Cara Membuat Perpustakaan Pribadi di Rumah
Perpustakaan sendiri punya kenangan yang mendalam di benak saya. Saya yakin teman-teman juga punya memori tersendiri ya tentang library.
Baca juga "Arti Perpustakaan Bagi Para Pecinta Buku"
Baca juga "Perpustakaan Luar Indonesia Kayak Apa Ya?
Di perpustakaan kita nemuin buku-buku menarik yang asyik buat dibaca, kita bolak balik ke perpus buat pinjam dan mengembalikan, saya bahkan pernah lalai mengebalikan buku gara-gara lokasinya jauh dan akhirnya nomor anggota saya di banned hahahha.,,, what a lesson learned. Suatu ketika saya pernah bertemu juga dengan seorang direktur LSM di perpustakaan, yang kemudian, setelah mengobrol panjang, akhirnya menawarkan saya pekerjaan untuk menjadi partnernya di beberapa projek literasi. Peluang itu memang ada dimana-mana ternyata ya, termasuk di perpustakaan. Di tempat ini kita bertemu banyak orang dari berbagai latar belakang yang disatukan oleh satu minat yang sama yaitu buku. Ga menutup kemungkinan sahabat mungkin bertemu belahan jiwanya di perpus, seseorang yang serius, berkacamata, cool, dan baik hatinya. Ahhh cinta.. cinta.
Apa kabar perpustakaan di jaman pandemi ya? Dari pemberitaan media maupun rekan personal yang bekerja di perpustakaan sih baik perpustakaan internasional sekelas Boston Public Library maupun perpustakaan regional milik pemerintah seperti dispusipda jabar, semuanya sempat tutup di masa kritis pandemi covid 19 dan reopen di september, lalu evaluasi ulang pelayanan. Rata-rata pelayanan digital mengalami kenaikan peminat. Dan inilah cara adaptasi yang paling tepat di situasi pandemi saat ini.
Gara-gara perpustakaan tutup, selama berada di rumah saja sejak pandemi melanda di bulan maret 2020, saya membongkar ulang timbunan buku-buku saya di rumah yang ternyata jumlahnya cukup banyak dan terpisah-pisah di berbagai tempat, di lemari kamar tidur, di rak di meja kerja, bahkan ada yang di dalam dus di kolong ranjang. Ya ya ya.. saya mengakui ini sama sekali tidak terkelola. Kalo sahabat ada yang sama seperti saya, ga heran ya kita suka lupa punya koleksi buku apa saja, dan lupa buku a b dan c apakah dipinjam atau memang kita ga punya bukunya :D.
Dari kejadian ini akhirnya kepikiranlah buat mengelola koleksi buku pribadi dengan lebih baik. Minimal kalo ada yang pinjam, jelas pencatatannya, dan ada data yang real jenis buku yang dikoleksi, karena beberapa kali kejadian beli buku lebih dari satu karena merasa tidak punya padahal sudah ada. Bagi saya yang cukup sering menggunakan buku sebagai referensi tulisan, pencatatan juga memudahkan saya untuk menemukan buku-buku yang diperlukan.
So sampe sini udah jelas dan bulat ya keputusan tentang mengelola koleksi buku di rumah seperti pengelolaan perpustakaan biar lebih efektif efisien tertatanya.
Pertanyaannya sekarang adalah caranya gimana ya ...
Cara Membuat Perpustakaan Pribadi
Karena merasa diri saya adalah orang awam, saya tentunya perlu belajar pada ahlinya ya. Kebetulan salah satu sahabatan bookstagram saya adalah pustawakan sekolah nama instagrammnya adalah bookdragon momma, untuk berikutnya saya panggil dengan nama ibu naga.
Dari ibu naga saya dapatkan arahan-arahan sebagai berikut:
Langkah 1. Kategorikan buku menjadi non fiksi dan fiksi, tempatkan semua buku fiksi ke dalam satu rak yang sama, dan letakkan buku non fiksi di rak yang lain.
Langkah 2. Beri label buku-buku yang ada. Untuk buku fiksi labelnya berupa kode: nama pengarang di balik. Misal Mitch Albom – F. ALB. F nya adalah fiksi, ALB adalah tiga huruf pertama dari last name. Nanti di pendataan excel kata yang tertulis adala ALBOM, Mitch. Semua buku-buku yang ditulis Mitch Albom disatukan semua di F ALB. Label ini ditulis atau diprint di kertas dan ditempel di buku, diukur 3,5 cm dari bawah. Warna kertasnya bisa dibedakan untuk memudahkan pencarian genre. Tapi ini kata ibu naga ga saklek alias bisa suka-suka kita, misal hijau children, kuning middle grade, ungu young adult, merah adult. Bisa juga cukup dengan memberikan stiker bulet warna ke label yang dibikin. Lebih praktis tinggal tempel stiker J.
