Review Buku The Brief Answers to The Big Questions
NEW LIMITED EDITION OF THE SUNDAY TIMES No.1 BESTSELLER
Judul : The Brief Answer to the Big Question.
Penulis : Stephen Hawking.
Jenis Buku : Biography.
Penerbit : John Murray Press.
Tahun Terbit : Oktober 2019.
Jumlah Halaman : 256 halaman.
Dimensi Buku : 14.50 x 22.30 x 2.40 cm.
Harga : Rp. 284.000 *harga sewaktu-waktu dapat berubah.
ISBN : 9781473695986.
Hardcover.
Edisi Bahasa Inggris.
Available at PERIPLUS BANDUNG Bookstore (ig @Periplus_setiabudhi, @Periplus_husein1 , @Periplus_husein2).
Sekelumit Tentang Isi
Kosmolog terkenal di dunia dan penulis buku terlaris # 1 dari A Brief History of Time meninggalkan kita dengan pemikiran terakhirnya tentang pertanyaan terbesar alam semesta dalam karya anumerta yang brilian ini. Edisi terbatas ini menampilkan 'Puzzle Pertanyaan Besar' yang dibuat oleh Josh Kirklin, seorang mahasiswa PhD di departemen Stephen Hawking di University of Cambridge.
Sepanjang karirnya yang luar biasa, Stephen Hawking memperluas pemahaman kita tentang alam semesta dan mengungkap beberapa misteri terbesarnya. Tetapi bahkan ketika karya teoretisnya tentang lubang hitam, waktu imajiner, dan berbagai sejarah membawa pikirannya ke jangkauan terjauh dari luar angkasa, Hawking selalu percaya bahwa sains juga dapat digunakan untuk memperbaiki masalah di planet kita.
Dan sekarang, saat kita menghadapi kemungkinan perubahan bencana di Bumi - dari perubahan iklim hingga sumber daya alam yang semakin menipis hingga ancaman kecerdasan super buatan - Stephen Hawking mengalihkan perhatiannya ke masalah paling mendesak bagi umat manusia.
Yuk kita intip daftar isinya:
Foreword: Eddie Redmayne
An Introduction: Kip Thorne
Why we must ask the big questions
- Is there a God?
- How did it all begin?
- Is there other intelligent life in the universe?
- Can we predict the future?
- What is inside a black hole?
- Is time travel possible?
- Will we survive on Earth?
- Should we colonise space?
- Will artificial intelligence outsmart us?
- How do we shape the future?
Afterword: Lucy Hawking
Acknowledgement
Index
Seputar Fisik Buku dan Disainnya
Entah kenapa pilihan warna untuk disain cover buku ini melankolis banget ya. Pink ungu berkonotasi dengan urusan cinta juga di persepsi saya. Nyatanya buku ini topiknya ilmiah. Tapi pasti ada alasan di balik pemilihan warna. Kalo soal ilustrasi gambar sih sudah pasti bisa dikaitkan dengan buku. Tapi justru karena warna pink ungu inilah yang menyebabkan mata saya langsung tertuju pada buku ini rak buku, karena terlihat beda dan mencolok.
Opini - Yang menarik dan atau disuka dari Buku ini
Brief Answers to the Big Questions adalah sebuah buku terakhir dari seorang ilmuwan kelas dunia yang dikagumi bukan hanya karena kontribusi dan pencapaiannya di bidang sains - fisika - kosmologi, tapi juga karena kegigihannya mengabdikan diri pada ilmu dan kemanusiaan di tengah sakit yang ia derita. Tahun 2018, Stephen Hawking meninggal dunia, dan hingga kini dunia belum menemukan penggantinya. Perjuangan dan kekuatan mental Stephen Hawking yang sangat menginspirasi ini juga disampaikan oleh Kip Thorne dalam bab Introduction.
The opportunity to portray Stephen was an extraordinary one. I was drawn to the role because of the duality of Stephen's external triumph in his scientific work and the internal battle against motor neurone disease starting in his early twenties. His was a unique, complex, rich story of human endeavour, family life, huge academic achievement and sheer defience in the face of all obstacles. While we wanted to portray the inspiration, we also wanted to show the grit and courage involved in Stephen's life, displayed both by him and by those who cared for him.
