itu kebaikan dan kapan kebaikan itu sebenarnya adalah kepentingan. Ketika kebaikan tidak dilakukan dengan konsisten, itulah yang disebut dengan kepentingan. Siapa di sini yang seketika relate dengan kalimat barusan? Dalam kepentingan tidak ada kebaikan, tidak ada spiritualitas. Menurut saya cinta itu unconditional, yang bukan semata-mata ada ketika butuh, sifatnya lebih long-term, mengingatkan saya pada satu kisah asmara saya yang gagal yang setelah saya refleksikan sepertinya fail karena persoalan kepentingan ini *plus ekspektasi.
Bab 4 Ketika Kasih Pergi, ini berarti jika kita memperlakukan orang lain sebagai benda, tidak memuliakannya, dan hanya peduli dengan apa yang kita butuhkan darinya. Cinta mengajarkan melihat manusia sebagai tujuan dari interaksi.
Bab 5 Mencintai Diri Sendiri, Salahkah?, berisi penjelasan pentingnya self-love sebagai dasar untuk mengasihi orang lain. Pemahaman ini juga selalu disebutkan salah satunya di bidang parenting, bahwa orangtua yang bahagia akan dapat membesarkan anak-anak yang bahagia dan lebih baik pertumbuhan dan perkembangannya. Mencintai diri sendiri sama sekali tidak bertentangan dengan kasih bila kita mencintai dan mementingkan diri kita agar kita dapat lebih mementingkan orang lain. Seorang ibu yang kurang istirahat justru akan mengurangi kemampuannya untuk merawat anaknya dengan penuh kasih sayang. Sebuah konsep yang asyik tentang self-love agar bisa mengasihi orang lain, bukan semata-mata tujuan pribadi saja. Nice!
Bab 6 Through The Eyes of Love, tentang kesadaran untuk berempati pada orang lain. Bab 7 Demi Sekuntum Mawar Merah, berisi pembahasan bahwa cinta itu melihat seseorang bukan dari kondisi fisiknya, tapi dari hal-hal yang kasat mata. Bab 8 Trading Places tentang bertukar tempat dengan orang lain, dan bahwa orang yang mampu bertukar tempat adalah orang yang mampu melampaui dirinya sendiri. Cinta itu memahami, artinya seburuk apapun itu, lihatlah dengan mata kasih. Bab 9 Siapa Kaya, Siapa Miskin? Siapakah orang yang kaya menurut anda? orang kaya adalah orang yang selalu merasa cukup, orang yang memiliki tapi tidak dimiliki, selalu memberi, orang yang memiliki banyak cinta. Bab 10 Kepemimpinan itu di Akhir, tentang berbuat baik hingga akhir, kebaikan di akhir itu kasih, dan tidak semua orang bisa berbuat seperti itu kecuali punya kasih yang tulus.
Bab 11 Kalau Ingin Menarik, Tertariklah! Insight bab ini cukup familiar buat saya dimana ketertarikan terhadap orang lain akan membuat kita menjadi lebih menarik. Tapi di bab ini saya menemukan insight lain yang belum terpikirkan sebelumnya, yakni tentang kunci keberhasilan untuk maju selangkah ke depan di karir dengan membuat atasan terlihat hebat. Bab 12 Giving > Getting, tentang tiga jenis tindakan dari sudut pandang kebahagiaan: (1) giving <getting (2) giving = getting (3) giving > getting, dan cinta tentunya ada pada jenis tindakan 3. Bab 13 Belajar Menjadi Manusia tentang revolusi spiritual yakni cinta, terhadap 4 dosa awal : AIDS (Arogan, Iri, Dengki, Serakah).
Bab 14 Be Good vs Looks Good, membahas tiga jenis manusia, yakni manusia politis, manusia bisnis, manusia spiritual. Orang-orang yang spiritual sadar bahwa memikirkan mengenai citra malah akan mengurangi nilai kebaikan yang mereka berikan. Bab 15 Kunci Kepemimpinan Cinta, tentang konsep kepemimpinan, salah satunya konsep pemimpian air dan pupuk dimana pemimpin menyadari bahwa tugas utama seorang pemimpin hanyalah menciptakan lingkungan yang kondusif yang akan membuat semua orang merasa nyaman, bebas dari rasa takut sehingga dapat mengeluarkan seluruh potensi yan ia miliki.
