10 Tips Mengatasi Kesepian
Apakah kamu akhir-akhir ini merasa kesepian? Rasa sepi ini ga cuma hadir saat sendiri, tapi juga di tengah keramaian, atau bahkan saat bersama orang-orang terdekat. Ada sebuah rasa hampa yang kadang sulit dicari penyebabnya. Jika ya, coba simak artikel ini sampai selesai karena isinya sangat sesuai untukmu.
Salah satu personil Girls Generation, Taeyeon, dalam wawancaranya di media bercerita kalau menjadi penyanyi adalah pekerjaan yang membuat dirinya merasa kesepian. Dia merasa paling kesepian setelah turun panggung, terutama saat ga bisa menunjukkan usaha yang sudah disiapkan berbulan-bulan. Selain itu Taeyeon merasa sangat kesepian saat dia kembali ke kamar hotel yang sunyi setelah menjalankan konser di depan ribuan orang.
Gallup pada bulan April 2020 merilis sebuah data yang menunjukkan bahwa 24% orang Amerika melaporkan mengalami kesepian sepanjang hari, dan 56% melaporkan mengalami kekhawatiran. Faktor lockdown pandemi menyumbang peran paling besar di situasi ini. Dikutip dari Hallo sehat .com, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. John Cacioppo, seorang psikolog di University of Chicago di Amerika Serikat, kesepian sangat berkaitan dengan genetik. Selain itu pengucilan, perceraian, dan kematian orang terdekat juga biasanya menjadi penyebab umum kesepian. Dalam satu artikel di kompas. com , terapis dan co-founder Family Addiction Specialist di New York City, Lin Sternlicht menyatakan bahwa kesepian terjadi ketika seseorang dalam keadaan sendiri. Namun, ini juga bisa terjadi dalam setting sosial. Jadi kesepian terjadi lebih kepada kurangnya koneksi, bukan hanya disebabkan saat seseorang sendirian. Dalam sebuah artikel di USA Today, aktor dan penulis buku Troy, Stephen Fry mengatakan bahwa banyak orang di dunia yang merasa kesepian.
Jelas bahwa, fenomena orang-orang merasa sepi ini bukan terjadi di lingkungan kita saja tapi sudah menjadi sebuah krisis di dunia. Beberapa tahun yang lalu, Inggris menciptakan Menteri Kesepian karena kesepian di Inggris meningkat pada level yang mengkhawatirkan. Krisis kesepian ini merupakan ancaman serius bagi kesehatan global seperti obesitas, penyalahgunaan zat, dan perokok berat. Ketika orang hidup dengan sedikit kontak manusia, mereka lebih rentan terhadap penyakit, menderita penurunan kognitif dan meninggal sebelum waktunya. Anehnya, generasi muda Milenial berusia 18-22 tahun dilaporkan sebagai populasi yang paling kesepian. Rasa sepi adalah ‘pembunuh yang tak terlihat dan bekerja diam-diam’.
Rasa Sepi Melajang
Apakah kamu lajang? Dan apakah kamu merasa kesepian? Status lajang dan merasa kesepian itu 100 persen normal dan 100 persen OK. Rasa sepi memang tidak mudah untuk dibicarakan apalagi diakui. Untuk orang lajang modern, mengakui kesepian adalah hal yang tabu. Banyak lajang yang ingin tampil kuat, mandiri, dan cakap, dan merasa kesepian sering dianggap sebaliknya. Ada semacam rasa malu untuk mengakui ini karena khawatir terhadap penilaian dari teman dan keluarga. Tapi yang sebenarnya adalah kita bisa menjadi kuat, mandiri, dan cakap meski mengalami kesepian. Rasa sepi datang dan pergi sama seperti perasaan lainnya. Dan seperti semua perasaan lainnya, merasa sepi itu sah saja, normal dan bagian dari menjadi manusia. Jadi, alih-alih mencoba melawan atau menekan kesepian, bangun rasa ingin tahu pada rasa ini dan fokus pada kasih sayang pada diri sendiri.