Page x
Sejujurnya matematika, fisika, apalagi kosmologi bukanlah keahlian saya, bahkan tidak bisa disebut sebagai bidang ilmu yang saya sukai. Tapi tidak ada salahnya mencoba memahami buku yang membahas sesuatu di luar zona nyaman kan ya, setidaknya saya berharap dari buku ini saya bisa mendapatkan wawasan baru di tengah keawaman teori dan bahasan yang dipaparkan di tiap babnya. Keawaman buku ini buat mereka yang tidak bergelut di bidang ini juga disampaikan oleh Hawking sendiri, seperti yang saya kutipkan kalimatnya di bawah ini
I'll admit that, unless mathematics is your thing, this is hard to grasp, but it's tue. The endless web of billions upon billions of galaxies, each pulling on each other by the force of gravity, acts like a giant storage device. The universe is like an enormous battery storing negativity energy. The positive side of things – the mass and energy we see today – is like the hill. The corresponding hole, or negative side of things, is spread throughout space.
So what does this mean in our quest to find out if there is a God? It means that if the universe adds up to nothing, then you dont need a God to create it. The universe is the ultimate free lunch.
..
Page 33
Ada 10 pertanyaan penting dan menarik yang dijawab oleh Stephen Hawking di buku ini:
- Is there a God?
- How did it all begin?
- Is there other intelligent life in the universe?
- Can we predict the future?
- What is inside a black hole?
- Is time travel possible?
- Will we survive on Earth?
- Should we colonise space?
- Will artificial intelligence outsmart us?
- How do we shape the future?
Mungkin setelah teman-teman tahu daftar pertanyaan yang dijawab di buku ini, teman-teman bisa memahami mengapa buku ini menarik dan worth it buat dibaca, bahkan oleh kita yang awam dengan sains dan fisika. Bagi saya pribadi, jelas itu semua adalah Big Questions. Dua bacaan saya sebelumnya, Think Like a Rocket Science (self help) dan To Sleep in a Sea of Stars (sci fic), malah membuat rasa penasaran saya makin memuncak akan 'sejauh mana fiksi berkesesuaian dengan fakta ilmiah' dan 'bagaimana sains menjelaskan beragam pertanyaan besar tentang alam semesta'.
Teman-teman mungkin sudah paham tentang profil Stephen Hawking yang spesial, baik dari fisik tubuh, kejeniusan, maupun pernyataan-pernyataannya yang mengejutkan. Seperti Harari, Hawking juga ateis. Dan keduanya menyatakan dengan terang-terangan ketidakpercayaan mereka terhadap Tuhan berbasis ilmu yang mereka kuasai.
Do I have faith? We are each free to believe what we want, and it's my view that the simplest explanation is that there is no God. No one created the universe and no one directs our fate. This leads me to a profound realization: there is probably no heaven and afterlife either. I think belief in an afterlife is just wishful thinking. There is no reliable evidence for it, and it flies in the face of everything we know in science. I think that when we die we return to dust. But there's a sense in which we live on, in our influence, and in our genes that we pass on to our children. We have this one life to appreciate the grand design of the universe, and for that I am extremely grateful.
Page 38
Maka, opini saya yang utama sebelum masuk ke isi buku adalah perlunya bagi pembaca buku ini maupun buku Hawking yang lain untuk memiliki keyakinan yang kuat agar jernih saat menyimak pemaparan Hawking yang argumentatif dan scientific.
Secara ilmiah 10 pertanyaan yang ada telah terjawab, di antaranya:
Is there a God? No. How did it all begin? by all the force of nature. Is there other intelligent life in the universe? There are four possibilities, and Hawking said he prefer a fourth one: that there are other forms of intelligent life out there, but that we have been over looked.
Jawaban yang Hawking berikan tentang keberadaan Tuhan memang mengejutkan. Hawking sendiri menggambarkan betapa pernyataan ini akan membuat kekacauan di publik sehingga bermaksud menyimpan hasil riset dan kesimpulannya ini dalam skala terbatas. Tapi dengan sedikit santai ia juga menjelaskan bahwa kehancuran pasar nyatanya terjadi, jadi pasti ada yang membocorkan hal ini. Orang-orang juga nyatanya tidak begitu terlihat ketakutan. Masih bisa makan dan minum enak. Dan sebelum kehancuran bumi terjadi, manusia masih bisa menikmati banyak waktu untuk hidup.