Bab 16 Tiga Tanda Hati yang Penuh Cinta. Di bab ini ada pembahasan tentang tiga perilaku yang menunjukkan kualitas hati seseorang: (1) kemampuan mendengarkan dengan hati, (2) melihat perilaku kita pada orang2 yang berada di bawah "kekuasaan" kita (3) melakukan sesuatu pada orang yang tak akan bisa membalasnya. Kebaikan yang sejati adalah kebaikan yang kita lakukan kepada orang yang tidak kita kenal. Kualitas seseorang dapat dilihat dari bagaimana memperlakukan orang lain, bahkan kepada orang-orang yang memusuhinya.
Bab 17 Sebuah Definisi Cinta. Cinta adalah kemampuan kita untuk melihat dari sudut pandang orang lain, merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, bahkan menghayati suasana kehidupan orang lain. Bab 18 Saat Ia Menatap Mataku, tentang cinta sejati yang esensinya adalah tumbuh bersama, tertawa bersama, menangis bersama, menua bersama. Bab 19 Cinta Jangan Kau Pergi. Cinta senantiasa dimulai dengan berhenti memikirkan diri sendiri dan mulai memikirkan orang lain. Bab 20 Karena Kita Berutang. Ada dua utang terbesar yang kita miliki dalam hidup, yakni utang kepada Tuhan dan utang kepada orangtua, oleh karena itu kita membagikan "utang cinta" ini kepada sesama manusia, dan kita akan diliputi rasa bahagia.
Bab 21 Menghukum = Mengasihi?. Menghukum adalah bagian dari mengasihi itu sendiri. Ini dilakukan dalam keluarga dan dalam pekerjaan sebagai pimpinan. Reward dan punishment itu soal paradigma saja. Bab 22 Curiosity, tentang orang yang baik adalah orang yang selalu tertarik pada orang lain, penuh dengan rasa keingintahuan. Bab 23 Between Love & Hate tentang dua cara mengalahkan rasa benci, yakni bencilah dosanya, tapi cintailah orangnya, kedua selalu membalas kebencian dengan cinta. Bab 24 Lovers & Haters. Ada penjelasan tentang persamaan antara haters dan lovers, tiga kelompok manusia di dunia (lovers, haters, dan kelompok objektif rasional).
Saya suka buku ini karena saya percaya pada kekuatan cinta kasih dan kebaikan. Bahwa cinta itu tidak mudah, saya kira juga realita. Tapi saya setuju bahwa tugas kita memang meneruskan cinta kasih pada sesama, karena kita berutang cinta pada Allah SWT *bacaan yang adem memang. Buku ini juga sangat cocok di baca di bulan Ramadhan karena insight-nya yang mengingatkan pada ajaran Islam, misalnya tentang mencintai sesama sebagai bagian dari iman dan utang cinta kepada Allah SWT.
Meski beberapa bab berisi hal yang terasa repetitif dan mirip-mirip tapi buku ini menarik karena punya konsep-konsep pemikiran, misalnya Pemimpin Air dan Pupuk, Cinta Sejati, Tiga Jenis Manusia, dll. Konsep yang paling menarik buat saya adalah penjelasan yang ada di bab Lovers dan Haters. Di buku disebutkan bahwa ada 3 kelompok manusia di dunia, yakni lovers, orang yang membela kita dengan alasan apapun, jumlahnya sekitar 25%, haters yang membenci kita dengan alasan apapun jumlahnya sekitar 25%, ketiga orang-orang objektif dan rasional yang memihak kita bila melakukan kebaikan dan kebenaran tetapi akan menentang bila kita melakukan yang sebaliknya, sekitar 50%. Dengan perkiraan persentase yang demikian, maka jika kita melakukan yang terbaik secara teori kita akan punya pendukung 75% sehingga keberadaan haters yang 25% itu tidak akan terlalu mengganggu kita. Interesting point of view ^^
...karena itu kalau kita melakukan yang terbaik secara teori kita akan punya pendukung 75% (yaitu 25% Lovers + 50% Kelompok Rasional). Dengan demikian keberadaan Haters yang 25% itu tidaklah akan terlalu mengganggu kita.
