Review Buku Corat Coret di Toilet - Eka Kurniawan
LOMBA REVIEW BUKU
Judul Buku : Corat-Coret di Toilet
Jenis Buku : Antologi
Pengarang : Eka Kurniawan
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit beserta cetakannya : Cetakan Ketiga Juni 2016
Dimensi Buku : 14 cm x 21 cm
Jumlah Halaman : 135 halaman
Harga Buku : Rp. 45.000
Isi Cerita
Buku Corat-Coret di Toilet merupakan antologi atau kumpulan cerpen yang menceritakan beragam kisah kehidupan manusia kebanyakan. Cerpen pertama yang berjudul Peterpan mengisahkan pemuda idealisme melawan pemerintahan yang diktator, dalam perjuangannya ia mengorbankan banyak hal, namun pengorbanannya itu berakhir sia-sia, idealisme tak mampu melawan yang berkuasa, pemimpin diktator tetap berjaya di singgasananya.
Cerpen kedua yang berjudul Dongeng Sebelum Bercinta mengisahkan pemberontakan seorang gadis terhadap upaya perjodohan yang dilakukan oleh orangtuanya, tapi jalan yang ia tempuh jauh dari bijaksana. Hasilnya tetap saja dia menikah dengan laki-laki yang dijodohkan, ditambah pula harus menanggung konsekuensi atas pemberontakan yang dilakukannya dulu.
Cerpen ketiga berjudul Corat-Coret di Toilet berkisah tentang kehidupan nyata masyarakat umum yang pro dan kontra pada pemerintahan dan kebijakannya. Lewat sebuah dinding toilet tertampunglah aspirasi publik yang paling jujur bebas dari rasa takut pada kekuasaan pemerintahan itu sendiri.
Cerpen keempat berjudul Teman Kencan berkisah tentang seorang pemuda idealis yang dulunya mengabdikan hidupnya untuk menggulingkan pemerintahan yang menurutnya bobrok sampai-sampai kuliahnya terbengkalai dan kehidupan pribadinya juga tercerai berai. Setelah pemerintah yang dulu ditentangnya turun dari tahta lalu pemuda tersebut dihadapkan kembali pada kenyataan kehidupan pribadinya yang kacau. Dalam upayanya untuk membunuh sepi ia menghubungi perempuan-perempuan yang dulu menjadi teman-teman dekatnya, namun akhirnya dia yang paling diharapkan ternyata sudah pula meninggalkannya.
Cerpen kelima yang berjudul Rayuan Dusta untuk Marietje menceritakan tentara Belanda yang ditugaskan di Hindia Belanda merayu para wanita-wanitanya untuk ikut bersama mereka tinggal di Hindia Belanda. Rayuan-rayuan dusta yang akhirnya menjadi alasan mereka untuk berjuang melawan perlawanan rakyat Indonesia, jauh dari alasan yang lebih mulia.
Cerpen keenam berjudul Hikayat si Orang Gila bercerita tentang diri seorang gila, apa yang ia pikirkan dalam kegilaannya, sedang saat itu tentara menyerang desa-desa. Ketika orang lain mati terbunuh tentara atau lari menyelamatkan diri, si gila malah melakukan hal yang sebaliknya karena pikiran gilanya memaksanya memenuhi kebutuhan dasar tiap manusia.
Cerpen ketujuh berjudul Si Cantik yang Tak Boleh Keluar Malam menceritakan gadis yang dilarang orangtuanya untuk keluar malam dengan alasan apapun, padahal umur si gadis sudah makin bertambah. Kekangan orangtua malah membuat gadis ini akhirnya menempuh jalan kehidupan yang salah.
Cerpen kedelapan berjudul Siapa Kirim Aku Bunga? menceritakan kisah cinta yang seorang Belanda kepada gadis pribumi yang berakhir kandas karena alasan yang tak terduga, bagai ironi kehidupan. Si Belanda pulang ke negerinya dengan luka cintanya, berperilaku tak wajar, lalu didiagnosis skizofrenia.
Cerpen kesembilan berjudul Tertangkapnya si Bandit Kecil Pencuri Roti mengisahkan seorang pencuri kecil yang tak pernah tertangkap. Segala tindak kriminal yang ia lakukan ini rupanya dilatarbelakangi alasan yang sangat sederhana. Semuanya karena ibu.