... But the markets crashed, so maybe the story got out somehow. In Britain, people dont seem too worried about a possible end twenty billion years in the future. You can do quite a lot of eating, drinking and being merry before that.
In the density of the universe is below the critical value, gravity is too weak to stop the galaxies flying apart for ever. All the stars will burn out, and the universe will get emptier and emptier, and colder and colder. So, again, things will come to an end, but in a less dramatic way. Still, we have a few billion years in hand.
Page 64
Jawaban Hawking atas keberadaan makluk cerdas lainnya di alam semesta ini juga menarik buat disimak. Lantaran sebagai penggemar buku-buku fantasi dan sci fic, imajinasi akan adanya makhluk lain ini memang memantik tanda tanya soal keberadaan alien.
... a third possibility is that there is a reasonable probability for life to form and to evolve to intelligent beings, but the system becomes unstable and the intelligent life destroy itself. This would be a very pessimistic conclusion and I very much hope it isn't true.
I prefer a fourth possibility: that there are other forms of intelligent life out there, but that we have been overlooked. In 2015 I was involved in the launch of the breakthorugh Listen Initiatives. Breakthrough Listen uses radio ...
Page 85
Personally, semua jawaban atas pertanyaan itu menarik buat saya. Penjelasan Hawking sendiri sebenarnya cukup singkat dan sistematis. Di awal ia akan memaparkan awal mula pertanyaan itu berasal, lalu menjelaskannya dengan cara yang ilmiah sesuai bidang ilmu yang dipakai (fisika quantum, kosmologi, dll), lalu mencoba menyederhanakannya dalam analogi agar lebih mudah dipahami, dan kemudian ditutup dengan kesimpulan yang juga merupakan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Di sini saya mengakui bahwa berbagai istilah dan bahasa ilmiah yang digunakan tak sepenuhnya saya pahami, tapi dengan bantuan perumpamaan dan penyederhanaan konteks, plus searching internet buat mengisi gap informasi, dapatlah topik tersebut terkoneksi dalam benak saya.
Disebutkan dalam pengantar buku, bahwa apa yang ada di dalam buku ini sebenarnya bukan hal baru buat mereka yang mengikuti sepak terjang Stephen Hawking. Semua topik sudah pernah dibahas dan disampaikan dalam tulisan Hawking di berbagai publikasi yang berbeda, hanya istimewanya buku ini adalah kompilasinya dan ini buku terakhir dari Stephen Hawking yang bisa kita baca.
This book is a compilation of his answers to the big questions, answers on which he was still working at the time of his death.
Stephen's answers to six of the questions are deeply rooted in his science. (Is there a God? How did it all begin? Can we predict the future? What is inside a black hole? Is time travel possible? How do we shape the future?. Here you will find him discussing in depth the issues that I've described briefly in this Introduction, and also much, much more.
His answers to the other four big questions cannot possibly be rooted solidly in his science. (Will we survive on Earth? Is there other intelligent life in the universe? Should we colonise space? Will artificial intelligence outsmart us?) Nevertheless, his answers display deep wisdom and creativity, as we should expect.
I hope you find his answers as stimulating and insightful as do I. Enjoy!
Kip S. Thorne
Page xxii
Chapter 5 What is Inside a Black Hole adalah bab yang paling sulit untuk saya pahami secara rinci. Tapi ada bab-bab di buku ini yang bisa saya simak sedemikian rupa hingga terasa seperti tenggelam dalam perenungan yang dalam, sebut saja Chapter 4 Can We Predict The Future (ya, tapi dalam batas-batas tertentu ada ketidakpastian yang mungkin saja mengintervensi), Chapter 6 Is Time Travel Possible (sebagai pembaca fantasy dan science fiction, saya sangat penasaran apa opini jawaban Hawking atas pertanyaan ini),
In science fiction, space and time warps are common place. They are used for rapid journeys around the galaxy or for travel through time. But today's science fiction is often tomorrow's science fact. So what are the chances of time travel?
The idea that space and time can be curved or warped is fairly recent. For more than 2,000 years the axioms of Euclidean geometry were considered to be self evident. As those of you who were forced to learn geometry at school may remember, one of the consequences of these axioms is that the angles of a triangle add up to 180 degrees.