Halaman 168
Saya suka kisah-kisah yang dibagikan di awal tiap bab sebagai bridging menuju isi. Beberapa memang familiar, misalnya tentang kisah guru meditasi dan pencuri, kisah sepasang kekasih yang satunya buta dan mendapatkan donor mata dari kekasihnya tapi lalu pergi meninggalkannya, atau kisah pelacur yang memberi minum anjing dan masuk surga. Selain kisah-kisah seperti ini, ada pula pengalaman personal Pak Arvan yang menjadi bridging isi, misalnya pertemuan dengan Chris John di pesawat, juga Ibu Irina Jokowi yang terbang dengan kelas ekonomi. Story memang selalu menjadi pembuka bab yang asyik buat disimak. Satu kisah di bab 7 Demi Sekuntum Mawar Merah yang ditulis oleh Oscar Wilde, sastrawan Irlandia, yang menceritakan cinta sejati yang dicontohkan oleh seekor burung bul-bul dan pencarian cinta oleh seorang pemuda kutu buku, terekam di memori saya sebagai sesuatu yang berkesan. Juga kisah dua kakak beradik yang bersama-sama mengelola sebuah ladang dan penggilingan di bab 8. Ingin tahu detailnya? Silakan teman-teman baca sendiri di bukunya ya ^^
Selain itu ada pula beberapa teori tokoh tertentu yang dimunculkan dalam narasi, misalnya teori Martin Buber, filsuf Austria, di bab 4 Ketika Kasih Pergi
Sikap seperti inilah yang disebut oleh filsuf Austria, Martin Buber, sebagai perilaku "I- Something". Di sini kita memperlakukan orang lain hanya sebagai benda, sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan kita.
Halaman 34
Beberapa penjelasan di buku juga membawa saya pada pertanyaan-pertanyaan renungan lainnya, misalnya tentang kebaikan di akhir itu kasih (bab 10) yang membuat saya bertanya, "Bagaimana jika pihak sana yang membuat segalanya menjadi rumit sehingga sulit untuk berbuat baik di akhir?", dalam hal ini mungkin kita kembali fokus pada apa yang bisa kita lakukan karena kontrol memang hanya ada pada diri sendiri, bukan pada respon dan tindakan orang lain. Ada pula renungan saya tentang mata kasih; apakah benar kita bisa selalu memahami dan memandang apapun yang ada di hadapan kita - seburuk apapun itu - dengan mata kasih, seperti yang dituliskan di bab 8 (?) Saya kira ini pasti sangat sulit untuk kasus-kasus yang ekstrim. Ada satu buku yang saya ingat ketika membaca bagian ini, The Gift of Forgiveness ditulis oleh Katherine Schwarzenegger Pratt yang berisikan kisah-kisah perjuangan orang-orang untuk memaafkan dan berdamai dengan tragedi yang terjadi di dalam hidup mereka, seperti pembunuhan anggota keluarga, pembantaian, trauma peperangan, perselingkungan pasangan, dan pemerkosaan.
Dan benar bahwa, tulisan di buku ini mengingatkan saya pada cukup banyak buku-buku lain yang saya baca, misalnya bab 9 yang berisi pertanyaan siapakah orang yang kaya menurut Anda? Saya auto teringat pada buku The Earned Life - Marshall Goldsmith yang di dalam bukunya menanyakan pertanyaan yang kurang lebih sama, tapi dengan versi jawaban yang berbeda. Tentunya ini bukan masalah mana jawaban yang salah atau benar, tapi lebih ke arah memperluas perspektif saya terhadap jawaban topik itu sendiri. Interesting.