Rasa Sepi Terisolasi
Kesepian merupakan hal normal yang pasti pernah dirasakan oleh semua orang, apalagi di masa pandemi covid-19, banyak orang merasakan kesepian karena praktis interaksi menjadi terbatas. Para ahli sepakat bahwa kesepian merupakan keadaan mental, bukan fisik. Manusia dapat bertahan hidup tiga menit tanpa udara, tiga hari tanpa air, tiga minggu tanpa makanan dan — menurut ilmu bertahan hidup — tiga bulan tanpa persahabatan. Benar atau tidak, yang jelas adalah manusia membutuhkan manusia lainnya. Dan saat pandemi, akibat efek menjaga jarak dan lain lain kita jadi lebih rentan pada minimnya koneksi sosial, dengan kata lain orang-orang merasa lebih kesepian.
Perasaan terisolasi bisa membuat tertekan, mengganggu, dan berpotensi mematikan. Studi menunjukkan bahwa kesepian dan isolasi sosial meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, penurunan kognitif dan sejumlah masalah kesehatan lainnya.
Ada satu kalimat yang menarik yang diutarakan oleh pemain basket legendaris Kareem Abdul-Jabbar di The Hollywood Reporter.
"Tidak peduli berapa banyak teman yang dimiliki seseorang atau seberapa dekat kita dengan keluarga kita, kita semua melalui periode isolasi yang intens di mana bahkan kata-kata pendukung dari teman dan keluarga yang bermaksud baik itu tidak cukup untuk mengangkat kita dari kubangan rasa sepi.”
Kesepian memang sangat sulit untuk digoyahkan. Perasaan itu datang dari persepsi dan keinginan kita sendiri, jadi angka dan logika objektif tidak selalu membantu kita merasa lebih baik.
Tips Mengatasi Kesepian
Sampai di sini kita semua tentu jadi berpikir, lalu apa yang bisa dilakukan untuk menghadapi emosi ini. Jika kesepian mengganggu kemampuan kita untuk berfungsi, atau jika kita berpikir untuk melukai diri sendiri, ini saatnya kita mencaribantuan profesional. Untuk bentuk kesepian yang lebih ringan, penelitian selama beberapa dekade menyarankan sejumlah strategi untuk mengurangi dampaknya.
Pertama, pahami bahwa merasa kesepian bukanlah penyakit, tapi merasa kesepian itu adalah suatu keadaan pikiran.
Sekali lagi kita harus menyadari bahkan meyakini bahwa kesepian bukanlah suatu kondisi yang harus dirawat melainkan bagian alami dari pengalaman manusia. Mayra Mendez, PhD, LMFT, koordinator program layanan kesehatan mental di Pusat Pengembangan Anak dan Keluarga Providence Saint John di Santa Monica, California, menjelaskan bahwa hal yang paling membantu untuk mengatasi rasa kesepian adalah meyakini bahwa kendali ada di tangan kita. Rasa sepi yang kadang-kadang datang itu lumrah, merasa sepi tidak lantas berarti ada yang salah dengan diri kita.
Terima rasa kesepian itu. Akui bahwa kita merasa kesepian. Kita bisa mengatakannya dengan lantang, menuliskannya dalam jurnal, membicarakannya dalam sesi terapi, atau membahasnya bersama teman. Penyangkalan adalah respons yang paling tidak produktif dan tidak membantu kita untuk bisa mengatasi perasaan ini. Semakin kita menghindari perasaan ini, semakin besar rasa sepi itu terasa. Penyangkalan dan sikap menghindar hanya akan memicu rasa malu dan menyebabkan lebih banyak kesusahan.
Sadari pola pikir kita. Ketika kita merasa terisolasi, kita merasa seolah-olah tidak ada orang yang bisa kita percayai. Saat mencari hubungan baru, lakukan introspeksi untuk melihat apakah "kita terlalu protektif dan terlalu fokus pada diri sendiri" alih-alih terbuka untuk berhubungan dengan orang baru. Saat menjalin hubungan baru, cobalah untuk bersikap sepositif mungkin dan “mengharapkan yang terbaik” dari orang lain.