Cerpen kesepuluh berjudul Kisah dari Seorang Kawan bercerita tentang sekelompok mahasiswa yang luntang-lantung tak punya uang dan tidur di kampus, saling berkisah satu sama lain tentang keluarganya, kisah-kisah kehidupan masyarakat yang tragis, setragis kehidupan mereka sendiri yang makan pun harus menunggu malam, mencari sisa makanan yang belum basi di kantin kampus.
Cerpen kesebelas berjudul Dewi Amor mengisahkan seorang pemuda yang amat sangat jatuh cinta pada seorang gadis. Penuh semangat ia mendekati gadis cantik tersebut namun akhirnya ia tahu kalau gadis tersebut sudah memiliki pacar yang jauh lebih kaya, tampan, dan mentereng dibandingnya. Cinta membuatnya buta, emosi menghancurkan logika. Gara-gara butanya logika ia justru akhirnya kehilangan banyak termasuk harga dirinya.
Cerpen keduabelas berjudul Kandang Babi lagi-lagi bercerita tentang mahasiswa yang tak jelas juntrungannya. Kuliah tak lulus-lulus, tinggal di kampus di bekas gudang yang disebut kandang babi. Peraturan kampus kemudian melarang mahasiswa tidur di kampus, si penunggu kandang babi bingung kini tak ada lagi tempat tinggal, hutang di kantin banyak, dan tak punya uang untuk bayar pondokan. Tapi nasibnya kali ini beruntung, ia tiba-tiba punya uang. Tapi dengan uang yang kini ada di tangan, benarkah ia mengubah hidupnya yang sudah terlalu lama hidup di kandang babi dengan segala tabiatnya?
Pesan Moral
Benarkah ada pesan moral dalam cerpen-cerpen Eka Kurniawan karena cerita-ceritanya memang tidak gamblang, justru butuh penalaran. Implisit. Pada kenyataannya tiap cerita memang berisi pelajaran dalam kehidupan. Keduabelas cerita dalam antologi ini jelas bukan cerpen biasa justru karena kesederhanaan cerita-ceritanya. Sebagai contoh, cerpen Dongeng Sebelum Bercinta mengajarkan kita untuk bertindak bijaksana betapapun tidak menyenangkannya situasi yang kita hadapi, karena pada akhirnya tindakan yang bodoh tetap harus kita tanggung konsekuensinya cepat atau lambat.
Cerpen Rayuan Dusta untuk Marietje seolah menyadarkan kita bahwa alasan seorang manusia belum tentu semulia yang kita pikirkan atau seperti yang kita anggap, perspektif kehidupan tiap manusia pada nyatanya tidak sama. Kisah-kisah perjuangan mahasiswa subversif yang akhirnya mengacaukan kehidupan inti dirinya sendiri adalah kisah-kisah yang nyata yang benar adanya, termasuk pula kisah mahasiswa yang hidup di kandang babi, kuliah tak selesai, main judi, bermimpi, dan sulit untuk keluar dari kubangan kehidupannya yang kelam. Kita sebaiknya tidak menjadi yang demikian bukan?
Ide dalam Cerita
Yang brilian dari Eka Kurniawan adalah kecakapannya dalam mengambil ide cerita yang berasal dari kisah-kisah sederhana di sekitar kita namun kemudian dikemas dalam bahasa yang apik, jika tidak bisa disebut bahasa yang "terlalu apa adanya", diangkat menjadi sebuah cerpen beraliran realis surealis yang menggugah kesadaran sekaligus hati nurani kita yang membacanya. Tidak heran jika cerpen-cerpen Eka Kurniawan dipublikasikan di berbagai media, buku-bukunya diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa asing, dan salah satu novelnya menjadi nominasi penghargaan The Man Booker International Prize.
Karakter Tokoh dan Latar Cerita
Cukup jarang ada cerpen sepanjang 7-10 halaman yang bisa memberikan narasi yang begitu baiknya pada setting suatu cerita berikut penggambaran karakter-karakter tokoh, kecuali sang penulis memang memiliki kekuatan dalam tiap kalimat yang dituliskannya. Dan ini ada dalam cerpen-cerpen Eka Kurniawan.
Simak tulisan di bawah ini yang menggambarkan karakter tokoh Edi Idiot pada cerpen berjudul Kandang Babi.