Lalu, Kisah Toyotami Hideyoshi dan Lord Nobunaga mengingatkan saya pada buku Surrounded by Bad Bosses - Thomas Erikson, bab Giving > Getting pada buku Give and Take - Adam Grant, bab Be Good vs Looks Good mengingatkan saya pada buku-buku personal branding yang banyak membahas tentang citra diri. Bab 16 tentang kebaikan yang sejati adalah kebaikan yang kita lakukan kepada orang yang tidak kita kenal, apakah itu tidak terlalu naif dan berbahaya jadinya (?). Poin ini mengingatkan saya pada buku Humankind - Rutger Bregman. Semua hal ini buat saya menunjukkan bahwa LITA memiliki potensi besar untuk menstimulasi daya berpikir yang lebih jauh lagi, sekaligus punya peluang yang besar juga untuk dielaborasi insight-nya. Mungkinkah isi buku LITA memang disederhanakan agar lebih ringan dibaca? Karena kalau kita lihat daftar pustaka untuk buku ini jumlahnya mencapai 5 lembar, artinya buku ini dibuat ringkas tentu dengan tujuan spesifik. *curious.
Masih berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan renungan, di buku ini ternyata bahkan ada satu bab, yakni Bab 6 Through The Eyes of Love yang di bagian akhirnya ditutup dengan pertanyaan menarik "Yang mana pilihan Anda: saya mencintai karena saya dicintai atau saya dicintai karena saya mencintai". Thought provoking. Saya kira banyak yang akan menjawab lebih baik dicintai, karena mencintai sepihak rasanya lebih menderita :D, ya atau tidak? Bagaimana menurut teman-teman?
LITA menurut saya tidak hanya cocok sebagai bacaan semua orang, tapi juga spesifik untuk seorang pemimpin perusahaan atau tim. Hal ini tercirikan misalnya di bab 15 yang membahas kunci kepemimpinan cinta dengan konsep pemimpin air dan pupuk dan di pembahasan reward dan punishment. Mengingat profil Arvan Pradiansyah yang seorang motivator dan leader, saya justru menantikan hadirnya sudut pandang atau pembahasan yang spesifik personal profil penulis.
Ada kalanya insight buku ini juga membuat saya khawatir justru karena pesan positif yang disampaikannya bisa jadi tertangkap sebagai pesan yang berbeda, misalnya tentang kebaikan yang sejati adalah kebaikan yang kita lakukan kepada orang yang tidak kita kenal atau kualitas seseorang dapat dilihat dari bagaimana memperlakukan orang lain, bahkan kepada orang-orang yang memusuhinya. Hal ini membuat saya bertanya-tanya apa itu kebaikan? Apa itu kebenaran? Semua di kehidupan tampaknya tidak bisa dengan mudah di kategorikan sebagai kelompok hitam dan putih saja, ada banyak area abu-abu di sini, apa acuannya (?), Mungkinkah kita perlu konteks agar tidak salah berbuat baik kepada orang yang tidak dikenal (?). Apakah rambu-rambu ini disampaikan di dalam buku, atau cukuplah diserahkan kepada segmen pembaca buku yang saya pikir tentu orang-orang berpendidikan sehingga bisa membedakan konteks dengan sendirinya (?). Interesting point. Saya kira penjelasan terlogis untuk semua buku adalah buku-buku ditulis pada akhirnya tidak untuk semua pembaca, dan kita sebagai pembaca bertanggungjawab kepada diri sendiri untuk memfilter isi buku, open mind, dan bersikap kritis mana yang bisa kita ambil dari buku dan mana yang ternyata tidak relevan. Akan selalu ada pro dan kontra di dalam isi buku, so yang penting memang pesan buku itu mengajak ke hal-hal yang positif.