Buang pikiran negatif. Pikiran adalah alat yang ampuh. Cara kita berbicara pada diri sendiri dapat membuat perbedaan dalam seberapa kesepian kita merasa. Jangan membandingkan diri kita dengan orang lain. Sebaliknya, cobalah membingkai ulang pikiran negatif itu menjadi pikiran yang lebih positif namun tetap realistis.
Ingatlah bahwa kita tidak sendirian dalam kesepian kita . Ada penghiburan dalam mengetahui bahwa merasa kesepian sangat umum. Setiap orang pasti pernah merasa kesepian.
Ingat untuk fokus pada diri sendiri dulu. Kebahagiaan menarik kebahagiaan, jadilah teman untuk diri kita sendiri. Kita harus belajar menyukai diri sendiri terlebih dahulu. Orang-orang merasa nyaman dengan mereka yang merasa nyaman dengan diri mereka sendiri.
Kelilingi diri kita dengan gambar dan barang-barang sentimental yang mengingatkan kita pada orang-orang terkasih dan saat-saat bahagia. Astronot, tentara, dan orang lain yang melakukan perjalanan jarak jauh menemukan bahwa kenang-kenangan pribadi dapat meringankan rasa sakit karena kesepian dan sering kali membawa senyum ke wajah mereka dan kenyamanan di hati mereka.
Saat sendirian, nyalakan musik, nyalakan lilin beraroma, dan pikirkan kualitas yang kita sukai dari diri kita dan yang kita hargai dari orang lain. Jangan berkubang dalam kesepian kita. Ada saatnya kita harus berhenti merasa seperti korban kesepian. Daripada merasa terus seperti itu, membiarkan diri menonton film paling menyedihkan yang bisa ditemukan dan menangis selama dua jam, mengapa tidak menemukan film paling lucu yang bisa membuat kita tertawa selama dua jam.
Kedua, dukungan sosial sangat membantu.
Kesepian adalah emosi yang rumit. Kita bisa merasa kesepian di ruangan yang ramai, atau sebaliknya, kita merasa puas dalam kesendirian. Orang-orang pun sangat berbeda-beda kebutuhannya, satu orang merasa cukup dengan satu dua teman, atau koneksi online, tapi yang lain merasa cukup ketika bertatap muka dan dengan intensitas yang lebih banyak.
Jadi kesepian adalah perasaan yang subjektif, tetapi para peneliti mulai menemukan sinyal di otak yang menempatkan kebutuhan akan interaksi sosial setara dengan kebutuhan untuk makan. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan November, para ilmuwan menghilangkan peserta dari kontak dengan orang lain dan kemudian memindai otak mereka. Setelah hanya 10 jam isolasi di laboratorium - di mana mereka dapat membaca atau menggambar tetapi tidak memiliki akses ke ponsel atau komputer mereka – para peserta melaporkan bahwa mereka merasa kesepian dan menginginkan interaksi sosial. Ketika mereka kemudian melihat gambar orang yang terlibat dalam kegiatan sosial, pemindaian menunjukkan aktivasi otak tengah yang identik dengan orang yang melihat gambar makanan setelah 10 jam puasa. Kesimpulannya adalah interaksi sosial bukan sekadar sesuatu yang menyenangkan atau menghibur, tapi sesuatu yang benar-benar dibutuhkan manusia untuk bisa berfungsi dengan normal. Tanpa hubungan sosial, orang sering menjadi depresi, yang selanjutnya memperdalam perasaan kesepian yang ada. Kesepian kronis juga terkait dengan tingkat penyakit jantung, penyakit Alzheimer, bunuh diri, dan bahkan kematian yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, carilah dukungan sosial, misalnya dukungan dari teman. Di sejumlah penelitian, orang dengan hubungan sosial yang kuat memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk hidup lebih lama daripada orang dengan koneksi yang lebih lemah. Aktifitas yang dilakukan bisa berupa menelpon, mengirim SMS, dan video call. Undang salah satu teman kita untuk datang dan sekadar nongkrong, atau menonton film, atau kita bisa pergi ke taman, kedai kopi, atau berjalan-jalan di luar di lingkungan kita.