"Dialah Edi Idiot. Menyelesaikan sekolah dasar selama sembilan tahun, sekolah menengah pertama empat tahun, dan sekolah menengah atas selama lima tahun; hanya Tuhan yang tahu bagaimana orang yang menurut sistem pendidikan nasional dibilang goblog ini bisa masuk universitas. Itulah mengapa dia mendapat gelar idiot, semakin terlihat idiot ketika ia kuliah di filsafat dan tak tahu tanggap berapa Aristoteles berakhir! Namun di atas semuanya, ia sahabat yang menyenangkan: tak pernah malu pinjam uang, matanya melotot jika berbicara dengan seorang gadis yang kebetulan kancing kemejanya sedikit terbuka, dan tidur di ruang kuliah (ia baik karena tidak mengganggu sang dosen menjual omongan yang selalu diulang di setiap semester, bukan?). Ia mudah dikenali dari pandangan pertama: pakaian yang ia kenakan adalah empat pasang jins dan kemeja yang merupakan serangkaian siklus empat mingguan, karena itu selalu tampak kucel dan jorok kecuali di dua hari minggu pertama. Rambutnya merupakan satu hal yang jauh lebih mudah dikenali; panjang dengan model gimbal seperti Bob Marley yang dibuat bukan dengan pergi ke salon, atau resep mandi dengan air laut, atau apalagi dengan beragam ramuan yag tak meyakinkan, namun sungguh-sunggu menjadi gimbal karena ia belum keramas selama delapan bulan satu minggu tiga hari! Jangan tanya! berapa batalion kutu di kepalanya..." (Kandang Babi, hal 106-107).
Lalu tulisan Eka Kurniawan pada cerpen yang berjudul Dongeng Sebelum Bercinta yang menggambarkan setting kamar pengantin,
"Dan di malam pertama setelah hiruk pikuk yang menyebalkan, mereka kemudian berbaring di atas tempat tidur mereka yang menawan dengan warna kuning menggoda, warna kegemaran Alamanda. Kamar pengantinnya dihias sedemikian rupa, dengan udara semerbak aroma mawar yang sepenuhnya memancing hasrat si suam." (Dongeng Sebelum Bercinta, hal. 12).
Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang cerdas, humor satire, dan apa adanya adalah ciri khas Eka Kurniawan dalam bertutur tulisan. Mengalir luwes tak dibuat-buat, makanya memikat demikian erat. Bahkan ia berani menggunakan kalimat yang bagi sebagian orang dianggapkan menjijikkan, kasar, atau tabu.
"Entah hari apa dan jam berapa, ia masuk toilet dan segera saja menghujani kakus dengan roket-roket yang keluar dari pantatnya. Gobloknya, kemudian ia keluar begitu saja tanpa membersihkan sampah-sampah keparatnya, yang menumpuk saling berpelukan di lubang kakus." (Corat-coret di Toilet, hal.26).
Rekomendasi
Buku Corat-coret di Toilet lebih tepat untuk bacaan usia dewasa, meskipun tidak menutup kemungkinan remaja pun menyukai cerpen-cerpen yang bergaya satire, realis, dan surealis. Tidak ada yang benar-benar vulgar dalam buku ini, hanya saja gaya bercerita Eka tidak segamblang apa yang ditampakkan. Pembaca memang tidak bisa berharap mendapatkan suguhan cerita yang penuh mimpi indah dalam kumpulan cerpen ini. Justru cerita-ceritanya begitu dekat dengan realita kehidupan banyak manusia di sekitar kita, yang mungkin saja terlewatkan oleh kita karena mengangkat kehidupan tragis ironis kadang terasa tabu dan tak menyenangkan untuk disimak.
*Tulisan ini diikutsertakan dalam Reading Challenge bersaka iJakarta dan Gramedia Pustaka Utama
-------------------------------------------------------------------------
Dipidiff.com adalah sebuah media edukasi yang menginspirasi melalui beragam topik pengembangan diri, rekomendasi buku-buku, dan gaya hidup yang bervibrasi positif.
Diana Fitri, biasa dipanggil Dipi, adalah seorang ibu yang gemar berkebun, dan rutin berolahraga. Gaya hidup sehat dan bervibrasi positif adalah dua hal yang selalu ia upayakan dalam keseharian. Sambil mengasuh putra satu-satunya, ia juga tetap produktif dan berusaha berkembang secara kognitif, sosial, mental dan spiritual.