Beberapa hal tampaknya punya pesan yang mirip atau berkaitan dekat, misalnya bab 17 Sebuah Definisi Cinta yang menekankan kemampuan untuk melihat dari sudut pandang orang lain, merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, bahkan menghayati suasana kehidupan orang lain, ini mirip dengan bab empati dan memahami orang lain. Atau bab 19 Cinta Jangan Kau Pergi tentang cinta senantiasa dimulai dengan mulai memikirkan orang lain yang kurang lebih sama dengan bab 22 Curiosity yang menjelaskan bahwa orang yang baik adalah orang yang selalu tertarik pada orang lain. Hal ini membuat saya bertanya-tanya mengapa tidak dielaborasi di satu bab saja atau bab-bab ini didekatkan sehingga tampak kesinambungannya. Di sisi lain poin-poin mirip ini punya juga kelebihan, karena sifatnya yang repetitif berefek penguatan pada memori dan pesan yang digarisbawahi jadi lebih jelas.
LITA buat saya adalah buku yang insightful tapi ringan dan mudah dicerna. Layout-nya yang cantik juga memanjakan visual kita. Cocok untuk bahan perenungan di berbagai episode kehidupan.
Picture: Beberapa halaman ber-layout pada buku
Siapa Arvan Pradiansyah
Arvan Pradiansyah adalah Motivator Nasional - Leadership dan Happiness, pembicara publik, konsultan, fasilitator, dan kolumnis di beberapa media massa nasional, antara lain majalah SWA dan harian Bisnis Indonesia. Arvan telah menulis 11 buku inspiratif yang menjadi national bestseller, yaitu: You Are a Leader!, Life is Beautiful, Cherish Every Moment, The 7 Laws of Happiness, You Are Not Alone, I Love Monday, Life is Beautiful 2, Happiness @arvanpra, Happiness at Work, Happiness Cafe dan Your Mindset, Your Destiny.
Tak hanya menulis, Arvan pun senantiasa menyebarkan inspirasi dan motivasi melalui radio dan televisi. Ia adalah narasumber tetap untuk talk show Smart Happiness yang disiarkan di SmartFM Network setiap Jumat pukul 7-8 WIB dan disambungsiarkan ke lebih dari 30 kota di Indonesia.
Arvan telah menjadi pembicara di radio sejak 22 tahun yang lalu, dimulai dari mengasuh acara Covey Leadership di PAS FM, Semut Hitam di Radio Bahana, Life Excellence di Trijaya Network, Friday Spirit di Ramako, dan Life is Beautiful di Lite FM.
Selain itu, Arvan - uang pernah menjadi doesn di FISIP UI selama 13 tahun - saat ini adalah CEO ILM, sebuah lembaga pelatihan dan konsultasi di bidang sumber daya manusia, khususnya dalam bidang pengembangan kepemimpinan (Leadership) dan pencapaian kebahagiaan (Happiness) yang berpusat di Jakarta.
Sempat bekerja dalam bidang jurnalistik dan public relations setelah lulus dari Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UI, ternyata Arvan lebih menemukan kepuasan batin dengan bekerja di bidang sumber daya manusia (SDM). Merasa bekalnya tidak cukup dalam bidang itu, Arvan pun melanjutkan pendidikan dan meraih gelar Master of Science dalam bidang Industrial Relations & Human Resources Management fdari The London School of Economics (LSE), London, Inggris berkat beasiswa British Chevening Awards dari The British Council. Arvan juga mendapatkan beasiswa dari Japan Airlines untuk mengikuti Summer Session on Asian Studies di Sophia University, Tokyo, Jepang.
Keterampilan Arvan dalam bidang SDM senantiasa terasah. Saat bekerja sebagai konsultan di AAJ-MaST (Management & Skills Training), ia mengembangkan divisi pelatihan dan konsultasi SDM bekerja sama dengan MaST Australia. MaST sendiri merupkaan perusahaan pelatihan internasional yang berpusat di London, Inggris.
Sepulang dari menempuh pendidikan di Inggris, Arvan bergabung dengan Development Dimension International Indonesia (DDI Indonesia), perusahaan konsultan dalam bidang pengembangan SDM yang berpusat di Pittsburgh, Amerika Serikat. Saat itu DDI baru mendirikan kantornya di Jakarta. Arvan adalah konsultan dan Master Trainer pertama untuk produk-produk DDI dalam bahasa Indonesia seperti Skills for Empowered Workforce, Targeted Selection, Performance Management, dan Service Plus. Selama bekerja di DDI, Arvan juga mengembangkan para fasilitator dan konsultan DDI.