Saat mencari koneksi, fokuslah pada teman dan keluarga kita yang paling mendukung tanpa syarat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang merasa lebih stres dan terputus ketika jaringan persahabatan mereka tidak ada selama masa-masa sulit. Menurut Bert Uchino, seorang profesor psikologi di Universitas Utah di Salt Lake City, meningkatkan kontak sosial saja tidak cukup, kita perlu meningkatkan kontak dalam hubungan yang penting dan yang sangat positif pengaruhnya.
Dapatkan teman sekamar. Jika kita hidup sendiri, menemukan teman sekamar dapat membantu melawan kesepian, cara ini juga bisa bermanfaat secara finansial karena tagihan jadi dibagi dengan teman. The Wall Street Journal melaporkan bahwa orang yang berusia di atas 40 tahun adalah salah satu demografi dengan pertumbuhan tercepat di fenomena ini.
Kita juga bisa mendukung lingkungan sosial sekitar dengan bersikap ramah serta terbuka misalnya dengan tersenyum, melambaikan tangan, dan ekspresi lainnya yang menunjukkan support kepada orang lain.
Ini mungkin juga saat yang tepat untuk membantu tetangga kita, misalnya dengan melakukan kebaikan kecil, seperti mengantarkan bahan makanan, mengobrol di pagar atau berpartisipasi dalam acara bersih-bersih lingkungan.
Penelitian menunjukkan bahwa kita bahkan tidak perlu mengenal orang yang kita bantu. Hanya menyumbangkan uang untuk tujuan yang baik mungkin sudah bisa memberikan dampak yang positif. Dalam serangkaian percobaan, para peneliti menemukan bahwa orang yang memberi uang kepada orang lain lebih bahagia daripada jika mereka membelanjakannya untuk diri mereka sendiri.
Melayani orang lain adalah salah satu cara terbaik untuk tidak merasa kesepian dan bahkan menjalin pertemanan seumur hidup, misalnya menjadi sukarelawan di sekolah atau perpustakaan setempat, merajut selimut untuk bayi di rumah sakit, membawakan makanan untuk orang tua, menjadi kakak angkat, mengajar anak-anak di lingkungan rumah, dan masih banyak lagi kegiatan lainnya. Berfokus pada orang lain yang membutuhkan bantuan membuat kita merasa tidak sendirian dan lebih berarti. Kesepian kita bisa hilang saat kita terhubung dan melayani orang lain. Layanan akan membawa kitaterjun ke komunitas serta membantu kita merasa berdaya dan membuat perbedaan nyata, dan itu adalah dua hal penting untuk menjalani kehidupan yang penuh dan bahagia.
Terhubung dengan komunitas juga bisa dilakukan dengan bergabung ke komunitas spiritual hingga bergabung dengan grup kebugaran atau kelompok rekreasi, atau terhubung dengan grup dan komunitas online berdasarkan minat atau hobi. Carilah orang yang berpikiran sama. Seringkali lebih mudah untuk menjalin hubungan dengan mereka yang memiliki kesamaan dengan kita, jadi jangkaulah individu dan kelompok dengan "sikap, minat, aktivitas, dan nilai" yang serupa. Ini adalah cara yang tepat yang memungkinkan kitamenemukan seseorang yang bisa terkoneksi dengan Anda kitapositif. Komunitas itu penting karena memberi kita tujuan dan kepuasan dengan menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri.
Kelas gratis dan yang berbiaya murah yang membahas berbagai topik umumnya tersedia melalui pusat komunitas atau perguruan tinggi setempat. Mengambil kelas seperti ini, tidak hanya membuat kita terlibat dengan orang lain tetapi kita juga akan belajar sesuatu yang baru.