..
Page 125
Chapter 7 Will We Survive on Earth (termenung-menung dengan penjabaran penulis bahwa dunia hancur kemungkinan besar karena 2 hal yakni: tabrakan dengan asteroid atau keburu hancur karena climate change), Chapter 8 Should We Colonise Space? (Oh, we should ),
We are standing at the threshold of a new era. Human colonization on other planets is no longer science fiction. It can be science fact. The human race has existed as a separate species for about two million years. Civilization began about 10,000 years ago, and the rate of development has been steadily increasing. If humanity is to continue for another million years, our future lies in boldly going where no one else has gone before.
I hope for the best. I have to. We have no other option.
Page 180
dan chapter-chapter lainnya.
Tapi bab yang paling masuk ke hati dan pikiran saya adalah yang terakhir, Chapter 10 How Do We Shape the Future. Internet menjadi topik utama di bab ini yang dibahas Hawking dengan cukup mendalam. Di sini Hawking menyampaikan bahwa internet adalah masa depan buat pendidikan dan proses belajar. Belum juga jauh masa berjalan, nyatanya tahun 2020 di pandemi corona ini, internet memang menjadi media utama dunia pendidikan berikut proses belajar mengajar.
I believe the future of learning and education is the internet
Page 208
Hawking juga berpendapat pentingnya peran sekolah dan guru-guru yang menginspirasi dalam bidang edukasi di masa depan.
... With Brexit and Trump now exerting new forces in relation to immigration and the development of education, we are witnessing a global revolt against experts, which includes scientists. So what can we do to secure the future of science and technology education?
I return to my teacher, Mr. Tahta. The basis for the future of education must lie in schools and inspiring teachers. But schools can only offer an elementary framework where sometime rote-learning, equations and examinations can alienate children from science....
..
Page 202
Membaca buku ini membuat saya berpikir bahwa seorang ilmuwan sebenarnya adalah seorang filsuf juga. Dan seorang ateis seperti Hawking nyatanya dekat dengan pemimpin gereja dan dimakamkan secara Kristen. Mungkin ketidakpercayaan Hawking pada Tuhan hanya dibatasi oleh bidang sains dimana ia belum menemukan bukti tentang itu, tulisan di bukunya sendiri seolah membuka celah akan berbagai kemungkinan di masa depan yang mungkin saja terjadi. Siapa tahu Hawking bahkan lebih 'beriman' daripada saya, karena upayanya yang begitu keras untuk menemukan jawaban tentang Tuhan dan rahasia alam. Sumbangannya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan pun sudah tidak diragukan lagi.
So remember to look up at the stars and not down at your feet. Try to make sense of what you see and wonder about what makes the university exist. Be curious. And however difficult life may seem, there is always something you can do and succeed at. It matters that you don't just give up. Unleash your imagination. Shape the future"
Page 211
Di buku ini juga ada sentuhan-sentuhan personal penulis yang berupa cerita pengalaman pribadi, salah satunya kekuatan cinta yang telah menyelamatkan Stephen Hawking dari kemunduran mentalnya. Ada bagian dimana saya mendapatkan sekilas perasaan dan pikiran Stephen Hawking saat menyikapi penyakit beratnya.
My illness seemed to progress rapidly. Understandably, I became depressed and couldn't see the point of continuing to research my PhD, because I didn't know if I would live long enough to finish it. But then the progression slowed down and I had a renewed enthusiasm for my work. After my expectations had been reduced to zero, every new day became a bonus, and I began to appreciate everything I did have. While there's life, there is hope.
And, of course, there was also a young woman called Jane, whom I had met at a party. She was very determined that together we could fight my condition. Her confidence gave me hope. Getting engaged lifted my spirits, and realised, if we were going to get married, I had to get a job and finish my Phd. And as always those big questions were driving me. I began to work hard and I enjoyed it.
Page 11
Ada layout khusus yang menyelingi halaman-halaman pemaparan, isinya adalah kalimat atau paragraf yang penting untuk direnungkan.
Picture: Beberapa halaman khusus kutipan di dalam buku
Ada gambar-gambar penyerta juga seperti foto dan beberapa momen penting.