Setelah DDI, Arvan kemudian bergabung dengan DUnamis, konsultan pengembangan SDM yang merupakan authorize representative dari Franklin Covey International yang berpusat di Utah, Salt Lake City, Amerika Serikat. Dunamis antara lain dikenal dengan pelatihan "The 7 Habits of Highly Effective People" yang populer di Indonesia. Selama bergabung dengan Dunamis, Arvan mendapatkan banyak kesempatan untuk membantu perusahaan-perusahaan besar di Indonesia dalam mengembangkan organisasi dan SDM-nya.
Setelah tiga tahun bergabung di Dunamis, Arvan kemudian memutuskan untuk menjadi praktisi di bidang SDM. Ia kemudian bergabung dengan PT Asuransi Allianz Life Indonesia sebagai General Manager Human Resources yang antara lain membidangi Organization & Employee Development, Recruitment & Assessment serta Industrial Relations. Dua tahun kemudian, Arvan mendirikan Arvan Pradiansyah Institute.
Semasa mahasiswa, Arvan cukup aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan dan kepemudaan. Berbagai prestasi pun ia torehkan, antara lain sebagai Mahasiswa Teladan I Universitas Indonesia, Ketua Umum Indoensian Student Assosiation For International Studies (ISAFIS), Wakil Ketua Senat Mahasiswa FISIP UI, Wakil Ketua BPM FISIP UI, Ketua I Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) London, dan Ketua I Keluarga Alumni Program Persahabatan Indonesia Jepang (KAPPIJA 21).
Tak hanya itu, Arvan juga aktif mengikuti kegiatan-kegiatan di tingkat internasional, antara lain Debat Antar-Universitas se Asia Tenggara di University Malaysia, Malaysia, Konferensi Jurnalis se-Dunia di Taipei, Taiwan; Konferensi Jurnalis se-Asia Fasifik di Kuala Lumpur, Malaysia; Program Pertukaran Pemuda Indonesia Australia, Program Persahabatan Abad 21 Indonesia-Jepang; Program Pengembangan Kepemimpinan di Paris, Prancis; The President's Club, Franklin Covey International di Hawaii, Amerika Serikat; Future Search Conference di Philadelphia, Amerika Serikat; ASTD (American Society for Training and Development) di Orlando, Amerika Serikat; Creativity Workshop di Singapore, dan Happiness Conference di Sydney dan Melbourne, Australia.
Arvan kini tinggal di Jakarta bersama istrinya, Santy dan tiga buah hati mereka. Ia dapat dihubungi di alamat e mail: This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it., situs web pribadinya di www.arvanpradiansyah.com, atau follow akun Twitter dan instagramnya di @arvanpradiansyah, serta Facebook-nya di fan page Arvan Pradiansyah.
Rekomendasi
Buku ini saya rekomendasikan kepada semua pembaca yang suka dengan buku pengembangan diri tentang wisdom of life, khususnya yang mencari topik kekuatan cinta. Buku ini ringkas, ringan, mudah dicerna, insight-nya dibingkai dengan beragam kisah menarik, dicetak cantik dengan layout yang memanjakan mata.
----------------------
-------------------------------------------------------------------------
Dipidiff.com adalah sebuah media edukasi yang menginspirasi melalui beragam topik pengembangan diri, rekomendasi buku-buku, dan gaya hidup yang bervibrasi positif.
Diana Fitri, biasa dipanggil Dipi, adalah seorang ibu yang gemar berkebun, dan rutin berolahraga. Gaya hidup sehat dan bervibrasi positif adalah dua hal yang selalu ia upayakan dalam keseharian. Sambil mengasuh putra satu-satunya, ia juga tetap produktif dan berusaha berkembang secara kognitif, sosial, mental dan spiritual.