Tiga aturan sederhana saat memulai percakapan dengan calon teman adalah bicarakan situasi yang sedang kita dan dia hadapi bersama saat perbincangan ini terjadi, misalnya kalian sedang antri di supermarket, atau sedang mendaftar member di gym, dan lain-lain. Kedua, tetap sederhana dan ringan. Tidak perlu menumpahkan seluruh kisah hidup kita. Ketiga, lewatkan berita dan politik. Hindari topik dan kalimat yang negatif dan sensitif. Jadilah teman yang baik.
Cerahkan hari orang lain dengan memberi mereka pujian. Ini akan membuat kita merasa setidaknya sama bahagianya dengan mereka. Pujian sederhana misalnya “kacamatamu keren, baju yang kamu pakai bagus sekali” atau "kerjaanmu bagus", bisa menjadi sinar matahari yang menembus kesepian yang menggigit.
Semua hal tersebut dapat memperkuat ikatan sosial dan pada gilirannya akan mengurangi rasa kesepian yang ada.
Ketiga, peliharalah hewan
Hewan benar-benar bisa membantu mengatasi kesepian. Hewan membuat kita punya sesuatu untuk diurus, yang membuat kita merasa dibutuhkan, dan hewan ini memberikan cinta tanpa syarat sebagai balasannya. Tips ini terutama berlaku untuk orang yang sakit atau memiliki masalah lain yang membuatnya sulit untuk meninggalkan rumah. Banyak orang melaporkan bahwa mengadopsi hewan peliharaan membuat mereka bangun dan bergerak setiap hari.
Keempat, hiduplah dalam kehidupan yang nyata.
Kesepian dapat menyerang pada usia berapa pun, tetapi orang muda mungkin menanggung beban yang lebih besar efek dunia maya. Diperkirakan 73 persen orang dewasa Generasi Z melaporkan merasa kesepian dalam sebuah survei yang dirilis oleh American Psychological Association pada bulan Oktober 2021. Penggunaan media sosial berintensitas tinggi telah dikaitkan dengan tingkat kesepian yang lebih tinggi pula. Tapi beberapa jenis penggunaan media sosial juga dapat membantu orang merasa lebih terhubung. Berhati-hatilah karena media sosial dapat berbahaya sekaligus bermanfaat dan jangan pernah memberikan informasi pribadi yang dapat digunakan untuk mencuri identitas atau menyakiti kita.
Jennifer Caudle, seorang dokter keluarga osteopathic dan asisten profesor di Rowan University School of Osteopathic Medicine, menyatakan bahwa media sosial dan elektronik itu tidak buruk dan merupakan alat yang fantastis. Kadang-kadang kita pikir kita bisa bertahan hanya dengan telepon dan komputer kita, tapi bukan itu yang kita butuhkan. Kita adalah manusia, kita membutuhkan interaksi manusia. Bagi mereka yang tidak dapat menahan keinginan untuk memeriksa ponsel cerdas mereka saat bersama orang lain, Caudle menyarankan untuk menghapus aplikasi yang berpotensi membuat ketagihan dan mengatur waktu bebas teknologi, seperti saat makan malam atau waktu tidur.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa media sosial dapat menyebabkan perasaan depresi, ketidakmampuan, dan isolasi ketika orang membandingkan hidup mereka dengan versi orang lain. FOMO (fear of missing out), atau takut ketinggalan, adalah fenomena baru media sosial di mana orang merasakan sesuatu yang hebat sedang terjadi, dan mereka tidak termasuk di dalamnya, kemudian mereka merasa diabaikan dan ditinggalkan. Universitas Oxford menemukan bahwa dari 150 teman Facebook, rata-rata kita hanya dapat mengandalkan empat orang saja sebagai teman sejati.
Di titik ini kita kembali pada prinsip penggunaan media sosial atau dunia maya yang tepat sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan.
Kelima, lakukan sesuatu yang membuat Anda bahagia.