Picture: Foto Stephen Hawking
Cara menulis Stephen Hawking yang tidak ketinggalan jaman terasa, salah satunya ketika ia memunculkan tokoh Harry Potter dalam pemaparannya. Selingan yang ringan dan kekinian membuat tulisan-tulisan Hawking tidak kaku meski membahas topik yang ga mudah. Sekali lagi saya jadi terpikirkan bahwa buku JK Rowling seri Harry Potter memang memiliki pengaruh yang besar di berbagai bidang.
By contrast, a paperback novel might contain two million bits of information. Therefore, a human s DNA is equivalent to about fifty Harry Potter books, and a major national library can contain about five million books – or about ten trillion bits. The amount of information handed down in books or via the internet is 100,000 times as much as there is in DNA.
..
Page 77
Ada juga disebut-sebut sekilas film Star Trek di sini berikut kisah Hawking seputar pembuatan filmnya dan keinginannya untuk menjelajah ke luar angkasa.
So, beyond my hope for space exploration, what will the future look like and how might science help us?
The popular picture of science in the future is shown in science-fiction series like Star Trek. The procedures of Star Trek even persuaded me to take part, not that it was difficult.
The appearance was great fun, but I mention it to make a serious point. ..
Page 151
Dan sebagai penutup buku ada bab Afterword dari putri mendiang Stephen Hawking, yakni Lucy Hawking. Bab ini menjadi penutup yang manis karena sentuhan personal anak terhadap ayah. Diceritakan oleh Lucy Hawking di bab ini seperti apa rasanya menjadi anak dari figur sepopuler dan sejenius Stephen Hawking, dan beberapa kisah keluarga keseharian mereka semasa Hawking masih hidup.
Menurut saya, buku ini menarik untuk dibaca karena big questions -nya mewakili pertanyaan-pertanyaan yang paling bikin penasaran dan meski topik yang dibahas terkait bidang ilmiah, tapi orang awam akan cukup bisa memahami garis besar pemaparan dan kesimpulannya.
Siapa Stephen Hawking
Stephen William Hawking (8 Januari 1942 - 14 Maret 2018) adalah seorang fisikawan teoritisInggris, ahli kosmologi, dan penulis yang merupakan direktur penelitian di Pusat Kosmologi Teoretis di Universitas Cambridge. Hawking adalah Profesor Matematika Lucasian di Universitas Cambridge antara 1979 dan 2009.
Hawking lahir di Oxford dalam keluarga dokter. Hawking memulai pendidikan universitasnya di Universty College, Oxford pada Oktober 1959 pada usia 17 tahun, di mana dia menerima gelar BA (Hons). Kelas satu dalam bidang fisika.. Dia memulai pekerjaan pascasarjana di Trinity Hall, Cambridge pada bulan Oktober 1962, di mana dia memperoleh gelar PhD dalam matematika terapan dan fisika teoretis, dengan spesialisasi dalam relativitas umum dan kosmologi pada bulan Maret 1966. Selama periode ini — pada tahun 1963 — Hawking didiagnosis dengan penyakit neuron motorik yang berkembang lambat (juga dikenal sebagai amyotrophic sclerosis (ALS) atau penyakit Lou Gehrig) yang secara bertahap melumpuhkannya selama beberapa dekade. Setelah kehilangan kemampuan bicaranya, ia dapat berkomunikasi melalui perangkat penghasil suara, awalnya melalui penggunaan sakelar genggam, dan akhirnya dengan menggunakan satu otot pipi.
Karya ilmiah Hawking antara lain kolaborasi dengan Roger Penrose tentang teorema singularitas gravitasi dalam kerangka relativitas umum dan prediksi teoretis bahwa lubang hitam memancarkan radiasi, sering disebut radiasi Hawking. Awalnya, radiasi Hawking kontroversial. Pada akhir 1970-an dan setelah publikasi penelitian lebih lanjut, penemuan itu diterima secara luas sebagai terobosan penting dalam fisika teoretis. Hawking adalah orang pertama yang mengemukakan teori kosmologi yang dijelaskan oleh gabungan teori relativitas umum dan mekanika kuantum.