Lulusan prodi Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran, Dipi lalu melanjutkan studi ke magister konsentrasi Pemasaran, namun pekerjaannya justru banyak berada di bidang edukasi, di antaranya guru di Sekolah Tunas Unggul, sekolah kandidat untuk International Baccalaureate (IB), dan kepala bagian Kemahasiswaan di Universitas Indonesia Membangun. Setelah resign tahun 2016, Dipi membangun personal brand Dipidiff hingga saat ini.
Sebagai Certified BNSP Public Speaker dan Certified BNSP Trainer, serta certified IALC coach, Dipi diundang oleh berbagai komunitas dan Lembaga Pendidikan untuk berbagi topik membaca, menulis, mereviu buku, public speaking, dan pengembangan diri, misalnya di Kementrian Keuangan, Universitas Negeri Semarang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, BREED, Woman Urban Book Club, Lions Clubs, Bandung Independent School, The Lady Book Club, Buku Berjalan.id, SMAN 24 Bandung, SMAN 22 Bandung, dan lain-lain. Dipi juga pemateri rutin di platform edukasi www.cakap.com . Dipi meng-coaching-mentoring beberapa remaja dan dewasa di Growth Tracker Program, ini adalah program pribadi, yang membantu (terutama) remaja dan dewasa muda untuk menemukan passion dan mengeluarkan potensi mereka.
Berstatus bookblogger, reviu-reviu buku yang ia tulis selalu menempati entry teratas di halaman pertama mesin pencari Google, menyajikan ulasan terbaik untuk ribuan pembaca setia. Saat ini Dipi adalah brand ambassador untuk Periplus Bandung dan berafiliasi dengan Periplus Indonesia di beberapa event literasi. Dipi juga menjadi Official Reviewer untuk Republika Penerbit dan berpartner resmi dengan MCL Publisher. Kolaborasi buku-bukunya, antara lain dengan One Peach Media, Hanum Salsabiela Rais Management, KPG, Penerbit Pop, Penerbit Renebook, dan Penerbit Serambi. Reviu buku Dipi bisa dijumpai di www.dipidiff.com maupun Instagram @dipidiffofficial. Dipi host di program buku di NBS Radio. Dulu sempat menikmati masa dimana menulis drop script acara Indonesia Kemarin di B Radio bersama penyiar kondang Sofia Rubianto (Nata Nadia). Podcast Dipi bisa diakses di Spotify DipidiffTalks.
Let's encourage each other to shape a better future through education and book recommendation.
Contact Dipidiff at DM Instagram @dipidiffofficial
TERBARU - SELF EDUCATION
Cara Mewujudkan Impian dengan Manifestas…
03-11-2024 Dipidiff

Updated 24 Februari 2025 I think human beings must have faith or must look for faith, otherwise our life is empty, empty. To live and not to know why the cranes...
Read moreMengapa Ringkasan Buku Itu Penting?
19-06-2022 Dipidiff

Pernah ga sih teman-teman merasakan suatu kebutuhan yang sebenarnya mendesak namun seringkali diabaikan? Mungkin karena rasanya kebutuhan ini sepele, atau mungkin dia tidak terasa mendesak sampe ketika waktunya tiba mendadak...
Read more10 Tips Mengatasi Kesepian
05-12-2021 Dipidiff

Apakah kamu akhir-akhir ini merasa kesepian? Rasa sepi ini ga cuma hadir saat sendiri, tapi juga di tengah keramaian, atau bahkan saat bersama orang-orang terdekat. Ada sebuah rasa hampa yang...
Read moreTentang Caranya Mengelola Waktu
11-08-2021 Jeffrey Pratama

“Seandainya masih ada waktu...” Berani taruhan, diantara kita, pasti pernah berkomentar seperti di atas, atau yang mirip-mirip, minimal sekali seumur hidup. Waktu merupakan satu-satunya sumber daya yang tidak dapat diproduksi ulang. Apa...
Read moreCara Membuat Perpustakaan Pribadi di Rum…
25-09-2020 Dipidiff

Perpustakaan sendiri punya kenangan yang mendalam di benak saya. Saya yakin teman-teman juga punya memori tersendiri ya tentang library. Baca juga "Arti Perpustakaan Bagi Para Pecinta Buku" Baca juga "Perpustakaan Luar...
Read more