Lakukan sesuatu yang kita sukai, baik itu aktivitas fisik, misalnya mendengarkan musik favorit, mencoba resep baru, berkebun, membuat jurnal, menonton serial favorit, atau membaca buku yang bagus. Tampaknya cukup sederhana, tetapi terkadang kita lupa untuk memelihara diri sendiri dan melakukan hal-hal yang memperkuat harga diri kita. Seni kreatif juga dapat mengurangi kesepian, dan saat bernyanyi secara langsung dalam paduan suara tidak mungkin dilakukan, bernyanyi melalui grup virtual bisa menjadi alternatifnya.
Apa pun yang memberi makna dan kebahagiaan hidup kita adalah cara yang bagus untuk terhubung dengan cara yang sangat otentik dengan orang lain. Bagi banyak orang, pekerjaan mereka adalah hasrat mereka, tetapi tidak harus begitu. Hobi seperti olahraga luar ruangan, kerajinan tangan, menyanyi, atau mobil semuanya menawarkan kesempatan untuk mendapatkan teman baru sambil meningkatkan keterampilan Anda dan bersenang-senang. Bagian terbaik? Kita sudah tahu bahwa kita memiliki kesamaan untuk dibicarakan.
Keenam, latih rasa syukur.
Rasa syukur sangat membantu dalam melawan perasaan kesepian. Rasa syukur bisa membumikan kit adan membantu kita terhubung dengan beberapa hal "baik" yang kita miliki dalam hidup. Ingatkan diri kitatentang hubungan positif dan suportif dan orang-orang yang sudah kita miliki (bahkan jika persahabatan atau hubungan itu jarak jauh). Dan cobalah untuk memperhatikan dan menghargai momen-momen kecil namun bermakna yang memberi kita kegembiraan dan membuat kita merasa terhubung dengan orang lain. Merasa kesepian dapat menguras energi kita dan membuat dunia di sekitar kita tampak semakin suram dan kosong. Alihkan itu dengan sikap bersyukur.
Ketujuh, jaga kesehatanmu
Jaga pola makan sehat, berolahraga ringan dan tetap aktif, semua hal ini dapat membantu kita untuk lebih rileks sepenuhnya.
Tips dari NASA bagi para astronot untuk mengusir kesepian antara lain jadwal perawatan harian yang ketat, olahraga aerobik, makan makanan sehat, berbagi pengalaman dengan anggota kru lainnya, dan menetapkan rutinitas tidur yang memastikan tidur yang cukup.
Kedelapan, rangkullah spiritualitas kita
Agama bisa menjadi cara yang bagus untuk terhubung dengan orang-orang yang berpikiran sama dan menjadi bagian dari komunitas yang erat dan penuh kasih. Bahkan jika kita tidak terlalu religius, kita masih dapat menjalin ikatan dengan orang-orang pada tingkat spiritual. Ikatan seperti ini sangat baik dan menguatkan serta menyehatkan mental.
Kesembilan, pelajari teknik relaksasi
Kecemasan hanyalah perasaan, dan perasaan adalah sesuatu yang bisa kita kendalikan. Pernapasan dalam, meditasi, mantra, olahraga, dan teknik relaksasi lain terbukti dapat membantu kita belajar melepaskan rasa takut itu, termasuk rasa tidak nyaman yang hadir karena kesepian, baik saat ini maupun di sisa hidup kita.
Kesepuluh, pertimbangkan bantuan profesional
Dokter, psikolog, dan profesional lainnya dapat memberikan bantuan. Jika kita khawatir tentang perasaan kita dan kita tidak dapat mengatasi ini sendiri, itu adalah sinyal kita untuk mencari bantuan.
Kecemasan dan depresi sosial sangat nyata dan bisa sangat mengasingkan. Kesepian sendiri bukanlah penyakit, tetapi jika kita terus-menerus merasa sedih dan ditinggalkan, itu mungkin pertanda masalah mental yang lebih besar dan penting bagi kita untuk mendapatkan perawatan profesional. Mengabaikan perasaan sendirian, depresi, kecemasan, dan kesepian dapat berubah menjadi lingkaran setan, masing-masing memperbesar perasaan yang lain sampai kita tersedot ke dalam pusaran keputusasaan. Silakan mencari bantuan profesional jika kita merasa kita Anda berubah menjadi depresi.