Lulusan prodi Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran, Dipi lalu melanjutkan studi ke magister konsentrasi Pemasaran, namun pekerjaannya justru banyak berada di bidang edukasi, di antaranya guru di Sekolah Tunas Unggul, sekolah kandidat untuk International Baccalaureate (IB), dan kepala bagian Kemahasiswaan di Universitas Indonesia Membangun. Setelah resign tahun 2016, Dipi membangun personal brand Dipidiff hingga saat ini.
Sebagai Certified BNSP Public Speaker dan Certified BNSP Trainer, serta certified IALC coach, Dipi diundang oleh berbagai komunitas dan Lembaga Pendidikan untuk berbagi topik membaca, menulis, mereviu buku, public speaking, dan pengembangan diri, misalnya di Kementrian Keuangan, Universitas Negeri Semarang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, BREED, Woman Urban Book Club, Lions Clubs, Bandung Independent School, The Lady Book Club, Buku Berjalan.id, SMAN 24 Bandung, SMAN 22 Bandung, dan lain-lain. Dipi juga pemateri rutin di platform edukasi www.cakap.com . Dipi meng-coaching-mentoring beberapa remaja dan dewasa di Growth Tracker Program, ini adalah program pribadi, yang membantu (terutama) remaja dan dewasa muda untuk menemukan passion dan mengeluarkan potensi mereka.
Berstatus bookblogger, reviu-reviu buku yang ia tulis selalu menempati entry teratas di halaman pertama mesin pencari Google, menyajikan ulasan terbaik untuk ribuan pembaca setia. Saat ini Dipi adalah brand ambassador untuk Periplus Bandung dan berafiliasi dengan Periplus Indonesia di beberapa event literasi. Dipi juga menjadi Official Reviewer untuk Republika Penerbit dan berpartner resmi dengan MCL Publisher. Kolaborasi buku-bukunya, antara lain dengan One Peach Media, Hanum Salsabiela Rais Management, KPG, Penerbit Pop, Penerbit Renebook, dan Penerbit Serambi. Reviu buku Dipi bisa dijumpai di www.dipidiff.com maupun Instagram @dipidiffofficial. Dipi host di program buku di NBS Radio. Dulu sempat menikmati masa dimana menulis drop script acara Indonesia Kemarin di B Radio bersama penyiar kondang Sofia Rubianto (Nata Nadia). Podcast Dipi bisa diakses di Spotify DipidiffTalks.
Let's encourage each other to shape a better future through education and book recommendation.
Contact Dipidiff at DM Instagram @dipidiffofficial
TERBARU - REVIEW BUKU
Review Buku The Quiet Tenant - Clémence …
23-08-2023 Dipidiff
National Best Seller One of The Most Anticipated Novels of 2023 GMA Buzz Pick A LibraryReads #1 Pick One of The Washington Post’s Notable Summer Books 2023One of Vogue’s Best Books of 2023One of Goodreads’s Most Anticipated Books...
Read moreReview Buku The Only One Left - Riley Sa…
23-07-2023 Dipidiff
Editor's Pick Best Mystery, Thriller & Suspense The Instant New York Times Bestseller Named a summer book to watch by The Washington Post, Boston Globe, USA Today, Oprah, Paste, Country Living, Good Housekeeping, and Nerd Daily Judul...
Read moreReview Buku Helium Mengelilingi Kita - Q…
14-06-2023 Dipidiff
Judul : Helium Mengelilingi Kita Penulis : Qomichi Jenis Buku : Sastra Fiksi, Coming of Age Penerbit : MCL Publisher Tahun Terbit : Maret 2023 Jumlah Halaman : 246 halaman Dimensi Buku : 14 x 20,5...
Read moreReview Buku Earthlings - Sayaka Murata
14-02-2023 Dipidiff
A New York Times Book Review Editors' ChoiceNamed a Best Book of the Year by the New York Times, TIME and Literary HubNamed a Most Anticipated Book by the New York Times, TIME, USA Today, Entertainment Weekly, the Guardian, Vulture, Wired, Literary Hub, Bustle, PopSugar, and Refinery29 Judul...
Read more