Hawking mencapai kesuksesan komersial dengan beberapa karya sains populerdi mana dia membahas teori dan kosmologi secara umum. Bukunya A Brief History of Time muncul di daftar buku terlaris Sunday Times selama 237 minggu yang memecahkan rekor. Hawking adalah Anggota Royal Society, anggota seumur hidup Akademi Ilmu Kepausan, dan penerima Presidential Medal of Freedom, penghargaan sipil tertinggi di Amerika Serikat. Pada 2002, Hawking menduduki peringkat ke-25 dalam jajak pendapat BBC tentang 100 Orang Inggris Terbesar. Hawking meninggal pada 14 Maret 2018 pada usia 76, setelah hidup dengan penyakit neuron motorik selama lebih dari 50 tahun.
Popular Books:
- A Brief History of Time (1988)
- Black Holes and Baby Universes and Other Essays (1993)
- The Universe in a Nutshell (2001)
- On the Shoulders of Giants (2002)
- God Created the Integers: The Mathematical Breakthroughs That Changed History (2005)
- The Dreams That Stuff is Made of: The Most Astounding Papers of Quantum Physics and How They Shook the Scientific World (2011)
- My Brief History (2013)
- Brief Answers to the Big Questions (2018)
Co-authored:
- The Nature of Space and Time (with Roger Penrose) (1996)
- The Large, the Small and the Human Mind (with Roger Penrose, Abner Shimony and Nancy Cartwright) (1997)
- The Future of Spacetime (with Kip Thorne, Igor Navikov, Timothy Ferris and introduction by Alan Lightman, Richard H. Price) (2002)
- A Briefer History of Time (with Leonard Mlodinow) (2005)
- The Grand Design (with Leonard Mlodinow) (2010)
Forewords:
- Black Holes & Time Wraps: Einstein's Outrageous Legacy (Kip Thorne, and introduction by Frederick Seitz) (1994)
Children's Fiction:
Co-written with his daughter Lucy.
- George's Secret Key to the Universe (2007)
- George's Cosmic Treasure Hunt (2009)
- George and the Big Bang (2011)
- George and the Unbreakable Code (2014)
- George and the Blue Moon (2016)
Films and Series:
- A Brief History of Time (1992)
- Stephen Hawking's Universe (1997)
- Hawking- BBC television film (2004) starring Benedict Cumberbatch
- Horizon: The Hawking Paradox (2005)
- Masters of Science Fiction (2007)
- Stephen Hawking: Master of the Universe (2008)
- Into the Universe with Stephen Hawking (2010)
- Brave New World with Stephen Hawking (2011)
- Stephen Hawking's Grand Design (2012)
- The Big Bang Theory (2012. 2014-2015, 2017)
- Stephen Hawking: A Brief History of Mine (2013)
- The Theory of Everything - Feature film (2014) starring Eddie Redmayne
- Genius by Stephen Hawking (2016)
Sumber wikipedia
Rekomendasi
Buku ini saya rekomendasikan kepada semua orang untuk dibaca, terutama penggemar Stephen Hawking, atau mereka yang menyukai topik kosmologi dan fisika, atau yang ingin tahu apa jawaban Stephen Hawking atas pertanyaan penting tentang alam semesta, keberadaan Tuhan, nasib umat manusia, dan pertanyaan-pertanyaan menggelitik lainnya. Untuk ukuran topik fisika dan kosmologi, buku ini sudah disederhanakan sehingga bisa dibaca dan dipahami oleh orang awam tanpa menghilangkan penjelasan-penjelasan ilmiahnya. Ada gambar-gambar penyerta di sini, seperti foto Stephen Hawking saat masih kecil dan dewasa. Bab yang membahas jawaban tentang keberadaan Tuhan memang mengejutkan, sehingga baiknya kita menguatkan keyakinan kita sebelum membaca buku ini. Secara keseluruhan buku ini memberikan insight yang mendalam, mendorong daya pikir yang lebih luas, dan pola pikir yang terbuka.
-------------------------------------------------------------------------
Dipidiff.com adalah sebuah media edukasi yang menginspirasi melalui beragam topik pengembangan diri, rekomendasi buku-buku, dan gaya hidup yang bervibrasi positif.
Diana Fitri, biasa dipanggil Dipi, adalah seorang ibu yang gemar berkebun, dan rutin berolahraga. Gaya hidup sehat dan bervibrasi positif adalah dua hal yang selalu ia upayakan dalam keseharian. Sambil mengasuh putra satu-satunya, ia juga tetap produktif dan berusaha berkembang secara kognitif, sosial, mental dan spiritual.