Terlepas dari berbagai solusi untuk mengatasi kesepian yang telah dipaparkan, sebenarnya solusinya ada dalam diri kita sendiri, karena yang paling mengetahui tentang kita adalah diri kita sendiri. Sisi baiknya, kesepian normal umumnya bukan masalah yang harus ditangani secara khusus. Yang membutuhkan penanganan secara khusus adalah kesepian yang mengarah pada depresi agar tidak mengarah pada kondisi yang lebih parah. Oleh karena itu, jika teman-teman merasa kesepian yang dialami sudah parah, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli.
Referensi
Nathasya, Risa. 2017. "6 Penyanyi K-Pop yang Justru Merasa Kesepian Setelah Jadi Artis", https: //wolipop.detik.com/entertainment-news/d-3636877/6-penyanyi-k-pop-yang-justru-merasa-kesepian-setelah-jadi-artis, diakses pada 4 Desember 2021.
Brim, Brian J., ED.D., Dana Williams. 2020. “Defeat Employee Loneliness and Worry with Clifton Strengths”, https: //www.gallup.com/cliftonstrengths/en/308939/defeat-employee-loneliness-worry-cliftonstrengths.aspx, diakses pada 4 Desember 2021.
Fajar, Kemal Al. 2021. “Apakah Ada Perbedaan Kesepian yang Wajar dengan Kesepian Akibat Depresi?”, https://hellosehat.com/mental/gangguan-mood/merasa-kesepian-depresi/, diakses pada 4 Desember 2021.
Tashandra, Nabilla. 2021. “Perlu Tahu, Ini 6 Tanda Kesepian Kronis Menurut Para Ahli”, https://lifestyle.kompas.com/read/2021/03/10/073113520/perlu-tahu-ini-6-tanda-kesepian-kronis-menurut-para-ahli?page=all.
Combating an Epidemic of Loneliness (https://www.nytimes.com/2020/12/18/well/pandemic-loneliness-isolation-coronavirus.html).
Aguirre, Leah. 2021. “6 Ways to Cope with Feelings of Loneliness”, https://www.psychologytoday.com/us/blog/modern-dating/202107/6-ways-cope-feelings-loneliness, diakses pada 4 Desember 2021.
Feeling Lonely? 9 Things you Can Do to Hep yourself. https: //www.usatoday.com/story/news/2017/05/25/steps-to-combat-loneliness/101811940.
Andersen, Charlotte Hilton. 2021. "Feeling Loney? 17 Little Things You can Do to Connect with Others", https: //www/rd.com/list/stop-feeling-lonely/, diakses pada 4 Desember 2021.
Murphy, Susan. 2020. "How to Reduce The Stress of Loneliness - 9Tips", https: //www.forbes.com/sites/womensmedia/2020/10/27/how-to-reduce-the-stress-of-loneliness--9-tips/?sh=6eb22fc851b6, diakses pada 4 Desember 2021.
-------------------------------------------------------------------------
Dipidiff.com adalah sebuah media edukasi yang menginspirasi melalui beragam topik pengembangan diri, rekomendasi buku-buku, dan gaya hidup yang bervibrasi positif.
Diana Fitri, biasa dipanggil Dipi, adalah seorang ibu yang gemar berkebun, dan rutin berolahraga. Gaya hidup sehat dan bervibrasi positif adalah dua hal yang selalu ia upayakan dalam keseharian. Sambil mengasuh putra satu-satunya, ia juga tetap produktif dan berusaha berkembang secara kognitif, sosial, mental dan spiritual.