Untuk buku Non Fiksi ada lagi kode angka. Tapi kata ibu naga kalo mau simple bisa gunakan kode standar aja misal NF HAR, ini bukunya Non Fiksi Yuval Noah Harari.
Untuk mengelompokkan genrenya bisa menggunakan stiker warna warni sebagai pembeda. Misal self improvement stiker bulet warna biru, bisnis sitker bulet warna kuning, dan seterusnya.
Ada satu software yang direkomendasikan Ibu Naga untuk pengelolaan data, namanya Slims. Saya belum coba software ini dan lebih memilih pendataan di excel saja untuk katalog buku.
Beberapa sumber yang saya cari di internet menyebutkan kalau ukuran label buku bisa dibuat seukuran 7 x 3 cm.
Pertama-tama tentukan nomor klasifikasinya atau ketikkan tiga huruf pertama pengarang. Huruf pertama ditulis dengan huruf besar, sedangkan huruf kedua dan ketiga ditulis dengan huruf kecil.
Di bawah huruf kedua nama pengarang, tuliskan atau ketikkan huruf pertama judul buku. Huruf pertama judul buku ini ditulis dengan huruf kecil.
Setelah selesai tempelkan kertas tersebut pada punggung bagian bawan buku.
Lalu bikin kartu buku dan kantongnya.
Kartu buku dibuat dari kertas manila atau kertas gambar yang tebal, buat dengan ukuran 7x12 cm. Pada bagian atas kartu buku diberi keterangan nomor klasifikasi, judul buku, dan pengarangnya. Nomor klasifikasinya bisa menggunakan Klasifikasi dari Dewey. Kartu buku dibagi menjadi dua kolom, kolom pencatatan tanggal pengembalian, dan kolom kedua untuk pencatatan nomor peminjaman. Masukkan kartu ini ke dalam kantong buku. Kantong buku dibuat dari kertas dengan ukuran 9x12 cm. Di kantong buku ditulis nomor klasifikasi, jduul buku dan pengarangnya. Kantor buku ditempel pada bagian dalam sampul belakang buku.
Lalu ada juga yang namanya date slip. Date slip ini adalah kartu pencatatan tanggal pengembalian buku, agar si peminjam bisa tau dan mengingatkannya untuk mengembalikan buku. Slip date dibuat dari kertas biasa ukuran 7,5x12,5 cm, dan ditempel di halaman buku paling belakang.
Untuk perpustakaan pribadi, kita bisa pake cara yang diajarkan Ibu naga ya. Ini menurut saya sih, karena lebih sederhana. Cara yang kedua yang lebih detail akan lebih tepat untuk koleksi yang lebih besar dan perpustakaan publik.
Selain klasifikasi buku tentu saja ada beberapa hal lain yang perlu dilakukan kalau kita ingin membuka perpustakaan pribadi kita ke pelayanan peminjaman dan baca ditempat. Poin pentingnya adalah:
- Membuat tata tertib perpus seperti keanggotaan, bahan pustaka, sanksi sanksi, iuran, dan sistem penyelenggaraan, serta waktu pelayanan
- Perawatan dan pemeliharaan buku yang meliputi katalog, perawatan dan pemeliharaan buku hingga penyiangan bahan pustaka.
Ingat juga untuk mengatur tata letak perpustakaan dan interior yang kondusif dan nyaman untuk pengunjung.
Podcast DipidiffTalks
Cerita ini bisa juga teman-teman dengarkan di Podcast DipidiffTalks, jangan lupa follow akun Dipidifftalks di spotify dan instagram @dipidiff_talks , yuk kita berteman. Berikan dukungan terhadap akun dipidiff talks biar saya makin semangat berbagi hal-hal menarik yang bisa dipelajari dan menginspirasi kehidupan kita bersama, please share konten ini di instagram story atau media sosial yang kalian miliki.
Itu dia cerita saya tentang membuat perpustakaan pribadi di rumah baru-baru ini. Ada beberapa foto yang belum saya masukkan di postingan ini. Rencananya sekitar minggu depan postingan ini akan saya lebih lengkapi. Tapi blog post tetap dilakukan hari ini sesuai jadwal :)
Challenge
Terimakasih banyak ya yang sudah menyimak tulisan ini. Semoga bermanfaat buat kita semua dan jika ada komentar, saran, masukan silakan diskusi saja langsung dengan klik whatsapp saya di bawah ini ^^
Baca Tulisan Terkait Lainnya:
Klik di sini "Perpustakaan Luar Indonesia Kayak Apa Ya?"