Lulusan prodi Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran, Dipi lalu melanjutkan studi ke magister konsentrasi Pemasaran, namun pekerjaannya justru banyak berada di bidang edukasi, di antaranya guru di Sekolah Tunas Unggul, sekolah kandidat untuk International Baccalaureate (IB), dan kepala bagian Kemahasiswaan di Universitas Indonesia Membangun. Setelah resign tahun 2016, Dipi membangun personal brand Dipidiff hingga saat ini.
Sebagai Certified BNSP Public Speaker dan Certified BNSP Trainer, serta certified IALC coach, Dipi diundang oleh berbagai komunitas dan Lembaga Pendidikan untuk berbagi topik membaca, menulis, mereviu buku, public speaking, dan pengembangan diri, misalnya di Kementrian Keuangan, Universitas Negeri Semarang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, BREED, Woman Urban Book Club, Lions Clubs, Bandung Independent School, The Lady Book Club, Buku Berjalan.id, SMAN 24 Bandung, SMAN 22 Bandung, dan lain-lain. Dipi juga pemateri rutin di platform edukasi www.cakap.com . Dipi meng-coaching-mentoring beberapa remaja dan dewasa di Growth Tracker Program, ini adalah program pribadi, yang membantu (terutama) remaja dan dewasa muda untuk menemukan passion dan mengeluarkan potensi mereka.
Berstatus bookblogger, reviu-reviu buku yang ia tulis selalu menempati entry teratas di halaman pertama mesin pencari Google, menyajikan ulasan terbaik untuk ribuan pembaca setia. Saat ini Dipi adalah brand ambassador untuk Periplus Bandung dan berafiliasi dengan Periplus Indonesia di beberapa event literasi. Dipi juga menjadi Official Reviewer untuk Republika Penerbit dan berpartner resmi dengan MCL Publisher. Kolaborasi buku-bukunya, antara lain dengan One Peach Media, Hanum Salsabiela Rais Management, KPG, Penerbit Pop, Penerbit Renebook, dan Penerbit Serambi. Reviu buku Dipi bisa dijumpai di www.dipidiff.com maupun Instagram @dipidiffofficial. Dipi host di program buku di NBS Radio. Dulu sempat menikmati masa dimana menulis drop script acara Indonesia Kemarin di B Radio bersama penyiar kondang Sofia Rubianto (Nata Nadia). Podcast Dipi bisa diakses di Spotify DipidiffTalks.
Let's encourage each other to shape a better future through education and book recommendation.
Contact Dipidiff at DM Instagram @dipidiffofficial
TERBARU - REVIEW BUKU
Review Buku The Quiet Tenant - Clémence …
23-08-2023 Dipidiff
National Best Seller One of The Most Anticipated Novels of 2023 GMA Buzz Pick A LibraryReads #1 Pick One of The Washington Post’s Notable Summer Books 2023One of Vogue’s Best Books of 2023One of Goodreads’s Most Anticipated Books...
Read moreReview Buku The Only One Left - Riley Sa…
23-07-2023 Dipidiff
Editor's Pick Best Mystery, Thriller & Suspense The Instant New York Times Bestseller Named a summer book to watch by The Washington Post, Boston Globe, USA Today, Oprah, Paste, Country Living, Good Housekeeping, and Nerd Daily Judul...
Read moreReview Buku Helium Mengelilingi Kita - Q…
14-06-2023 Dipidiff
Judul : Helium Mengelilingi Kita Penulis : Qomichi Jenis Buku : Sastra Fiksi, Coming of Age Penerbit : MCL Publisher Tahun Terbit : Maret 2023 Jumlah Halaman : 246 halaman Dimensi Buku : 14 x 20,5...
Read moreReview Buku Earthlings - Sayaka Murata
14-02-2023 Dipidiff
A New York Times Book Review Editors' ChoiceNamed a Best Book of the Year by the New York Times, TIME and Literary HubNamed a Most Anticipated Book by the New York Times, TIME, USA Today, Entertainment Weekly, the Guardian, Vulture, Wired, Literary Hub, Bustle, PopSugar, and Refinery29 Judul...
Read more