Lulusan prodi Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran, Dipi lalu melanjutkan studi ke magister konsentrasi Pemasaran, namun pekerjaannya justru banyak berada di bidang edukasi, di antaranya guru di Sekolah Tunas Unggul, sekolah kandidat untuk International Baccalaureate (IB), dan kepala bagian Kemahasiswaan di Universitas Indonesia Membangun. Setelah resign tahun 2016, Dipi membangun personal brand Dipidiff hingga saat ini.
Sebagai Certified BNSP Public Speaker dan Certified BNSP Trainer, serta certified IALC coach, Dipi diundang oleh berbagai komunitas dan Lembaga Pendidikan untuk berbagi topik membaca, menulis, mereviu buku, public speaking, dan pengembangan diri, misalnya di Kementrian Keuangan, Universitas Negeri Semarang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, BREED, Woman Urban Book Club, Lions Clubs, Bandung Independent School, The Lady Book Club, Buku Berjalan.id, SMAN 24 Bandung, SMAN 22 Bandung, dan lain-lain. Dipi juga pemateri rutin di platform edukasi www.cakap.com . Dipi meng-coaching-mentoring beberapa remaja dan dewasa di Growth Tracker Program, ini adalah program pribadi, yang membantu (terutama) remaja dan dewasa muda untuk menemukan passion dan mengeluarkan potensi mereka.
Berstatus bookblogger, reviu-reviu buku yang ia tulis selalu menempati entry teratas di halaman pertama mesin pencari Google, menyajikan ulasan terbaik untuk ribuan pembaca setia. Saat ini Dipi adalah brand ambassador untuk Periplus Bandung dan berafiliasi dengan Periplus Indonesia di beberapa event literasi. Dipi juga menjadi Official Reviewer untuk Republika Penerbit dan berpartner resmi dengan MCL Publisher. Kolaborasi buku-bukunya, antara lain dengan One Peach Media, Hanum Salsabiela Rais Management, KPG, Penerbit Pop, Penerbit Renebook, dan Penerbit Serambi. Reviu buku Dipi bisa dijumpai di www.dipidiff.com maupun Instagram @dipidiffofficial. Dipi host di program buku di NBS Radio. Dulu sempat menikmati masa dimana menulis drop script acara Indonesia Kemarin di B Radio bersama penyiar kondang Sofia Rubianto (Nata Nadia). Podcast Dipi bisa diakses di Spotify DipidiffTalks.
Let's encourage each other to shape a better future through education and book recommendation.
Contact Dipidiff at DM Instagram @dipidiffofficial
TERBARU - REVIEW BUKU
Review Buku The Quiet Tenant - Clémence …
23-08-2023 Dipidiff
National Best Seller One of The Most Anticipated Novels of 2023 GMA Buzz Pick A LibraryReads #1 Pick One of The Washington Post’s Notable Summer Books 2023One of Vogue’s Best Books of 2023One of Goodreads’s Most Anticipated Books...
Read moreReview Buku The Only One Left - Riley Sa…
23-07-2023 Dipidiff
Editor's Pick Best Mystery, Thriller & Suspense The Instant New York Times Bestseller Named a summer book to watch by The Washington Post, Boston Globe, USA Today, Oprah, Paste, Country Living, Good Housekeeping, and Nerd Daily Judul...
Read moreReview Buku Helium Mengelilingi Kita - Q…
14-06-2023 Dipidiff
Judul : Helium Mengelilingi Kita Penulis : Qomichi Jenis Buku : Sastra Fiksi, Coming of Age Penerbit : MCL Publisher Tahun Terbit : Maret 2023 Jumlah Halaman : 246 halaman Dimensi Buku : 14 x 20,5...
Read moreReview Buku Earthlings - Sayaka Murata
14-02-2023 Dipidiff
A New York Times Book Review Editors' ChoiceNamed a Best Book of the Year by the New York Times, TIME and Literary HubNamed a Most Anticipated Book by the New York Times, TIME, USA Today, Entertainment Weekly, the Guardian, Vulture, Wired, Literary Hub, Bustle, PopSugar, and Refinery29 Judul...
Read more