Klik di sini "Arti Perpustakaan Bagi Para Pecinta Buku"
-------------------------------------------------------------------------
Dipidiff.com adalah sebuah media edukasi yang menginspirasi melalui beragam topik pengembangan diri, rekomendasi buku-buku, dan gaya hidup yang bervibrasi positif.
Diana Fitri, biasa dipanggil Dipi, adalah seorang ibu yang gemar berkebun, dan rutin berolahraga. Gaya hidup sehat dan bervibrasi positif adalah dua hal yang selalu ia upayakan dalam keseharian. Sambil mengasuh putra satu-satunya, ia juga tetap produktif dan berusaha berkembang secara kognitif, sosial, mental dan spiritual.
Lulusan prodi Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran, Dipi lalu melanjutkan studi ke magister konsentrasi Pemasaran, namun pekerjaannya justru banyak berada di bidang edukasi, di antaranya guru di Sekolah Tunas Unggul, sekolah kandidat untuk International Baccalaureate (IB), dan kepala bagian Kemahasiswaan di Universitas Indonesia Membangun. Setelah resign tahun 2016, Dipi membangun personal brand Dipidiff hingga saat ini.
Sebagai Certified BNSP Public Speaker dan Certified BNSP Trainer, serta certified IALC coach, Dipi diundang oleh berbagai komunitas dan Lembaga Pendidikan untuk berbagi topik membaca, menulis, mereviu buku, public speaking, dan pengembangan diri, misalnya di Kementrian Keuangan, Universitas Negeri Semarang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, BREED, Woman Urban Book Club, Lions Clubs, Bandung Independent School, The Lady Book Club, Buku Berjalan.id, SMAN 24 Bandung, SMAN 22 Bandung, dan lain-lain. Dipi juga pemateri rutin di platform edukasi www.cakap.com . Dipi meng-coaching-mentoring beberapa remaja dan dewasa di Growth Tracker Program, ini adalah program pribadi, yang membantu (terutama) remaja dan dewasa muda untuk menemukan passion dan mengeluarkan potensi mereka.
Berstatus bookblogger, reviu-reviu buku yang ia tulis selalu menempati entry teratas di halaman pertama mesin pencari Google, menyajikan ulasan terbaik untuk ribuan pembaca setia. Saat ini Dipi adalah brand ambassador untuk Periplus Bandung dan berafiliasi dengan Periplus Indonesia di beberapa event literasi. Dipi juga menjadi Official Reviewer untuk Republika Penerbit dan berpartner resmi dengan MCL Publisher. Kolaborasi buku-bukunya, antara lain dengan One Peach Media, Hanum Salsabiela Rais Management, KPG, Penerbit Pop, Penerbit Renebook, dan Penerbit Serambi. Reviu buku Dipi bisa dijumpai di www.dipidiff.com maupun Instagram @dipidiffofficial. Dipi host di program buku di NBS Radio. Dulu sempat menikmati masa dimana menulis drop script acara Indonesia Kemarin di B Radio bersama penyiar kondang Sofia Rubianto (Nata Nadia). Podcast Dipi bisa diakses di Spotify DipidiffTalks.
Let's encourage each other to shape a better future through education and book recommendation.
Contact Dipidiff at DM Instagram @dipidiffofficial
TERBARU - REVIEW BUKU
Review Buku The Quiet Tenant - Clémence …
23-08-2023 Dipidiff
National Best Seller One of The Most Anticipated Novels of 2023 GMA Buzz Pick A LibraryReads #1 Pick One of The Washington Post’s Notable Summer Books 2023One of Vogue’s Best Books of 2023One of Goodreads’s Most Anticipated Books...
Read moreReview Buku The Only One Left - Riley Sa…
23-07-2023 Dipidiff
Editor's Pick Best Mystery, Thriller & Suspense The Instant New York Times Bestseller Named a summer book to watch by The Washington Post, Boston Globe, USA Today, Oprah, Paste, Country Living, Good Housekeeping, and Nerd Daily Judul...
Read moreReview Buku Helium Mengelilingi Kita - Q…
14-06-2023 Dipidiff
Judul : Helium Mengelilingi Kita Penulis : Qomichi Jenis Buku : Sastra Fiksi, Coming of Age Penerbit : MCL Publisher Tahun Terbit : Maret 2023 Jumlah Halaman : 246 halaman Dimensi Buku : 14 x 20,5...
Read moreReview Buku Earthlings - Sayaka Murata
14-02-2023 Dipidiff
A New York Times Book Review Editors' ChoiceNamed a Best Book of the Year by the New York Times, TIME and Literary HubNamed a Most Anticipated Book by the New York Times, TIME, USA Today, Entertainment Weekly, the Guardian, Vulture, Wired, Literary Hub, Bustle, PopSugar, and Refinery29 Judul...
Read more